Setelah syiah bisa
berkembang meraja lela di Makassar, Sulawesi Selatan, karena penyebarannya
melalui kampus dan disebarkan agen syiah yang berpendidikan, ternyata, di Sulawesi
daerah pun sudah ada pengikut aktivnya.
Mereka, sebagaimana
pengikut syiah yang lainnya, aktif berdakwah melalui sarana yang mereka mampu.
Sebetulnya tanda bahwa syiah sudah ada di Poso, bisa dilihat kemarin pada
perayaan muharram (RITUAL WAJIB SYIAH) terakhir. Mereka bisa mengadakan acara
di suatu gedung pertemuan, meskipun akhirnya dibubarkan oleh gabungan beberapa Ormas
Islam.
Perayaan asyura di bogor, dengan jumlah yang sedikitpun mereka wajib mengadakan asyuro, mirip dengan yang diadakan di POSO, sumber : fb pengikut syiah
Asyuro 2014 di Bogor, sumber : fb pengikut syiah
Asyuro 2014 di Bogor, sumber : fb pengikut syiah
Asyuro 2014 di Bogor, sumber : fb pengikut syiah
Umat Islam Poso pun
sadar bahwa ketika di situ ada syiah, maka potensi konflik akan terus ada, maka
mereka melakukan antisipasi sedini mungkin.
Dari hasil
investigasi salah satu portal islam kiblat.net ke pengikut syiah
langsung, syiah rafidoh tersebut berafiliasi ke ABI, ormas syiah terbaru yang
berkiblat ke Iran. Bahkan syiah Poso tersebut mengganggap bahwa IJABI, ormas syiah
yang lebih tua adalah syiah takfiri yang mengangap sunni sebagai kafir karena
menolak konsep ajaran syiah.
Berikut laporannya :
ABI Poso: IJABI Itu Arogan dan Takfiri!
KIBLAT.NET, Poso – Kota Poso selama ini selalu lekat dengan Densus 88 dan Terorisme. Keberadaan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso yang beroperasi di Gunung Tamanjeka memperkuat asumsi itu. Tapi, tunggu dulu. Kelompok Syiah juga memiliki keberadaan di Bumi Sintuwu Maroso, meski tidak terlalu signifikan.
Berdasarkan penelusuran Kiblat.net, di Poso sudah mulai muncul beberapa orang yang menamakan dirinya menganut sekte Syiah, sebuah ajaran yang telah diwaspadai dan dinyatakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Salah seorang aktivis Syiah di kota Poso yang gencar menyebarkan pemahaman Syiah di dunia maya adalah Taufik At-Tamimi. Taufik tinggal di Jalan Monginsidi, Kelurahan Bonesompe Kecamatan Poso Kota.
Taufik At-Tamimi merupakan warga keturunan Arab Bonesompe, sehari-hari ia menjalankan usaha penjualan tiket pesawat dan parfum non-alkohol di rumahnya.
Taufik lebih banyak menyebarkan pemamahan sekte Syiah lewat Facebook. Sementara, di dunia nyata, aktivitas Taufik tidak terlalu kentara.
Berdasarkan keterangan Taufik, ia sendiri mengaku sudah memiliki banyak teman-teman sesama penganut Syiah dari asal yang berbeda-beda, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Termasuk dari Kota Poso. “Iya mas, teman-teman itu ada yang dari Jawa, Poso, bahkan dari luar (luar negeri),” menurut pengakuan Taufik At-Tamimi saat dikunjungi Kiblat.net di kediamannya pada Rabu, (25/03).
Sebelumnya, Taufik At-Tamimi memang gencar dalam menawarkan buku-buku syiah kepada warga Muslim Poso melalui akun facebooknya.
“Bagi warga Muslim Poso yang ingin memperoleh buku-buku bacaan Mazhab Ahlul Bait (sebutan halus untuk sekte Syiah) untuk melengkapi referensi dan koleksi buku anda, silahkan mampir ke gubuk kami di Jl. W. Monginsidi No.5 samping Pegadaian, Raihana Travel,” tulis Taufik Attamimi di akun facebooknya, Taufik Umar At-Tamimi.
Kunjungan Kiblat.net ke rumah Taufik At-Tamimi semakin memperkuat bukti keterlibatannya dalam penyebaran sekte sesat Syiah di Kota Poso.
Di rumahnya, terlihat beberapa buku-buku Syiah dan VCD diletakkan di lemari buku dan etalase di ruang tamu. Buku-buku Syiah yang didominasi terbitan Al-Huda dan Citra yang berada di bawah naungan lembaga Iran, Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta, dicampur dengan buku-buku Islam dan buku-buku umum dalam satu rak lemari.
Di antara judul buku-buku Syiah tersebut adalah Imam Khomeini: 40 Hadits Telaah atas Hadits-hadits Mistis dan Akhlak, Antologi Islam sebuah risalah tematis dari keluarga nabi (sebuah buku yang dengan jelas berisi pengkafiran pada sahabat, red), Fatwa-fatwa Ayatullah Al-uzhma Imam Ali Khomeni, Buku Putih Mazhab Syiah Menurut Para Ulama Muktabar yang diterbitkan tim Ahlul Bait Indonesia (ABI), Isu-isu Dusta Seputar Tahrif Al-Quran: Pandangan Ahlusunnah dan Imamiyah, dan masih banyak lagi buku-buku Syiah lainnya yang jika beredar dan dibaca oleh umat Islam awam bisa mempengaruhi keimanannya.
Buku-buku Syiah yang dijual Taufik At-Tamimi di Poso.
Taufik At-Tamimi mengaku bahwa dirinya tergabung dalam organisasi Ahlul Bait Indonesia (ABI). Sebagaimana diketahui, ormas Syiah di Indonesia, secara garis besar terpecah ke dalam dua kutub utama. Yaitu, Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) dan Ahlul Bait Indonesia (ABI).
Menurut sumber Kiblat.net yang kerap memantau perkembangan Syiah di Indonesia, Ahlul Bait Indonesia (ABI) yang saat ini dipimpin oleh Habib Hasan Al-Aydrus merupakan pecahan dari Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) yang berada di bawah kepemimpinan Jalaludin Rakhmat, yang kini duduk sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P.
Ada sejumlah perbedaan mencolok di antara kedua organisasi Syiah ini. Kepemimpinan ABI didominasi oleh kelompok keturunan Arab di Indonesia, sementara di tubuh IJABI didominasi oleh orang-orang lokal. Sementara, dari sisi rujukan (marja’), ABI berkiblat ke Iran. Sedangkan IJABI berkiblat kepada marja’ Lebanon.
Menurut Taufik, organisasi Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) adalah organisasi syiah yang keras dan arogan berbeda dengan organisasi Ahlul Bait Indonesia (ABI) yang terdiri dari ulama yang lembut dan cendekiawan muslim.
“IJABI itu arogan dan takfiri mas, berbeda dengan kita ABI. Kita tidak menghina sahabat dan istri Nabi. Kita juga tidak mengakui perayaan Syiah yang berdarah-darah itu,” ungkap Taufik di rumahnya.
Lebih lanjut, Taufik At-Tamimi juga mengatakan istri kedua Jalaludin Rahmat, Emilia Renita adalah keturunan warga Negara Belanda. Setelah ditelusuri, ternyata Renita memiliki darah Israel. Menurutnya istri keduanya inilah yang banyak mempengaruhi Jalaluddin rahmat sehingga menjadi arogan dan berani.
“Kang Jalal itu beda dengan kita. Istrinya saja dua mas. Nah yang kedua ini keturunan Belanda dan belakangan ditelusuri ada darah Israel, sehingga istrinya ini yang mempengaruhi Kang Jalal (panggilan Jalaludin Rahmat) menjadi seperti saat ini,” jelasnya.
Saat ditanya soal jumlah pengunjung yang berminat membeli buku-buku Syiah di rumahnya, Taufik Attamimi menjawab cukup diplomatis. “Yang datang ya ada juga mas, datang lihat-lihat buku dan baca-baca,” pungkasnya.
Masyarakat Poso Resah dengan Beredarnya Buku-buku Ajaran Syiah
KIBLAT.NET, Poso – Masyarakat Poso akhir-akhir ini merasa resah dengan kemunculan kelompok sekte Syiah di kota tersebut. Pasalnya, secara terang-terangan mereka juga berani menjajakan pemikiran Syiah melalui buku-buku dan cakram digital.
Sebagaimana diketahui, paham Syiah telah dinyatakan berbahaya dan menyimpang oleh MUI Pusat. MUI Pusat juga telah menyusun sebuah buku panduan berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Ajaran Syiah” terkait hal ini.
Kabar ini bermula dari munculnya seorang aktivis Syiah bernama Taufik At-Tamimi. Pria keturunan Arab Bonesompe ini gencar menyebarkan buku-buku berisi ajaran Syiah melalui jejaring sosial.
Beberapa masyarakat Poso terkejut saat disampaikan data dan fakta keberadaan syiah di Kota Poso. Di antara mereka masih ada yang belum tahu dan ingin langsung melihat tempat penganut paham Syiah kota Poso.
“Di mana itu mas, siapa orangnya kok kita baru dengar ya,” ujar salah seorang warga Poso saat ditemu Kiblat.net pada Rabu, (25/03).
“Wah..! Bahaya ini kalau di Poso sudah ada syiah.” ungkap warga lainnya saat ditemui di showroom motor bekas di seputaran Kelurahan Kayamanya, Poso.
Menanggapi hal itu, aktivis dakwah Kota Poso, Ustad Yusrin Ichtiawan, SH. menyatakan bahwa perlunya umat Islam bersatu untuk menyusun kekuatan agar umat muslim dapat membentengi diri dari terpaan ajaran Syiah.
“Umat Islam Poso harus bersatu memerangi aqidah Syiah. Tidak usah permasalahkan perbedaan khilafiyah, yang penting masih satu pedomannya yaitu Alquran dan Sunnah,” ungkap Yusrin.
Pemuda Muslim Poso Minta Semua Pihak Waspadai Bahaya Syiah
KIBLAT.NET, Poso – Menanggapi kemunculan sekte Syiah di Kota Poso, aktivis muda Muslim Poso, Ustad Muhammmad Amin Adnan, menegaskan mulai tumbuhnya benih ajaran Syiah di Poso merupakan bahaya laten. Oleh karena itu, peran dakwah kepada umat Islam perlu ditingkatkan agar masyarakat mengetahui bahwa sekte Syiah ini merupakan aliran sesat.
“Kita harus fokus dengan kesesatn ajaran sekte Syiah. Apabila ada paham yang menghina Rasulullah, istri Rasulullah dan sahabat Rasulullah maka dia adalah agama Syiah. Dan jika ada orang Syiah mengatakan bahwa mereka tidak menghina Rasulullah, istri dan sahabatnya maka dia bukanlah Syiah karena tidak tahu bahwa ajaran Syiah. Intinya adalah tidak menerima Rasulullah sebagai Rasul dan menuduh ibunda Aisyah berzina dan tuduhan lainnya kepada sahabat,” jelas Amin.
Amin Adnan juga menyampaikan bahwa bisa saja umat Islam dan sekte syiah hidup berdampingan, asalkan mereka mau mengakui keyakinan mereka itu adalah keyakinan yang salah.
“Kalau memang mereka berani, Islam bisa hidup berdampingan dengan Syiah. Asalkan syiah mau mengakui bahwa keyakinan mereka itu salah. Keyakinan mereka tentang Al-Quran itu telah diutak-atik, banyak yg dikurangi dan ditambahi, kemudian bahwa seharusnya Alquran diturunkan kepada Ali bukan kepada Muhammad,” ungkapnya.
Seandainya kelompok Syiah mengakui bahwa keyakinannya adalah yang keyakinan yang salah. maka Syiah bisa hidup berdampingan dengan kami. Sayangnya, apa yang terjadi saat ini tidak demikian.
Sebelumnya, gembong Syiah Jalaludin Rahmat pernah menyatakan bahwa Rasulullah yang diyakini orang Syiah berbeda dengan Rasulullah SAW yang diyakini orang-orang Muslim (Sunni).
Jalaludin Rahmat juga pernah mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW harus bertanggung jawab atas rusaknya ummat ini karena tidak menunjuk pemimpin sebelum ia wafat. “Masa Nabi SAW disuruh bertanggung jawab atas rusaknya umat,” geram Ustad Amin Adnan.
Putera dari tokoh kenamaan Poso, KH Muh. Adnan Arsal ini juga menyatakan bahwa umat Islam tidak mempermasalahkan individu atau orang yang menganut Syiah, akan tetapi yang dipermasalahkan adalah keyakinannya yang berbahaya.
Terakhir, ia meminta agar seluruh pihak baik pemerintah maupun ulama segera turun tangan dalam mengatasi bahaya Syiah di Kota Poso. “Jangan sampai mereka semakin besar dan semakin kuat baru kita sadar mereka ada di sekeliling kita. Salah satu cara yang kita tempuh adalah mendakwahi kepada umat tentang kesesatan pemahaman Syiah ini,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Sutedjo
Editor: Fajar Shadiq
sumber : kiblat.net