Rabu, 05 Oktober 2016

UMAT ISLAM BOGOR TOLAK ACARA ASYURO SYIAH 1438/2016



Umat Islam Kota Bogor berunjuk rasa menolak segala bentu ajaran Syiah, di depan kantor Balaikota Bogor Jl.Ir.H. Juanda dan Depan Kantor Kejaksaan Negeri Bogor Kec. Bogor Tengah, Kota Bogor Jumat (23/9/2016)
Aksi tolak Syiah ini diisi orasi menggunakan alat pengeras suara yang di muat dalam kendaran bak terbuka serta membawa sepanduk yang bertuliskan: Syiah bukan Islam Syiah agama musrik awas barang tiruan syiah agama modus (modal dusta), Syiah membahayakan NKRI, Syiah anti islam, Syiah menghianati Allah dan RosulNya, Masyarakat Muslim Bogor raya menolak Syiah karena Syiah bukan islam, Syiah bukan Islam, Syiah mencelakai umat islam, dan Kaum Muslimin Bogor bersatu tolak Syiah.
Sumber : arrahmah.com






Ratusan massa dari berbagai elemen umat Islam menggelar aksi damai menolak kelompok Syiah di depan kantor Balaikota Bogor, Jumat (23/9/2016).
Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Bogor Ustaz Muhammad Nur Sukma mengatakan, alasan mengapa menolak Syiah karena membahayakan umat Islam ahlusunnah wal jamaah di Indonesia dan mengancam stabilitas negara kesatuan republik Indonesia.
"Salah satu alasan kenapa Syiah bahaya, kalau masyarakat kita terkena pengaruh ajaran Syiah yaitu bolehnya nikah mut'ah, maka akan merusak masyarakat kita. Oleh karena itu kita tidak boleh biarkan ajaran menyimpang ini," ujarnya saat berorasi.

Selain itu, kata dia, Syiah juga membahayakan NKRI. "Mereka menganut kepemimpinan imamiyah, awalnya mereka bertaqiyah tapi jika sudah memiliki kekuatan misalkan 10% saja, maka mereka akan berani melakukan kudeta," ungkap Nur Sukma.

Dengan dua alasan tersebut, sudah cukup bagi kita menolak keberadaan Syiah, tambahnya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah pusat dan khususnya pemerintah daerah Bogor untuk mewaspadai dan melarang kegiatan Syiah. Terlebih, menjelang peringatakan As Syuro yang biasa digelar oleh kelompok Syiah.

"Kita berharap agar As Syuro tidak diselenggarakan karena ini momentum mereka, dan kita tidak dalam rangka mau merepotkan pemerintah daerah tetapi kita ingin menyelamatkan kita semua dari bahaya Syiah," jelasnya.

"Aparat harus bertindak untuk menyelamatkan negara. Tahun ini di Saudi jamaah haji dari Iran dilarang, di Malaysia dan Brunei Syiah sudah dilarang, tapi kenapa di Indonesia masih dibolehkan? Oleh karena itu, kami menghimbau pemerintah untuk mengkaji masalah ini dan mengambil langkah tegas," tandasnya.

Selain Ustaz Nur Sukma, dalam aksi itu hadir pula sejumlah ulama dan tokoh masyarakat antara lain Ustaz Muhammad Abu Jibril (Wakil Amir Majelis Mujahidin Indonesia), Ustaz Wilyudin Dhani (Ketua MUI Bidang Aliran Sesat), Ustaz Ahmad Iman (Ketua Forkami), Ustaz Abdul Halim (DDII), Ustaz Najamudin (DPRD Kota Bogor) dan lainnya.

Aksi damai tersebut berlangsung tertib, usai melakukan orasi di depan Balaikota massa bergerak menuju depan kantor Kejaksaan Negeri Kota Bogor untuk melanjutkan orasinya.
Sumber : Sujanews.com

Sumber liberal :
Sekelompok orang yang menyebut dirinya dari Majelis Mujahidin dan ormas Anti-Syiah meminta Walikota Bima Arya melarang kegiatan Asyuro di Bogor. Dengan membawa spanduk mengecam Syiah, mereka melakukan demo di balaikota menuntut agar Presiden Jokowi juga tidak memberi izin kegiatan Asyuro di tanah air.
“Kita minta kepada aparat pemerintah, yang dekat dengan Jokowi. Tolong sampaikan keluhan kita, kita ini anak bangsa yang ingin negara kita damai dan aman. Jangan sampai diacak-acak oleh kelompok sesat yang ternyata kaki tangan yahudi, orang-orang kafir,” kata salah satu demonstran, Wilyudi, ketika berorasi di Balaikota Bogor seperti dikutip Kantor Berita Radio, Jumat (22/09).
Wilyudi meminta agar walikota tidak lengah seperti tahun lalu. Pada tahun lalu, kata Wilyudin, perayaan Asyura nasional hampir diselenggarakan di Kota Bogor. “Tahun lalu, kelompok Syiah hampir berpusat di sini (Kota Bogor) tahun ini kami meminta walikota tidak lengah,” katanya.
Seperti diketahui, tahun 2015, Walikota Bima Arya menerbitkan surat edaran yang melarang masyarakat Kota Bogor menyelenggarakan Asyura atas alasan keamanan dan ketertiban. Kebijakan ini pun mendapat keberatan dari berbagai kalangan, apalagi dikeluarkan oleh kader partai nasionalis ‘PAN’ sekaligus akademisi Paramadina, – universitas yang selama ini menjunjung tinggi kebhinekaan.
“Diterbitkanya surat edaran pelarangan itu karena adanya keberatan dari warga, karena jika tetap diadakan perayaan Asyura maka akan terjadi konflik sosial di Kota Bogor,” kata Bima menjawab orang-orang yang mempertanyakan kebijakannya itu.



PERNYATAAN ORMAS ISLAM BOGOR TUNTUT PELARANGAN SYIAH
Bogor (SI Online) - Ratusan massa dari berbagai elemen umat Islam menggelar aksi damai menolak kelompok Syiah di depan kantor Balaikota dan Kejaksaan Negeri Bogor, Jumat (23/9/2016).

Dalam aksi tersebut, mereka menuntut agar pemerintah daerah Bogor mewaspadai dan bersikap tegas terhadap kelompok Syiah. Berikut tuntutan massa aksi yang tercantum dalam pernyataan sikapnya:

Untuk mencegah terjadinya konflik yang dapat menggangu ketentraman dan keamanan karena adanya perayaan hari raya As-syuro yang perayaannya cenderung dipaksakan oleh kelompok Syiah, maka dari itu gabungan elemen umat yang terdiri dari Ormas Islam, Lembaga Pendidikan, Majelis Ta’lim dan DKM Masjid Islam se-Kota dan Kabupaten Bogor menyatakan sikap, diantara:

- Bahwa kami secara tegas menolak segala bentuk kegiatan perayaan As-syuro Syiah yang diselenggarakan oleh kelompok Syiah dan unsur Syiah lainnya diwilayah Bogor dan Kabupaten Bogor

- Bahwa kami secara tegas menolak segala bentuk provokasi dan ajakan dalam bentuk apapun oleh pihak manapun yang mengatas namakan Syiah dan kroni-kroninya demi terselenggarakannya kegiatan Syiah As-syuro diwilayah Kota dan Kabupaten Bogor

- Kami memohon kepada pihak penyelenggara negara baik ditingkat pusat maupun daerah untuk segera membuat keputusan tentang pelarangan Syiah melakukan kegiatan apapun baik ditempat terbuka maupun secara tertutup diberbagai wilayah manapun lainnya dalam jumlah besar karena mereka berpotensi terhadap terjadinya terjadinya gesekan antar umat, menimbulkan instabilitas wilayah dan mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia

- Bahwa kami memohon dengan segera kepada penyelenggara negara untuk menyatakan pelarangan pertumbuhan dan perkembangan ajaran Syiah di Indonesia secara keseluruhan karena sangat bertentangan dengan aqidah umat Islam, aqidah Ahlussunnah wal Jamaah yang telah berkembang di Indonesia dan berpotensi besar terjadinya perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini

Untuk itu kami meminta kepada Wali Kota Bogor berserta jajaran Muspidanya dan Bupati Kabupaten Bogor beserta jajaran Muspidanya untuk menolak dan melarang secara tegas perayaan hari As-syuro yang akan diselenggarakan oleh kelompok Syiah diseluruh wilayah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor demi keamanan, kedamaian, kerukunan, kemakmuran, dan kesejahteraan seluruh warga Bogor Raya yang kita cintai ini.

Surat pernyataan tersebut diserahkan kepada Andi Fajar Arianto, selaku Kasi Intel Kejaksaan Negeri Bogor saat perwakilan massa diterima oleh pihak Kejaksaan.

Pihak Kejaksaan menerima surat tersebut dan berjanji akan membahasnya serta dibawa ke kejaksaan agung karena keputusan Bakorpakem ada di Kejaksaan Agung. Mereka juga berjanji akan membahas serta memberikan masukan kepada pihak Wali Kota Bogor terkait masalah tersebut.
Sumber : suara-islam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar