Senin, 27 November 2017

ARBAIN ABI: MENGASAH MILITANSI DENGAN ZIARAH ARBAIN


Setelah peringatan asyuro, maka ritual syiah di lanjutkan dengan arbain. Jika asyuro diperingati tanggal 10 muharram, maka arbain jatuh pada tanggal 20 safar. Mereka akan mengadakan longmarch dari najaf ke karbala sejauh sekitar 90 an km.


Jika dia seorang syiah militan, maka dipastikan dia akan ikut. Pada tahun ini, 2017, dua kubu syiah di indonesia masing-masing berangkat. Kali ini akan kami bahas grup ABI.


Mereka berangkat dengan beberapa pengikut militan syiah, ada grup resmi yang melalui sebuah trafel. Ada yang secara ngirit dengan sistem back paker. Biasanya pesawat akan melakukan transit di kuala lumpur mengingat tidak ada penerbangan langsung dari indonesia ke iraq (setahu kami)


Berikut adalah sebagian dokumentasi kegiatan mereka :


Mereka menamai diri mereka dengan “kafilah Ormas Islam Ahlulbait Indonesia (ABI).”








LSM SYIAH JEPARA : HIKDMAT Bedah Rumah Warga di Jepara

Syiah di Jepara mengalami perkembangan relatif pesat dibanding dengan daerah lain di Jawa Tengah. Ini disebabkan karena adanya daerah basis syiah. Ada pusat pengkaderan yang berupa pesantren. Penulis mempunyai saudara jauh yang menjadi pengikut syiah, anaknya di sekolahkan di Jepara, di Pesantren kaderisasi syiah.


Memang secara histori, syiah di Jepara sudah berada semenjak tahun 70 an. Bahkan pernah ketika menjelang pilkada di Jepara, Cabub jepara meminta dukungan dari komunitas syiah agar terpilih. Menurut pengakuan aktifis anti syiah di Jepara, dia merasa kewalahan membendung ajaran syiah, karena syiah berkoalisi dengan NU sebagai ormas terbesar di Jepara.


Syiah di Jepara sangat aktiv mendakwahkan ajarannya di masyarakat. Di antar metode yang mereka pakai adalah melalui pendekatan sosial. Pada bulan ini, mereka melakukan kegiatan bedah rumah yang tujuannya adalah menanam investasi dukungan dari masyarakat sehingga, meskipun masyarakat tidak ikut ke ajaran syiah, mereka tidak akan menolak keberadaannya.

Berikut salah satu liputan media resmi syiah yang kami rekam :




Sejak ditinggal suami, Tuminah, warga Desa Plajan, Pakisaji, Jepara, berperan sebagai kepala keluarga bagi tiga anaknya. Mereka tinggal di rumah sederhana terbuat dari kayu. Menafkahi ketiga anaknya bukan hal mudah bagi Tuminah, apalagi ia hanya bekerja serabutan dengan penghasilan tak tentu.
Rumah yang ditinggalinya pun semakin hari semakin tak layak huni. Kayunya yang mulai lapuk dimakan rayap, genteng yang pecah-pecah, membuat Tuminah mulai resah. Namun apa daya, keterbatasan ekonomi membuatnya tak bisa melakukan apa-apa.
Beruntung, ada masyarakat yang peduli. Himpunan Komunitas Peduli Umat (HIKDMAT)(ini merupakan LSM Syiah, lokal Jepara. Jika di bogor ada PERMABI, di Malang ada JUSYAN, penulis)  Jepara bersama LINMAS, BANSER Desa Plajan dan masyarakat sekitar berinisiatif membantu Tuminah. Program “Bedah Rumah” Tuminah pun mereka kerjakan secara bertahap.
Singkat cerita, program Bedah Rumah ini rampung pada hari Minggu, 19 November 2017. Tuminah pun tak kuasa menahan bahagia melihat rumah yang tadinya hampir roboh kini telah disulap menjadi tembok yang kokoh. “Alhamdulillah,” ucap syukur Tuminah.
Ustad Miqdad (ini merupakan salah satu tokoh syiah di jepara yang paling berpengaruh. Dia sering diundang menjadi pembicara di acara2 syiah di berbagai tempat) selaku pembina HIKDMAT menegaskan, bakti sosial yang dilakukan sekaligus untuk memotivasi masyarakat di tempat lain agar peduli dengan tetangga yang membutuhkan.
“Di manapun kita membangun, tujuannya agar masyarakat bangkit dan bekerja sama membantu masyarakat sekitar. Bangkit bersama secara mandiri menyelesaikan masalah di lingkungannya, dan tidak harus bekerja sama dengan kami,” katanya.
“Kita disatukan dalam satu pemikiran yaitu kesamaan dalam kemanusiaan. Berbuat baiklah demi kebaikan itu sendiri bukan karena alasan apa pun,” pungkasnya.
Selaku ketua HIKDMAT, Abdullah mengatakan, aksi-aksi sosial yang dilakukan tidak berafiliasi dengan kepentingan-kepentingan politik tertentu, agama, maupun madzhab-madzhab tertentu. “Tapi murni membantu mereka yang kurang beruntung atas nama kemanusiaan,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan dari BANSER Desa Plajan mengatakan, Bedah Rumah ini sekaligus untuk menjalin silaturahmi dan kerja sama yang lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di hari-hari yang akan datang.
Program Bedah Rumah yang dilakukan HIKDMAT selama ini berjalan karena adanya kepercayaan para donatur dan swadaya masyarakat yang memiliki semangat untuk membantu sesama.


Begitulah dakwah syiah di lapangan. Mereka tidak akan berhenti mendakwahkan ajaran sesatnya. Segala cara di tempuh. Rumah mereka bangunkan, tapi jangan salah, aqidah anda hendak mereka robohkan. Bangkitlah para dai dan aktifis islam!! ( Ahmad Hasyim, Nov 2017)

BEDAH BUKU ISLAM TUHAN SAMPAI KE KALIMANTAN JUGA.

Setelah sebelumnya berkeliling Jawa dan sudah merambah ke Makassar dan Lampung, maka bulan ini sampai ke Kalimantan. Tokoh syiah dan juga pengusaha asal Solo yang aktif mennyebarkan buku-buku syiah ke seluruh Indonesia ini, kami ini mengandeng NU. Jika sebelumnya biasanya diadakan di UIN, maka di Kalimantan tidak. Berikut adalah liputan dari media syiah yang sudah kami edit seperlunya:





Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat Melayu menyelenggarakan talkshow dan bedah buku “Islam Tuhan, Islam Manusia; Agama dan Spiritualitas di Zaman Kacau” di aula Kementerian Agama, Sabtu, 18 November 2017.
Abdul Mukti, dosen IAIN Pontianak sekaligus Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalbar mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, talkshow dan bedah buku karya cendekiawan Muslim, Dr. Haidar Bagir, ini sangat dibutuhkan para pemuda zaman sekarang. “Sehingga para pemuda dapat mengkaji suatu permasalahan lebih mendalam dan mengkritisinya tanpa kekerasan,” ujarnya.
Khusus untuk buku “Islam Tuhan, Islam Manusia,” Abdul Mukti menyarankan agar buku yang mengajarkan toleransi dan cinta kasih ini dibaca oleh generasi muda. “Generasi muda harus kembali membangun praktisi literasi yang kuat, sehingga memiliki kekuatan untuk membaca realitas maupun kekuatan untuk memberi solusi-solusi terhadap permasalahan,” pungkasnya.
“Islam Tuhan, Islam Manusia” ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan Dr. Haidar Bagir yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku. “Sebagai  sebuah pengingat karena saya akan memasuki usia 60 tahun,” ujar Haidar Bagir.
Dr. Haidar Bagir yang juga penggagas Gerakan Islam Cinta dalam buku yang diterbitkannya itu menawarkan pendekatan intra-Islam dengan bentuk penafsiran postmodernisme, relativisme mazhab, Islam Wasathiyah dan antaragama, peradaban, dan budaya dalam toleransi, hingga akhirnya menawarkan solusi bagi problem dunia dan ketunabudayaan berdasarkan pendekatan cinta ala sufisme. (M/Z)

Toleransi inilah yang akan menjadi pintu masuk ajaran syiah kepada masyarakat sunni. Jika aqidah sesat mendapatkan toleransi dan dibiarkan berkembang, maka akan muncul konflik di tempat itu. Kita bisa melihat di Pekalongan, Sampang, Jember dan Bogor. Jika syiah dengan terang-terangan menyebarkan ideologinya, maka sudah pasti akan mendapatkan penolakan dari masyarakat. Mengingat perbedaan sunni syiah adalah perbedaan dalam masalah pokok. Syaikh Yusuf Qardawi yang pernah setuju dengan gagasan pendekatan dua kelompok tersebut, menarik kembali sikapnya karena di lapangan terjadi pelanggaran kesepakatan yaitu kelompok syiah mendakwahkan ajarannya di komunitas sunni dalam rangka mencari pengikut. (Ahmad Hasyim, 28 Nov 2017, Jakarta)