Senin, 03 Juni 2013

Kholili Hasib, Pengasuh Rubrik Kisah Bumi Syam Rilis Buku Tentang Kesesatan Syiah

Bumi Syam - Ustad Kholili Hasib pengasuh rubrik Kisah Bumi Syam di situs kita ini akan merilis buku baru. Buku itu berjudul “Menghadang Ekspansi Syiah Di Nusantara. Buku tersebut diiterbitkan oleh penerbit Bina Aswaja Surabaya.
Menurut Kholili, buku ini sangat penting untuk ditulis agar umat Islam paham terjadinya polarisasi antara Sunni dan Syiah di Indonesia. Padahal gerakan penolakan terhadap Syiah sudah sejak lama dilakukan para ulama Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur.
“Gerakan syiahnisasi adalah fakta yang tidak bisa dibohongi, sudah banyak akar rumput NU yang tertipu oleh ajaran Syiah.” Jelasnya kepada Bumisyam.com, Senin (27/05/2013) di Surabaya.
Saat ini menurut Kholili, gerakan Syiah bukan hanya mengancam aqidah umat Islam di Indonesia. Lebih dari itu Syiah juga mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kholili menambahkan, gerakan Syiah di Indonesia murni mengadopsi dan merujuk pada peradaban Syiah di Iran. Mereka ingin melakukan revolusi di Indonesia seperti yang pernah terjadi di Iran.
“Buku saya ini menyoroti strategi-strategi pergerakan dan dakwah syiah yang sudah seharusnya diwaspadai umat Islam.” tambah lelaki yang juga aktivis Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (INPAS) Surabaya.
Beberapa strategi syiahnisasi di Indonesia yang dikupasnya dalam buku ini antara lain. Syiahnisasi melalui topeng ukhuwah Islamiyah, Syiahnisasi melalui pemberian beasiswa ke Iran hingga subsidi biaya pembangunan madrasah dan pesantren-pesantren.
“Fakta ini harus diungkap agar umat, ulama dan negarawan sadar akan bahaya dari ancaman Syiah di Indonesia” tegasnya lagi.
Kholili Hasib adalah pengasuh rubrik Kisah Bumi Syam di situs tercinta kita ini. Selain di Bumisyam.com, tulisannya juga hadir di beberapa media Islam seperti Hidayatullah.com dan situs remaja Undergroundtauhid.com.
Rep : Randy Bimantara
Red : Abdul Aziz Al Makassary


Mujahidin Suriah Hargai 800 Juta Untuk Tebusan Satu Jenazah Tentara Syiah Hizbullah

Bumi Syam | Laporan Khusus – Pidato Hasan Nasrallah yang menjanjikan kemenangan untuk kelompok Syiah di Suriah telah mendapat jawaban dari para Mujahidin Suriah.
Setelah berhasil menghabisi lebih dari 100 orang tentara Syiah Hizbullah di Qusayr, Para Mujahidin juga menuntut Hasan Nasrallah membayar mahal atas mayat-mayat tentara Syiah Hizbullah yang ingin ditebusnya.
Fakta ini didapatkan langsung Tim Media pertama Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) di bawah koordinasi Bumisyam.com dalam perjalanan jurnalistiknya.
“Satu jenazah milisi Syiah Hizbullah harus ditebus seharga U$ 80.000 untuk setiap orangnya,” kata seorang Mujahidin yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Bumisyam.com di Suriah, Senin (27/5/2013).
Sejak hari Minggu (26/05/2013), ratusan jenazah milisi Syiah Hizbullah telah ditebus dari tangan Mujahidin Suriah. Satu jenazah tentara syiah tersebut jika dirupiahkan berjumlah kurang lebih Rp 800 Juta Rupiah per jenazah.
Mujahid ini mengakui, pertempuran dahsyat antara milisi Syiah Hizbullah-tentara rezim Asad dengan seluruh elemen Mujahidin di Qushair berlangsung semakin dahsyat.
“Militer rezim Asad yang dibantu milisi Syiah Hizbullah menggempur Mujahidin di Qushair lewat serangan udara dan darat dari berbagai arah.” Jelasnya lagi
Lebih 100 orang milisi Syiah Hizbullah dan bala tentara Asad tewas. Mujahid ini menjelaskan, kecamuk perang hebat di Qushair, Homs, dekat perbatasan Suriah-Libanon, yang sudah berlangsung lebih sepekan telah menewaskan banyak milisi Syiah Hizbullah dan tentara rezim Asad.
“Tapi, alhamdulilah, dengan pertolongan Allah, sebagaimana pertempuran sebelum-sebelumnya, lebih 100 milisi Syiah dan tentara Asad tewas.” Ia kembali menambahkan.
Jika dikalkulasikan, kurang lebih sekitar satu trilyun rupiah didapatkan oleh Mujahidin Suriah dari total penebusan mayat tentara Syiah Hizbullah.
Rep : Tim Media FIPS
Red : Abdul Aziz Al Makassary
sumber : bumisyam.com

Tentara Bashar Asad yang Membelot: “Saya Dilarang Shalat…”

Bumi Syam - Ini adalah wawancara kontributor Bumisyam.com di Suriah. Wawancara dengan salah satu pembelot dari tentara Bashar Al Assad yang kini bergabung dengan Free Syrian Army.
Berikut kutipan wawancaranya :
Bisa Anda perkenalkan diri?
Nama saya Muhammad. Usia 21 tahun. Saya dulu tentara pemerintah Bashar Asad dengan pangkat baru bintara, bertugas di Aleppo. Saya Sunni.
Mengapa Anda waktu itu bergabung dengan tentara Asad yang dikuasai kaum Alawiyin/Nushairiyah?
Ya, waktu itu saya ingin menjadi tentara saja. Tidak ada tendensi apa-apa selain menjalani kehidupan manusia normal sebagai tentara. Itu saja.
Sejak kapan Anda membelot?
Lima bulan lalu.
Sebabnya?
Saya tidak tahan dengan kezaliman yang saya saksikan di depan mata kepala saya sendiri. Saya dilarang shalat, dilarang shaum. Kami, para tentara diperintah untuk membunuh warga sendiri. Kalau tidak mau membunuh, kami dihukum.
Anda pernah membunuh kaum Muslimin?
Alhamdulillah, tidak. Saya bertugas menjaga markas.
Bagaimana cara Anda melarikan diri dari kesatuan?
Waktu itu bersama dengan 21 teman saya lainnya mengajukan cuti. Habis itu tidak kembali, dan kami bergabung dengan Jaisyul Hurr (Tentara Pembebasan).
Bagaimana nasib keluarga Anda ketika diketahui Anda membelot? Bukankah Asad dikenal menghabisi keluarga musuh-musuhnya?
Untuk beberapa bulan ini pemerintah tidak mungkin  bisa memeriksa satu per satu tentara yang membelot untuk kemudian menemukan keluarganya. Jumlah pasukan yang membelot sangat banyak. Sementara mereka kekurangan orang yang bertugas mencari-cari data keluarga pembelot.
Tentara Bashar Asad begitu kejam membunuhi rakyatnya. Apa spirit yang dipompakan kepada mereka sehingga bisa berlaku sekejam itu?
Kami selalu ditekankan bahwa yang kami lawan adalah “teroris”.
Meski fakta di lapangan yang dibunuh adalah wanita dan anak-anak?
Ya, benar. Prinsip yang selalu ditekankan kepada kami adalah: habisi mereka dahulu sebelum engkau dihabisi mereka.
Kabarnya Bashar Asad disupport tenaga tempur dari Iran dan Rusia?
Ya, benar. Orang-orang Iran dan Rusia memegang peran strategis dalam perang ini, seperti menerbangkan pesawat tempur dan menembakkan roket. Selain itu, juga disupport tenaga tempur dari Hizbullah (Lebanon)  dan Jaisy Al-Mahdi.
(Kawan Muhammad menambahkan kaum Alawiyin dari Turki juga bergabung dengan tentara Bashar Asad).
Apa motivasi mereka membantu Bashar Asad?
Kalau orang-orang Iran, mereka menganggap ini sebagai jihad. Kalau mereka mati, mereka yakin mati syahid.
Di antara pasukan Bashar ada yang mengaku sebagai orang Islam. Bahkan tentara Iran meniatkan perang sebagai jihad. Apakah saat berperang juga kalian bertakbir sebagaimana para Mujahidin?
Tidak ada takbir sama sekali. Yang ada hanya rasa takut yang mencekam.
Hmm… paling sekitar 3 bulan.
Alasannya?
Anda bisa lihat sendiri banyak daerah sudah dikuasai Jaisul Khurr. Tentara pemerintah sekarang dalam kondisi terkepung, seperti di Idlib dan Aleppo.
Pertanyaan terakhir. Apa tujuan Anda ikut memerangi Bashar Asad, apakah untuk kebebasan, demokrasi, atau …  ?
Tidak. Kami memerangi Bashar Asad karena ingin menegakkan hukum Allah.
Rep : Hardiansyah
Red : Abdul Aziz Al Makassary
sumber : bumisyam.com

Pengamat Politik Timur Tengah : Reputasi Hizbullah Telah Hancur Di Dunia Arab

Bumi Syam - Beberapa pengamat timur tengah menilai, keputusan Organisasi Syiah Hizbullah Libanon melibatkan dirinya dalam perang di Suriah merupakan desakan dari gurunya Iran. Kebijakan organisasi Hasan Nasrallah ini tentunya beresiko menghancurkan reputasinya di dunia Arab.
Dilansir oleh Maan News, Senin (20/05/2013). Hizbullah sebagai simbol kekuatan Syiah sebelumnya telah berhasil meraih simpati yang luas atas perlawanan mereka terhadap Israel.
Namun keterlibatan Syiah Hizbullah di Suriah yang mendukung Bashar Al Assad telah merusak nama baiknya baik di Libanon ataupun di dunia Arab.
“Partisipasi Hizbullah dalam perang di Suriah ada atas permintaan Iran agar mereka mendukung rezim Bashar Al Assad”, Jelas Zaid Majed, profesor bidang ilmu politik dan Timur Tengah di American University di Paris.
Kantor berita AFP juga mencatat. Hizbullah telah mengirim hampir 1,700 tentara ke kota Qusair di Suriah seminggu lalu untuk membantu rezim Bashar menyerang pertahanan oposisi Suriah.
Keterlibatan Hizbullah ini sendiri telah mendapat pembenaran dari pemimpinnya Hasan Nasrallah. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Hasan beralasan kehadiran mereka di Suriah untuk melindungi warga syiah dan peninggalan sejarah-sejarah Syiah di Suriah.
Tapi serangan Hizbullah di Qusayr yang ditinggali oleh warga Suriah mayoritas Islam Ahlussunnah justru membuat Hasan Nasrallah harus menjilat ludahnya kembali.
“Suriah adalah benteng terakhir dari kekuatan perjuangan Hizbullah, Suriah adalah tulang punggung pergerakan Hizbullah, Hizbullah tidak bisa tinggal diam ketika benteng terakhir ini akan dijatuhkan”. Nasrallah mengatakan di hari Sabtu (25/05/2013) dalam sebuah pidato untuk perayaan ulang tahun ke-13 atas mundurnya Israel dari Libanon.
“Kita idiot jika kita tidak bertindak”, kata Nasrallah.
Iran telah meminta Hizbullah untuk memberikan pernyataan kepada publik mengenai komitmen Hizbullah untuk ikut dalam konflik di Suriah. Hasil akhir dari konflik ini dapat menentukan masa depan aliansi dua negara ini antara Iran dan Libanon.
“Hasil perang di Suriah sangat menentukan kekuatan politik Syiah keadaan kawasan ini.” kata Ghassan al-Azzi, profesor ilmu politik di Universitas Libanon.
“Hizbullah maupun tidak mau harus terlibat di Suriah sekalipun itu beresiko mempertaruhkan reputasi mereka di dunia Arab.” tambahnya.
Para pengamat juga menganalisa alasan-alasan lain di balik keterlibatan militer Syiah Hizbullah ini di Suriah. Menurut mereka Hizbullah mengkhawatirkan peran politiknya akan jatuh dimata Israel. “Kejatuhan dinasti Assad  bisa mematikan gerakan Hizbullah, Hizbullah akan kehilangan salah satu alur pemasok senjata, tentara, dan pendanaan.
Hizbullah juga tidak akan lagi mendapatkan dukungan penuh dari rezim Suriah yang selama ini telah dinikmatinya selama lebih dari tiga dekade.” Demikian pendapat Waddah Sharara, profesor sosiologi di Universitas Libanon dan penulis sebuah buku tentang Hizbullah.
Namun, Majed juga berpendapat bahwa kehadiran Hizbullah di Suriah juga merupakan strategi pencitraan untuk Hizbullah.
“Hizbullah juga ingin dilihat sebagai tokoh utama di kawasan ini, tidak hanya di Libanon”. Jelas Majed lagi.
“Ini berarti bahwa Hizbullah mampu untuk ikut campur dan memberikan arah yang menentukan dalam operasi (militer) di luar negaranya.” Tambah Majed.
Dalam pidatonya di hari Sabtu untuk memperingati mundurnya Israel, yang diklaim sebagai kemenangan oleh Hizbullah, Nasrallah berkata, “Saya selalu menjanjikan kepada anda kemenangan, dan saya menjanjikan sebuah kemenangan yang baru.”
Tapi tidak jelas apa harga yang dibayar untuk kemenangan itu. Para pakar setuju bahwa pengiriman para pejuang Hizbullah ke Suriah telah merusak citra Hizbullah, dan lebih serius lagi, memperburuk ketegangan antara Sunni dan Syiah di dalam Libanon sendiri.
“Reputasi Hizbullah telah memburuk tidak hanya di dunia Arab tapi juga di Libanon. Hilang sudah hari-hari di mana polling menujukkan nama Nasrallah sebagai pemimpin politik paling populer di dunia Arab atas perlawanannya kepada Israel setelah perang di tahun 2006.” kata Azzi.
Majed berkata bahwa Hizbullah sangat sadar akan citranya di dunia Arab sampai 2011, tapi sejak Hizbullah menyadari bahwa rezim Suriah bisa jatuh, dia mulai coba memainkan posisi yang baru.
“Hizbullah hanya memikirkan mengenai citranya di kalangan basis sosialnya dan untuk jangka pendek saja, untuk yang ini citranya belum melemah”, kata Majed.
“Tetapi kita tidak tahu sejauh mana bahaya yang ditimbulkan oleh Hizbullah kepada Libanon dengan campur tangannya yang menciptakan ketegangan antara Sunni dan Syiah di Libanon”, tambahnya.
Reaksi pemimpin Sunni dan mantan perdana menteri Libanon, Saad Hariri atas pidato Nasrallah adalah mengutuknya.
“Anda telah meningkatkan ketegangan sektarian yang belum pernah ada sebelumnya. Masa-masa untuk memanfaatkan isu Palestina, perlawanan, dan kesatuan nasional (Libanon) telah hilang. Orang-orang Libanon, begitu juga orang-orang Arab dan orang Islam, tahu mengenai hal ini”.
Rep : Randy Bimantara
Red : Abdul Aziz Al Makassary
sumber : bumisyam.com

Sayembara 10 Juta USD untuk Tangkap Pemimpin Hizbullah

Apa yang pengusaha saudi lakukan ini sungguh berani. Di saat banyak pihak malu-malu mengecam tindakan milisi syiah Hizbullah di Suriah, ia justru tawarkan hadiah menggiurkan bagi siapa saja yang berhasil mengeksekusi mati pemimpin tertinggi milisi syiah Lebanon tersebut.
Nominal uang yang ditawarkan sangat fantastis. Sejumlah 10 juta dollar USD atau lebih dari 98 miliar rupiah.  
Hadiah tersebut akan diberikan kepada siapa saja yang bisa menewaskan Hassan Nasrallah. Meskipun pelakunya nanti adalah anggota milisi syiah itu sendiri yang sebelumnya pro dengan Hasan Nasrallah.

Sebagaimana dikutip koran al-marsad kemarin (29/5), sayembara yang dibuat oleh pengusaha bernama Abdullah Mohammed Al Anzi dikarenakan pemimpin syiah tersebut menyatakan dukungan penuhnya kepada rezim Asad.
Sebagaimana diberitakan, Hizbullah all out membantu rezim Asad dan terlibat langsung dalam operasi militer di Suriah. Termasuk operasi perebutkan kota Qushair dari tangan oposisi. Anggota milisi Hizbullah juga diyakini terlibat dalam dalam pembantaian 700 warga sunni di kota Banias.  Sebagai pemimpin tertinggi di jajaran Hizbullah, Hassan Nasrullah ikut dituntut untuk bertanggung jawab terhadap kejahatan kemanusiaan tersebut.
Miliader Saudi yang menawarkan hadiah tersebut memang dikenal sebagai pihak yang mendukung oposisi Suriah dalam menuntut haknya. Sebelumnya, pengusaha tersebut pernah menyumbangkan dana sebesar 30 juta real untuk rakyat Suriah. [gara/an-najah]

Pendukung Syiah Sampang Gugat SBY, MUI Pusat, Gubernur Jatim dan MUI Jatim

JAKARTA (an-najah) – Seorang pendukung Syiah Sampang, Teguh Sugiharto adalah seorang aktivis demokrasi antipartai yang berdomisili di Bandung. Sejak beberapa waktu lalu dia menyusun konstruksi gugatan dengan pengajuan prodeo terhadap Presiden SBY, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Ketua Umum MUI Pusat KH Sahal Mahfudz, serta Ketua MUI Jawa Timur KH Abdus Shomad Buchori atas insiden Sampang yang melibatkan bentrokan antara warga Sampang dengan komunitas syiah di wilayah tersebut.

Teguh Sugiharto mengajukan beberapa tuntutan diantaranya ialah:
1.) Seluruh pihak yang memiliki otoritas atas nama hukum bertindaklah sesuai kapasitasnya menurut hukum yang berlaku. Ambil tindakan dan jangan hanya membiarkan!
2.) Memulangkan kembali seluruh pengungsi Sampang ke kampung halamannya dan negara wajib memberikan perlindungan keamanan sebagaimana seharusnya.
3.) Mencabut Fatwa MUI Jawa Timur No. Kep-01/SKF-MUI/JTM/I/2012 Tentang Kesesatan Ajaran Syiah.
4.) Mencabut peraturan Gubernur No. 55 Tahun 2012 Tentang Pembinaan kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat di Jawa Timur.

5.) Menegur organisasi kemasyarakatan Majelis Ulama Indonesia, dan lebih baik lagi jika membubarkan atau membekukannya.
Sidang pertama gugatan yang diajukan pendukung Syiah ini telah digelar pada Kamis, 14 Maret 2013 pukul 10.00 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jalan Gajah Mada No 17 Jakpus. Namun, dari pihak tergugat tidak ada yang hadir dalam persidangan tersebut.
Dalam sidang pertama prodeo yang dihadiri puluhan orang pendukung dari pihak penggugat tersebut hakim memerintahkan tergugat dipanggil lagi untuk menghadiri sidang pada tanggal 28 Maret 2013 mendatang.
Kalau tergugat kembali tidak datang juga, maka hakim akan memutuskan menerima atau menolak permohonan prodeo tersebut. Kalau mau melanjutkan gugatan, maka pihak penggugat diwajibkan untuk membayar biaya perkara selanjutnya.
Sebelumnya juga diberitakan di an-najah.net, kelompok Syiah di Indonesia melalui ormas ABI (Ahlul Bait Indonesia) dan LBH Universalia mengawal gembong Syiah Sampang, Tajul Muluk dalam upaya mencabut pasal penodaan agama yang saat ini proses pengadilannya masih berjalan di Mahkamah Konstitusi.

sumber : annajah.net.