Senin, 09 Desember 2019

Maulid Syiah Di Pusat Syiah Jakarta


Jakarta, Peringatan Maulid Nabi biasa dirayakan oleh sebagian besar kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Secara umum peringatan ini dilaksanakan sepanjang bulan Rabiul Awal, namun di Indonesia peringatan Maulid terkadang juga bukan hanya di bulan Rabiul Awal. Menurut Ahlusunah, kelahiran Nabi Muhammad jatuh pada 12 Rabiul Awal, sedang Syiah mempercayai jatuh pada 17 Rabiul Awal, kesemuanya merunut pada sejarah. Maka, karena perbedaan ini, di Iran yang mayoritasnya adalah Syiah menjadi momen perbedaan ini sebagai pekan persatuan antara Sunni dan Syiah.







Maulid Nabi adalah bentuk kecintaan umat Muslim kepada Nabinya, tradisi memperingati hari lahir  manusia agung ini sudah begitu mengakar di masyarakat Indonesia, bahkan sudah ada bertahan selama ratusan tahun. Islamic Culutal Center yang ada di Jakarta setiap tahunnya selalu mengadakan peringatan Maulid ini dengan semarak.



Acara dihadiri oleh lebih dari seribu kaum muslimin muslimat, Sunni dan Syiah. Menjadi pembicara dalam acara ini adalah Dr. Andy Hadiyanto, ketua Asosiasi Dosen Agama Islam Universitas seluruh Indonesia dan Dr. Muhsin Labib Assegaf (Ketua Komisi Bimbingan dan Dakwah Dewan Syura Ahlulbait Indonesia), salah satu tokoh syiah.



Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam acara ini meliputi pembacaan Alquran, ceramah keagamaan, bazar, simtu dhurar, pembacaan al-Barjanzi, pemotongan kue, kembang api dan lain-lain. Ini menjadi dilematis bagi syiah, sama ingin merayakan mauled tapi hari yang diyakininya beda. Sementara yang merayakan mauled adalah muslim yang lebih ramah terhadap syiah. Sumber persoalan itu adalah bahwa mauled yang diyakini sunni, tidak dipercayai oleh sumber syiah. Bagi syiah, dalam soal sejarah pun mereka punya jalur sendiri yang sangat beda dengan syiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar