Kamis, 29 November 2018

CATATAN PENGIKUT SYIAH INDONESIA YANG IKUT ARBAIN


Sepenggal Kisah Ziarah Arbain yang diunggah pada 11 November, 2018 oleh seorang pengikut syiah indonesia yang ikut acara arbain di Iraq.
Jika Allah berkehendak, siapakah yang bisa menghalangi ?
Selama bertahun-tahun saya menjadi Syiah, pada setiap menjelang waktu ziarah Arbain tiba, saya hanya bisa tercenung dan menatap sedih ketika teman-teman Syiah saling sapa sambil bertanya “berangkat Arbain?”
Terbersit dalam pikiran mungkinkah saya bisa berangkat ziarah Arbain mengingat kondisi ekonomi yang tidak mendukung ?






Saya memang terlambat menjadi Syiah. Saya memperoleh hidayah masuk Syiah di usia menjelang senja dimana semangat dan kesempatan kerja mulai menurun, kondisi ekonomi juga melemah. Tetapi alhamdulillah, tidak ada kata terlambat untuk bergabung dalam bahtera Ahlulbait as.
Resiko sosial yang akan diterima sebagai pengikut Ahlulbait as sudah siap saya hadapi, baik dalam lingkungan keluarga maupun pergaulan di masyarakat. Bagi saya berwilayah kepada Ahlulbait Rasulullah saw menjadi harga mati.
Dari perjalanan sejarah Ahlulbait as dan para Syiahnya, kita semua tahu bahwa menjadi Syiah tidak mudah, dan tidak semua orang bisa masuk Syiah, hanya manusia terpilih saja.

Terbukti, ganjalan pertama datang dari anak-anak yang sudah dewasa dan sudah berkeluarga. Sikap dan respon mereka adalah respon khas masyarakat umum yang awam tentang Syiah, baik di alam nyata maupun di medsos bahwa “Syiah itu sesat”.
Meskipun tidak secara terbuka menentang, tapi sikap mereka tampaknya belum menerima kebenaran tentang ajaran Ahlulbait. Semoga dengan berlalunya waktu seiring dengan doa yang selalu saya panjatkan, Allah swt berkenan membuka pintu hati anak-anakku agar bisa memperoleh hidayah untuk bergabung dalam wilayah Ahlulbait as.

Dalam keterasingan ini, akhirnya saya berlabuh di lingkungan komunitas Syiah Pulogebang – Jakarta Timur dan ikut berkecimpung dalam kegiatan pengajian rutin mingguan.
Majelis taklim Pulogebang ini yang dikomandoi oleh Haji Halimi, sebenarnya sangat strategis karena lokasinya berbatasan dengan kota Bekasi, sehingga teman-teman Syiah yang berdomisili di Bekasi bisa lebih dekat menimba ilmu.
Dalam rutinitas kehidupan di lingkungan Pulogebang ini, keterasingan tetap menggelayuti diri. Trenyuh dan sedih terus merayapi relung hati ini ketika menjelang ziarah Arbain tiba.

Ketika beberapa teman di Komunitas Pulogebang ini berangkat ziarah Arbain, kerinduan dan pengharapan dalam hati ini kembali bergelora.
Ya Allah, hamba mohon undanglah hamba untuk berziarah mengunjungi para kekasih-Mu. . .
Ya Imam Husein junjunganku, izinkan hamba berziarah ke pusaramu, ridhoilah hamba jadi pencinta dan pengikutmu . .raihlah tangan hamba yang banyak dosa ini . . .

Ya Shohibuzzaman, ya Mahdi junjunganku, semoga engkau menolong hamba. . .

Hamba ingin menyempurnakan bai’at hamba kepada kalian Ahlulbait as dengan menziarahi kalian secara phisik, hamba ingin meraih tangan-tangan suci kalian sebelum akhir hayat hamba . . .

Dan tahun 2017, begitu pulang dari Arbain, Haji Halimi berkata “Pa Cip, tahun depan sampeyan berangkat ya!.”

Bagai mendengar petir di siang hari yang terang benderang saat mendengar ucapan itu. Tak banyak yang bisa saya ucapkan, hanya rasa syukur dan terima kasih yang bergaung dalam hati saya yang dalam. Semoga Allah SWT, Rasulullah saw dan para Maksumin as ridho atas ziarah hamba ini.

Jika ziarah hamba ini Engkau terima ya Allah..
Pahala dari setiap langkahnya hamba hadiahkan pula untuk Rasulullah saw, untuk para Maksumin as dan keluarganya, untuk sayidah Zaenab dan para tawanan keluarga Rasul saw, untuk para syuhada Karbala, untuk Rahbar Sayyid Ali Khamenei, untuk para pejuang Syiah melawan zionis dan setan besar Amerika, untuk kedua orangtua kami yg telah meninggal dunia, saudara-saudara kami yg telah meninggal ataupun masih hidup.

Karbala, Irak. Sucipto

UIN JOGJA STUDI BANDING KE SEKOLAH TINGGI SYIAH DI JAKARTA

Jakarta, Setelah tujuh bulan yang lalu mahasiswa-mahasiswi jurusan filsafat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon berkesempatan melakukan studi banding di sebuah sekolah syiah, Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra, kini giliran Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.







Seluruh mahasiswa UIN Yogya yang ikut serta dalam studi banding berjumlah lima belas mahasiswa, sembilan dari putra dan enam putri. Mereka terdiri dari beragam tingkatan strata satu (S1), mulai dari semester tiga, lima dan tujuh, bahkan ada pula yang S2. Sebagaimana yang dikatakan salah satu mahasiswinya Rosi Islamiyati saat ditemui SPS di Sadra pada Jumat (16/11).

Presiden BEM Sadra Rahmat Hariyadi dan Ketua Menteri Hubungan Luar Qotrun Nada Annuri menyambut kedatangan mereka di kampus Sadra pada Minggu 11 November 2018. Kemudian, mereka diantar ke asrama mahasiswa Sadra sebagai tempat penginapan mereka selama studi banding.
“Bagi yang putra di asrama Lebak Bulus (Jakarta Selatan) dan yang putri di asrama Gandul (Depok),” kata Qotrun saat ditemui SPS di Sadra, Jakarta, pada Jumat (16/11).

Enam hari selanjutnya, pada 12-17 November 2018 kegiatan studi banding dilaksanakan. Demikian yang tertera pada jadwal kuliah UIN Suka yang diterima SPS dari Qotrun melalui whatsapp pada Sabtu (17/11). Jadwal tersebut merupakan rangkaian kegiatan mereka yang dibuat oleh pihak akedemik Sadra.
Mereka, jelas Qotrun, mengikuti perkuliahan dengan para dosen filsafat STFI Sadra, baik bergabung di kelas mahasiswa filsafat STFI Sadra semester lima dan tujuh, ataupun kelas khusus mereka yang studi banding.

Materi-materi perkuliahan yang mereka dapatkan, seperti Epistemologi, teori Ontologi Filsafat Hikmah Muta’aliyyah, Teori Eskatologi Hikmah Muta’aliyyah, Filsafat Barat, Kalam Jadid (teologi kontemporer), Studi Literatur Filsafat Islam, dan lainnya.

Dosen-dosen yang mengajar, di antaranya Dr. Kholid Al-Walid, Dr. Abdelaziz Abbaci, Dr. Cipta Bakti Gama, Dr. Sayyed Ali Sholeh, Dr. Matius Ali, Dr. Hadi Kharisman, Dr. Basrir Hamdan, Ammar Fauzi, Ph.D dan Azam Bahtiar, M.S.I. (Difa/SPS)
Sumber : Lpm-demosophia dot com

12 NEGERI DI MALAYSIA HARAMKAN AJARAN SYIAH

KUALA LUMPUR -- Sebanyak 12 dari 14 negeri atau negara bagian di Malaysia mengharamkan ajaran Syiah. Associate Professor of Islamic Theology Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) Prof Dr Kamaludin Nurdin Al-Bugisy mengemukakan hal itu saat dihubungi dari Kualalumpur pada Senin (10/9).



Komisi hak asasi manusia Malaysia atau SUHAKAM pada Kamis (6/9) lalu menyesalkan tindakan keras terhadap sekelompok kecil Syiah di Negeri Kelantan, yang mengamalkan ajaran agama mereka. Negeri yang mengharamkan Syiah adalah Wilayah Persekutuan, Pulau Pinang, Kelantan, Terengganu, Malaka, Selangor, Kedah, Perak, Johor, Perlis, dan Pahang.
Dua negeri yang belum mengharamkannya adalah Sabah dan Sarawak. "Syiah berupaya dan berjuang semaksimal mungkin dalam pemerintahan baru untuk diakui dan dibolehkan menyebarkan ajarannya namun mendapat rintangan berat dari 12 negeri, yang telah memfatwakan pelarangan," kata Pakar Syiah asal Indonesia tersebut.

Lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, tersebut mengatakan pemerintah Malaysia menyatakan bahwa akidah ahlussunnah wal jamaah menjadi pegangan umat Islam. "Setiap ajaran bertentangan dengan faham dan amal 'ahlussunnah wal jamaah' dilarang dan dibatasi penyebarannya di kalangan umat Islam," katanya.
Kementerian Dalam Negeri menetapkan organisasi Syiah Malaysia menyalahi Undang-Undang Pasal 5 (1) Akta organisasi 1966 pada 24 Juli 2013. "Hingga kini, hampir semua negeri di Malaysia memfatwakan pengharaman Syiah. Dari semua negeri tersebut, hanya Sabah dan Sarawak yang belum melarangnya," katanya.

Dia mengatakan, fatwa di Malaysia bukan sekedar memberikan penjelasan hukum sebagaimana Majelis Ulama Indonesia tapi mengikat dan dilaksanakan sebab mufti di Malaysia di bawah naungan raja. Jadi, kata dia, kalau sudah difatwakan oleh mufti negeri atau provinsi, maka yang melanggar akan ditindak sesuai dengan fatwa tersebut.

"Sekedar contoh, fatwa Negeri Sembilan mengharamkan penyebaran wahabi. Jadi, sekiranya ada ustadz beraliran wahabi dan isi ceramahnya nyata-nyata menyebarkan akidah wahabi, maka ustadz inipun akan ditangkap sebagaimana halnya Syiah di seluruh Malaysia," katanya.
Sumber : Antara/Reuters

SURAT ANNAS BANDUNG BIKIN SYIAH KEBAKARAN JENGGOT

Kepada Yth
Bapak/Ibu Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
SMAS BPI 1 Bandung
Di Tempat

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Kami Gerakan Muslimah Aliansi Nasional Anti Syiah (Gema Annas), Insya Allah akan
menyelenggarakan One Day Training Of Trainer untuk para Guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) Angkatan IV, sebagai ikhtiar kami untuk membentengi aqidah
anak-anak kita.
Kami mengundang Bapak/Ibu Guru PAI Tingkat SMA/SMK , untuk berpartisipasi
dalam program kami, Insya Allah diselenggarakan pada :
Hari : Rabu, 28 November 2018
Jam : 08.00 sd. 16.00
Tempat : HOTEL LINGGA
Jl. Soekarno Hatta No. 464 Bandung
Tema : “KURIKULUM UNTUK NEGERI”
Pemateri : 1. H. Edwin Senjaya,SE.,MM. (Wakil Ketua DPRD Kota Bandung dari GOLKAR, Sekarang Mencalonkan Anggota DPRD Kota Bandung dari GOLKAR )
2. Ir. Adjeng Kritinawati,MM. (Ketua Gema ANNAS)

Kami sangat mengharapkan partisipasi Bapak-bapak/Ibu-ibu Guru PAI, semoga
langkah kita selalu dalam ridlo Allah SWT.
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh,
Bandung, 17 November 2018


Sebuah poster ttg syiah yang disebar di Malaysia


Cat dari syiah :
Secara massif dan terstruktur melakukan pengkaderan dalam penyebaran UJARAN KEBENCIAN, INTOLERAN DAN RADIKALISME..

Daftar beberapa SMA yg berhasil dikuasai mereka untuk dididik dan dibina Menjadi Radikal dan Intoleran. 
1. SMAN 7 BANDUNG
2. SMAN 8 BANDUNG
3. SMAS BPI 1 BANDUNG
4. SMAS BPI 2 BANDUNG
5. SMAS MUHAMMADIYAH 1 BANDUNG
6. SMAS MUHAMMADIYAH 3 BANDUNG
7. SMAS MA’ARIF BANDUNG
8. DLL

Anak2 SMA itu tidak tahu apa tentang apa itu mazhab syiah, ahlussunah waljamaah, mereka diracuni dengan ajaran2 wahaby yg menanamkan kebencian antar sesama umat dan anak bangsa.
Kegiatan ini didukung penuh oleh walikota bandung yang berasal dari PKS.

SEMINAR SYIAH AKHIR NOVEMBER 2018


Cross The Limit, Garda Suci Merah Putih dan HMI Cabang Jakarta Selatan, menggelar Seminar yang mengangkat tema Kejahatan Perang Koalisi Saudi dan Emirat ini di gelar, Minggu (25/11/2018). 
Agresi militer koalisi Saudi ke Yaman diseminarkan di gedung Joang 45, Jakarta. Seminar yang  mengangkat tema kejahatan perang koalisi Saudi dan Emirat ini di gelar oleh Cross The Limit, Garda Suci Merah Putih dan HMI Cabang Jakarta Selatan, Minggu (25/11/2018).







"Tiga tahun lebih Arab Saudi dan Emirat memimpin agresi militer ke Yaman. Agresi militer ini menimbulkan bencana kemanusiaan di Yaman menurut laporan Komisi Ham PBB. Kejahatan kemanusiaan luar biasa ini lepas dari perhatian publik di Indonesia. Itulah kenapa seminar internasional ini diselenggarakan," Tegas Ziad Abdul Malik, Ketua HMI Cabang Jakarta Selatan.
Dalam prolog pernyataan press, Mujtahid Hashem, Ketua Garda Suci Merah Putih, menjelaskan bahwa krisis yang terjadi di Yaman bersamaan dengan Arab Spring 2011 yang menuntut perganitian presiden dan reformasi politik yang lebih adil bagi semua kelompok masyarakat.

Krisis politik juga dipercepat oleh friksi internal pemerintahan Yaman pada waktu, terutama antara almarhum Presiden Ali Abdullah Saleh dan Ali Panglima Tentara Yaman Ali Muhsin Al-Ahmar.
Krisis diselesaikan atas inisiatif Saudi dan negera-negara teluk dengan menunjuk wakil presiden Abd Raboh Mansur Hadi sebagai Presiden. Kemudian Mansur Hadi menggelar pemilu presiden dimana hanya dirinya yang menjadi calon presiden.

Atas bujukan Saudi, Mansur Hadi mendeklarasikan dirinya tidak mundur dari presiden dan saat ini berada di Riyad, Ibu kota Saudi Arabia.
Agresi militer ke Yaman, Maret 2015 sampai saat ini, yang dipimpin oleh Saudi Arabia beralasan mengembalikan kekuasaan Abd Raboh Mansur Hadi. Secara defacto Yaman sekarang dipimpin oleh Dewan Politik Tinggi Yaman yang dibentuk oleh Parlemen Yaman dan didukung oleh mayoritas rakyat dan militer Yaman, meski PBB belum mengakuinya.
Dalam pernyataan sikapnya, Mujtahid Hashem meminta kepada pemerintah bisa memfasilitasi masyarakat Indonesia yang ingin memberikan bantuan kemanusiaan rakyat Yaman.

"Pemerintah mestinya bisa menggunakan sarana diplomasi internasional untuk memfasilitasi dialog politik penyelesaian masalah Yaman sembari menghilangkan hambatan masuknya bantuan kemanusiaan ke Yaman," seru Mujtahid.

Saat ini secara defacto Yaman dipimpin oleh Presiden Yaman, Mahdi al-Mashat dan Perdana Menteri Abdel-Aziz bin Habtour, meskipun sampai saat ini belum diakui oleh PBB.
Sumber : warta kota

KONFERENSI ALA SYIAH KE-32 DI TEHRAN, DARI INDONESIA ADA YANG IKUT


Pusat syiah Iran mengadakan Konferensi Internasional ke-32 yang diselenggarakan selama tiga hari di Tehran. Lebih dari 350 tokoh dan ulama dari 100 negara dunia termasuk dari Indonesia menghadiri konferensi yang mengusung tema "al-Quds, Poros Persatuan Umat" ini. Acara dimulai pada hari Sabtu, 24 November 2018. Acara diselenggarakan selama tiga hari di Tehran. 


Di antara peserta pilihan panitia dari Indonesia adalah Prof. Dr. Dicky Sofjan dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia juga merupakan anggota Association of Asian Studies (AAS) dan anggota British Association of Islamic Studies (BRAIS) serta anggota Asia Public Intellectuals (API). Selain itu hadir pula Gus Nuril dari Nahdatul Ulama dan Haidar Alwi.









ACARA DUBES INDONESIA UNTUK IRAN MENGADAKAN SARASEHAN

Tehran – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Iran menyelenggarakan sarasehan pada Kamis sore (22/11). Dengan mengambil tema, “Pertahanan Nasional di Era Globalisasi”, hadir tiga pembicara dari Universitas Pertahanan Indonesia, yaitu Marsekal Muda Taufik Hidayat, SE, Marsekal Pertama TNI Dr.Siswo Pudjiatmoko, SE, MSi dan Dr. Ir. Rudy Laksmono.

Kepala Duta Besar RI untuk Iran, Octavino Alimuddin dalam sambutannya menyebutkan, Indonesia yang berbentuk negara kesatuan telah menjadi inspirasi bagi banyak negara di dunia, yaitu begitu banyak perbedaan yang terdapat di Indonesia dengan beragam suku, agama dan ras serta bentangan ribuan pulau namun mampu bertahan sejak 1945 sampai sekarang sebagai negara yang bersatu dan berada dalam keadaan aman.

Acara syiah di Iran yang juga dihadiri perwakilan Indonesia yaitu gus Nuril

“Dengan wilayah negara kita yang sangat luas, kita tentu memerlukan satu penanganan khusus bagaimana menghadapi potensi gangguan keamanan. Iran pun memiliki hal yang sama, banyak potensi gangguan yang ada di iran sebagaimana halnya di negara kita, seperti ancaman terorisme, serangan-serangan baik sifatnya subversif maupun agitasi dari luar negeri.” Ungkapnya.
“Iran mengundang wisatawan dan investor untuk masuk Iran namun sangat ketat dalam melakukan pengamanan. Mereka tidak dengan mudah menerima orang asing. Orang-orang asing di negara ini tetap dimonitor dan berada dalam pengawasan mereka.” Tambahnya.
Seperti kita ketahui bahwa ketika kita berkunjung ke Iran, maka kita tidak bisa sembarangan mengambil foto. Sangat dibatasi.

“Kedekatan Iran dengan negara-negara tetangganya seperti Suriah, Irak dan Yaman adalah dalam rangka menjaga keamanan negaranya.”
“Meskipun demikian, Iran tetap kecolongan, setidaknya dalam 2 tahun terakhir, di Iran terjadi tindakan teror. Tahun 2017 di moseulum Imam Khomeini dan di tengah-tengah parade militer di Ahvaz baru-baru ini. Ini menunjukkan betapa tidak mudahnya menjaga keamanan itu.” Ungkap Octavino.
Dibagian akhir sambutannya, Octavino Alimuddin menyambut baik kedatangan delegasi Universitas Pertahanan Indonesia di Iran. Ia menyebut pendirian dan keberadaan Universitas Pertahanan sangat strategis dan sangat dibutuhkan terlebih lagi dalam kondisi dunia tengah berhadapan dengan ancaman terorisme. Dubes berharap, agar acara-acara serupa tetap berlanjut terutama dalam rangka memberikan pengetahuan kepada WNI dan mahasiswa Indonesia di luar negeri mengenai pentingnya menjaga dan memperkuat ketahanan nasional.
Hadir dalam acara sarasehan yang dimulai pukul 17.00 waktu setempat tersebut, sejumlah WNI dan mahasiswa Indonesia yang berasal dari berbagai wilayah di Iran, seperti Tehran, Qom, Ghurghan, Lurestan dan Masyhad.

Sehari sebelumnya, anggota delegasi dari Universitas Pertahanan Indonesia yang terdiri dari Marsekal Muda Taufik Hidayat, SE, Marsekal Pertama TNI Dr.Siswo Pudjiatmoko, SE,MSi dan Dr.Ir.Rudy Laksmono berkunjung ke AJA University of Command and Staff, DAFOOS, Iran dan disambut oleh Rektor AJA University of Command and Staff, Iran, Hossein Valivand Zamani.
Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Universitas Pertahanan Indonesia, Marsekal Muda Taufik Hidayat, SE mengatakan delegasi dari Universitas Pertahanan Indonesia berkunjung ke Iran untuk menjalin kerja sama pendidikan dan tujuan terpenting adalah bertukar dosen dan mahasiswa.
Sumber : (abna.ir)

ARBAIN ABI KE KARBALA, LONGMARCH DENGAN SYIAH DUNIA

Berikut ini adalah dokumentasi komunitas syiah Indonesia yang diwadahi ABI. Mereka mengikuti kegiatan pusat syiah. Puluhan orang tampak dalam acara tersebut. 









Mufti Suriah Mengisi Acara di Indonesia

Jakarta, Kamis 1/11/2018 – Seminar kebangsaan bertajuk “Jangan Suriahkan Indonesia!” di Magzi Ballroom Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, sebagai keynote Speaker Syeikh Dr Adnan al-Afyouni Mufti Suriah sekaligus Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional, Suriah. Dihadiri juga oleh beberapa narasumber seperti Drs. Djoko Harjanto sebagai Duta Besar Indonesia untuk Suriah.
Syeikh Dr Adnan al-Afyouni memulai memberikan tausiyahnya di hadapan peserta seminar yang hadir meramaikan acara.  Syeikh menuturkan bahwa sejak ratusan tahun yang lalu Suriah masih sangat aman, agama itu menyatukan, bukan untuk menciptakan konflik. Krisis Suriah sebenarnya adalah masalah politik yang melibatkan banyak negara. 








Duta besar Indonesia di Suriah, Djoko Harjanto sempat menceritakan betapa mengerikannya hidup di wilayah konflik itu. Setiap hari ada saja dentuman bom dan suara tembakan tiada henti. Pasukan bersenjata yang bernama Free Syrian Army pada 2011 adalah orang-orang bersenjata yang menentang terhadap pemerintah, yang kemudian menjadi cikal bakal berlanjutnya gejolak konflik di Suriah. Kemudian ada demonstrasi, ada pihak-pihak oposisi yang dapat senjata kemudian menyebar ke mana-mana. Kemudian berkobar sebegitu kuatnya, para pejuang itu menamakan dirinya Free Syrian Army. Dari free army ini lalu muncul lagi Al Nusro, kemudian tahun 2013 baru muncul ISIS.
 “Ketika 2015 saya masuk Aleppo, bukan karena berani, tapi untuk melindungi rakyat kita di sana, banyak juga TKI, mereka butuh perlindungan. Itu tidak semenit pun berhenti itu mortir, senapan, AK47 bahkan bom. Kenang Djoko waktu bertugas dulu di Suriah.” Kenang Djoko

“Pelajar dan mahasiswa yang belajar di sana berasal dari lebih 60 negara, diantaranya dari Indonesia. Saya sangat terkesan dengan pelajar asal Indonesia karena tetap berada di Suriah sejak awal-awal konflik. Saya waktu itu menawarkan kepada para pelajar ,jika ingin kembali ke negara masing-masing silahkan. Tapi jika ingin tetap di Suriah, maka pemerintah Suriah akan melindungi dan menjaganya sesuai kemampuan yang dimilikinya.” Papar Syeikh Dr. Adnan Al Afyouni.

Menurut Dr, Syeikh Adnan Al Afyouni ciri-ciri orang beragama adalah selalu menyandarkan semuanya kepada Allah SWT setelah berikhtiar atau berusaha. Dan khusus pelajar Indonesia sangat diapresiasi oleh Syeikh, dengan berbagai cobaan dan konflik yang telah dialami oleh Suriah, Indonesia adalah sahabat sejati Suriah. Dan untuk rekonsiliasi, Presiden Bashar Asad siap memberi maaf pada warga negaranya yang telah ikut memberontak.