Seluruh mahasiswa UIN Yogya yang ikut serta dalam studi banding berjumlah lima belas mahasiswa, sembilan dari putra dan enam putri. Mereka terdiri dari beragam tingkatan strata satu (S1), mulai dari semester tiga, lima dan tujuh, bahkan ada pula yang S2. Sebagaimana yang dikatakan salah satu mahasiswinya Rosi Islamiyati saat ditemui SPS di Sadra pada Jumat (16/11).
Presiden BEM Sadra Rahmat Hariyadi dan Ketua Menteri Hubungan Luar Qotrun Nada Annuri menyambut kedatangan mereka di kampus Sadra pada Minggu 11 November 2018. Kemudian, mereka diantar ke asrama mahasiswa Sadra sebagai tempat penginapan mereka selama studi banding.
“Bagi yang putra di asrama Lebak Bulus (Jakarta Selatan) dan yang putri di asrama Gandul (Depok),” kata Qotrun saat ditemui SPS di Sadra, Jakarta, pada Jumat (16/11).
Enam hari selanjutnya, pada 12-17 November 2018 kegiatan studi banding dilaksanakan. Demikian yang tertera pada jadwal kuliah UIN Suka yang diterima SPS dari Qotrun melalui whatsapp pada Sabtu (17/11). Jadwal tersebut merupakan rangkaian kegiatan mereka yang dibuat oleh pihak akedemik Sadra.
Mereka, jelas Qotrun, mengikuti perkuliahan dengan para dosen filsafat STFI Sadra, baik bergabung di kelas mahasiswa filsafat STFI Sadra semester lima dan tujuh, ataupun kelas khusus mereka yang studi banding.
Materi-materi perkuliahan yang mereka dapatkan, seperti Epistemologi, teori Ontologi Filsafat Hikmah Muta’aliyyah, Teori Eskatologi Hikmah Muta’aliyyah, Filsafat Barat, Kalam Jadid (teologi kontemporer), Studi Literatur Filsafat Islam, dan lainnya.
Dosen-dosen yang mengajar, di antaranya Dr. Kholid Al-Walid, Dr. Abdelaziz Abbaci, Dr. Cipta Bakti Gama, Dr. Sayyed Ali Sholeh, Dr. Matius Ali, Dr. Hadi Kharisman, Dr. Basrir Hamdan, Ammar Fauzi, Ph.D dan Azam Bahtiar, M.S.I. (Difa/SPS)
Sumber : Lpm-demosophia dot com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar