Rabu, 05 Oktober 2016

PAWAI MUHARAM 1438 H DI BANGIL DIISI DENGAN SIKAP MUSLIM TERHADAP SYIAH



Pasuruan – Memperingati tahun baru Islam di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur (Jatim) disi dengan pawai masyarakat. Umat Islam Bangil merayakan tahun baru kalender Hijriyah pada 1 Muharam menggelar acara pawai keliling kota pada Sabtu, 25 Oktober 2014.

Acara itu dilepas oleh Kapolres Pasuruan. Pawai itu dibuka juga oleh ketua panitia KH. Nurkholis Mustari. Dia berpesan untuk menjaga kerukunan. “Peringatan tahun baru Islam tahun ini lebih ramai dari tahun sebelumnya. Tahun ini diikuti oleh seribu lebih peserta,” ujar Nurkholis.





Ketika saat peserta pawai melewati pondok pesantren YAPI mereka menyempatkan berhenti. Mereka berorasi menyatakan sikap umat islam Bangil terhadap Syi’ah. 

Selain orasi, peserta itu juga membawa poster-poster yang berisi penolakan mereka terhadap ajaran syi’ah yang eksis di kota Bangil.
Menurut panitia, pawai ini diikuti 40 kelompok, diantaranya, kelompok Aswaja Bangil, Rombongan Ar-Riyadh, Rombongan Darul Ihya’ pimpinan Ahmad bin Husein. Pawai juga dihadiri ulama kondang Bangil, Syeh Assegaf.
Muslim Indonesia yang mayoritas bermazhab Ahlusunnah wal Jamaah sangat menghormati bulan ini dan bahkan mensakralkannya, kita dapat menyaksikan budaya-budaya nusantara yang turut menyambut bulan Muharram.

Diantara kegiatan yang dilakukan umat islam adalah Pawai Muharram yang tiap tahun di Bangil-Pasuruan. Setiap tahunnya, pawai Muharram ini selalu diisi dengan pernyataan sikap umat islam terhadap aliran sesat syiah.
Pawai ini juga melibatkan anak-anak mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA untuk menambah semarak dan meregenerasi umat islam yang ada.
Muhammad Nadeer Umar Basyaeb ketika pawai Muharram ini juga melakukan orasi yang berisi sikap umat islam Bangil terhadap Syiah.

Menyikapi acara tersebut, ormas syiah ABI mengeluarkan pernyataan :
Pernyataan Sikap DPP ABI Terkait Demo 1 Muharam Di Bangil
DPP ABI Mendesak pemerintah bersikap lebih tegas terhadap elemen-eleman takfiri, ekstremis dan intoleran yang mengatasnamakan Islam karena hal demikian berarti menyuburkan potensi konflik horizontal yang dapat meluas dan tak terkendali.
Menurut Kantor Berita ABNA, menyikapi aksi demontrasi sejumlah warga Bangil menolak Syiah pada 1 Muharram 1438 H, ahad (2/10) Dewan Pimpinan Pusat Ahlul Bait Indonesia (DPP ABI) mengeluarkan pernyataan mengecam aksi tersebut. Dalam pernyataan sikap Ormas Islam yang diketuai KH. Hassan Alaydrus menyebutkan aksi demo sekelompok orang tersebut berpotensi merusak kebhinekaan dan keragaman yang telah dimiliki bangsa Indonesia sejak dulu.

Berikut teks lengkap pernyataan sikap DPP ABI terkait demo 1 Muharram di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Bismillahirrahmanirrahim
Bangsa Indonesia yang dikenal ramah dan toleran terus diuji oleh ulah segelintir orang yang mengatasnamakan Islam.

Dalam rangka memperingati Tahun Baru Hijriah 1 Muharam 1438, sekelompok orang melakukan demo di Kota Bangil. Demo yang selayaknya menjadi perayaan kegembiraan dan persaudaraan itu berubah menjadi ajang caci-maki dan ujaran kebencian. Itupun dipimpin oleh aktivis Islam yang seharusnya menjadi teladan dalam kehidupan kebhinekaan dan keragaman. Dan lebih parah lagi dalam demo itu terlihat ada bendera organisasi teroris yang dikibarkan padahal organisasi itu jelas-jelas telah merusak nama dan kehormatan Islam dengan berbagai aksi keji yang dilakukannya seperti telah ditegaskan oleh banyak ulama dan organisasi Islam di dunia.

Atas dasar semua itu, Ormas Islam Ahlulbait Indonesia menyatakan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengajak seluruh elemen umat untuk mempererat persaudaraan dan persatuan yang menjadi sebab utama kesejahteraan dan kemajuan.

2. Mengajak semua pihak agar tidak membiarkan aksi-aksi intoleran ini terus berlanjut karena ancamannya adalah keutuhan bangsa dan negara.

3. Mendesak pemerintah bersikap lebih tegas terhadap elemen-eleman takfiri, ekstremis dan intoleran yang mengatasnamakan Islam karena hal demikian berarti menyuburkan potensi konflik horizontal yang dapat meluas dan tak terkendali.

4. Mendesak Polri serius menangani kasus-kasus hate speech (ujaran kebencian) yang jika tidak, akan menjadi norma yang membahayakan keseluruhan masyarakat.

Demikian pernyataan sikap Ormas Islam Ahlulbait Indonesia terkait kasus Demo 1 Muharam di Bangil.

Ketua Umum DPP Ahlulbait Indonesia
KH Hassan Alaydrus




Diolah dari berbagai sumber oleh Ahmad Hasyim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar