Umat Islam Kota Bogor berunjuk rasa menolak segala
bentu ajaran Syiah, di depan kantor Balaikota Bogor Jl.Ir.H. Juanda dan Depan
Kantor Kejaksaan Negeri Bogor Kec. Bogor Tengah, Kota Bogor Jumat (23/9/2016)
Aksi tolak Syiah ini diisi orasi menggunakan alat
pengeras suara yang di muat dalam kendaran bak terbuka serta membawa sepanduk
yang bertuliskan: Syiah bukan Islam Syiah agama musrik awas barang tiruan syiah
agama modus (modal dusta), Syiah membahayakan NKRI, Syiah anti islam, Syiah
menghianati Allah dan RosulNya, Masyarakat Muslim Bogor raya menolak Syiah
karena Syiah bukan islam, Syiah bukan Islam, Syiah mencelakai umat islam, dan
Kaum Muslimin Bogor bersatu tolak Syiah.
Sumber : arrahmah.com
Ratusan massa dari berbagai elemen umat Islam menggelar
aksi damai menolak kelompok Syiah di depan kantor Balaikota Bogor, Jumat
(23/9/2016).
Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Bogor Ustaz
Muhammad Nur Sukma mengatakan, alasan mengapa menolak Syiah karena membahayakan
umat Islam ahlusunnah wal jamaah di Indonesia dan mengancam stabilitas negara
kesatuan republik Indonesia.
"Salah satu alasan kenapa Syiah bahaya, kalau
masyarakat kita terkena pengaruh ajaran Syiah yaitu bolehnya nikah mut'ah, maka
akan merusak masyarakat kita. Oleh karena itu kita tidak boleh biarkan ajaran
menyimpang ini," ujarnya saat berorasi.
Selain itu, kata dia, Syiah juga membahayakan NKRI.
"Mereka menganut kepemimpinan imamiyah, awalnya mereka bertaqiyah tapi
jika sudah memiliki kekuatan misalkan 10% saja, maka mereka akan berani
melakukan kudeta," ungkap Nur Sukma.
Dengan dua alasan tersebut, sudah cukup bagi kita
menolak keberadaan Syiah, tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah pusat dan
khususnya pemerintah daerah Bogor untuk mewaspadai dan melarang kegiatan Syiah.
Terlebih, menjelang peringatakan As Syuro yang biasa digelar oleh kelompok
Syiah.
"Kita berharap agar As Syuro tidak diselenggarakan
karena ini momentum mereka, dan kita tidak dalam rangka mau merepotkan
pemerintah daerah tetapi kita ingin menyelamatkan kita semua dari bahaya
Syiah," jelasnya.
"Aparat harus bertindak untuk menyelamatkan
negara. Tahun ini di Saudi jamaah haji dari Iran dilarang, di Malaysia dan
Brunei Syiah sudah dilarang, tapi kenapa di Indonesia masih dibolehkan? Oleh
karena itu, kami menghimbau pemerintah untuk mengkaji masalah ini dan mengambil
langkah tegas," tandasnya.
Selain Ustaz Nur Sukma, dalam aksi itu hadir pula
sejumlah ulama dan tokoh masyarakat antara lain Ustaz Muhammad Abu Jibril
(Wakil Amir Majelis Mujahidin Indonesia), Ustaz Wilyudin Dhani (Ketua MUI
Bidang Aliran Sesat), Ustaz Ahmad Iman (Ketua Forkami), Ustaz Abdul Halim
(DDII), Ustaz Najamudin (DPRD Kota Bogor) dan lainnya.
Aksi damai tersebut berlangsung tertib, usai melakukan
orasi di depan Balaikota massa bergerak menuju depan kantor Kejaksaan Negeri
Kota Bogor untuk melanjutkan orasinya.
Sumber : Sujanews.com
Sumber liberal :
Sekelompok orang yang menyebut dirinya dari Majelis Mujahidin
dan ormas Anti-Syiah meminta Walikota Bima Arya melarang kegiatan Asyuro di
Bogor. Dengan membawa spanduk mengecam Syiah, mereka melakukan demo di
balaikota menuntut agar Presiden Jokowi juga tidak memberi izin kegiatan Asyuro
di tanah air.
“Kita minta kepada aparat pemerintah, yang dekat
dengan Jokowi. Tolong sampaikan keluhan kita, kita ini anak bangsa yang ingin
negara kita damai dan aman. Jangan sampai diacak-acak oleh kelompok sesat yang
ternyata kaki tangan yahudi, orang-orang kafir,” kata salah satu demonstran,
Wilyudi, ketika berorasi di Balaikota Bogor seperti dikutip Kantor Berita
Radio, Jumat (22/09).
Wilyudi meminta agar walikota tidak lengah seperti
tahun lalu. Pada tahun lalu, kata Wilyudin, perayaan Asyura nasional hampir
diselenggarakan di Kota Bogor. “Tahun lalu, kelompok Syiah hampir berpusat di
sini (Kota Bogor) tahun ini kami meminta walikota tidak lengah,” katanya.
Seperti diketahui, tahun 2015, Walikota Bima Arya
menerbitkan surat edaran yang melarang masyarakat Kota Bogor
menyelenggarakan Asyura atas alasan keamanan dan ketertiban. Kebijakan
ini pun mendapat keberatan dari berbagai kalangan, apalagi
dikeluarkan oleh kader partai nasionalis ‘PAN’ sekaligus akademisi
Paramadina, – universitas yang selama ini menjunjung tinggi kebhinekaan.
“Diterbitkanya surat edaran pelarangan itu karena
adanya keberatan dari warga, karena jika tetap diadakan perayaan Asyura maka
akan terjadi konflik sosial di Kota Bogor,” kata Bima menjawab orang-orang yang
mempertanyakan kebijakannya itu.
PERNYATAAN ORMAS ISLAM BOGOR TUNTUT
PELARANGAN SYIAH
Bogor (SI Online) - Ratusan massa dari berbagai elemen
umat Islam menggelar aksi damai menolak kelompok Syiah di depan kantor
Balaikota dan Kejaksaan Negeri Bogor, Jumat (23/9/2016).
Dalam aksi tersebut, mereka menuntut agar pemerintah
daerah Bogor mewaspadai dan bersikap tegas terhadap kelompok Syiah. Berikut
tuntutan massa aksi yang tercantum dalam pernyataan sikapnya:
Untuk mencegah terjadinya konflik yang dapat menggangu
ketentraman dan keamanan karena adanya perayaan hari raya As-syuro yang
perayaannya cenderung dipaksakan oleh kelompok Syiah, maka dari itu gabungan
elemen umat yang terdiri dari Ormas Islam, Lembaga Pendidikan, Majelis Ta’lim
dan DKM Masjid Islam se-Kota dan Kabupaten Bogor menyatakan sikap, diantara:
- Bahwa kami secara tegas menolak segala bentuk
kegiatan perayaan As-syuro Syiah yang diselenggarakan oleh kelompok Syiah dan
unsur Syiah lainnya diwilayah Bogor dan Kabupaten Bogor
- Bahwa kami secara tegas menolak segala bentuk
provokasi dan ajakan dalam bentuk apapun oleh pihak manapun yang mengatas
namakan Syiah dan kroni-kroninya demi terselenggarakannya kegiatan Syiah
As-syuro diwilayah Kota dan Kabupaten Bogor
- Kami memohon kepada pihak penyelenggara negara baik
ditingkat pusat maupun daerah untuk segera membuat keputusan tentang pelarangan
Syiah melakukan kegiatan apapun baik ditempat terbuka maupun secara tertutup
diberbagai wilayah manapun lainnya dalam jumlah besar karena mereka berpotensi
terhadap terjadinya terjadinya gesekan antar umat, menimbulkan instabilitas
wilayah dan mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara dibawah naungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
- Bahwa kami memohon dengan segera kepada penyelenggara
negara untuk menyatakan pelarangan pertumbuhan dan perkembangan ajaran Syiah di
Indonesia secara keseluruhan karena sangat bertentangan dengan aqidah umat
Islam, aqidah Ahlussunnah wal Jamaah yang telah berkembang di Indonesia dan
berpotensi besar terjadinya perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
sangat kita cintai ini
Untuk itu kami meminta kepada Wali Kota Bogor berserta
jajaran Muspidanya dan Bupati Kabupaten Bogor beserta jajaran Muspidanya untuk
menolak dan melarang secara tegas perayaan hari As-syuro yang akan
diselenggarakan oleh kelompok Syiah diseluruh wilayah Kota Bogor dan Kabupaten
Bogor demi keamanan, kedamaian, kerukunan, kemakmuran, dan kesejahteraan
seluruh warga Bogor Raya yang kita cintai ini.
Surat pernyataan tersebut diserahkan kepada Andi Fajar
Arianto, selaku Kasi Intel Kejaksaan Negeri Bogor saat perwakilan massa
diterima oleh pihak Kejaksaan.
Pihak Kejaksaan menerima surat tersebut dan berjanji
akan membahasnya serta dibawa ke kejaksaan agung karena keputusan Bakorpakem
ada di Kejaksaan Agung. Mereka juga berjanji akan membahas serta memberikan
masukan kepada pihak Wali Kota Bogor terkait masalah tersebut.
Sumber : suara-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar