Catatan Tentang
Agus Abu Bakar Arsal Al Habsyi
Profil :
Profil dari kompasiana yang ditulis sendiri :
Dibesarkan dlm lingkungan keluarga nahdhiyin tp disekolahkan di SD
Muhammadiyah. Hobby baca dari sejak usia 6 tahun, dari komik, cersil, novel,
sains fiction, filsafat dan agama. Mendalami Sunni dan Syiah. Tesis
filsafat saya adalah ttg pemikiran Syiah ttg konsep manusia dan problem
manusia modern, pembimbing Prof Dr Harun Nasution dan Prof Dr Soejanto
Poespowardojo. Penguji Prof Dr Toeti HN dan Prof Dr Frans Magnis Suseno.
Sekilas tentang
saya:
Saya dilahirkan dalam keluarga NU
kakek saya lulusan Hadhramaut beliau memberi nama kpd saya dan sdr2 saya dgn
nama Abubakar, Umar, Usman dan Ali. Saya disekolahkan di Muhammadiyah. Keluarga
kami mendidik kami utk menghargai keragaman dan mengambil hikmah dari manapun
asalnya, sekali pun dari kafir/musyrik.
Saya dididik dalam tarekat
Alawiyah sejak kecil. Saya mengenal Syiah dari kecil karena tidak jauh
dari tempat tinggal kami di Makassar ada kampung yg dikenal dg nama Cikoang yg
penduduknya dikenal dgn tradisi Syiah yg tradisional yg sdh ada sejak ratusan
tahun.
Keluarga kami
tdk pernah mempermasalahkan Sunni maupun Syiah.
Soal saya
dituduh Syiah atau Sunni itu bukan hal yg mengkhawatirkan saya. Saya berusaha menjadi manusia pembelajar seumur hidup. Saya siap
menerima kebenaran dan berubah jika kmd hari saya menemukan pendapat yg lebih
benar dari pendapat yg saya anut.
Baik dikubur maupun diakhirat
kelak seseorang tdk akan ditanya tentang mazhabnya. Tidak ada pertanyaan yg dmk
dalam talqin, baik di talqin Sunni maupun Syiah.
Saya tidak
pernah bangga dgn kesunnian atau kesyiahan tapi saya bangga sebagai Muslim yg
berpegang pada Sunnah Rasul, menjaga
keutuhan jama'ah kaum Muslimin dan berusaha menjadi Rahmatan lil-'alamin.
Berkenaan dgn hal2 yg
diperselisihkan umat sepeninggal nabi maka saya mengikuti kepada salaf al awwalin
dari keluarga Nabi yg kepadanya kita wajib bershalawat dalam shalat kita.
Semua yg bersyahadat Laa ilaaha
illaLlaaah Muhammadar RasuulaLlah adalah sdr saya apa pun mazhabnya. Selain itu
adalah saudara saya sbg sesama manusia anak cucu Adam as.
Saya percaya kpd Al Quran sbg kitab
Suci terakhir dan meyakini kesuciannya sampai Allah mengangkatnya kelak
menjelang kiamat.
Saya percaya kepada para malaikatNya, Kitab-kitabNya, para
RasulNya, Hari pembalasan dan Qadha dan QadarNya dalam bentuk SunnatuLlah dan
QudratuLlaah. Bahwa shalat 5 waktu itu adalah kewajiban begitu pula puasa,
zakat dan haji.
Agus Abubakar Arsal al-Habsyi, adalah
alumni UI kelahiran Makassar ini dulu aktif di Masjid Arif Rahman Hakim (ARH)
Agus al-Habsyi bahkan menjadi juru bicara Syiah dlm debat dgn kelompok Sunni yg
diwakili oleh Prof. Rasjidi -Imam Masjid Arif Rahman Hakim
Setelah kalah debat, Agus al-Habsyi
dilarang melakukan kegiatan di Masjid ARH & dicopot semua jabatannya di
organisasi kemahasiswaan.
Namun Agus al-Habsyi tdk berhenti
mendakwahkan ajaran Syiah di kampus UI, sejumlah mahasiswa berhasil dipengaruhi
& direkrut menjadi Syiah. Setelah menamatkan studi di UI, Agus Abubakar
al-Habsyi menjadi ketua Yayasan Baitul Hikmah di Depok & terjun ke dunia
politik.
Agus al-Habsyi membantu Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) mendirikan Partai Demokrat tahun 2001. Dia kemudian
diangkat menjadi Ketua DPP. Agus Abubakar al-Habsyi pernah menjabat sebagai
anggota Dewan Pembina Partai Demokrat & ikut menyeleksi Capres 2014
Demokrat. Agus Abubakar al-Habsyi & pengikutnya pernah diusir oleh puluhan
karyawan Sucofindo, Jakarta, krn mengadakan acara Syiah.
Maka jangan heran waktu SBY presiden
adem ayem saja dgn aktifitas Syiah di Indonesia bahkan melindunginya termasuk
perayaan Idul Gadhir di gedung SMESCO
Lah wong pemerintah SBY, sang Ulil
Khamri ini ditopang oleh kelompok Syiah kok. Dia bahkan terhitung berhutang
budi pada tokoh2 Syiah
Pada tahun 1989, sejumlah mahasiswa
Syiah yg kuliah di UI mendirikan kelompok studi Abu Dzar yg dipimpin oleh Haryanto
& Yussa Agustian. Kedua org ini adalah binaan Agus Abubakar al-Habsyi,
yg diperintahkan utk mendirikan HMI yg berwarna Syiah sbg tempat menyemai
bibit2 Syiah. Setelah berhasil merekrut sejumlah pengikut lewat kelompok studi
ini, mrk melanjutkan langkahnya dgn mendirikan HMI berhaluan Syiah di UI.
Rudy Suharto & Kukuh Sulastyoko
(Fak. Matematika & Sains) bersama Didi Hardian (Fak. Teknik), dibantu
Syaiful Bahri dari Guna Dharma dgn dipandu oleh senior mrk; Zulvan Lindan &
Furqon Bukhori, akhirnya berhasil mendirikan HMI cabang UI, Depok, yg menganut
pemikiran Syiah.
Selama beberapa tahun HMI UI
dikuasai oleh mahasiswa2 Syiah hingga tahun 1995 HMI pecah menjadi dua kubu;
yakni kubu pro Syiah & kubu anti Syiah
Belakangan kubu anti Syiah didukung
oleh pengurus HMI pusat & kubu pro Syiah terdepak dari HMI. Alumni HMI
Syiah ini lalu mendirikan FAHMI
FAHMI (Forum Alumni HMI) ini
didirikan oleh Rudy Suharto tahun 1997 & gencar mengkritik KAHMI (Korps
Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) Syiah
Profil istrinya
:
Dan berikut ini
beberapa contoh lain ungkapan fanatisme ibu Lestari Yuseno terhadap agama
Syiah:
Lestari Yuseno @Lestariyuseno 21 Jan
2012 Subhânaka Yâ lâ ilâha illâ anta, alghauts, alghauts, alghauts,
shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, khallishnâ minan nâri Yâ rabb...
Lestari Yuseno @Lestariyuseno 11 Dec
2011 Semoga ada Mu'jizat dariMu ya Rabb, hamba sangat yakin dengan Tangan
dan kuasaMu dan dgn semangat Syahadah Imam Husein...membuatku tegar..
Lestari Yuseno Abubakar 14 November
2013 Setiap Hari adalah Asyura, setiap tempat adalah Karbala,.. Tidak Ada
yang lebih dirindukan Bagi seorang mukmin sejati melainkan Syahadah... Syahadah
Husein as adalah teladan abadi kemanusiaan...
Lestari Yuseno @Lestariyuseno 11 May
2012 Selamat berbahagia atas hari kelahiran Penghulu wanita semesta alam
sepanjang masa, Sayyidah Fathimah Az-Zahra as, Putri Rasulullah SAW
Lestari Yuseno @Lestariyuseno 11 Dec
2011 "Wahai Manusia, jika Kalian tidak (lagi) Beriman kepada Allah dan
Hari akhirat maka paling tidak jadilah manusia merdeka, ksatria" (Imam
Husein as)
Sekilas tentang riwayat hidup ibu
Lestari Yuseno: -Hj Lestari Yuseno, SH (Kuningan, Jabar, 13 Juni
1970)(P)(Bekasi) -Istri anggota Dewan Pembina Demokrat/tokoh Syiah Indonesia
Agus Abubakar Arsal al-Habsyi
- Pendidikan Terakhir : S1, Sarjana
Hukum Univ. Indonusa Esa Unggul, Jakarta tahun 2008
- Pengurus Yayasan Bayt al-Hikmah
Bekasi -Pengacara di Kantor Pengacara Wiwiek Sugiarti
Rekaman
sepak terjangnya :
Tokoh Syiah
Agus Abu Bakar diusir karyawan Sucofindo karena arogan
JAKARTA (Arrahmah.com) – Salah satu gembong Syiah Indonesia
Agus Abu bakar Al Habsy, diusir oleh para karyawan di Gedung Sucofindo.
Pengusiran tersebut terjadi paska bubarnya seminar yang digelar oleh Ahlul Bait
Indonesia (ABI) di gedung tersebut (08/11/2013)
Kejadian
pengusiran ini bermula saat anggota dewan Pembina Partai Demokrat
muncul secara tiba-tiba dari pintu utama Gedung Sucofindo ke arah kumpulan
karyawan Sucofindo yang melakukan aksi protes. Agus Abu Bakar langsung
menghampiri Amir Majelis Mujahidin DKI Jakarta Abu Abdullah Robbani yang sedang
berbincang dengan beberapa karyawan.
Sambil
beberapa kali mendorong bahu Abu Abdullah Robbani, Anggota Dewan Pembina Partai
Demokrat ini menyodorkan beberapa pertanyaan.
“Ada apa
ini? Ente siapa? Mau apa di sini?” tanya suami Caleg Demokrat
(Dapil Bekasi dan Depok) Lestari Yuseno tersebut.
Ustadz Abu
Abdullah Robbani hanya menjawab pertanyaan Agus Abu Bakar dengan tenang. Dia
menyampaikan bahwa kedatangannya bersama Majelis Mujahidin terkait dengan
penjelasan soal sesatnya Syiah kepada Sucofindo.
Emosi dengan
penjelasan tersebut, Agus Abu bakar berbicara dengan nada tinggi bahwa tindakan
protes dan pembubaran tersebut dinilai melecehkan persatuan NKRI.
“Ini
tindakan yang tidak bisa diterima, ini tindakan memecah belah persatuan NKRI!”
katanya.
Mendapati
banyak karyawan yang mengerumuni dirinya, Agus Abu Bakar serta merta berteriak
ke sekelilingnya.
“Yang tidak
berkepentingan silahkan keluar!”
Pernyataan
Agus Abu Bakar dan sikap kerasnya terhadap Abu Abdullah sontak memancing emosi
karyawan Sucofindo. Sikap arogan Agus Abu Bakar memancing para karyawan yang
mendesaknya agar angkat kaki dari gedung.
“Pergi sana,
dasar tukang rusuh!” hardik para karyawan.
Sebelum
kondisi makin memanas, pihak kepolisian bertindak cepat dengan mengamankan Agus
Abu Bakar keluar gedung.
“Kami
karyawan di sini, anda yang mestinya keluar!” sahut para karyawan.
Sumber : (islampos.com/arrahmah.com)
Tulisan yang pernah ditulis
dan dimuat di kompasiana:
Imam Ja'far Shadiq tentang
Hakikat Ibadah
Published: :
02 November 2013 10:52:30 Updated: 24 Juni 2015 05:41:46
Unwan
Basari, orang tua yang berusia 94 tahun meriwayatkan sebagai berikut:
“Demi untuk mencari ilmu, saya biasa mengunjungi Malik bin Anas. Ketika Imam Ja’far Shadiq datang ke kota kami, aku pergi menemui beliau untuk mendapatkan ilmu darinya. Suatu hari beliau berkata kepadaku: ‘ Saya adalah seorang yang dikarunia Allah dengan nikmat dan perhatian khusus. Saya memiliki wirid dan doa untuk setiap jam selama pagi dan sore. Oleh karena itu, janganlah hendaknya engkau mencegahku dari membacanya. Sebagaimana sebelumnya lanjutkanlah kunjunganmu ke Malik bin Anas untuk mempelajari ilmu.’
“Mendengar hal tersebut aku menjadi sedih dan kecewa lalu meninggalkan majelis beliau. Saya berkata kepada diriku: ‘Jika saja imam melihat ada kebaikan dalam diriku, tentu saja dia tidak akan menjauhkan aku dari majelisnya.’ Lalu aku pergi ke mesjid Nabi dan menyampaikan salam kepada beliau. Hari berikutnya, aku ziarah ke makam Nabi dan setelah shalat dua rakaat aku mengangkat tangan berdoa:
ياالله يا الله ان تعطف على قلب جعفر و ترزقنى من علمه ما اهتدى به الى صرطك المستقيم
Ya Allah! Ya Allah! Lembutkanlah hati Ja’far kepadaku sehingga aku dapat mengambil manfaat dari ilmunya yang membimbingku ke jalan-Mu yang lurus.
Setelah itu, dengan hati yang patah aku pulang ke rumah alih-alih dari berkunjung ke Malik bin Anas, karena cinta dan kecenderungan kepada Ja’far Shadiq begitu jauh menghunjam ke dasar hatiku. Untuk waktu yang lama aku mengurung diri dalam empat dinding rumahku dan tidak keluar kecuali untuk shalat fardhu sampai daya tahanku habis lalu suatu hari aku berkunjung ke rumah Imam Ja’far, setelah mengetuk pintu mohon izin masuk. Seorang pembantu keluar dan menanyaiku: “Ada keperluan apa?’ ‘Aku ingin bertemu Imam dan menyampaikan penghormatan.’ Jawabku . ‘Tuanku sedang shalat,’ Jawab sang pembantu lalu masuk ke rumah, sementara aku bertahan menunggu di luar pintu. Tidak lama kemudian sang pembantu kembali dan berkata: ‘Silahkan masuk.’
Aku masuk ke dalam rumah dan mengucapkan salam penghormatan kepada Imam. Beliau menjawab dan berkata: ‘Silahkan duduk, semoga Allah mengaruniamu ampunan-Nya.’ Kemudian beliau menundukkan kepalanya setelah sekian lama berdiam beliau mengangkat kepalanya dan berkata: ‘Siapa namamu?’ ‘Abu Abdullah,’ jawabku. ‘Semoga Allah SWT memberkatimu dengan rahmat-Nya yang Khusus serta mengaruniaimu keteguhan. Apa yang anda inginkan?’
Dalam pertemuan ini, seandainya saya tidak mendapat apa-apa kecuali doa ini, maka ini pun sudah sangat berharga bagiku.’ Ucapku dalam hati. Lalu aku berkata: ‘Aku mohon kepada Allah untuk melembutkan hatimu untukku agar aku dapat mengambil manfaat dari ilmumu. Aku berharap semoga Allah menerima doaku.’
“Wahai Abu Abdillah! Pengetahuan tidak dapat diraih dengan belajar melainkan bahwa pengetahuan hakiki adalah cahaya yang menyinari hati seseorang yang diberkati Hidayah-Nya. Oleh karena itu, jika engkau adalah seorang pencari pengetahuan, maka pertama-tama buatlah hatimu memahami hakikat ubudiyyah (penghambaan), kemudian mintalah pengetahuan melalui amal perbuatan, dan mohonlah kepada Allah akan pemahaman sehingga Ia membuatmu mengerti.’ Ujar imam.
“Aku berkata, ‘Wahai! Yang Mulia!..’ ‘Abu Abdullah, Silakan lanjutkan,’ ujar imam. ‘Wahai Imam! Apakah hakikat ubudiyyah itu?’ Aku bertanya.
‘Imam menjawab. ‘Hakikat Ubudiyyah terdiri dari tiga hal sbb.:
I. Pertama: Seorang hendaknya tidak menganggap dirinya sebagai pemilik dari apa saja yang dikaruniakan Allah kepadanya, karena seorang hamba tidak pernah menjadi pemilik dari sesuatu melainkan menganggap bahwa segalanya adalah milik Allah dan membelanjakannya/menggunakannya sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan-Nya.
ii. Kedua: Hendaklah ia menganggap dirinya sepenuhnya takberdaya dalam mengelola semua urusannya
iii. Ketiga: Hendaknya ia menyibukkan dirinya terus menerus melaksanakan amal perbuatan yang diperintahkan Allah SWT dan menghindari perbuatan yang dilarang-Nya.
“Oleh karena itu, jika seorang hamba tidak menganggap dirinya sebagai pemilik dari kekayaan maka membelanjakannya di jalan Allah akan menjadi lebih mudah baginya. Jika ia mempercayai Allah satu-satunya pengatur/pengelola/manager yang kompeten untuk mengatur semua urusannya maka kesulitan dunia akan ringan baginya. Jika ia senantiasa menjaga dirinya sibuk menjalankan perintah Allah dan menahan diri dari larangan-larangan-Nya maka waktunya yang berharga tidak akan terbuang percuma dalam kesenangan yang nonsense.
“Jika Allah Yang Maha Kuasa memuliakan seorang hamba dengan ketiga sifat tersebut maka menghadapi dunia, manusia dan setan akan menjadi lebih mudah baginya. Dalam hal ini, dia tidak akan berusaha untuk meningkatkan kekayaan untuk pengagungan diri, dan tidak akan menginginkan hal-hal yang pemilikannya dianggap sebagai sarana prestise dan superioritas di antara manusia dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk kenikmatan2 palsu. Inilah tingkat taqwa yang tertinggi yang telah dijelaskan oleh Allah dalam ayat berikut:
“Itulah negeri Akhirat yang kami jadikan buat orang-orang yang tidak menginginkan kemuliaan/keagungan/kebesaran/ketinggian/kesombongan di muka bumi, dan tidak pula (berbuat) kerusakan. Dan akhir yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. 28:83)
“Wahai Abu Abdillah! Mohon berkati daku dengan petunjuk praktisnya,’ aku berkata. Imam berkata: ‘ Aku menganjurkanmu untuk mengikuti ke sembilan hal berikut. Ini adalah petunjuk dan anjuran saya bagi para salik yang melakukan perjalanan menuju Allah Yang Maha Kuasa, aku berdoa semoga Allah memberkahimu dengan rahmat-Nya. Berikut ini garis besarnya: ‘Ada tiga petunjuk untuk pengamalan/praktek riyadhatun-nafs (pengendalian diri), tiga petunjuk latihan utk kesabaran dan tiga terakhir adalah petunjuk untuk pendidikan (mencari ilmu). Ingatlah dan hati-hatilah jangan sampai engkau lengah dalam mengamalkannya’, Unwan Basari berkata: ‘Aku mendengarkan petunjuk Imam dengan penuh perhatian’ lalu Imam melanjutkan: ‘Adapun tiga hal berkenaan dengan pengendalian diri terdiri dari:
1. Hati-hatilah, janganlah engkau memakan sesuatu sampai engkau benar-benar merasa berselera untuk itu, karena jika tidak maka itu akan menjadi sebab ketololan dan kebodohan.
2. Jangan makan sesuatu apa pun sampai engkau betul-betul merasa lapar.
3. Ketika makan bacalah senantiasa basmalah dan makanlah makanan yang halal.
Tiga petunjuk berkenaan dengan kesabaran:
1. Siapa saja yang berbicara kepadamu: ‘Untuk setiap kalimat yang kau katakan kpdku maka aku menjawabnya dengan sepuluh kalimat.’ Sebagai balasannya engkau hendaknya berkata: ‘Jika engkau berkata sepuluh kalimat kepadaku, sebagai jawabannya engkau tidak akan mendengar sepatah kata pun dariku.’
2. Siapa saja yang mengancammu dengan ucapan yang kasar, hendaknya engkau menyikapinya dengan doa dan nasehat yang baik.
3. Siapa saja yang menuduhmu, engkau hendaknya menjawabnya: ‘Jika apa yang kau katakan itu benar semoga Allah mengampuniku dan jika bohong semoga Allah mengampunimu.
Tiga petunjuk berkenaan dengan pendidikan (‘ilm)
1. Apa saja yang tidak kau ketahui maka bertanyalah kepada orang yang berilmu, tapi hati-hatilah jangan mengajukan pertanyaan dengan niat menguji mereka atau mempersulit.
2. Hindarilah sedapat mungkin mengikuti nafsu (kehendak dirimu) dan berusahalah sedapat mungkin bertindak hati-hati dan bijak.
3. Hindarilah sedapat mungkin mengeluarkan fatwa/pendapat keagamaan tanpa hujjah yang sahih menurut agama (kitabullah dan sunnah). Sedapat mungkin sebagaimana engkau melarikan diri dari binatang buas, begitu pula hati-hatilah untuk tidak mengajukan lehermu sebagai jembatan lewat orang..’
“Kemudian beliau berkata: ‘Wahai, Abu Abdullah! Sekarang engkau dapat pergi, aku telah memberimu nasehat yang memadai. Biarkan aku melanjutkan dzikir dan doaku. Salam atas mereka yang mengikuti petunjuk.’” (diterjemahkan oleh Agus Abubakar Arsal Alhabsyi dari Kitab Biharul anwar, vol.1, h. 224)
“Demi untuk mencari ilmu, saya biasa mengunjungi Malik bin Anas. Ketika Imam Ja’far Shadiq datang ke kota kami, aku pergi menemui beliau untuk mendapatkan ilmu darinya. Suatu hari beliau berkata kepadaku: ‘ Saya adalah seorang yang dikarunia Allah dengan nikmat dan perhatian khusus. Saya memiliki wirid dan doa untuk setiap jam selama pagi dan sore. Oleh karena itu, janganlah hendaknya engkau mencegahku dari membacanya. Sebagaimana sebelumnya lanjutkanlah kunjunganmu ke Malik bin Anas untuk mempelajari ilmu.’
“Mendengar hal tersebut aku menjadi sedih dan kecewa lalu meninggalkan majelis beliau. Saya berkata kepada diriku: ‘Jika saja imam melihat ada kebaikan dalam diriku, tentu saja dia tidak akan menjauhkan aku dari majelisnya.’ Lalu aku pergi ke mesjid Nabi dan menyampaikan salam kepada beliau. Hari berikutnya, aku ziarah ke makam Nabi dan setelah shalat dua rakaat aku mengangkat tangan berdoa:
ياالله يا الله ان تعطف على قلب جعفر و ترزقنى من علمه ما اهتدى به الى صرطك المستقيم
Ya Allah! Ya Allah! Lembutkanlah hati Ja’far kepadaku sehingga aku dapat mengambil manfaat dari ilmunya yang membimbingku ke jalan-Mu yang lurus.
Setelah itu, dengan hati yang patah aku pulang ke rumah alih-alih dari berkunjung ke Malik bin Anas, karena cinta dan kecenderungan kepada Ja’far Shadiq begitu jauh menghunjam ke dasar hatiku. Untuk waktu yang lama aku mengurung diri dalam empat dinding rumahku dan tidak keluar kecuali untuk shalat fardhu sampai daya tahanku habis lalu suatu hari aku berkunjung ke rumah Imam Ja’far, setelah mengetuk pintu mohon izin masuk. Seorang pembantu keluar dan menanyaiku: “Ada keperluan apa?’ ‘Aku ingin bertemu Imam dan menyampaikan penghormatan.’ Jawabku . ‘Tuanku sedang shalat,’ Jawab sang pembantu lalu masuk ke rumah, sementara aku bertahan menunggu di luar pintu. Tidak lama kemudian sang pembantu kembali dan berkata: ‘Silahkan masuk.’
Aku masuk ke dalam rumah dan mengucapkan salam penghormatan kepada Imam. Beliau menjawab dan berkata: ‘Silahkan duduk, semoga Allah mengaruniamu ampunan-Nya.’ Kemudian beliau menundukkan kepalanya setelah sekian lama berdiam beliau mengangkat kepalanya dan berkata: ‘Siapa namamu?’ ‘Abu Abdullah,’ jawabku. ‘Semoga Allah SWT memberkatimu dengan rahmat-Nya yang Khusus serta mengaruniaimu keteguhan. Apa yang anda inginkan?’
Dalam pertemuan ini, seandainya saya tidak mendapat apa-apa kecuali doa ini, maka ini pun sudah sangat berharga bagiku.’ Ucapku dalam hati. Lalu aku berkata: ‘Aku mohon kepada Allah untuk melembutkan hatimu untukku agar aku dapat mengambil manfaat dari ilmumu. Aku berharap semoga Allah menerima doaku.’
“Wahai Abu Abdillah! Pengetahuan tidak dapat diraih dengan belajar melainkan bahwa pengetahuan hakiki adalah cahaya yang menyinari hati seseorang yang diberkati Hidayah-Nya. Oleh karena itu, jika engkau adalah seorang pencari pengetahuan, maka pertama-tama buatlah hatimu memahami hakikat ubudiyyah (penghambaan), kemudian mintalah pengetahuan melalui amal perbuatan, dan mohonlah kepada Allah akan pemahaman sehingga Ia membuatmu mengerti.’ Ujar imam.
“Aku berkata, ‘Wahai! Yang Mulia!..’ ‘Abu Abdullah, Silakan lanjutkan,’ ujar imam. ‘Wahai Imam! Apakah hakikat ubudiyyah itu?’ Aku bertanya.
‘Imam menjawab. ‘Hakikat Ubudiyyah terdiri dari tiga hal sbb.:
I. Pertama: Seorang hendaknya tidak menganggap dirinya sebagai pemilik dari apa saja yang dikaruniakan Allah kepadanya, karena seorang hamba tidak pernah menjadi pemilik dari sesuatu melainkan menganggap bahwa segalanya adalah milik Allah dan membelanjakannya/menggunakannya sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan-Nya.
ii. Kedua: Hendaklah ia menganggap dirinya sepenuhnya takberdaya dalam mengelola semua urusannya
iii. Ketiga: Hendaknya ia menyibukkan dirinya terus menerus melaksanakan amal perbuatan yang diperintahkan Allah SWT dan menghindari perbuatan yang dilarang-Nya.
“Oleh karena itu, jika seorang hamba tidak menganggap dirinya sebagai pemilik dari kekayaan maka membelanjakannya di jalan Allah akan menjadi lebih mudah baginya. Jika ia mempercayai Allah satu-satunya pengatur/pengelola/manager yang kompeten untuk mengatur semua urusannya maka kesulitan dunia akan ringan baginya. Jika ia senantiasa menjaga dirinya sibuk menjalankan perintah Allah dan menahan diri dari larangan-larangan-Nya maka waktunya yang berharga tidak akan terbuang percuma dalam kesenangan yang nonsense.
“Jika Allah Yang Maha Kuasa memuliakan seorang hamba dengan ketiga sifat tersebut maka menghadapi dunia, manusia dan setan akan menjadi lebih mudah baginya. Dalam hal ini, dia tidak akan berusaha untuk meningkatkan kekayaan untuk pengagungan diri, dan tidak akan menginginkan hal-hal yang pemilikannya dianggap sebagai sarana prestise dan superioritas di antara manusia dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk kenikmatan2 palsu. Inilah tingkat taqwa yang tertinggi yang telah dijelaskan oleh Allah dalam ayat berikut:
“Itulah negeri Akhirat yang kami jadikan buat orang-orang yang tidak menginginkan kemuliaan/keagungan/kebesaran/ketinggian/kesombongan di muka bumi, dan tidak pula (berbuat) kerusakan. Dan akhir yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. 28:83)
“Wahai Abu Abdillah! Mohon berkati daku dengan petunjuk praktisnya,’ aku berkata. Imam berkata: ‘ Aku menganjurkanmu untuk mengikuti ke sembilan hal berikut. Ini adalah petunjuk dan anjuran saya bagi para salik yang melakukan perjalanan menuju Allah Yang Maha Kuasa, aku berdoa semoga Allah memberkahimu dengan rahmat-Nya. Berikut ini garis besarnya: ‘Ada tiga petunjuk untuk pengamalan/praktek riyadhatun-nafs (pengendalian diri), tiga petunjuk latihan utk kesabaran dan tiga terakhir adalah petunjuk untuk pendidikan (mencari ilmu). Ingatlah dan hati-hatilah jangan sampai engkau lengah dalam mengamalkannya’, Unwan Basari berkata: ‘Aku mendengarkan petunjuk Imam dengan penuh perhatian’ lalu Imam melanjutkan: ‘Adapun tiga hal berkenaan dengan pengendalian diri terdiri dari:
1. Hati-hatilah, janganlah engkau memakan sesuatu sampai engkau benar-benar merasa berselera untuk itu, karena jika tidak maka itu akan menjadi sebab ketololan dan kebodohan.
2. Jangan makan sesuatu apa pun sampai engkau betul-betul merasa lapar.
3. Ketika makan bacalah senantiasa basmalah dan makanlah makanan yang halal.
Tiga petunjuk berkenaan dengan kesabaran:
1. Siapa saja yang berbicara kepadamu: ‘Untuk setiap kalimat yang kau katakan kpdku maka aku menjawabnya dengan sepuluh kalimat.’ Sebagai balasannya engkau hendaknya berkata: ‘Jika engkau berkata sepuluh kalimat kepadaku, sebagai jawabannya engkau tidak akan mendengar sepatah kata pun dariku.’
2. Siapa saja yang mengancammu dengan ucapan yang kasar, hendaknya engkau menyikapinya dengan doa dan nasehat yang baik.
3. Siapa saja yang menuduhmu, engkau hendaknya menjawabnya: ‘Jika apa yang kau katakan itu benar semoga Allah mengampuniku dan jika bohong semoga Allah mengampunimu.
Tiga petunjuk berkenaan dengan pendidikan (‘ilm)
1. Apa saja yang tidak kau ketahui maka bertanyalah kepada orang yang berilmu, tapi hati-hatilah jangan mengajukan pertanyaan dengan niat menguji mereka atau mempersulit.
2. Hindarilah sedapat mungkin mengikuti nafsu (kehendak dirimu) dan berusahalah sedapat mungkin bertindak hati-hati dan bijak.
3. Hindarilah sedapat mungkin mengeluarkan fatwa/pendapat keagamaan tanpa hujjah yang sahih menurut agama (kitabullah dan sunnah). Sedapat mungkin sebagaimana engkau melarikan diri dari binatang buas, begitu pula hati-hatilah untuk tidak mengajukan lehermu sebagai jembatan lewat orang..’
“Kemudian beliau berkata: ‘Wahai, Abu Abdullah! Sekarang engkau dapat pergi, aku telah memberimu nasehat yang memadai. Biarkan aku melanjutkan dzikir dan doaku. Salam atas mereka yang mengikuti petunjuk.’” (diterjemahkan oleh Agus Abubakar Arsal Alhabsyi dari Kitab Biharul anwar, vol.1, h. 224)
10 fakta bahwa Agus
Abu Bakar Arsal Al Habsyi, adalah syiah :
1.
Lingkungan
dan keluarganya adalah deket dengan syiah, atau bisa jadi syiah tapi garis
lunak, alias tidak aktiv mengajarkan kesyiahannya.
2.
Ketika
terjadi dialog antara sunni dan syiah, dia menjadi wakil syiah. Tidak ada
alasan mendasar kalau dia bukan syiah menjadi perwakilan dari syiah dalam
dialog di Masjid Arif Rahman Hakim.
3.
“Tesis
filsafat saya adalah ttg pemikiran Syiah ttg konsep manusia dan problem
manusia modern” tesisnya tentang syiah, menguatkan point satu dan dua
4.
“Berkenaan
dgn hal2 yg diperselisihkan umat sepeninggal nabi maka saya mengikuti kepada
salaf al awwalin dari keluarga Nabi yg kepadanya kita wajib bershalawat dalam
shalat kita” hanya dari keluarga nabi yang diikuti, yang bukan keluarga
tidak diikuti. Ini adalah ajaran syiah.
5.
“Agus
Abubakar al-Habsyi & pengikutnya pernah diusir oleh puluhan karyawan
Sucofindo, Jakarta, krn mengadakan acara Syiah” membela dan ada pada acara
syiah serta membela yang sedang mengadakan acara yaitu aliran syiah. Kalaupun
tidak mengaku sebagai syiah, maka dia adalah pembela syiah.
6.
“Pada
tahun 1989, sejumlah mahasiswa Syiah yg kuliah di UI mendirikan kelompok studi
Abu Dzar yg dipimpin oleh Haryanto & Yussa Agustian. Kedua org ini adalah binaan
Agus Abubakar al-Habsyi, yg diperintahkan utk mendirikan HMI yg berwarna
Syiah sbg tempat menyemai bibit2 Syiah. Setelah berhasil merekrut sejumlah
pengikut lewat kelompok studi ini, mrk melanjutkan langkahnya dgn mendirikan
HMI berhaluan Syiah di UI.” Terjadi perseteruan dalam tubuh HMI karena ulah
oknum syiah, dan agus berperan dalam di dalamnya.
7.
“Lestari Yuseno Abubakar 14 November 2013 Setiap Hari adalah
Asyura, setiap tempat adalah Karbala,.. Tidak Ada yang lebih dirindukan Bagi
seorang mukmin sejati melainkan Syahadah... Syahadah Husein as adalah teladan
abadi kemanusiaan...” istrinya terang-terangan syiah
8.
Tulisannya yang dimuat di
kompasiana : Imam Ja'far Shadiq tentang Hakikat Ibadah, Published: : 02 November 2013,
bersumber dari maraji syiah : (diterjemahkan oleh Agus Abubakar Arsal
Alhabsyi dari Kitab Biharul anwar, vol.1, h. 224)
9.
Agus Abubakar Arsal Alhabsyi pernah mengisi orasi
sekitar 15 dalam rangka memperingati matinya gembong syiah di madura, hukama
bersama tokoh syiah lainnya diantaranya adalah muhsin labib.
10. Ceramaahnya
yang berjudul : Mengenal diri, dimuat di situs syiahindonesia.net, web yang
berisi ceramah2 tokoh syiah di Indonesia dan juga ustad sunni yang berideologi
syiah.
(Tim Fakta Syiah Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar