Senin, 26 Februari 2018

SYIAH DAN LIBERAL BERKOLABORASI, ‘NYINYIR’ TERHADAP MUSLIM INDONESIA


Pada Awal bulan Februari lalu, syiah bekerja sama dengan beberapa tokoh liberal mengadakan acara bareng. Acara yang diadakan di kompek DPR Kalibata tersebut, merupakan sarana syiah menyuarakan ideologinya di luar komunitasnya. Jika selama ini syiah kubu Ijabi mengkaji syiah di yayasan muthahari Bandung, maka semenjak tokoh syiah, Jalaludin menjadi anggota DPR mereka memiliki momentum untuk memakai sarana publik untuk menyuarakan aqidah mereka di komunitas luar syiah.



Tampak hadir pada acara tersebut adalah Jalaluddin Rakhmat, Sukmawati Soekarnoputri, Zuhairi Misrawi, Nadirsyah Hosen Dan Inayah Wahid.
Diantara isi dari acara tersebuat adalah mereka menyerang sebagian umat islam yang tidak paham dengan pancasila. Pemateri diantaranya adalah Nadirsyah Hosen.
“Ada kekosongan dan kevakuman pendidikan pancasila dalam 20 tahun terakhir,” tandas Ketua Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Australia ini.
Adapun narasumber dan tokoh lain yang hadir dalam acara tersebut antara lain Dr. KH. Jalaluddin Rakhmat, Dr. Zuahairi Misrawi, Dr. Usep Abdul Matin, Sukmawati Soekarnoputri dan putri (alm.) Gusdur Inayah Wahid.

Jalaluddin Rakhmat memaparkan definisi Islam (Madani) dan Islamisme. Menurutnya Islamisme yaitu membatasi agama yang bersifat universal menjadi bersifat lokal, temporal dan terbatas pada kelompok tertentu, "Politisasi dari agama dan agamaisasi dari politik. Agama dijadikan politik, manuver politik atau politik dianggap sama seperti agama. Politisasi biasa dilakukan kaum oportunis untuk merebut kekuasaan".

Islamisme lebih menekankan pada ortodoksi yang mengutamakan aqidah dan ibadah ritual sebagai inti keberagamaan, sementara Islam Madani menekankan pada ortopraksi yaitu pada penampakan akhlak yang mulia sebagai ukuran utama keshalehan dan yang kedua adalah ortopati yaitu unsur emosional dalam kehidupan beragama yang mencoba merasakan kenikmatan dalam menjalankan agama yang merupakan warisan para sufi. Itu diantara yang dijelaskan Jalal yang juga Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan ini.

Zuhairi Misrawi mengatakan “Kita harus cerdas membedakan antara Islam dan Islamisme. Karena Islamisme itu sudah terbukti gagal. Tidak ada contoh bagus yang menjadikan Islam sebagai dasar negara dan berhasil, Janganlah kita meniru kegagalan islamisme. Kita kan mengambil nilai-nilai subtantif dalam agama Islam. Takdir politik Indonesia itu Pancasila bukan Islamisme,” pungkasnya.

Itulah majlis yang diadakan kerjasama syiah dan sunni yang liberal, mereka tidak setuju dengan adanya pemahaman islam yang kembali kepada mazhab salaful ummah yaitu mereka para sahabat ra. Mereka merasa bahwa sekarang yang relevan dengan zaman adalah pemahaman seperti islamnya mereka. (Ahmad Hasyim)

ANNAS KABUPATEN PANGKEP SULSEL DIBENTUK, ANTISIPASI DAKWAH SYIAH


Makassar – Syiah di Sulsel tergolong pesat perkembangannya. Hampir puluhan yayasan syiah berdiri di propinsi tersebut. Tidak hanya di ibu kota profinsi, tapi syiah juga sudah menyebar ke daerah-daerah. Sadah maklum bahwa di Pare-pare sudah berdiri pesantren syiah. Peresmiannya dihadiri langsung dari ICC Jakarta, dan tokoh Iran juga hadir.

Khawatir dengan daerah lain yang sudah semakin masif gerakan mereka, maka ulama dari daerah Pangkep melakukan tindakan antisipasi. Dibentuklah Annas, sebagai wadah dan sarana untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya ideologi syiah. Sekitar akhir Januari  2018 kemarin, Annas resmi dideklarasikan.
Peta posisi Pangkep dari Makassar

Sek DPD Annas Pangkep, Sulsel.

Sekertaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Aliansi Nasional Anti Syiah (Annas) Kabupaten Pangkep Muhammad Husnan mengatakan Annas Pangkep baru saja dibentuk dan dikukuhkan kepengurusannya oleh pengurus wilayah Annas Sulsel.
Terbentuknya Annas Pangkep, kata Husnan, untuk mencegah dan meminimalisir paham Syiah di Kabupaten Pangkep yang dapat membahayakan generasi.

“Setelah terbentuk satu bulan lalu, kita langsung kerja cepat untuk mensosialisasikan kepada masyarakat awam terkait bahaya paham syiah,” ujar Husna saat di temui di salah satu Warung Makan di Pangkep, Rabu (10/1/2018).
Di Pangkep, lanjut Husnan, indikasi paham syiah sudah ada, hanya saja penyebarannya masih senyap, sehingga kita butuh kerja ekstra untuk bisa mendeteksi penyebarannya. Karena sulit untuk mendeteksinya.

Kabupaten Pangkep, juga disebut Pangkajene dan Kepulauan, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukotanya adalah Pangkajene. Kabupaten ini terjadiri dari daratan dan pulau.

Sumber: Harian Amanah

Rabu, 21 Februari 2018

MALAYSIA SUDAH MELARANG SYIAH, KAPAN DI INDONESIA?

Untuk membendung pemahaman radikal dan ekstrimisme, Malaysia mendirikan Institute Wasatiyyah Malaysia. Lembaga ini secara resmi telah didirikan sejak tahun 2012. Didirikannya lembaga ini, sejalan dengan visi PM Malaysia Dato’ Seri Mohd Najib Tun Razak yang ingin menutup celah bagi pengaruh ajaran ekstrimis yang salah sekaligus menjelaskan ajaran Islam yang benar.

“Ada pandangan dari PM kita yang ingin melihat bahwa sikap salah paham terhadap Islam perlu diluruskan. Maka, isu (konsep Ummah Wasatiyah, red) ini sebagai satu langkah untuk memberikan penjelasan kepada semua pihak,” ujar pantia forum diskusi dari kedubes Malaysia, Raja Nizam kepada reporter Kiblat.net seusai acara Islamic Forum: “The Ummah of Wasatiyyah”, pada Sabtu, 8 Maret 2014.

Salah satu paham ekstremisme yang berkembang di Malaysia adalah ajaran Syiah. Oleh sebab itu, pihak pemerintah dengan tegas menyatakan bahwa ajaran syiah merupakan ajaran sesat dan terlarang.

Mengenai pelarangan ajaran Syiah di Malaysia, Nizam menegaskan bahwa hal itu perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya bentrokan dan terciptanya kehidupan umat beragama yang harmonis.

“Saya melihat (pelarangan syiah, red) itu sebagai suatu pegangan, bagaimana pemerintah bersikap atas masalah ini (sunni-syiah). Dan dalam konteks di Malaysia, kita ingin menghindari terjadinya ketidak harmonisan, sebagaimana yang disebutkan oleh Duta Besar tadi, dia katakan, kita punya matlamat utama, konsep wasatiyah ini untuk menjadikan masyarakat yang harmoni,” tegas Nizam.
Sebagaimana diberitakan, konflik antara Sunni-Syiah telah menjadi sorotan dunia. Sebagaimana yang terjadi di Suriah, Irak, Bahrain, Yaman dan juga di Indonesia. Sebab, ajaran syiah yang merupakan sempalan dari Islam, menafikan dan menyesatkan ajaran Islam. Bahkan para penganut syiah mengkafirkan orang yang berada di luar ajarannya.

“Jadi bila dalam konteks yang sudah ada, jika ada keyakinan yang melampaui sehingga menafikan keyakinan orang lain, sehingga meniadakan aqidah orang lain, itu adalah suatu hal yang bisa mengganggu keamanan, sehingga harus dilarang,” pungkasnya.
Sumber : kiblat.net

Berikut ini kami tampilkan bukti kuat bahwa media di Indonesia sudah mengangkat masalah ini. Bahkan media NU pun merilis pelarangan syiah di Malaysia. FPI juga mendesak pemerintah meniru Malaysia jika hendak menciptakan kestabilan POLEKSOSBUDHANKAM.















MIUMI CINTA DAMAI, SYIAH INGIN MERUSAKNYA

Beberapa pekan lalu (Awal Februari 2018), syiah mengadakan dua event yang berurutan. Event pertama adalah seminar yang tadinya akan dilaksanakan di UIN Ciputad. Namun karena mendapatkan penolakan dari pihak UIN, maka acara dipindahkan ke UI Depok.

Sepekan berikutnya mereka mengadakan demo di depan kedubes Saudi di Jakarta. Temanya dua acara itu adalah sama. Bagaimana mempermasalahkan Saudi yang saat ini mengelola ibadah haji dan umrah secara tehnis. Alasanya adalah logis karena  Makkah dan Madinah, dua kota suci umat islam terletak di sana.

Tapi syiah merasa keberatan. Mereka merasa juga berhak mengelolanya karena merasa bagian dari islam. Mensikapi hal itu, maka para ulama yang terkumpul dalam MIUMI, mengeluarkan pernyataan penolakan terhadap makar syiah tersebut. Berikut keputusannya dan alasan penokan pendapat tersebut yang kami dapatkan dari pengurus MIUMI pusat secara langsung :




بسم الله الرحمن الرحيم
PRESS CONFERENCE 
“Menolak Internasionalisasi 2 Kota Suci dan Pengelolaan Haji/Umroh” 

Munculnya propaganda tentang internasionalisasi penyelenggaraan haji dan urusan dua tanah suci Makkah dan Madinah membuat kami umat Islam Indonesia merasa perlu menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:

1. Internasionalisasi penyelenggaraan haji dan urusan dua tanah suci Makkah dan Madinah akan menimbulkan problema besar dan persengketaan serta perselisihan yang sangat berbahaya dan dapat memicu situasi chaos dalam pelaksanaan ibadah haji bahkan dapat menjadi ancaman bagi stabilitas dua tanah suci dan wilayah sekitarnya .

2. Pemerintah Saudi Arabia telah memberikan perhatian yang sangat besar dalam penyelenggaraan Ibadah Haji serta ururan dua tanah suci. Hal ini terbukti dengan pembangunan dan renovasi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi serta perluasan keduanya berlipat-lipat ganda serta pembangunan jalan dan sarana - prasarana yang sangat berkualitas demi kemudahan pelaksanaan ibadah haji dan umrah , dan Saudi Arabia terus menerus membuat kedua masjid suci tersebut semakin besar dan indah dari waktu ke waktu.

3. Berdasarkan apa yang tersebut di atas, maka tidak ada kebutuhan dan alasan untuk internasionalisasi penyelenggaraan haji dan urusan dua tanah suci Makkah dan Madinah

4. Oleh karena itu Indonesia yang diwakili oleh para ulama dan tokoh- tokohnya serta bangsa Indonesia secara umum menolak semua upaya untuk internasionalisasi penyelenggaraan haji dan urusan dua tanah suci Makkah dan Madinah dari pihak atau negara manapun juga.
حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير
Jakarta , 29 Jumadil Ula 1439 H / 15 Februari 2018 M




بسم الله الرحمن الرحيم

المؤتمر الصحفي عن رفض تدويل الحرمين وإدارة الحج والعمرة
إشارة إلى إثارة موضوع تدويل الحرمين و إدارة الحج فنحن المسلمين في إندونيسيا نصدر بيانا على
النحو الآتي؛
- ١ إن تدويل الحرمين و إدارة الحج سيحدث مشاكل كبيرة وخلافات عظيمة ونزاعات خطيرة مما
يسبب ويهدد بحدوث الفوضى أثناء أداء الحج وقد يؤدي إلى زعزعة استقرار أمن الحرمين و المناطق
حولهما
- ٢ إن السعودية قد قامت برعاية والحرمين وترميم المسجد الحرام والمسجد النبوي وتوسعتهما
أضعافا كثيرة و إنشآء ما يلزم من الطرقات والمرفقات العامة الضخمة لتسهيل أداء الحج والعمرة على
افضل مستوى ومتميز ولا تزال تواصل تطويرهما يوما بعد يوم . - ٣ بناء على ما ذكر أعلاه فإنو لا حاجة ولا مبرر لتدويل شؤون الحرمين و إدارة الحج و العمرة . - ٤ ولذا فإن إندونيسيا ممثلة في علمائها وزعمائها وشعبها ترفض كل محاولات لتدويل الحرمين و
إدارة الحج والعمرة من أي جهة أو دولة كانت . . حسبنا الله ونعم الوكيل ، نعم المولى ونعم النصير
جاكرتا، ٢٩ جمادى الأول ١٤٣٩ ه ١٥ / فبراير ٢٠١٨ م

Senin, 19 Februari 2018

LAGI, REKTOR UIN ‘WISATA’ KE IRAN, MISI KAMPANYE SYIAH KAH ?


Awal bulan ini, syiah kembali melakukan programnya. Salah satu peserta wisata ke Iran, Dr. Abad Badruzaman, Lc, M.Ag langsung mengungkapkan kesannya. Media syiah langsung mengekspose kesan itu. Misi tercapai. 
Ini hasilnya : “Banyak Informasi Negatif mengenai Iran yang Ternyata Fitnah Belaka” dan "Saya di Iran kurang dari seminggu, cuma lima harian. Tapi sejumlah kesan membekas lekat. Umumnya kesan positif."



Beliau adalah Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Tulungagung Jawa Timur. Dalam kunjungan ke Iran dari 1-5 Februari 2018 itu turut serta adalah Dr. Abad Badruzaman, Lc, M.Ag, dan sejumlah dosen dari UIN Jakarta, UIN Banten dan UIN Jogjakarta.
Kedok acara tersebut adalah mengikuti short course di Muassasah al-Hikmah Universitas Internasional al-Mustafa Qom. Ini merupakan cara syiah menyebarkan propaganda, dengan mengundang akademisi ke Iran dan nanti akan di giring ke arah citra positif Iran. Ada yang berkali-kali ke Iran. Ada yang baru perdana. Syiah sudah mempunyai list para tokoh Indonesia yang akan diberangkatkan ke Iran. 


Menurut sang dosen, Tidak ada mut'ah, tidak ada taqiyah, tidak ada pemaksaan Syiah atas Sunni, tidak ada penindasan rezim Syiah atas minoritas Sunni. Tapi Justru komunitas Sunni dibantu dan diberdayakan oleh rezim Syiah.
Pak dosen juga menganggap bahwa perbedaan sunni dengan syiah adalah perbedaan yang tidak prinsipil. Disebutkan, disela-sela mengikuti agenda Short Course, dosen yang telah menulis puluhan buku dan ratusan artikel ilmiah ini, juga mengunjungi lokasi-lokasi sakral bagi syiah, yaitu makam Sayidah Maksumah sa dan kediaman mendiang Imam Khomeini di Qom, melakukan studi banding disejumlah lembaga penelitian serta mengunjungi sejumlah tempat penting di Tehran. Selain itu melakukan tatap muka dan dialog langsung dengan sejumlah ulama besar Iran di kota Qom. 
Ini adalah wujud nyata kampanye syiah menyebarkan ajarannya. Dengan biaya yang mahal, mereka mengajak tokoh berjalan2. Tidak harus menjadi syiah, tapi targetnya adalah mereka menjadi jinak terhadap syiah. Mereka tidak akan melihat mutah, karena mereka hanya akan disodori yang indah-indah tentang Iran. Mari, jaga aqidah kita dan anak cucu kita dari para pelaknat sahabat. Mereka bermanis muka di depan, tapi dalam hati mereka menaruh dendam kesumat terhadap sunni. Mana buktinya?.......cek kitab2 rujukan mereka yang penuh cacian terhadap para Sahabat RA dan juga para Ulama Aswaja. (Ahmad Hasyim)

Selasa, 13 Februari 2018

SYIAH DEMO AWAL FEBRUARI 2018, TUNTUT ARAB SAUDI AKHIRI POLITISASI HAJI

Jakarta – Kedutaan Arab Saudi di Jakarta kembali digeruduk syiah, Jum’at siang 2 Februari 2018. Massa syiah yang hadir disertai Aliansi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta, International Union for Muslim Students, Haramain Watch, menuntut Arab Saudi mengakhiri politisasi haji dan menghentikan ‘kolonialisasi’ di Tanah Suci.





Mereka menyuarakan persoalan pelarangan dan intimidasi terhadap jemaah haji  Iran.
Mereka juga mengutip pernyataan bahwa Saudi tidak layak menjadi pengelola haji karena tidak memiliki kelayakan spiritual maupun intelektual. Syiah juga menyebut hancurnya 90 situs-situs warisan sejarah Islam di Hejaz adalah kesengajaan yang tidak bisa ditolerir.
Demo ini dilakukan, setelah sepekan sebelumnya mereka mengadakan seminar di UIN Jakarta. Namun acara di UIN batal karena mendapatkan penolakan dari pihak UIN. Akhirnya acara dilakukan di UI Depok. Acara diikuti oleh puluhan mahasiswa tersebut, berjalan kurang menarik. Banyak peserta yang malah asik mengobrol sendiri, karena materi yang dibahas tidak merupakan hal yang baru. Apalagi kebanyakan yang hadir adalah mahasiswa sunni, yang tidak begitu peduli dengan ajaran syiah. (Ahmad Hasyim)

HIKDMAD : LSM SYIAH LOKAL JEPARA MEMBANTU KAUM SUNNI, APA MISINYA?

Jepara merupakann salah satu kota yang di dalamnya berkembang basis syiah. Ada yayasan syiah, pesantren syiah dan juga LSM syiah. Syiah mendapatkan kebebasan dari pemerintah Kab Jepara. Salah satu LSM syiah yang eksis di Jepara adalah hikdmad, yang kepanjangannya adalah himpunan komunitas peduli umat.




LSM ini sangat serius melakukan programnya dalam rangka mencari dukungan ummat. Oleh karena itu, dalam menjalankan programnya, mereka tidak menyasar ke kalangan internal syiah. Mereka justru menyasar komunitas sunni yang tidak mampu. Ini yang menjadi pertanyaan, mengapa sebuah LSM syiah, tapi peduli terhadap non syiah. Ini bertolak belakang dengan ajaran syiah, yang menganggap bahwa sunni adalah musuh bagi syiah. Jika mereka beralasan bahwa kami adalah syiah yang toleran, dan tidak radikal. Maka timbul pertanyaan, bagaimana dengan doktrin ajaran syiah yang sudah ditulis oleh para tokoh ulama panutan syiah yang menjadi rujukan mereka.
Apakah mereka sedang bertaqiyah, karena dalam kondisi lemah. Mengingat taqiyah adalah bagian dari agama syiah. Sehingga banyak program dan dotrin mazhab yang disembunyikan. Jika kita menengok ke Tehran, ibu kota Iran, maka di sana kaum sunni tidak diizinkan mendirikan masjid sunni.
Oleh karena itu, kita harus waspada dengan LSM tersebut. Meski programnya membantu, maka alangkah baiknya jika ormas Sunni yang membantu. Mengapa harus LSM syiah. (Ahmad Hasyim)

Minggu, 04 Februari 2018

SYIAH MENGADAKAN SUNNATAN MASSAL DI CIKAMPEK

Pada 25 Desember 2017 lalu, sebuah LSM syiah, Yayasan Dana Mustadafin mengadakan acara sunatan massal. Acara dilakukan di daerah Desa Kamojing Cikampek. Acara ini hanya diikuti beberapa anak saja.

Ini menunjukkan bahwa eksistensi syiah ada di Cikampek. Mengingat sebuah LSM syiah bisa mengadakan acara di lokasi tersebut. Yang menjadi masalah adalah, mereka mengadakan acara tersebut di komunitas sunni. Ini adalah bentuk dakwah tereselubung. Mereka mencari simpati masyarakat dengan memberikan pelayanan kepada umat.







Suatu saat nanti, mereka akan mengajak kepada pemahaman syiah dengan cara halus. Jika masyarakat pernah merasakan manfaat dari syiah, maka suatu waktu mereka akan menurut dengan ajakannya. Ini harus diwaspadai oleh para tokoh aswaja setempat. Agar mereka membentengi umat dari pengaruh syiah dengan berbagai cara mereka. Jika tidak, pada jangka panjang, mereka akan terbawa oleh ajaran syiah atau setidaknya tidak mempunyai sikap baro' terhadap ajaran syiah (Ahmad Hasyim, dari beberapa sumber )

SEMINAR SUFI, MELIBATKAN TOKOH SYIAH, TAKTIK SYIAH MERANGKUL SUNNI

Telah dilakukan Seminar atas kerjasama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jam`iyyah Ahlith Thariqah al-Mu`tabarah an Nahdliyyah (JATMAN ), Univerisitas As Syafiiyah Jakarta dan Yayasan Amanah Kita.

Ini adalah pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Seminar Internasional Tasawuf. Kali ini Seminar Internasional yang berlangsung di Jakarta di ruangan Flores hotel Borobudur akan mengangkat tokoh tasawuf dunia yaitu Imam al Ghazali, Jumat (19/1).

Seminar Internasional yang berlangsung pada hari ini tanggal 19 Januari 2018 ini dihadiri oleh para ulama dari dalam maupun luar Negeri. Seminar dengan tema Peran dan Kontribusi Tasawuf Imam al Ghazali dalam Membangun Peradaban Dunia yang Damai dan Harmoni ini bertujuan untuk merespon dinamika global yang sarat dengan konflik dan perselisihan melalui pendekatan spiritual hingga dapat menciptakan suatu persatuan yang hakiki.

“Kita Mencari suatu titik temu dari perbedaan pemahaman keislaman umat Islam sedunia, atas dasar prinsip Islam yang menyatukan umat. Di samping itu kita ingin mengajak umat untuk lebih memahami aspek subtansi dalam ajaran Islam dan membangun harmoni sosial sesama umat manusia sebagai perwujudan dari Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Kita juga berkeinginan untuk memperkenalkan pemikiran Imam al Ghazali sebagai tokoh ulama dunia Islam yang diterima oleh semua Mazhab Islam dalam merespon persoalan dunia global,” ungkap Dr. Ali Abdillah, MA sekretaris panitia penyelenggara Seminar.

Akhirnya tujuan diadakannya Seminar Internasional ini akan membahas tiga poin penting:
1. Aspek Substansi, yaitu membahas pemikiran dan ajaran Imam al Ghazali dan kontribusinya dalam dunia Islam yang ajarannya bisa menjadi oase kegersangan spiritual umat Islam.
2. Aspek Transmisi, Yaitu membahas penyebaran dan pengaruh ajaran Imam al Ghazali di seluruh dunia, mulai dari Timur Tengah, Eropa, Afrika, China, Rusia, Asia dan Nusantara.
3. Deklarasi Dukungan, Para ulama tasawuf internasional –pengkaji tasawuf Imam al Ghazali- akan menyampaikan deklarasi dukungan terhadap pembangunan makam Imam al Ghazali di Thus, Iran dengan harapan semoga hal ini menjadi awal kebangkitan membangun peradaban dunia yang damai dan harmoni.
Adapun pembicara dalam Konferensi Internasional ini antara lain Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, pemimpin Am JATMAN, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, Dr. Mazen Sherif dari Tunisia, Dr. KH. Luqman Hakim, MA, Shaykh Fayegh Rostami Ulama Ahlu Sunnah Syafi’i dari Iran, Dr. Azis al-Qubaiti dari Maroko, Azis Abidin dari Amerika Serikat. Adapun pembicara yang lain adalah Dr. Ibrahim Abdulev dari Rusia, Prof. Dr. Mokhtari, Rektor Universitas Lintas Mazhab dari Iran dan Dr. H. Ilyas Ismail, MA.



Dan yang terakhir penandatanganan deklarasi hasil konferensi Internasional ini akan dilakukan oleh  Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA selaku ketua pelaksana Seminar dan Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj sebagai perwakilah NU dengan Ayatollah Huseini Shahroudi selaku perwakilan resmi dari Negara Iran.

Seminar ini melibatkan pembicara dari Iran yang notabene adalah pusat Syiah dunia. Padahal kita memaklumi bahwa syiah sendiri bersikap tidak mendukung dengan imam Ghozali karena tidak bermazhab syiah.

Syiah sudah memiliki tokoh-tokoh yang mereka jadikan panutan. Mereka mengambil keuntungan dengan dilibatkan dalam acara tersebut bahwa, NU dan Sufi menerima keberadaan syiah. Ini menjadi metode dakwah syiah untuk menyebarkan ajaran syiah keseluruh dunia. Mereka berangkulan dengan aliran dalam islam yang kira-kira tidak mengusik akidahnya mereka. Waspadai misi terselibung syiah! (Ahmad Hasyim, Tim FAKTASYIAH)

KUNJUNGAN 3 WAKIL UIN DARI INDONESIA KE IRAN, ADA MISI TERSELUBUNG

Pada 13 Januari 2018, berlangsung kunjungan ke Dekan Fakultas Universitas Tehran World Study Dr. Sayyed Amoli di ruang kerjanya, oleh Prof. Dr. Din Syamsuddin. Dalam acara tersebut dibicarakan mengenai upaya peningkatan kerjasama Universitas Tehran dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.



Turut mendampingi Prof. Din Syamsuddin, adalah beberapa Rektor UIN di Indonesia. Mereka adalah dari UIN Sunan Kalijaga Prof. Yudian Wahyudi, Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Arqom Kuswanjono dan Cholil N dari UIN Malang.

Menurut sumber syiah, utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk Dialog dan Kerjasama antar Agama dan Peradaban Prof. Dr. KH. Muhammad Din Syamsuddin dalam kunjungannya ke Iran dalam rangka menjadi pembicara pada International Conference of Asian Cultural Dialogues yang berlangsung di Tehran (13/1) juga turut mengunjungi Universitas Tehran, salah satu universitas terbaik di Iran.

Acara kunjungan ini adalah dalam rangka kampanye syiah yang selalu aktif berusaha bekerjasama dengan lembaga pendidikan di Indonesia. Jika hubungan kerjasama di bidang pendidikan berhasil, maka ini adalah kesempatan syiah untuk menyebarkan ideologinya kepada generasi muda.
Mengingat, para alumni yang nantinya akan menjadi titik strategis di tengah masyarakat. Jika mereka sudah cenderung ke syiah, maka masyarakat akan mengiyakan ajakannya. Kita harus waspada dengan jebakan syiah yang berkedok kunjungan tersebut. Jika tidak maka pada jangka panjang, syiah akan semakin mulus melancarkan dakwah syiahnya di Indonesia dan kedepan akan terjadi daerah rawan konflik ketika syiah sudah berada di suatu wilayah. Kita bisa mengaca dari kasus konflik syiah di Pekalongan, di Jember, dan Sampang. Mereka berani dengan terang-terangan mendakwahkan syiah dan bahkan mencela dan tidak mengakui ajaran islam yang dulu sudah menjadi ijma para sahabat terkait dengan kepemimpinan dalam Islam. Waspadalah (Ahmad Hasyim, tim FAKTASYIAH)

SYIAH AKAN ADAKAN SEMINAR TENTANG PENGELOLAAN MASJIDIL HARAM DI UIN

Bukan syiah kalau tidak dengki. Jika umat yahudi dengki dengan umat islam dengan beberapa karunia yang Allah berikan khusus kepada umat islam, maka syiah juga dengki.
Ini adalah salah satu contoh kegiatan yang menunjukkan kedengkian tersebut. Mereka mempermasalahkan pengelolaan Haji dan Umrah yag cuma diurusi pemerintah Saudi saja. kita maklumi bersama bahwa iran dan saudi adalah ibarat anjing dan kucing yang selalu bermusuhan. ini bersumber dari masalah aqidah. pertarungan antara sunnah dan bidah. antara alhaq dan albatil.


 Info terbaru, karena mengalami penolakan dari pihak UIN, akhirnya acara di pindahkan ke UI Depok. Panitia mengkofirmasi bahwa pihak pemerintah Saudi tidak setuju dengan acara tersebut. Tokoh militan syiah, Mujtahid Hasyim berhasil memindahkan acara ke lokasi lain.