Selasa, 05 Juni 2012

Kronologi Kasus Kekerasan di Puger Jember (versi Syiah)

Ancaman Disintegrasi Bangsa Sebagai Rasa Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika kembali di uji tepat menjelang tanggal satu Juni tepat Hari Kesaktian Pancasila. Jember bergolak dengan isu-isu sektarian agar Ummat selalu disibukkan dengan isu-isu mazhab yang berujung kepada lemahnya Ummat Islam akibat perseteruan dan permusuhan sesama kaum Muslimin.

Daerah Puger di Jember merupakan daerah yang damai dan dihuni oleh masyarakat yang relegius yang cinta kedamaian. Kedamaian itu mulai terusik saat Ustadz Haqi dan Ustadz Fauzi bermaksud mengadakan Pengajian pada tanggal 7 Juni 2012 dengan mendatangkan penceramah Ustadz Muhdor al-Hamid yang dikenal sebagai provokator agar Sunni dan Syi’ah selalu berkonflik.
Pengajian ini merupakan pengajian ke-lima yang diselenggarakan dengan Penceramah inti Ustadz Muhdor al-Hamid. Sejak pengajian pertama selalu memprovokasi ummat agar bergerak melakukan anarkhisme kepada Habib Ali al-Habsyi, ulama sepuh berusia 75 tahun dan menetap sejak tahun 1964 di Jember dan berdakwah serta membina masyarakat Puger dengan faham Ahlussunnah wal Jama’ah.
Mendengar bahwa pengajian tanggal 7 Juni 2012 tersebut akan dilanjutkan penyerangan ke Ponpes Darul Sholihin,  maka pihak keluarga Ustadz Muhdor al-Hamid pada tanggal 30 Mei 2012 berinisiatif untuk bertemu dengan Ustadz Fauzi dan panitia, pihak keluarga tersebut diwakili oleh Muhsin al-Hamid, Alwi al-Hamid, dan Zein al-Hamid.
Dengan semangat kekeluargaan tiga orang Habib itu bersilaturahmi menemui Ustadz Fauzi memberitahukan bahwa Ustadz Muhdor al-Hamid adalah sepupu mereka dan menantunya Habib Ali al-Habsyi pimpinan Ponpes Darul Sholihin adalah adik mereka dan ketiganya adalah bersaudara satu keluarga dan mereka bertiga menghimbau agar hubungan silaturahmi dan kekeluargaan ini jangan di rusak dengan isu perbedaan mazhab.
Namun upaya dialog agar semua pihak bisa menahan diri dan tercipta suasana damai tidak berjalan baik. Suasana semakin gaduh dan terdengar suara teriakan bahwa pihak Ustadz Fauzi dan kelompoknya akan membakar Ponpes Darul Sholihin pada tanggal 7 Juni nanti.
Ketiga habib dan murid mereka yang bernama Syamsul hanya bermodalkan niat baik dan tanpa senjata semakin tersudut, massa semakin emosi dan bertambah jumlahnya. Salah seorang diantara massa yang emosi itu terlihat mengacungkan golok dan menyerang kepada ketiga habib itu. Beruntung Habib Muhsin (salah seorang dari Habib yang diserang) bisa menangkisnya sehingga orang yang menyerang tadi terpental dan senjatanya mengenai dirinya sendiri.
Melihat massa semakin beringas, rombongan habib itu pun melarikan diri. Massa yang sudah tersulut emosi itupun membakar sepeda motor yang dipakai oleh Ketiga habib itu, namun Syamsul terkena pukulan cukup keras dari belakang.
Ketiga Habib ini bukanlah tokoh Syi’ah bahkan yang bernama Habib Alwi bin Ali al-Hamid ayah beliau adalah Ketua Anshor Tanggul Jember yang di culik oleh PKI dan dibunuh pada tahun 1966 di Merawan Banyuwangi.
Saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan pemeriksaan dan pengumpulan saksi-saksi. Semoga pihak kepolisian tidak tertipu akan pemutar-balikan fakta seolah-olah tiga orang Habib yang bersilaturahmi itu yang melakukan penyerangan.
sumber : ahlubaitindonesia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar