Minggu, 23 Juni 2019

GELIAT SYIAH JOGJA

SYIAH JOGJA: Diskusi Panel "Masa Depan Palestina" di Yogyakarta

Dalam rangka Hari Solidaritas Internasional untuk Al Quds, kami RausyanFikr Institute mengadakan diskusi panel bertema " Peran Indonesia dan Iran untuk Masa Depan Palestina di Yogyakarta pada Selasa, 28 Mei 2019.
Pembicara /panelis yang kami undang : 
1. Dr. Siti Mutiah Setiawati, MA ( Dosen HI, Fisipol UGM)
2. Dr. H. Robby Habiba Abror, M. Hum
( Ketua Prodi Aqidah dan Filsafat FUPI UIN Sunan Kalijaga, 
Ketua MPI, PW.Muhammadiyah DIY)
Bagi kita bangsa Indonesia sudah jelas keberpihakan kita pada kemerdekaan Palestina yang diwakili semua Presiden yang pernah memerintah negara kita termasuk Presiden Jokowi sekarang ini, demikian pernyataan Ibu Siti Mutiah, untuk Iran sendiri, kata beliau adalah negara yang paling konsisten membela Palestina di Timur Tengah. Ditegaskan lagi bahwa Iran adalah negara yang jelas sikapnya bagi perlawanan terhadap simbol kapitalisme barat yang tampak pada pakaian model perempuan Iran yang tidak menampakkan perhiasannya dan Iran hidup praktis tanpa hutang uang dari Barat
Dr. Abror memandang belum ada penyelesaian yang komprehensif bagi Palestina, ada sisi yang perlu didekontruksi dari dusta sejarah Zionisme. Ali Khamenei, Pemimpin Spiritual Iran saat ini sangat tenang dalam menghadapi tekanan Amerika saat ini sebagai sponsor utama Israel dalam pemindahan Ibu Kota Israel ke Yerussalem, Amerika mengancam perang ke Iran dengan mengirim Kapal induknya tetapi Rahbar ( Imam Ali Khamenei) dengan tenang menyatakan bahwa kita tidak akan perang, sebuah sikap yang luar biasa yang tidak mudah.
Muhammadiyah kata Pak Abror sebagai organisasi tempat beliau aktif dengan jelas mendukung Palestina dengan secara rutin ikut membantu rakyat Palestina mungkin untuk bantuan dana dari ormas di Indonesia termasuk yang sangat besar dan rutin.
Pada akhirnya kondisi Palestina saat ini kata Pak Abror seperti orang yang babak belur dipukul di dalam rumahnya, setelah itu kita keluarkan dari rumahnya dan diobati setelah itu kita masukkan lagi dalam rumahnya dan kemudian mereka dipukul lagi dalam rumahnya.
Palestina adalah masalah kemanusiaan, mereka harus berdaulat sebagai bangsa yang merdeka, tidak boleh ada penjajahan diatas dunia ini sebagaimana dalam Mukaddimah / Pembukaan UUD 1945 kita.
Kita semua yang berdiri bersama Palestina adalah wujud sikap anti penjajahan dan semoga itu menjadi modal dasar untuk juga menjaga bangsa kita dari dominasi kapitalisme global yang dapat menggunakan jalan apa saja untuk menjaga kepentingan mereka termasuk perang proxy.
Insya Allah tampaknya Pemerintah kita sangat memahami konteks utama persoalan ini. Oleh karena itu sekalipun prospek kedaulatan Palestina cukup berat saat ini tetapi kemampuan Indonesia dan Iran memainkan perannya masing-masing akan menjadikan daya tawar kedua negara semakin hari semakin diperhitungkan, dan mata dunia juga semakin menyaksikan bahwa kekuatan ruhani masyarakat Palestina akan menjadi ruh utama dari jiwa dan spirit pembebasan Alquds.
Terima kasih
A.M. Safwan - RausyanFikr Institute

Catatan redaksi : syiah menjadikan Palestina sebagai salah satu sarana kampanye mencari dukungan. Syiah mengganggap bahwa dalam membela palestina maka kita harus mengesampingkan perbedaan. Mereka mencari moment agar umat lengah dan ikut dengan propaganda syiah. 
\




Tidak ada komentar:

Posting Komentar