Senin, 19 Maret 2012

Hebat!! Malaysia Haramkan Tiga Buku Syi'ah Terbitan Indonesia

KUALA LUMPUR (voa-islam.com) — Kementerian Dalam Negeri (KDN) Malaysia telah menetapkan perintah larangan terhadap tiga buah buku yang diterbitkan di Indonesia karena menyebarkan doktrin yang bertentangan dengan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah di negara ini.

Sekretaris Bagian Pengendalian Publikasi dan Teks Al-Quran, Abdul Aziz Mohamed Nor menjelaskan, tiga buku yang diharamkan adalah "Pengantar Ilmu-ilmu Islam,” "Dialog Sunnah Syi'ah" dan "Tafsir Sufi Al-Fatihah Mukadimah.”
Buku "Pengantar Ilmu-ilmu Islam" ditulis oleh Murtadha Muthahhari dan diterbitkan Pustaka Zahra dari Jakarta, sedangkan "Dialog Sunnah Syi'ah" ditulis oleh A Syarafuddin Al-Musawi dan diterbitkan Penerbit Mizan Bandung. Sementara "Tafsir Sufi Al-Fatihah Mukadimah" pula ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat dan diterbitkan PT Remaja Rosdakarya, juga dari Bandung.
"Jika ini dibiarkan, buku-buku ini dapat membahayakan ketertiban," kata Abdul Aziz kepada wartawan, tadi malam.
Perintah larangan ini, lanjut Abdul Aziz, sesuai dengan Pasal 7 (1) Akta Mesin Cetak dan Penerbitan 1984 yang menjadi satu kesalahan menurut ayat 2 Pasal 8 akta tersebut.
“Adalah menjadi satu kesalahan jika pihak yang mencetak, mengimpor, memproduksi, mereproduksi, mempublikasikan, menjual, mengeluar, mengeliling, menawarkan untuk menjual, mendistribusikan atau ada dalam miliknya, bahan yang akan dikenakan perintah larangan itu," katanya.
Abdul Aziz menambahkan, siapapun yang melanggar larangan ini bisa dipenjara maksimal tiga tahun atau denda maksimal RM20,000 atau keduanya. [taz, shah]

Tokoh Syi'ah Sampang Tajul Muluk Resmi Jadi Tersangka Penodaan Agama

SURABAYA (voa-islam.com) - Kasus tuduhan penodaan agama Islam oleh penganut Syiah di Sampang, Madura akan berbuntut panjang. Sebab pimpinan pondok pesantren, Tajul Muluk sudah ditetapkan Polda Jatim sebagai tersangka per 16 Maret 2012 lalu.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu dari kuasa Hukum Tajul Muluk, Otman Ralibi. Satu dari 10 kuasa hukum yang disewa Tajul Muluk ini memastikan kliennya telah ditetapkan menjadi tersangka.
"Hari ini Tajul Muluk telah resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penodaan agama. Dan pagi tadi Tajul dipanggil oleh pihak Polda Jatim," kata Otman saat ditemui di Mapolda Jatim, Senin (19/3/2012).
Keputusan tersebut kemudian berlanjut dengan adanya Surat Panggilan no: S.Pgl/626/III /2012/Ditreskrimum, tertanggal 16 Maret 2012. Berdasar LP no: LP/03/ I/2012/Polres, tanggal 3 Januari 2012 dan Surat Perintah Penyidikan no: Sp. Sidik/ 47 / I/2012/Ditres Krimum tanggal 27 Januari 2012. Memanggil Tajul Muluk menghadap Kompol Drs. Supardi Asti ko, M. Hum. Kanit I Kamneg Subdit I Pidum, kantor Ditreskrimum Polda Jatim.
Meski sudah jelas-jelas meresahkan warga Sampang Madura hingga mengakibatkan kerusuhan, Sebagai kuasa hukumnya, Otma merasa kecewa. "Dimana letak yang dianggap penodaan agama?," ujarnya.
Otman pun meminta penangguhan pemeriksaan terhadap penyidik. Setidaknya, menurut Otman, keputusan atas status tersangka pada Tajul Maluk harus memenuhi kelengkapan-kelengkapan data lainnya.
"Harus ada tindakan pendahuluan dari pemerintah, saksi ahli seperti pakar agama dan pakar pidana," lanjut Otman.
Seperti diberitakan sebelumnya Tajul Muluk tokoh Syiah di Sampang dan pengikutnya sangat agresif dan provokatif menyebarkan ajaran Syiah secara door to door ke rumah-rumah warga. Akibatnya warga muslim Sampang berang dan bertindak tegas.
Selain itu MUI Jawa Timur juga telah menyatakan sesatnya ajaran Syiah terutama yang marak berkembang di Sampang Madura.[Widad/dtk]

Tiga Buku Indonesia Dilarang Beredar di Malaysia

KUALA LUMPUR - Kementerian Dalam Negeri Malaysia melarang peredaran tiga buku terbitan Indonesia. Alasannya buku itu dinilai mengandung materi yang bertentangan dengan ajaran Islam di Malaysia.

Sekretaris bidang teks Alquran dan Penerbitan, Abdul Aziz Mohamed Nor seperti dikutip Bernama, Selasa (20/3), mengatakan ketiga buku yang dilarang tersebut berjudul "Pengantar Ilmu-ilmu Islam", "Dialog Sunnah-Syiah", dan "Tafsir Sufi Al-Fatihah Mukadimah".

Buku "pengantar Ilmu-ilmu Islam" ditulis oleh Murtadha Muthahhari dan diterbitkan oleh Pustaka Zahra, Jakarta. Sedangkan "Dialog Sunnah-Syiah" ditulis oleh A Syarafuddin Al-Musawi dan diterbitkan Penerbit Mizan PT Mizan Pustaka, Bandung.

Sementara "Tafsir Sufi Al-Fatihah Mukadimah" ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat dan diterbitkan PT Remaja Rosdakarya, Bandung. "Peredaran ketiga buku ini dikhawatirkan akan mengganggu ketertiban masyarakat," kata Abdul Aziz. republika.co.id

Senin, 05 Maret 2012

KH. Tengku Zulkarnaen: Mimpi Jika Menyatukan Sunni-Syiah

JAKARTA – Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain menegaskan, dalam rapat pimpinan MUI yang diadakan tiga bulan lalu, telah disepakati, bahwa MUI tidak akan bekerjasama dengan Pemerintah Syiah Iran, kecuali dalam hal ekonomi dan keuangan syariah.
“Kerjasama tingkat dunia antara Sunni-Syiah itu sama halnya dengan bermimpi,” kata KH. Tengku Zulkarnain saat dijumpai Voa-Islam, usai diskusi tentang Kaum Sunni di Iran oleh Grand Imam Sunni Iran, Maulana Maulawi Madani.
Dalam diskusi tersebut, dari kalangan Sunni hadir antara lain: KH. Mahyidin Junaidi (MUI), Ustadz Rasmin Zaitun (Wahdah Islamiyah), Ustadz Fariq Uqbah (Al Islam), Ustadz Ahmad Satori (IKADI), KH. Hamdan Rasyid (Ketua MUI DKI), KH. Syaifudin Amsir (Syuriah PP PBNU), KH. Muhammad Al Khaththath (FUI), Anwar Abas (Muhammdiyah), KH. Tengku Zulkarnain (MUI).
Sedangkan, dari kalangan Syiah dihadiri oleh: Umar Syihab (MUI), Dr.Mahmoud Farazandeh (Dubes Republik Islam Iran), dan beberama tokoh Syiah lainnya.
Saat diskusi, KH. Tengku Zulkarnain yang juga Wakil Ketua Komisi Fatwa Mathlaul Anwar , mempertanyakan kenapa di Irak tidak ada dari kalangan Sunni yang menjadi Menteri maupun gubernur. Sedangkan di Indonesia, kaum Syiah bisa menjadi Menteri.
Soal kenapa Syiah mencaci maki sahabat Nabi, tak terkecuali istri Nabi (Aisyah)? Lalu dengan diplomatis, ulama Syiah itu mengatakan, mereka adalah pengikut Syiah yang bodoh.
“Jika begitu, berarti  Jalaluddin Rahmat alias Kang Jalal itu bodoh, karena telah membuat puisi berjudul Fatimah dalam bukunya, yang menyebut sahabat Nabi Abu Bakar Shiddiq sebagai perampas. Khalifah Abu Bakar juga disebut telah merampas Ali. Jadi orang Syiah yang mencela sahabat Nabi itu bodoh,” kata Tengku.
Terkait nikah mut’ah, madzhab Syiah terang-terangan telah membolehkan. Dari sini sudah jelas, tidak mungkin mempersatukan antara Sunni-Syiah, karena dari awal sudah berbeda, terutama dalam hal-hal pokok agama (ikhtilaf usul). Jadi sekali lagi, mimpi jika menyatukan Sunni-Syiah. “Jika orang Syiah anggap Sunni itu sesat, maka begitu juga Sunni menilai Syiah itu sesat. Jadi kesimpulannya dalam pertemuan tersebut, biarlah Sunni-Syiah jalan masing-masing. Hubungan Sunni-Syiah hanya sebatas wawasan pemikiran dan politik, bukan madzhab.”
MUI sendiri telah mengimbau kepada umat Islam agar mewaspadai gerakan Syiah di Indonesia. Ketika ditanya, bagaimana dengan Umar Syihab yang dituding sebagai Syi’i? Tengku Zulkarnain mengatakan, kita sudah tanya pada saudara Umar Syihab tentang apakah anda seorang Syiah? Tapi tetap saja Umar Syihab tidak pernah mau mengakui dirinya sebagai Syi’i. “Asal tahu saja, diskusi ini, sesungguhnya adalah atas prakarsa Umar Syihab,” kata KH. Tengku. (Desastian) sumber : voa-islam.com

IJABI Terbukti Berbohong

Syiah berkeyakinan bahwa taqiyyah (berbohong) salah satu rukun agama seperti shalat yang tidak boleh ditinggalkan sampai datangnya Imam Mahdi, atau sampai hari kiamat.
Ja’far Ash Shadiq: “Jikalau kamu mengatakan bahwa yang meninggalkan taqiyyah itu seperti orang yang meninggalkan shalat, maka kamu benar!” (Man Laa yahdhuruhul Faqih, Ibnu Babawaih, juz 2 hal 80)
Al baqir: “Sesungguhnya 9/10 agama merupakan taqiyyah. Tidak ada agama bagi yang tidak mengamalkan taqiyah!” (Ushul al Kafi, al Kulaini, juz 2 hal 217)
Ibn Babawaih al Qummi: “Bertaqiyyah itu wajib, tidak boleh ditinggalkan sampai munculnya al Qa’im (Imam mahdi), maka siapa yang meninggalkannya sebelum munculnya al Qa’im maka ia telah murtad dari agama Allah Ta’ala, murtad dari agama Imamiyah, dan juga menyelisihi Allah, Rasul-Nya dan para Imam !” (al I’tiqadaat, Ibn Babawaih al Qummi, hal 114-115)
Salah satu organisasi yang mewakili Syiah di Indonesia adalah Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) ternyata terbukti bertaqiyyah (berbohong) untuk mendapatkan sambutan positif di tengah masyarakat yang tak mengetahui hal ihwal tentang agama sesat ini, Syiah.
Berikut salah satu data kebohongan mereka;
Harian Fajar, Minggu, 6 Februari 2011, menurunkan berita tentang IJABI, dengan judul berita “IJABI Tentang Sikap Menjelek-jelekkan Sahabat Nabi”, di dalam salah satu ulasan berita itu ditulis: “Melalui ketuanya, Syamsuddin Baharuddin, dia menegaskan IJABI Sulsel sama sekali tidak pernah membuat gerakan yang menjelek-jelekkan sahabat Nabi saw sebaliknya, IJABI sangat menentang gerakan atau upaya menjelek-jelekkan sahabat Rasulullah saw.”
Mendengar berita itu semestinya sebagai orang Muslim kita turut bergembira, karena dengan tegas IJABI menyatakan bahwa kegiatan utama Syiah selama ini yang sangat identik permusuhannya dengan sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw itu mereka tentang dengan keras.
Namun, bagi yang rajin meneliti dan menelaah sepak terjang organisasi Syiah yang satu ini seperti LPPI Makassar, tentu akan menilai bahwa berita publik semacam ini hanyalah bualan dan omong kosong belaka!
Coba pembaca perhatikan data-data IJABI di bawah ini yang sangat menjelek-jelekkan sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw:
  • Para sahabat sering menentang pada saat Rasulullah saw masih hidup.[1]
  • Utsman bin Affan bersama dengan sebagian besar sahabat lain lari dari medan perang uhud.[2]
  • Para sahabat membantah perintah Nabi saw.[3]
  • Para sahabat merobah-robah agama.[4]
  • Para sahabat murtad.[5]
  • Aisyah bermuka hitam, suka memoles pipinya dengan sejenis akar sebuah pohon sehingga berwarna merah, sehingga dengan itu beliau dijuluki Al Humairo (yang kemerah-merahan pipinya). Ia sangat pencemburu, dan suka membuat makar.[6] Na’udzu billah min dzalik
  • Abu Sufyan tidak percaya ada surga, neraka, hari perhitungan dan siksaan.[7]
  • Khalid bin Walid membunuh Malik bin Nuwairah dan menikahi istrinya pada malam hari.[8]
  • Amr bin Ash adalah anak dari hasil promiskuitas (ibunya digagahi oleh beberapa orang yang tidak jelas).[9] Ia membunuh Muhammad bin Abu Bakar, memasukkannya ke dalam perut bangkai dan membakarnya.[10]
Beberapa poin di atas hanyalah sebagian dari data-data yang telah kami kumpulkan. kami kutip untuk membuktikan bahwa mereka (Baca: IJABI atau Syiah Imamiyah) berbohong dan berdusta di depan publik agar mendapat simpati dari masyarakat yang tak tahu –menahu tentang kesesatan agama Syiah.
Inilah dia manhaj agama sesat Syiah yang dipenuhi dengan kebohongan dan kedustaan serta cacian dan laknat untuk manusia-manusia terbaik didikan langsung Nabi Muhammad saw.
(LPPIMakassar.blogspot.com)
Catatan kaki:
[1] Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009. hal. 82
[2] Ibid. hal 79. Meskipun mereka lari dari medan perang, namun Utsman bin Affan dan sebagian sahabat lainnya tidak pantas dicela dan disebut-sebut lagi sebagai oarng yang menentang perintah Rasulullah saw karena mereka sudah diampuni oleh Allah swt, silakan lihat QS. Ali Imran: 155
[3] Jalauddin Rakhmat. Sahabat Dalam Timbangan Al Quran, Sunnah dan Ilmiu Pengetahuan. PPs UIN Alauddin 2009. hal. 7
[4] Jalaluddin Rakhmat. Artikel dalam Buletin al Tanwir Yayasan Muthahhari, IJABI Jabar bekerjasama dengan IJABI Sulsel, Edisi Khusus No. 298. 10 Muharram 1431 H. hal. 3
[5] Ibid. hal. 4
[6] Ceramah Asyura Jalaluddin Rakhmat (Ketua Dewan Syuro IJABI), Rec. 07 Arsip LPPI Perw. IndTim.
[7] Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009. hal. 84
[8] Ibid
[9] Jalaluddin Rakhmat. (Ketua Dewan Syuro IJABI) Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan). Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. hal. 14
[10] Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009. hal. 84
sumber www.eramuslim.com

Minggu, 04 Maret 2012

Zein: Indonesia Adalah Negeri Kaum Sunni

Meski Indonesia memiliki ratusan organisasi massa Islam, tetapi Indonesia adalah negeri Ahlus Sunnah (Sunni), bukan Syiah. Pernyataan ini disampaikan Habib Ahmad Zein Alkaf, Ketua Bidang Organisasi Albayyinat Indonesia dalam “Dialog Interaktif Mengenal Paham Syiah” di Kantor redaksiHidayatullah Media Group (HMG), Jalan Kejawan BMA, Surabaya.
“Meski di Indonesia umat Islam terpecah dalam banyak ormas seperti; Muhammadiyah, NU, Persis, Al Irsyad, DDII, Al Washliyah, Al Khairiyah, Hidayatullah atau masih banyak lagi, tapi mereka adalah Ahlus Sunnah semua,” ujar Achmad Zein, Sabtu, (25/02/2012) pagi kemarin.
Menurut pria yang mengaku telah meneliti Syiah selama 25 tahun ini, semua penganut Ahlus Sunnah (Sunni) berpegang pada al-Quran dan Sunnah dan tak ada perselisihan mengenainya.
Hanya saja menurutnya, keberadaan bumi Ahlus Sunnah ini bisa rusak dengan paham-paham yang masuk secara halus guna merusak akidah kaum Sunni. Pemahaman itu, ujungnya adalah “pemurtadan” terselubung. Gerakan ‘pemurtadan’ itu datang dari dua tempat, satu dari luar negeri dan satunya dari dalam negeri sendiri. Yang dari luar negeri, menurutnya adalah paham sekuler-liberal dan paham Syiah Iran.
Karenanya, pria yang juga A’wan Syuriyah Pimpinan Wilayah NU (PWNU) Jatim ini mengingatkan pemerintah RI akan bahaya paham ini. Anggota pengurus MUI Jatim ini juga menegaskan, ajaran Syiah lebih berbahaya dibandingkan Ahmadiyah di Indonesia. Tak lupa, ia juga meminta Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengeluarkan larangan Syiah berkembang di Jatim.
“Sebelum ada Syiah, umat Islam hidup rukun. Ketika mulai berkembang di Jatim khususnya Bangil dan Madura, kekacauan terus terjadi. Seharusnya peristiwa di YAPI Bangil Pasuruan dan Sampang jadi pelajaran berharga bagi aparat dan pemerintah,” tegasnya.
“Kalau ingin Jatim aman dan damai, aparat kepolisian dan pemerintah jangan sekali-kali memberikan izin kegiatan bagi Syiah apapun bentuknya,” tambahnya.
Sedang pembicara lainnya,  Ustadz Ahyat Ahmad dari Ponpes Sidogiri Pasuruan sekaligus salah satu tim penulis buku “Sunni-Syiah Dalam Ukhuwah” lebih menjelaskan sejarah lahirnya paham Syiah. Menurutnya, sejarah lahirnya Syiah tidak lepas dari mantan seorang Yahudi bernama Abdullah Bin Saba’ di tahun 34-35 Hijriyah.  Menurut Ahyat, soal sejarah ini telah banyak diakui ulama-ulama Syiah sendiri dan tidak ada perselisihan tentangnya.
“Abdullah bin Saba’ itu fakta, bahkan itu diakui langsung ulama Syiah bernama Al-Qummi,” ujarnya.
Hanya saja, menurut Ahyat, kalangan Syiah modern sering menyembunyikan fakta dan mengelabuhi banyak orang dengan mengatakan, Abdullah bin Saba’ hanyalah tokoh fiktif.
Paling Berbahaya
Dalam sesi pertanyaan, Zein Alkaf menolak pernyataan peserta yang mengatakan bahwa di antara kelompok Syiah ada yang lebih dekat dengan Islam. Menurutnya, pernyataan seperti itu memang sering terjadi akibat ketidak-mengertian orang. Padahal itu pernyataan menyesatkan dan berbahaya.
“Memang ada yang dinamakan Syiah Zaidiyyah, tapi  itu berpusat di Yaman utara.”
Tapi, kelompok ini sekarang sudah berkembang dengan nama Batariyyah, Sulaimaniyyah dan Jarudiyyah dan bahkan telah mendapat pengaruh Iran. Sebagian dinilai telah beralih ke Syiah Imamiyyah Itsna ‘Asyariyyah. 
Sedang yang sekarang berkembang di Indonesia, adalah Syiah Imamiyyah Itsna ‘Asyariyyah yang berpusat di Iran. Oleh Khumaini, aliran ini diekspor ke seluruh dunia, terutama Indonesia. Kelompok Itsna ‘Asyariyyah inilah yang dinilai Zein paling berbahaya. Fakta nyata, mereka telah melakukan pemberontakan di Yaman.
“Syiah inilah yang sekarang berkembang di Indonesia dengan menggunakan nama samaran madzhab Ahlul Bait atau madzhab Ja’fary.”
Acara diselenggarakan atas kerjasama HMG dan Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (INPAS) ini dihadiri banyak peserta. Target acaranya yang hanya menghadirkan 50 peserta justru membludak tiga kali lipat, termasuk para mahasiwi dan ibu-ibu.
Yang menarik, acara ini juga dihadiri Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, H.M, Shidiq dan Habib Umar bin Abdullah Assegaf, pimpinan Majelis Maulid wa Ta’lim Roudlotus Salaf Bangil-Pasuruan.
Meski bukan pembicara, moderator Kholili Hasib dari INPAS  Surabaya memberi kesempatan para tamu berbicara.*
Rep: Panji Islam
Red: Cholis Akbar
Ahad, 26 Februari 2012 Hidayatullah.com—

Penganut Syiah Desa Jerbes Ternate Bikin Resah Umat Islam


TERNATE, MALUKU UTARA - Keberadaan sekte sesat Syiah tidak hanya meresahkan kaum Muslimin yang ada di Sampang Madura, Jawa Timur, namun juga membuat resah  masyarakat Muslim yang ada di tempat lain di Indonesia.
Keresahan yang akhirnya menimbulkan gesekan, sebagaimana yang terjadi di Sampang Madura tersebut, juga terjadi di Ternate Maluku Utara beberapa waktu lalu.
Koresponden voa-islam.com di Ternate menyebutkan bahwa keberadaan komunitas sekte Syiah yang berjumlah sekitar 20 orang di desa Jerbes kabupaten Ternate Utara telah menimbulkan keresahan bagi masyarakat dikarenakan mereka melakukan praktek ibadah yang tidak lazim dilakukan oleh kaum Muslimin pada umumnya.
Khawatir akan menyebarnya ajaran sesat tersebut maka pada tanggal 25 Januari 2012 masyarakat Muslim desa Jerbes melakukan  pengusiran terhadap permukim Syiah yang ada di desa tersebut.
Para pengikut Syiah dari desa Jerbes saat ini diamankan oleh pihak keamanan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Tata cara shalat berbeda
Menurut ketua MUI kota Ternate Bujang Hasan (65 tahun) kepada koresponden Voa-islam.com mengatakan bahwa, ajaran Syiah di Maluku utara dibawa oleh Kakek dari Nawawi Taher (pemimpin kelompok syiah di Ternate sekarang) yang sekaligus menjadi imam bagi kelompok Syiah di Maluku Utara. Dahulunya Syiah di Ternate dalam beribadah masih mau bergabung dengan masyakat Muslim Sunni dan praktek ibadahnyapun sama dengan Islam Sunni.
Tetapi aliran Syiah yang sekarang diajarkan dan dipraktekkan oleh Nawawi Taher (40 tahun) sudah berbeda dengan Syiah yang dibawa oleh kakeknya dulu. Para pengikut Syiah saat ini tidak lagi mau menjadi makmum dari kelompok Islam Sunni. Dan dalam praktek sholat juga berbeda dengan yang dipraktekkan oleh golongan Sunni.
Bujang Hasan mencontohkan, bahwa dalam sholat kelompok Syiah pada posisi setelah Takbiratul Ihram tangannya tergantung lemas di samping kiri dan kanan paha (tidak bersedekap di dada).
Hal lainnya menurut Bujang, pada setiap dua rokaat duduk antara dua sujud diwajibkan membaca doa qunut versi Syiah.
MUI kota Ternate larang kegiatan Syiah.
Untuk menghindari terus terjadinya konflik antara kedua belah pihak, sejak kejadian tanggal 25 januari 2012 lalu, dimana kelompok Syiah diusir oleh masyarakat Muslim desa Jerbes, maka MUI kota Ternate mengeluarkan keputusan menghentikan semua kegiatan kelompok Syiah di Kota Ternate. Keputusan ini sendiri diambil berdasarkan fatwa dari MUI pusat tahun 1984 yang melarang perkembangan Syiah di Indonesia.
Langkah MUI kota Ternate yang berani menghentikan kegiatan kelompok sekte sesat Syiah hendaknya juga diikuti oleh MUI lain di Maluku khususnya dan Indonesia secara umum. Sebab tidak menutup kemungkinan para pengikut sekte sesat Syiah juga berada di tempat-tempat lain di Maluku.
Jika ajaran sekte sesat Syiah dibiarkan berkembang maka  akan menyebar dan merusak pemahaman Islam kaum Muslimin dan tidak menutup kemungkinan akan melahirkan konflik di tengah masyarakat seperti yang terjadi di Sampang Madura Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Kaum Muslimin juga harus bersatu untuk membasmi ajaran sekte sesat Syiah dan tidak membiarkannya berkembang di tengah masyarakat. (AF) Jum’at, 10 Feb 2012(voa-islam.com)