Jumat, 29 Desember 2017

DILEMA DI MAKASSAR: ACARA MAULID SUNNI, PEMATERINYA DARI SYIAH

LPAS Sulsel Temukan Ini di Perayaan Maulid Rasulullah FAH UIN Alauddin

Makassar -- Ketua Lembaga Pemburu Aliran Sesat (LPAS) Sulsel, Shiddieq mengatakan, pihaknya berhasil menurunkan para anggota untuk memantau jalannya Maulid Rasulullah yang berlangsung di Aula Fakultas Adab Humaniora (FAH) UIN Alauddin, Samata Gowa, Rabu (27/12/2017) kemarin. Meski secara sembunyi-sembunyi mereka berhasil memantau seperti apa bentuk kegiatan yang digelar.





"Dalam kegiatan memang tidak ada ritual ibadah Syiah. Tapi pembicara menegaskan dalam dialognya bahwa nikah mut`ah dibenarkan yang dikuatkan dengan hadis-hadis tidak jelas," katanya, via telepon, Kamis (28/12/2017).
Bahkan ia mengklaim bahwa ajarannya (Syiah) adalah bagian dari ajaran ummat Islam (Ahlul Sunnah Wal Jamaah), olehnya sangat berbahaya jika pernyataan seperti ini didengar oleh orang-orang awam. Pastinya mereka akan sangat mudah dipengaruhi.

"Dalam pidato orang Iran ini, ia menegaskan bahwa jika negara ini ingin terhindar dari radikalisme dan lainnya maka berimanlah kepada Alqur`an dan Ahlul Bait bukan Alqur`an, As-sunnah, Ahlul Bait dan para sahabat Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam," tegas Shiddieq.
Sebelumnya, peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang digelar FAH UIN Alauddin Makassar, Rabu (27/12/2017) kemarin di Center of Capacity Building FAH, dianggap telah disusupi ajaran Syiah, lantaran kegiatan bertema "Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW" menghadirkan Dosen Al-Mustafa International Universty of Iran, Ghasem Muhammadi dan Ebrahim Zargar.

Tak hanya itu kegiatan yang berlangsung mulai pukul 10.00 Wita hingga selesai sangat terbatas terutama bagi ormas dan lembaga Islam.

Dekan FAH Bantah Kegiatan UINAM Disusupi Ajaran Syiah

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar (UINAM) Barsihannor ikut angkat bicara terkait perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang diduga disusupi penyebaran ajaran Syiah, Rabu (27/12/2017) kemarin. Menurutnya, perayaan Maulid Nabi yang kali ini mendatangkan pembicara dari Iran adalah agenda tahunan yang digelar pihak fakultas.

Pada perayaannya di setiap tahun lembaga kemahasiswaan yang menjadi penanggung jawab utama.
"Kebetulan ini perkuliahan mahasiswa yang kami rangkaikan dengan maulid makanya hanya mahasiswa dan dosen yang berhak mengikuti," katanya via sms, Kamis (28/12/2017).
Dalam kegiatannya, ia pun tidak sempat menghadiri karena bertepatan dengan wisuda mahasiswa.
"Saya selaku dosennya tidak bisa hadir kemarin disebabkan selaku dekan saya harus ikuti wisuda. Beberapa dosen juga mengajak mahasiswanya dan memang hanya untuk mahasiswa saja tidak yang lainnya," tegas Basri.

Sementara terkait beberapa ormas dan lembaga Islam yang dicekal untuk ikut dalam kegiatan karena memang pihaknya tidak mengundang ormas dari mana pun.
"Kami tidak pernah mengundang ormas maupun lembaga Islam. Ini hanya kegiatan mahasiswa kami sendiri," lanjutnya lagi.
Basir juga membantah jika perayaan Maulid Nabi yang berlangsung mulai pukul 10.00 Wita hingga selesai disusupi penyebaran ajaran Syiah. Menurutnya akademik tidak bisa dicampur adukkan dengan kepentingan lain.

"Akademik ya akademik. Tidak ada teologi Syiah yang masuk di ranah akademik termasuk dalam kegiatan tadi," tutupnya.
Sebelumnya peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang digelar FAH UIN Alauddin Makassar, Rabu (27/12/2017) kemarin di Center of Capacity Building FAH, dianggap telah disusupi ajaran Syiah, lantaran kegiatan bertema "Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW" menghadirkan Dosen Al-Mustafa International Universty of Iran, Ghasem Muhammadi dan Ebrahim Zargar.

Ormas Islam Sayangkan UIN Alauddin Hadirkan Pembicara dari Iran
Gowa -- Bermaksud mengikuti kegiatan yang dibawakan dua pengajar dari diAl Mustafa University of Iran di Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN), Samata, Kabupaten Gowa, Rabu (27/22/2017), rombongan Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS), dan Lembaga Penelitian dan Pengambangan Islam (LPPI) Indonesia Timur, serta Laskar Pemburu Aliran Sesat, dicegat panitia penyelenggara.

"Alasannya hanya dosen dan mahasiwa UIN yang bisa masuk," kata Ketua ANNAS Sulsel, Farid Ma`ruf Nur, saat ditemui.
Ia mencurigai kedua warga Iran itu sengaja didatangkan untuk mensosialisasi ajaran Syiah mereka, yang dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah dinyatakan sesat dan menyesatkan.
Tim dari Forum Pegiat Media Islam (Forpemi) Sulsel juga mendapatkan penolakan, padahal mereka bermaksud untuk melakukan peliputan.

"Mohon maaf, ini kegiatan tertutup bagi media," kata salah seorang dosen yang sengaja turun dari meja utama pembicara dan langsung menghampiri.
Dua warga Iran yang didatangkan itu bernama Ghasem Muhammadi dan Ebrahim Zargar.
Mereka sudah beberapa hari di Makassar, dan di ruang Lecture Theatre UIN Alauddin, Samata itu, keduanya menjadi pembicara dalam rangka peringatan maulid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam.

Namun, yang membuat Ketua LPPI Indonesia Timur, KH M Said Abd Samad, tidak terima pernyataan lantaran saat berdialog sebelum membawakan materi, orang Iran menuduh rombongan LPPI, ANNAS, dan LPAS, anti Palestina.

"Tetapi yang kami sayangkan, kenapa pihak UIN memberikan ruang kepada orang Syiah ini, padahal sudah sangat jelas fatwa MUI tentang kesesatan Syiah. Ini yang kami tidak terima sebentarnya," tutur Kyai Said.

Fery, salah seorang mahasiswa UIN, yang mengikuti kegiatan itu, mengungkapkan kedatangan orang Iran itu memang bagian dari sosialisasi paham Syiah, sebab penyampaiannya berisi sanjungan kepada Khomeini dan negara Iran.
Sumber : Harianamanah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar