LIPUTAN MEDIA ISLAM TENTANG DAURAH :
DDII Gelar Daurah Menangkal Penyebaran Syiah
Rabu, 4 Mei 2016 - 14:11 WIB
"Melalui daurah ini kalian melakukan kaderisasi untuk mengantisipasi
gerakan Syiah di daerah-daerah. Sehingga gerak Syiah di daerah bisa terbatasi.”
Hidayatullah.com– Dewan Da’wah Islamiyah
Indonesia (DDII) melalui Majelis Fatwa dan Pusat Kajian DDII mengadakandaurah syar’iyyah bersama Syaikh ‘Ali ‘Ammary, Rabu-
Jumat (04-06/05/2016) di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta Timur.
Daurah yang bertema “Naqdhu
Al-‘Aqa’id Asy-Syi’ah Al-Imamiyah(Menangkal Aqidah Syi’ah
Imamiyah)” ini dibuka oleh Dr. Jeje Zaenuddin, MA selaku ketua panitia.
Turut hadir sebagai tamu undangan, Ahmad Farid Okbah selaku
Pimpinan Ma’had Al-Islam Bekasi, dan beberapa undangan dari DDII.
Dalam sambutannya, Farid Okbah mengungkapkan bahwa Syaikh ‘Ali
‘Ammary bukan hanya pakar tentang Syiah secara ilmiyah, namun juga lapangan.
Farid juga menegaskan bahwa dalam melawan Syiah perlu
upaya-upaya melalui politik ataupun hukum.
“Kita harus mengupayakan usaha-usaha untuk melawan mereka, upaya
politik harus dijalankan, upaya hukum juga harus berjalan,” ujarnya.
Di akhir sambutan, Farid berharap agar peserta daurah mampu
melakukan antisipasi penyebaran syiar Syiah.
“Melalui daurah ini kalian melakukan kaderisasi untuk mengantisipasi
gerakan Syiah di daerah-daerah. Sehingga gerak Syiah di daerah bisa terbatasi,”
katanya.
Hadir pula Amlir Syaifa Yassin selaku Wakil Ketua Umum DDII.
Acara dihadiri oleh 120 lebih utusan dari berbagai lembaga yang diundang.*/ Kiriman Ali Muhtadin
Rep: Admin Hidcom
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Ini Alasannya Kenapa Setiap Muslim Harus Paham soal Syiah
Rabu, 4 Mei 2016 - 20:49 WIB
Di antara tujuan mempelajari Syiah, menurut Syeikh Ali al-Ammari adalah
mengenal keburukan Syiah serta menjauhinya, dan bukan untuk mengikutinya.
Hidayatullah.com– Kenapa mesti bicara tentang
syiah? Pertanyaan itu mengemuka dalam kegiatan daurah “Menangkal Aqidah Syiah Imamiyah” yang digelar di Hotel Balairung, Matraman,
Jakarta, Rabu (04/05/2016).
Di hadapan 200-an peserta, Syaikh Ali bin Abdullah al-Ammari,
pemateri daurah, menjelaskan persoalan tersebut.
Menurut pakar Syiah asal Riyadh, Arab Saudi ini, ada beberapa
alasan mengapa persoalan Syiah penting untuk diketahui oleh setiap Muslim,
khususnya para juru dakwah.
Pertama, kata Ali al-Ammari, karena pengikut Syiah begitu aktif
mengajak kepada kesesatan Syiah dan target utama mereka merusak aqidah ahlu
sunnah.
Terlebih Syiah punya kebiasaan taqiyyah (kebolehan berdusta) dan mengaku
sebagai bagian dari agama Islam, sedang ia bukan bagian dari Islam.
“Doktrin Syiah itu menganggap Sunni sebagai asyaddu
kufran (paling kufur)
dan berhak mendapat laknat,” papar Ali al-Ammari.
“Makanya Yahudi dan lainnya itu tidak dilaknat oleh Syiah, cuma
ahlu sunnah saja,” imbuh kembali.
Di antara tujuan mempelajari Syiah, lanjut Syeikh Ali, adalah
mengenal keburukan Syiah, dan bukan untuk mengikutinya.
“Kenali keburukan Syiah untuk menjauhi keburukan dan kesesatan
itu,” ucapnya.
Masih menurut Ali al-Ammari, jika tidak mengenal aqidah Syiah,
seorang Muslim dikhawatirkan tak bisa menolak ajaran Syiah.
“Jangan sampai dia tidak mampu menjaga keluarganya apalagi untuk
membentengi saudaranya sesama umat Islam,” ucap Ali al-Ammari.
Disebutkan, seorang Muslim wajib membentengi dari virus Syiah
sebab mereka yang datang dengan cinta kepada ahlul bait (keluarga Nabi).
“Syiah itu pasti dusta jika mengaku cinta kepada ahlul bait.
Apakah sampai harus mengkafirkan (Sahabat) Abu Bakar dan Umar untuk
menyatakan cinta tersebut?” ujar Ali al-Ammari menolak pengakuan itu.*
Rep: Masykur Abu Jaulah
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Farid Okbah: Hadapi Syiah, Muslimin Dunia Harus Bersatu
Kamis, 5 Mei 2016 - 08:00 WIB
Dalam menangkal Syiah, hal penting lainnya, menurut Farid adalah melakukan
lobi ke pemerintah dan menjalin dukungan dengan dunia internasional.
Hidayatullah.com– Menghadang dakwah Syiah butuh
kebersamaan dan persatuan umat Islam. Bukan sebaliknya, berpecah belah sesama
ahlu sunnah.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh peneliti aliran Syiah,
Farid Ahmad Okbah, di sela acara Daurah Syar’iyah tentang Syiah di Hotel Balairung,
Matraman, Jakarta, Rabu (04/05/2016).
Di hadapan 200-an peserta daurah, Farid mengajak seluruh umat
Islam untuk bersatu. Sebab yang dihadapi adalah makar licik yang didukung oleh
konspirasi internasional.
“Syiah itu dibiayai dan di-backup terang-terangan oleh Iran. Sekarang
siapa donatur khusus Sunni?” tanya Farid yang juga seorang pendiri Majelis
Intelektual dan Ulama Muda Indonesia Pusat.
Menurut Farid, ke depan umat Islam butuh lebih dari sekadar
daurah tiga atau lima hari saja. Sebab persoalan ini harus didalami,
dianalisis, dan didakwahkan secara profesional.
“Umat Islam perlu pendidikan khusus yang mencetak kader anti
Syiah. Belajarnya intensif satu hingga dua tahun, misalnya,” ungkap Pembina
Pesantren al-Islam, Bekasi ini. [Baca: Ini Alasannya Kenapa Setiap Muslim Harus Paham soal Syiah]
Disebutkan Farid, layaknya kelelawar, Syiah itu bergerak di
waktu malam. Kerjanya tidak kelihatan, tapi hasilnya rapi dan sistematis.
“Dakwah mereka pakai strategi, ada studi kelayakan sebelum
berbuat,” terang Farid lagi. “Dakwah Sunni juga harus begitu, siapkan
kader-kader yang ahli tentang kesesatan Syiah,” ujar Farid.
Dalam menangkal Syiah, hal penting lainnya, menurut Farid adalah
melakukan lobi ke pemerintah dan menjalin dukungan dengan dunia internasional.
“Harus ada yang bisa menjalin lobi ke pemerintah dan sinergi
dengan negara Islam lainnya,” tutup Farid Okbah.
Diketahui, bekerjasama dengan Syabakah Difa’ an as-Sunnah, Dewan
Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII) mengadakan daurah bertajuk “Naqdhu
‘Aqa’id as-Syi’ah al-Imamiyah”(Bantahan Terhadap Akidah-Akidah
Syiah Imamiyah).
Tampil sebagai pemateri tunggal, Syeikh Ali bin Abdullah al-Ammar,
dai internasional yang dikenal dengan kepakarannya tentang sekte sesat Syiah. [Baca: DDII
Gelar Daurah Menangkal Penyebaran Syiah]*
Rep: Masykur Abu Jaulah
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Tips Menghadapi Pendukung Syiah ala Ali al-Ammari
Jum'at, 6 Mei 2016 - 13:38 WIB
Salah satu persoalan yang tak bisa dijawab oleh Syiah adalah tentang
penyerahan kepemimpinan dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib kepada Sahabat
Muawiyah bin Abi Sufyan.
Hidayatullah.com– Berbekal pengalaman
bertahun-tahun di dunia dakwah internasional, peneliti dan pegiat dakwah anti
Syiah, Syaikh Ali Abdullah al-Ammari berbagi tips menghadapi pendukung aliran
menyimpang tersebut.
“Kenali keburukan Syiah untuk melemahkan klaim sesat mereka,”
ucap Ali al-Ammari memberi motivasi pada acaraDaurah Syar’iyah tentang Syiah di Hotel Balairung,
Matraman, Jakarta, Kamis (05/05/2016).
Menurut Ali al-Ammari, salah satu persoalan yang tidak bisa
dijawab oleh Syiah adalah tentang penyerahan kepemimpinan dari Hasan bin Ali
bin Abi Thalib kepada Sahabat Muawiyah bin Abi Sufyan.
Sebabnya, kata Ali al-Ammari, hal itu jelas bertentangan dengan
doktrin Syiah yang selama ini mengkafirkan sebagian sahabat Nabi, termasuk
Muawiyah bin Abi Sufyan.
“Tanyakan ke pendukung Syiah masalah itu, minta penjelasan
mereka,” sebut Ali al-Ammari menantang. [Baca: Farid Okbah: Hadapi Syiah, Muslimin Dunia Harus Bersatu]
Disebutkan, peristiwa tersebut dengan sendirinya menggugurkan
klaim Syiah selama ini. Sebabnya terjadi kontradiksi yang bertentangan dalam
kisah itu.
Jika Sahabat Hasan, kata dia, keliru dalam penyerahan
kepemimpinan, berarti itu membatalkan kemakshuman Hasan, seperti keyakinan
pengikut Syiah.
“Selanjutnya kalau Hasan benar, lalu kenapa kepemimpinan
(wilayah) itu diberikan kepada Muawiyah?” tanya Ali al-Ammari heran.
“Bukankah Muawiyah termasuk sahabat yang getol dikafirkan oleh
mereka?” tambah dai yang juga produktif menulis buku-buku sesat Syiah tersebut. [Baca: Ini Alasannya Kenapa Setiap Muslim Harus Paham soal Syiah]
Hal ini aku Ali al-Ammari sudah berkali-kali ditanyakan dalam
dialog dengan penyokong Syiah.
“Kalian tidak pernah dapat jawaban yang benar. Mereka bahkan
bisa marah kepada kalian,” tutup Ali al-Ammari kepada 200-an peserta daurah.
Diketahui, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mengadakan
daurah khusus yang membahas tentang aliran Syiah. Acara berlangsung selama tiga
hari (4-6 Mei 2016) dengan tema “Naqd Aqaid Syiah Imamiyah (Bantahan Terhadap Aqidah Syiah
Imamiyah)”.*
Rep: Masykur Abu Jaulah
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Pakar: Zaidiyah Bukan Dekat dengan Sunni, tapi Syiah Paling Ringan
Sabtu, 7 Mei 2016 - 04:41 WIB
Menurut Syaikh Ali al-Ammari, Syiah saat ini terdiri dari lima kelompok
besar; Ismailiyah, Zaidiyah, Nushairiyah, Duruz, dan Imamiyah Itsna Asyar.
Hidayatullah.com– Ada yang keliru dengan
pemahaman umat Islam tentang ideologi Syiah. Terutama menyangkut beberapa
kelompok dalam aliran menyimpang tersebut.
Hal itu dijelaskan Syaikh Ali Abdullah al-Ammari, dai
internasional dan pakar aliran Syiah dalam kegiatan daurah dai bertajuk “Naqd Aqaid as-Syiah al-Imamiyah (Membantah Aqidah-aqidah Syiah
Imamiyah)” di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta, Kamis (05/05/2016).
Disebutkan Ali al-Ammari, umat Islam keliru jika mengatakan
bahwa kelompok Syiah Zaidiyah itu dekat dengan ahlu sunnah (qariban min Sunni).
“Yang benar itu Zaidiyah adalah aliran paling ringan dalam Syiah
(akhaffu firqatan fis Syi’ah),”
papar Ali al-Ammari di hadapan 200-an peserta daurah.
Sebab, jelasnya, Syiah itu bukan Islam dan Sunni tidak ada
hubungan dengan Syiah. Lebih jauh, ia juga menerangkan kaidah utama dalam
memahami Syiah Rafidhah. [Baca: Farid Okbah: Hadapi Syiah, Muslimin Dunia Harus Bersatu]
“Singkatnya, siapa saja yang menolak kepemimpinan Sahabat Abu
Bakar dan Umar bin Khaththab serta melaknat keduanya, maka ia adalah Rafidhah,
apapun namanya,” ucap peneliti yang dikenal sebagai penulis buku-buku tentang
penyimpangan Syiah ini.
Disebutkan, dari Syiah Zaidiyah kini lahir kelompok Syiah
Jarudiyah yang menjadi keyakinan Syiah Houtsi di Yaman.
“Semua itu adalah Syiah Rafidhah,” tegas Ali al-Ammari kembali.
Menurutnya, Syiah saat ini terdiri dari lima kelompok besar;
Ismailiyah, Zaidiyah, Nushairiyah, Duruz, dan Imamiyah Itsna Asyar. [Baca: Ini Alasannya Kenapa Setiap Muslim Harus Paham soal Syiah]
Uniknya, masih menurut Ali, sesama Syiah juga saling mengafirkan
dan mencela di antara mereka.
Syiah Imamiyah, misalnya. Mereka disebut mengafirkan semua
kelompok Syiah lainnya, selama ia mengingkari satu imam di antara dua belas
imam Syiah.
Selama menerangkan materi, Ali al-Ammari banyak menggunakan
rujukan dari kitab induk Syiah. Seperti kitab al-Kafi karya Kulaini, Man
La Yahdhuru al-Faqih, al-Istibshar, dan Tahdzib
al-Ahkam.
Kedua kitab terakhir dikarang oleh at-Tusi, ulama terkenal di
kalangan Syiah.
“Membantah aqidah Syiah harus dengan rujukan induk mereka pula.
Sebab mereka menolak jika menggunakan rujukan kitab Sunni,” tegas Ali al-Ammari
menutup. [Baca: Tips
Menghadapi Pendukung Syiah ala Ali al-Ammari]*
Rep: Masykur Abu Jaulah
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Ali Al-Ammari Ingatkan Muslimin Soal Senjata Syiah
Ahad, 8 Mei 2016 - 14:22 WIB
Demi tujuan Syiah, para imam Syiah disebutnya tak segan mengobok-obok isi
al-Qur'an dan Hadits Nabi sekehendak mau mereka.
Hidayatullah.com– Selain taqiyyah (kebolehan berdusta), senjata utama
Syiah dalam menyebar ideologinya adalah menyusupkan syubhat (kerancuan) dalam
ajaran agama.
Demi tujuan itu, tak segan para imam Syiah berani mengobok-obok
isi al-Qur’an dan Hadits Nabi sekehendak mau mereka.
Hal tersebut diingatkan kepada para juru dakwah yang mengikuti
daurah “Naqd Aqaid as-Syiah
al-Imamiyah(Membantah Aqidah-aqidah Syiah Imamiyah)” di Hotel
Balairung, Jakarta, belum lama ini.
Namun, kata Syaikh Ali Abdullah al-Ammari, pemateri dalam
kegiatan tersebut, seringkali perkara itu diingkari oleh pengikut Syiah dengan
berbagai macam alasan.
Salah satunya mereka berdalih bahwa jika isi al-Qur’an itu
diubah oleh para ulama dan imam Syiah, maka itu berarti umat Islam sendiri
tidak meyakini ayat yang menyatakan bahwa Allah menjamin al-Qur’an akan terjaga
hingga hari Kiamat.
“Kalau ahlu sunnah menuduh Syiah suka mengubah ayat-ayat,
berarti kalian sendiri tidak yakin dengan isi al-Qur’an?” demikian dalih Syiah
seperti ditiru oleh Ali al-Ammari.
Menurut peneliti dan pegiat anti Syiah tersebut, yang pertama
harus dipahami adalah mengapa Syiah mengubah sebagian al-Qur’an dan
meriwayatkan hadits-hadits yang berbeda dengan dalil ahlu
sunnah.
Karena, jelas Ali al-Ammari, “Syiah itu belum menemukan dalam
al-Qur’an apa yang menjadi keyakinan mereka, makanya harus diubah.”
Tips Hadapi Syiah
Kepada 200 peserta daurah, pembina lembaga Jaringan Pembela
Sunnah (Syabakah Difa’ ‘an as-Sunnah) ini lalu berbagi tips dan pengalaman
dakwah dalam menghadapi Syiah.
Umumnya, jelas Ali al-Ammari, seseorang itu dihukumi sesuai
dengan pegangan keyakinannya. Jika Muslim itu dihukumi dengan al-Qur’an dan
Hadits Nabi, maka aliran Syiah dihukumi sesuai kitab-kitab rujukan mereka
sendiri juga.
“Ternyata itu diakui dalam rujukan utama Syiah. Termasuk di
kitab induk al-Kafi karya al-Kulaini itu,” ungkap Ali
al-Ammari.
Meski begitu, lanjutnya, masih saja sebagian pengikut Syiah
menolak klaim tersebut. Mereka mengaku hal itu hanya terdapat dalam kitab saja,
berbeda dengan realitasnya.
“Kalau seperti itu, tanyakan ke mereka, bukankah imam kalian makshum (terjaga dari salah)? Bukankah seluruh
perkataan mereka (para imam Syiah) tidak bisa ditolak?” tanya Ali al-Ammari
dengan nada heran.
“Lalu siapa rujukan kalian (pengikut Syiah. Red)
kalau begitu? Sebab (dalam) doktrin Syiah itu, riwayat dari imam makshum tidak bisa ditolak apalagi diingkari,”
terangnya.
Untuk diketahui, dalam acara daurah tentang Syiah tersebut, Ali
al-Ammari banyak menukil perkataan-perkataan para ulama Syiah dari rujukan
induk mereka. Sesekali peserta daurah juga diperlihatkan video-video terbaru
ceramah pengakuan dan doktrin para imam Syiah.*
Rep: Masykur Abu Jaulah
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar