Per Agustus
2015 ini, setidaknya sudah ada 13 IC alias iranoan corner menurut penelusuran
tim fakta syiah. Syiah memang sudah merancang strategi dakwah kampus dengan
berbagai cara. Cara yang paling lazim adalah dengan menyusupkan dosen dan yang
liberal. Cara yang tidak kalah busuk adalah dengan jalan memasukkan dosen
beraqidah syiah menjadi pengajar di Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia.
Cara yang
secara kasat mata, dengan berkedok mengenalkan budaya Iran atau budaya Persia
kepada para mahasiswa, padahal ada misi yang lebih besar dari itu adalah
mengkampanyekan ideology syiah kepada para mahasiswa. Kalau hanya sekedar
budaya, mengapa yang diletakkan di dalam Iranian corner bukan foto-foto
kegiatan budaya persi atau iran, tapi justru buku-buku karangan tokoh syiah
yang tujuannya menyebarkan paham syiah tersebut.
Padahal
dalam risalah Aman yang mereka gembar-gemborkan ada kesepakatan bahwa tidak
boleh menyebarkan ajaran syiah ke masyarakat sunni. Tampak mereka hanya siasat
saja. Maka tidak heran jika Syaikh Yusuf Al Qardawi menarik dukungannya
terhadap risalah tersebut karena syiah berbuat curang.
13 Iranian
Corner di Perguruan Tinggi Islam
1. UIN Riau Pekan Baru
2. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (berdiri
tahun 2005)
3. Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ)
4. UIN Bandung
5. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(berdiri Nov 2007)
6. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
7. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
8. Universitas Muhammadiyah Malang.
9. UIN Malang
10. STAIN Pekalongan
11. Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar
(September 2012)
12. Unhas Makassar
13. UIN Alauddin Makassar
Ada
beberapa IC yang gagal didirikan setelah rector maupun para dosen sadar bahwa
IC tersebut ada tujuan tersembunyi. Berikut Ic yang gagal didirikan setelah ada
penolakan dari dosen maupu mahasiswa.
1. Iain Surakarta (Mei 2014, digagalkan
Ormas Islam)
2. Universitas Andalas (Rektor menolak
karena masih terjadi Pro-kontra, Juni 2014)
Berikut
salah satu ulasan tentang IC yang dimuat di salah satu web resmi Universitas di
Indonesia.
"Iranian
Corner" Sediakan Informasi Tentang Iran
Penulis:
Jamilah
Siang itu,
di ruangan seluas 14 x 18 meter persegi yang berada di lantai dua Fakultas
Usuluddin dan Filsafat nampak beberapa mahasiswa sedang serius membaca buku. Di
ruangan ini terdapat buku-buku yang berasal dari Iran yang berisi tentang
ajaran syi’ah, filsafat, teologi, akhlak, dan kebudayaan Iran. Buku-buku itu
ditulis dalam beragam bahasa seperti Parsi, Arab, Indonesia dan Inggris. Di
dinding ruangan itu juga terpampang foto tokoh revolusi islam Iran Ayatullah
Khomeini, pemimpin spiritual Iran Ayatullah Ali Khomenei dan foto presiden
Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadi Nejad.
Ruangan ini
juga digunakan untuk berdiskusi dan Resos mengenai Ahlulbait, filsafat, akhlak
dan logika. Selain itu, Iranian Corner juga memiliki program kursus bahasa Arab
dan Persia gratis yang dilaksanakan pada hari senin sampai kamis. Kursus yang
diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas ini sudah berjalan sejak
berdirinya Iran Corner pada 2005.
Rata-rata pengunjung
Iran Corner perhari mencapai 20-30 orang. Setiap hari jumat, para pengunjung
diberi kesempatan untuk menonton film-film dokumenter mengenai Islam dan Iran.
Iranin Corner juga memnyediakan TV dengan cenel internasional, VCD player dan
Internet.
Iranian
Corner ini merupakan bentuk kerjasama antara Fakultas Usuluddin, Islamic
Cultural Center (ICC) dan Kedutaan Besar Iran.
Iranian
Corner UIN Jakarta merupakan pusat Iranian Corner yang ada di seluruh
Indonesia. Saat ini Iranian Corner sudah ada 12 Universitas diantaranya adalah
di Universitas Muhammadiyah Jakarta, UIN Malang, UIN Bandung, dan UIN Riau.
Iranian Corner yang
diresmikan langsung oleh Duta Besar Iran ini bertujuan untuk memperkenalkan
Iran secara benar ”pasalnya ada pandangan bahwa Iran anti demokrasi dan
intoleran.” jelas pengelola Iran Corner Masyhar, MA.
Alasan lain
dibukanya Iran Corner karena di fakultas Usuluddin dan filsafat terdapat
jurusan akidah filsafat yang sangat relevan dengan kebudayan iran yang masih
mempertahankan filsafat. ”Karena Iran merupakan satu-satunya negara yang tetap
eksis mempertahankan filsafat yang sudah banyak ditinggalkan oleh negara lain.”
ujar kepala perpustakaan FUF Agus Rifai.
IC di Solo
13 Iran
Corner di perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Hal itu
diungkapkan oleh peneliti gerakan Syiah di Indonesia, Ustadz Farid Ahmad Okbah,
MA. menanggapi batalnya peresmian Iran Corner di IAIN Surakarta pada Rabu, 21
Mei 2013.
IC di Jogjakarta
Iranian
Corner UAD: Kesempatan Belajar Bahasa Persia dan Jalan-Jalan Gratis ke Iran
Iranian
Corner Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerjasama dengan Kedutaan
Besar Republik Islam Iran menyelenggarakan kursus bahasa Persia tahap II.
Kursus yang dimulai akhir Maret 2010 ini menghadirkan Amir Rostam Dokht,
seorang native speaker dari Iran, sebagai pengajar. Jumlah pertemuan yaitu 20
kali dan peserta terbatas hanya 20 orang. Kursus berlangsung selama kurang lebih
3 bulan dan menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris. Setiap mahasiswa UAD
yang memenuhi syarat dan lolos seleksi dapat mengikuti kursus dengan membayar
biaya administrasi sebesar Rp. 100.000.
Selain UAD,
Universitas Islam Negeri Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
juga telah bekerjasama dengan Kedubes Iran untuk menyelenggarakan kursus.
Iranian Corner UAD berpusat di kampus I UAD, terbentuk sejak tahun 2007 dan
sebelumnya telah menyelenggarakan kursus bahasa Persia tahap I. Kursus ini tidak
hanya memberikan kesempatan kepada mahasiswa UAD untuk belajar bahasa Persia,
tetapi juga kesempatan untuk jalan-jalan gratis ke Iran selama seminggu bagi
peserta kursus terbaik.
Dalam
kursus bahasa Persia tahap I, telah terpilih 4 peserta kursus terbaik dari
kurang lebih 50 peserta dari UIN, UAD, dan UMY. Juara I, III dan IV dari UIN,
sementara Juara II dari UAD. Jika tidak ada halangan maka pada bulan Agustus
mendatang, keempat peserta terbaik tersebut akan terbang ke Iran untuk mengenal
lebih jauh negara tersebut.
Dwi Puji
Lestari, mahasiswa semester IV Pendidikan Bahasa Inggris UAD, ketika ditanya
tentang perasaannya saat mengetahui dia menjadi Terbaik II mengungkapkan bahwa
dirinya kaget dan tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan tersebut. Ketika
awal mengikuti kursus, mahasiswa yang juga aktif di UKM Karate dan Debating
Community ini sama sekali tidak memiliki basic bahasa Arab, bahkan sempat
minder sebab
banyak peserta lain yang telah memiliki basic bahasa Arab sebelumnya. Akan
tetapi, berkat usaha kerasnya untuk selalu datang di setiap pertemuan dan terus
belajar, kini ia didaulat menjadi peserta terbaik dari UAD.
”Selama
mengikuti kursus saya mengalami kesulitan terutama dalam bahasa tulis sebab
saya kurang bisa membaca tulisan Arab gundul, tapi untunglah pengajarnya
memahami kesulitan saya sehingga saat mengajar, selain menulis dengan Arab
gundul dia juga menerjemahkannya dengan tulisan latin” ungkapnya. Selain
kesulitan dalam bahasa tulis, dwi, begitu gadis ini akrab dipanggil, juga harus
melakukan persiapan ekstra sebelum tes akhir kursus sebab kursus di UAD
ketinggalan sesi sehingga dia, yang telah bertekad keras untuk menyelesaikan
kursus ini dengan baik, rela untuk mengejar ketertinggalan materi dengan datang
langsung ke rumah pengajar dan mengikuti beberapa sesi kursus di UIN dan UMY.
Semua itu dilakoninya dengan senang hati dan akhirnya jalan-jalan ke Iran bulan
Agustus mendatang sepertinya akan menjadi agenda liburan semester yang tidak
akan terlupakan baginya. Bukan sekedar untuk jalan-jalan, tetapi lebih kepada
pengetahuan dan pengalaman baru yang luar biasa yang akan didapatkannya.
Thanthowi,
S.Ag., selaku Direktur Iranian Corner Universitas Ahmad Dahlan, menyampaikan
bahwa latar belakang terbentuknya Iranian Corner adalah dari keinginan Kedubes
Iran untuk menjalin kerjasama kebudayaan, pendidikan dan ilmu pengetahuan,
serta memperkenalkan kebudayaan Iran kepada masyarakat Indonesia. Di seluruh
Indonesia kurang lebih ada 10 Iranian Corner, salah satunya yaitu di UAD.
Kegiatan yang dilakukan oleh Iranian Corner UAD antara lain dialog, seminar,
kursus bahasa Persia, Pentas musik Iran, dan kegiatan seni dan budaya lainnya.
Iranian Corner UAD sendiri merupakan lembaga di bawah LPSI (Lembaga
Pengembangan dan Studi Islam) yang secara rutin menyelenggarakan pembinaan
membaca Al-Qur'an, murotal, tilawah, bahasa Arab dan kajian (dwi_tt/danang).
Sumber :
http://uad.ac.id/content/iranian-corner-uad-kesempatan-belajar-bahasa-persia-dan-jalan-jalan-gratis-ke-iran,
diunduh 1 April 15.
Iranian yang
gagal :
Peresmian
Iranian Corner dan Simposium yang akan digelar di IAIN Surakarta atas kerja
sama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta dan Kedutaan Besar Republik
Islam Iran, yang di jadwalkan Kamis (22/05/2014), berhasil digagalkan Laskar Umat
Islam Surakarta (LUIS).
Rencananya,
Peresmian Iranian Corner dan Simposium dengan tema “Al-Qur’an and the World
Without Violence” itu akan mendatangkan tiga narasumber, Mahmoud Farazandeh
(Duta Besar Negara Iran untuk Indonesia), Hajjatollah Ebrahimian,Ph.D (Konsulat
Kebudayaan Kedubes Iran), dan Prof Dr. H. Usman Abu Bakar, MA (Guru Besar IAIN
Surakarta).
Penyusun :
Ahmad Hasyim.
lampiran :
IRANIAN CORNER UMY
IRANIAN CORNER UIN JAKARTA
PENOLAKAN IRANIAN CORNER UNIV ANDALAS
IRANIAN CORNER UNIV AHMAD DAHLAN JOKJA, DIRESPON POSITIF MAHASISWA
KETUA IC UNHAS MAKASSAR
BUKTI BAHWA IC SUDAH ADA DI PEKALONGAN
PENOLAKAN IC DI UNIV ANDALAS SUMATRA
BANNER PENDIRIAN IC YANG DIGAGALKAN ORMAS ISLAM