Perkembangan
aliran Syiah di Bogor rupanya cukup lumayan, perlahan tapi pasti pengikutnya
makin membanyak.
Adalah Gang
Siti Hasan – Pancasan, RT 03/04, Kelurahan Pasirkuda, yang jadi markas alirah
ini. Tak terlihat perbedaan antara penganut Syiah dan masyarakat di
sekelilingnya.
“Sudah
kondusif. Jamaahnya sudah melakukan aktivitas seperti biasa. Itu buktinya ada
yang baru pulang sekolah,” kata warga sekitar, FH, sambil menunjuk dua pelajar
SMP yang masuk ke lingkup IPABI, Bogor.
Menurut
lelaki berambut pelontos itu, padepokan IPABI sudah berdiri sejak 1993 di Gang
Siti Hasan, di mana sebelumnya hanya diisi empat KK dengan 16 jiwa. “Sudah 23
tahun yang lalu berdiri di sini. Kalau semalam, total ada seratus jamaah yang
kumpul di sini,” ucapnya.
Dilanjutkannya,
warga sekitar pun tak mengetahui bagaima¬na cara perekrutan jamaah IPABI.
Sepengetahuannya, hanya dalam beberapa tahun saja jamaah sudah ramai.
“Itu juga
awalnya dari kalangan kecil, tetapi tiba-tiba penuh dan mencuat baru tahun
kemarin ramai penolakan keberadaan mereka,” lanjutnya.
aparat
keamanan berjaga-jaga di lokasi kejadian untuk men¬gantisipasi adanya gangguan
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). Setiap masyarakat sipil yang
hendak memasuki area IPABI, tak diperkenankan naik ke tanjakan yang berkelok
setinggi sepuluh meter tersebut.
Di tengah
penjagaan yang diberikan aparat Kepolisian dan TNI Kota Bogor, lantunan ayat
suci terdengar dari pintu masuk IPABI, Bogor. “Hari ini (kemarin) pengajian
terakhir dilakukan dari pukul 14:00 hingga 17:00 WIB. Pengajian sendiri sudah
dilakukan sejak 1 Muharram atau Minggu (2/10/2016) lalu,” tuturnya.
Jamaahnya
kebanyakan dari luar Pasirjaya. Jamaahnya banyak berasal dari Ciomas, Kabupaten
Bogor.
Sementara,
pada Rabu (12/10) merupakan malam terakhir perayaan Asyura yang sebelumnya
telah di-gelar 1 Muharram atau Minggu (2/10) lalu, selama sepuluh hari.
salah satu kegiatan yayasan syiah di jakarta pada ramadan 1438 H
Banyak
kalangan yang menganggap penganut ajaran tersebut menyimpang. Namun, hing¬ga
kini Majelis Ulama Indonesia (MUI) tak pernah mengeluarkan fatwa menyimpang
maupun yang lainnya.
Menurut
salah satu warga, Choki, tak banyak yang tahu tentang kegiatan di dalam
Padepokan Syiah, hanya jamaah saja yang bisa masuk dalam padepokan. Namun,
mereka tetap berbaur dengan masyarakat lainnya. Bahkan sering ikut dalam aksi
sosial seperti bersih-bersih masjid di sekitar.
Setiap kali
menjalankan salat Jumat, para jamaah dari Habib Adullah Asyegaf itu juga berbaur
dengan warga di lingkungan tersebut. “Bahkan kalau pas hari qurban, warga
sekitar juga kebagian dan memang tak ada yang aneh, semua normal,” ujarnya.
Sepengetahuannya,
jamaah banyak datang dari luar Bogor. Hal itu diketahui dari pelat kendaraan
yang biasa masuk ke kawasan itu. “Pelaf F dan banyak juga yang B, tapi memang
mereka ini eksklusif,” tuturnya.
Kedatangan
para jamaah ke padepokan itu tak lain hanya untuk mengaji. Sebab, sep¬erti yang
ia ketahui, kediaman Habib Adullah Asyegap ini hanya seperti rumah biasa dan
majelis taklim. “Selama ini tidak ada masalah, jamaahnya belanja juga berbaur
dengan yang lain. Yang jadi pertanyaan saya, kenapa ini harus diramaikan?,”
ungkapnya.
Di tempat
terpisah, Camat Bogor Barat Pupung men-gatakan, ramainya di lokasi tersebut
hanya pada saat ada acara keagamaan Islam. Menurutnya, warga dan jamaah IPABI
berinteraksi seperti biasa, namun kalau untuk agama warga tak mengikutinya.
“Hanya
pengikutnya saja yang ikut aliran IPABI, kalau warga tak mengikutinya. Cucu
mereka juga melakukan seko¬lah seperti biasa. Hanya ada majelis taklim saja,
tak ada sekolahan, mereka sekolah seperti anak biasa. Rata-rata orang dewasa di
sana bekerja sebagai pegawai swasta dan pedagang,” kata Pupung.
Di tempat
yang sama, Kepala Bidang Pengendalian Operasi Satpol PP Kota Bogor Agus Syah
mengaku hanya menjaga stabilitas keamanan di masyara¬kat. Di mana, sampai
kondisi di lokasi kejadian dirasa kondusif.
“Kami di
sini untuk menjaga Ka¬mtibmas dan berada di tengah-tengah kedua belah pihak
atau posisi netral,” tutup Agus.
Sumber :
BOGORDAILY.com