Point-point
kesesatan buku : 15 Masalah Fikih Yang Hangat Dan Kontroversial
Bismillah,
kali ini tim peneliti syiahindonesia.com akan membongkar kesesatan salah satu
buku syiah yang berjudul 15 Masalah Fikih Yang Hangat Dan Kontroversial,
karangan Prof J Subhani. Buku tersebut diterbitkan beberapa kali, dan yang kami
teliti adalah buku cetakan ke 3 Oktober 2013. Buku setebal 438 halaman, di
dalamnya banyak memuat ajaran Syiah, yang menurut mereka adalah yang paling
benar. Mereka juga menuduh para Sahabat semoga Allah meridlai mereka adalah
orang yang lalai, membuat bid’ah dan berbuat karena hawa nafsunya. Rumus dalam
buku tersebut adalah : syiah benar dan yang lain salah.
- Pada halaman 76
disebutkan bahwa shalat dengan bersedekap adalah haram dan membatalkan shalat.
Apa sebabnya, di antaranya bahwa mereka tidak percaya dengan Hadis yang
meriwayatkan bahwa Rasulullah Salla Allahu alaihi wa Sallam shalat dengan
sedekap. Dalam keyakinan mereka, kaum sunni yang shalat dengan sedekap,
shalatnya batal sehingga shalatnya tidak sah. Bagaimana yang sah? Yang sah
adalah yang menurut mereka. Kalau mereka shalat bersama masyarakat sunni, maka
mereka akan bertaqiyah. Pada bagian akhir kita akan singgung tentang taqiyah,
yang mestinya dilakukan di depan orang kafir bukan di depan orang sunni.
- Syiah
menganggap bahwa shalat bersedekap adalah sesuatu yang bid’ah. Mengapa
demikian, karena apa yang dilakukan sahabat Rasul Salla Allahu alaihi wa Sallam
bukan hal yang bisa kita ikuti. Bagi syiah, menghormati sahabat semoga Allah
meridlai mereka, adalah sesuatu yang hal yang tabu.
- Shalat
kemana-mana membawa tanah dari Karbala. Karena tanah itu suci. Karena adalah
kuburan ‘nabi’ mereka yaitu Husain semoga Allah meridlainya. Satu pertanyaan
kepada orang syiah, silahkan dijawab? Kalau itu merupakan sunnah Rasul Salla
Allahu alaihi wa Sallam, mengapa beliau Salla Allahu alaihi wa Sallam tidak
melakukannya? O..itu untuk mengenang imam mereka. Di jaman Rasul Salla Allahu
alaihi wa Sallam kan belum ada? Mereka melakukan bid’ah dong? Kalau sahabat
bersedekap katanya bid’ah, kalau mereka membawa turbah, bukan bid’ah. Sesuatu
yang rancu bukan? Satu kesesatan akan menimbulkan kesesatan berikutnya.
- Memperkuat poin
di atas, bahwa shalat di atas permadani adalah bid’ah. Mereka berarti memiliki
sikap tabdi’ dong, suka membidah-bidahkan orang.
- Para khulafa’
rasyidin adalah banyak yang melawan nas. Bukan syiah kalau tidak menuduh para
khalifah sebagai penentang rasul Salla Allahu alaihi wa Sallam. Ini adalah
hujatan secara halus, tapi mengena sekali.
- Bukan syiah
kalau tidak adalah nikah mut’ah. Mereka menuduh yang mengharamkan adalah
sahabat Umar semoga Allah meridlainya. Mereka menutup mata bahwa hadis
pengharaman mut’ah diriwayatkan oleh sahabat Ali semoga Allah meridlainya.
- Tidak syiah
kalau tidak taqiyah. Padahal taqiyah menampakkan kekufuran padahal hatinya
beriman. Sejarahnya adalah karena disiksa orang kafir. Syiah di hadapan orang
yang dikafirkan, yaitu sunni, maka mereka melakukan taqiyyah. Kali ini
berlakulah rumus, boleh taqiyah terhadap sunni. Sampai-sampai dalam prakteknya,
terhadap sesama mereka pun terkadang masih bertaqiyah, sampai mereka bingung,
ni sedang bertaqiyah atau tidak ya?
-
Taqiyah adalah
agamaku, ini rujukan mereka perkataan tersebut. Mau kursus bohong dan dusta
agar lihai, belajarlah dengan orang syiah.
(Tim
Peneliti syiahindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar