Syeikh Dr Adnan al-Afyouni memulai memberikan tausiyahnya di hadapan peserta seminar yang hadir meramaikan acara. Syeikh menuturkan bahwa sejak ratusan tahun yang lalu Suriah masih sangat aman, agama itu menyatukan, bukan untuk menciptakan konflik. Krisis Suriah sebenarnya adalah masalah politik yang melibatkan banyak negara.
Duta besar Indonesia di Suriah, Djoko Harjanto sempat menceritakan betapa mengerikannya hidup di wilayah konflik itu. Setiap hari ada saja dentuman bom dan suara tembakan tiada henti. Pasukan bersenjata yang bernama Free Syrian Army pada 2011 adalah orang-orang bersenjata yang menentang terhadap pemerintah, yang kemudian menjadi cikal bakal berlanjutnya gejolak konflik di Suriah. Kemudian ada demonstrasi, ada pihak-pihak oposisi yang dapat senjata kemudian menyebar ke mana-mana. Kemudian berkobar sebegitu kuatnya, para pejuang itu menamakan dirinya Free Syrian Army. Dari free army ini lalu muncul lagi Al Nusro, kemudian tahun 2013 baru muncul ISIS.
“Ketika 2015 saya masuk Aleppo, bukan karena berani, tapi untuk melindungi rakyat kita di sana, banyak juga TKI, mereka butuh perlindungan. Itu tidak semenit pun berhenti itu mortir, senapan, AK47 bahkan bom. Kenang Djoko waktu bertugas dulu di Suriah.” Kenang Djoko
“Pelajar dan mahasiswa yang belajar di sana berasal dari lebih 60 negara, diantaranya dari Indonesia. Saya sangat terkesan dengan pelajar asal Indonesia karena tetap berada di Suriah sejak awal-awal konflik. Saya waktu itu menawarkan kepada para pelajar ,jika ingin kembali ke negara masing-masing silahkan. Tapi jika ingin tetap di Suriah, maka pemerintah Suriah akan melindungi dan menjaganya sesuai kemampuan yang dimilikinya.” Papar Syeikh Dr. Adnan Al Afyouni.
Menurut Dr, Syeikh Adnan Al Afyouni ciri-ciri orang beragama adalah selalu menyandarkan semuanya kepada Allah SWT setelah berikhtiar atau berusaha. Dan khusus pelajar Indonesia sangat diapresiasi oleh Syeikh, dengan berbagai cobaan dan konflik yang telah dialami oleh Suriah, Indonesia adalah sahabat sejati Suriah. Dan untuk rekonsiliasi, Presiden Bashar Asad siap memberi maaf pada warga negaranya yang telah ikut memberontak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar