Jumat, 29 Desember 2017

DILEMA DI MAKASSAR: ACARA MAULID SUNNI, PEMATERINYA DARI SYIAH

LPAS Sulsel Temukan Ini di Perayaan Maulid Rasulullah FAH UIN Alauddin

Makassar -- Ketua Lembaga Pemburu Aliran Sesat (LPAS) Sulsel, Shiddieq mengatakan, pihaknya berhasil menurunkan para anggota untuk memantau jalannya Maulid Rasulullah yang berlangsung di Aula Fakultas Adab Humaniora (FAH) UIN Alauddin, Samata Gowa, Rabu (27/12/2017) kemarin. Meski secara sembunyi-sembunyi mereka berhasil memantau seperti apa bentuk kegiatan yang digelar.





"Dalam kegiatan memang tidak ada ritual ibadah Syiah. Tapi pembicara menegaskan dalam dialognya bahwa nikah mut`ah dibenarkan yang dikuatkan dengan hadis-hadis tidak jelas," katanya, via telepon, Kamis (28/12/2017).
Bahkan ia mengklaim bahwa ajarannya (Syiah) adalah bagian dari ajaran ummat Islam (Ahlul Sunnah Wal Jamaah), olehnya sangat berbahaya jika pernyataan seperti ini didengar oleh orang-orang awam. Pastinya mereka akan sangat mudah dipengaruhi.

"Dalam pidato orang Iran ini, ia menegaskan bahwa jika negara ini ingin terhindar dari radikalisme dan lainnya maka berimanlah kepada Alqur`an dan Ahlul Bait bukan Alqur`an, As-sunnah, Ahlul Bait dan para sahabat Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam," tegas Shiddieq.
Sebelumnya, peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang digelar FAH UIN Alauddin Makassar, Rabu (27/12/2017) kemarin di Center of Capacity Building FAH, dianggap telah disusupi ajaran Syiah, lantaran kegiatan bertema "Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW" menghadirkan Dosen Al-Mustafa International Universty of Iran, Ghasem Muhammadi dan Ebrahim Zargar.

Tak hanya itu kegiatan yang berlangsung mulai pukul 10.00 Wita hingga selesai sangat terbatas terutama bagi ormas dan lembaga Islam.

Dekan FAH Bantah Kegiatan UINAM Disusupi Ajaran Syiah

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar (UINAM) Barsihannor ikut angkat bicara terkait perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang diduga disusupi penyebaran ajaran Syiah, Rabu (27/12/2017) kemarin. Menurutnya, perayaan Maulid Nabi yang kali ini mendatangkan pembicara dari Iran adalah agenda tahunan yang digelar pihak fakultas.

Pada perayaannya di setiap tahun lembaga kemahasiswaan yang menjadi penanggung jawab utama.
"Kebetulan ini perkuliahan mahasiswa yang kami rangkaikan dengan maulid makanya hanya mahasiswa dan dosen yang berhak mengikuti," katanya via sms, Kamis (28/12/2017).
Dalam kegiatannya, ia pun tidak sempat menghadiri karena bertepatan dengan wisuda mahasiswa.
"Saya selaku dosennya tidak bisa hadir kemarin disebabkan selaku dekan saya harus ikuti wisuda. Beberapa dosen juga mengajak mahasiswanya dan memang hanya untuk mahasiswa saja tidak yang lainnya," tegas Basri.

Sementara terkait beberapa ormas dan lembaga Islam yang dicekal untuk ikut dalam kegiatan karena memang pihaknya tidak mengundang ormas dari mana pun.
"Kami tidak pernah mengundang ormas maupun lembaga Islam. Ini hanya kegiatan mahasiswa kami sendiri," lanjutnya lagi.
Basir juga membantah jika perayaan Maulid Nabi yang berlangsung mulai pukul 10.00 Wita hingga selesai disusupi penyebaran ajaran Syiah. Menurutnya akademik tidak bisa dicampur adukkan dengan kepentingan lain.

"Akademik ya akademik. Tidak ada teologi Syiah yang masuk di ranah akademik termasuk dalam kegiatan tadi," tutupnya.
Sebelumnya peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang digelar FAH UIN Alauddin Makassar, Rabu (27/12/2017) kemarin di Center of Capacity Building FAH, dianggap telah disusupi ajaran Syiah, lantaran kegiatan bertema "Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW" menghadirkan Dosen Al-Mustafa International Universty of Iran, Ghasem Muhammadi dan Ebrahim Zargar.

Ormas Islam Sayangkan UIN Alauddin Hadirkan Pembicara dari Iran
Gowa -- Bermaksud mengikuti kegiatan yang dibawakan dua pengajar dari diAl Mustafa University of Iran di Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN), Samata, Kabupaten Gowa, Rabu (27/22/2017), rombongan Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS), dan Lembaga Penelitian dan Pengambangan Islam (LPPI) Indonesia Timur, serta Laskar Pemburu Aliran Sesat, dicegat panitia penyelenggara.

"Alasannya hanya dosen dan mahasiwa UIN yang bisa masuk," kata Ketua ANNAS Sulsel, Farid Ma`ruf Nur, saat ditemui.
Ia mencurigai kedua warga Iran itu sengaja didatangkan untuk mensosialisasi ajaran Syiah mereka, yang dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah dinyatakan sesat dan menyesatkan.
Tim dari Forum Pegiat Media Islam (Forpemi) Sulsel juga mendapatkan penolakan, padahal mereka bermaksud untuk melakukan peliputan.

"Mohon maaf, ini kegiatan tertutup bagi media," kata salah seorang dosen yang sengaja turun dari meja utama pembicara dan langsung menghampiri.
Dua warga Iran yang didatangkan itu bernama Ghasem Muhammadi dan Ebrahim Zargar.
Mereka sudah beberapa hari di Makassar, dan di ruang Lecture Theatre UIN Alauddin, Samata itu, keduanya menjadi pembicara dalam rangka peringatan maulid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam.

Namun, yang membuat Ketua LPPI Indonesia Timur, KH M Said Abd Samad, tidak terima pernyataan lantaran saat berdialog sebelum membawakan materi, orang Iran menuduh rombongan LPPI, ANNAS, dan LPAS, anti Palestina.

"Tetapi yang kami sayangkan, kenapa pihak UIN memberikan ruang kepada orang Syiah ini, padahal sudah sangat jelas fatwa MUI tentang kesesatan Syiah. Ini yang kami tidak terima sebentarnya," tutur Kyai Said.

Fery, salah seorang mahasiswa UIN, yang mengikuti kegiatan itu, mengungkapkan kedatangan orang Iran itu memang bagian dari sosialisasi paham Syiah, sebab penyampaiannya berisi sanjungan kepada Khomeini dan negara Iran.
Sumber : Harianamanah.com

Rabu, 27 Desember 2017

SYIAH GELAR SEMINAR BERSAMA STIEAD JAKARTA

Awal tahun ini, syiah akan mengadakan seminar di salah satu universitas sunni. Acara diberi tema seminar internasional. Tema yang diambil adalah seputar pembelaan muslim terhadap Palestine, yang sudah menjadi senjata bagi syiah untuk mendapatkan simpati dari dunia.


Ini ada misi tersembunyi dari gerakan syiah. Mereka aktiv mengadakan acara dalam rangka mencari dukungan agar syiah bisa diterima di Indonesia. Pembicara yang kedua dan ketiga dalam acara di bawah ini sudah jelas bermazhab syiah. Waspadalah!



Rabu, 20 Desember 2017

ACARA SYIAH DI KAMPUS SUNNI CIREBON

Pada senin, 18 Desember 2017 kemarin, salah satu universitas di kota Cirebon mengadakan stadium general. Cara itu berlangsung di Auditarium UNSWAGATI Cirebon.

Yang menarik dari acara tersebut adalah meskipun tema dari acara tersebut adalah politik peradaban nusantara, tapi pematerinya semua dari syiah. Satu syiah lokal dan 2 orang dari syiah Iran.





Ini menjadi pertanyaan kita adalah, sebuah universitas sunni yang mengadakan acara dengan pemateri semua dari syiah. Bisa dibayangkan, apa yang akan disampaikan dalam acara tersebut. Ini menunjukkan bahwa sebagian umat islam masih belum tahu hakikat syiah yang sesungguhnya. Syiah sangat berambisi masuk ke dunia kampus karena mereka bisa merusak pemikiran para mahasiswa yang biasanya sedang mencari jati diri. Mari kita tanggap dengan lingkungan. Peka dengan acara-acara syiah agar tidak terjadi konfik di kalangan masyarakat, baik konflik fisik maupun konflik pemikiran. Waspadalah. ( Ahmad Hasyim)

SYIAH INDONESIA DEMO MEMBELA PALESTINA TIDAK BERSAMA ORMAS LAIN

Ormas Ahlulbait Indonesia (ABI), salah satu ormas militan syiah menggelar aksi demo di depan Kedutaan Amerika di Jakarta, Selasa 12 Desember 2017.
Pada saat demo, terjadi hujan lebat pada sore itu. Sekretaris Jenderal DPP ABI, Ahmad Hidayat sempat berorasi dalam kesempatan itu.

“Tapi ketahuilah. Hari ini, Amerika Serikat, Zionis Israel, penjajah paling jahat di abad ini terus-menerus melakukan penjajahan terhadap rakyat Palestina. Hari demi hari, anak-anak Palestina, rakyat Palestina, dibunuh secara kejam oleh zionis Israel atas dukungan Amerika Serikat,” ungkap Ustaz Ahmad.

“Kita hadir atas nama Ormas Islam Ahlulbait Indonesia (Syiah) yang menjadi bagian integral dari bangsa ini, pecinta tanah air, pecinta nilai-nilai kemanusiaan, pecinta ajaran Islam yang mengajarkan bahwa tidak boleh ada penjajahan. Hari ini kita tunjukkan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh Amerika Serikat wajib dilawan oleh seluruh anak bangsa, disertai pernyataan dukungan atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina,” pungkasnya.

Hadir juga Ketua Umum DPP ABI, Hassan Alaydrus. Dia juga berorasi. “Ini baru hujan air. Kita ingat, hujan peluru telah menerjang tubuh-tubuh mungil putra-putri Palestina. Ribuan syuhada telah gugur. Ribuan pahlawan telah berjatuhan. Darah telah tertumpah. Akan tetapi Palestina belum merdeka. Kita tidak putus asa. Kita bangsa Indonesia tidak pernah berhenti. Seperti kata Bung Karno, bahwa selama Palestina masih dijajah, posisi bangsa Indonesia jelas yaitu bersama bangsa Palestina melawan Israel,” tegasnya!
Dalam aksi demo itu ustaz Hassan juga mengangkat soal penderitaan rakyat Yaman akibat serangan brutal yang dilancarkan Arab Saudi hingga saat ini.

Turut serta dalam demo. Tokoh-tokoh penting syiah yaitu : Ketua Dewan Syura ABI, Umar Shahab, serta Anggota Dewan Syura ABI, Abdullah Beik, Husein Alkaff, dan Husein Shahab.  Dalam aksi ini, merupakan aksi yang mendahului, mengingat pada tanggal 17 bulan Desember ini, hampir semua ormas Islam melakukan aksi di Monas.

Bahkan aksi demo tidak hanya dilakukan di Jakarta, tapi juga di lakukan di Bandung, Semarang, Makassar, dan beberapa daerah basis syiah di Indonesia.
Jika memang, mereka hendak menyatakan dukungan, mengapa tidak bersama dengan umat lain. Ada pertanyaan yang sempai sekarang menjadi pertanyaan buat mereka. Mengapa mereka berbeda dan menyelisihi mayoritas umat islam yang ada di Indonesia. Hanya syiah yang bisa menjawabnya.

pengikut syiah demo di Jakarta

pengikut syiah demo di Jakarta
 
pengikut syiah di Makassar juga melakukan demo di Hari yang sama

pengikut syiah di Semarang juga melakukan demo di Hari yang sama

Senin, 11 Desember 2017

PROPAGANDA SYIAH : Delegasi Ulama Sunni-Syiah Sedunia bertemu di TEHRAN

Pada 22 November 2017 ini, syiah mengadakan Konferensi Internasional SYIAH. Acara digelar di Tehran dan dihadiri oleh 500 intelektual Dunia Islam baik syiah maupun sunni. 500 orang Sunni dan Syiah akan hadir sebagai delegasi dari 94 negara dunia, dan sekitar 250 makalah sudah ditulis dalam berbagai bahasa untuk dipresentasikan di konferensi ini. Tema makalah tersebut sebagian besar berkisar pada masalah bagaimana meningkatkan persatuan dan solidaritas Muslim dalam menghadapi konspirasi anti-Islam. Ini adalah salah satu upaya syiah dalam rangka merangkul sunni, sehingga dakwah syiah ke seluruh dunia tidak mengalami hambatan.








yang dilingkari adalah peserta dari Indonesia

yang dilingkari adalah peserta dari Indonesia


Sudah maklum, bahwa dakwah syiah akan sulit berkembang, mana kala kaum sunni menolak dakwah mereka. Maka cara paling utama tentunya menyelesaikan di tingkat hulu tersebut.
Masalah yang menjadi narasi syiah adalah masalah Takfiri. Maka tema itu dibahas oleh para penyelenggara acrara tersebut. Tidak lupa juga acara dilakukan pertemuan peserta konferensi dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamanei. Sudah menjadi rahasia umum juga bahwa syiah selalu berkampanye bahwa Palestina menjadi program utama syiah. Ini sebagai bahan narasi bahwa hanya mereka yang peduli terhadap persoalan umat islam. Dalam penyampaiannya, ulama Syiah memesankan agar isu pembebasan Palestina harus tetap menjadi perhatian umat syiah. Ia juga menekankan pentingnya persatuan umat syiah.

Tidak lupa, syiah berpesan agar muslim bersatu, baik sunni dan syiah. Itu adalah pesan kosong, karena persatuan sunni dengan syiah adalah persatuan kuilt saja. Sementara secara Aqidah sebagai pokok ajaran Islam, tidak ada persatuan di dalamnya.

Dari Indonesia, ada beberapa undangan yang datang pada acara tersebut. Dari perwakilan syiah dan juga dari sunni, tapi yang sudah pro syiah. Ada alawi al bantani, yang sudah ke dua kalinya diundang pada acara ini. Pada evaluasinya, alawi efektif menyuarakan propaganda syiah di masyarakat. Meski dia NU dan tetap pada akidahnya, dengan pendapat beliau terhadap syiah dan keaktifannya di medsos menjadi alasan strategis Alawi diikutkan pada acara tersebut. Meski bukan perwakilan resmi NU, tapi secara propaganda bisa dingakat bahwa ulama NU ikut dalam konferensi tersebut. Sampai kapan ini akan tetap berlangsung? Mari selamatkan Indonesia dari bahaya syiah. (Ahmad Hasyim, 12 des 17)

Selasa, 05 Desember 2017

IJABI : ZIARAH ARBAIN ALA SYIAH INDONESIA


Selain ABI sebagai ormas resmi syiah, maka IJABI sebagai ormas khas syiah ala Indonesia yang lebih dulu lahir, juga mengikuti ritual Arbain. Mereka berangkat secara berombongan. Orang-orang penting IJABI pusat terlihat dalam dokumentasi kegiatan tersebut.


Uniknya, mereka tidak hanya yang masih muda, tapi yang sudah sepuhpun mereka dengan semangat mengikutinya. Tampak tokoh syiah dari Ijabi yaitu Jalaludin Rahmad dan Anaknya Miftah. Semoga anak keturunan kita terhindar dari Ajaran sesat syiah ini







sumber foto : Facebook November 2017

Senin, 27 November 2017

ARBAIN ABI: MENGASAH MILITANSI DENGAN ZIARAH ARBAIN


Setelah peringatan asyuro, maka ritual syiah di lanjutkan dengan arbain. Jika asyuro diperingati tanggal 10 muharram, maka arbain jatuh pada tanggal 20 safar. Mereka akan mengadakan longmarch dari najaf ke karbala sejauh sekitar 90 an km.


Jika dia seorang syiah militan, maka dipastikan dia akan ikut. Pada tahun ini, 2017, dua kubu syiah di indonesia masing-masing berangkat. Kali ini akan kami bahas grup ABI.


Mereka berangkat dengan beberapa pengikut militan syiah, ada grup resmi yang melalui sebuah trafel. Ada yang secara ngirit dengan sistem back paker. Biasanya pesawat akan melakukan transit di kuala lumpur mengingat tidak ada penerbangan langsung dari indonesia ke iraq (setahu kami)


Berikut adalah sebagian dokumentasi kegiatan mereka :


Mereka menamai diri mereka dengan “kafilah Ormas Islam Ahlulbait Indonesia (ABI).”








LSM SYIAH JEPARA : HIKDMAT Bedah Rumah Warga di Jepara

Syiah di Jepara mengalami perkembangan relatif pesat dibanding dengan daerah lain di Jawa Tengah. Ini disebabkan karena adanya daerah basis syiah. Ada pusat pengkaderan yang berupa pesantren. Penulis mempunyai saudara jauh yang menjadi pengikut syiah, anaknya di sekolahkan di Jepara, di Pesantren kaderisasi syiah.


Memang secara histori, syiah di Jepara sudah berada semenjak tahun 70 an. Bahkan pernah ketika menjelang pilkada di Jepara, Cabub jepara meminta dukungan dari komunitas syiah agar terpilih. Menurut pengakuan aktifis anti syiah di Jepara, dia merasa kewalahan membendung ajaran syiah, karena syiah berkoalisi dengan NU sebagai ormas terbesar di Jepara.


Syiah di Jepara sangat aktiv mendakwahkan ajarannya di masyarakat. Di antar metode yang mereka pakai adalah melalui pendekatan sosial. Pada bulan ini, mereka melakukan kegiatan bedah rumah yang tujuannya adalah menanam investasi dukungan dari masyarakat sehingga, meskipun masyarakat tidak ikut ke ajaran syiah, mereka tidak akan menolak keberadaannya.

Berikut salah satu liputan media resmi syiah yang kami rekam :




Sejak ditinggal suami, Tuminah, warga Desa Plajan, Pakisaji, Jepara, berperan sebagai kepala keluarga bagi tiga anaknya. Mereka tinggal di rumah sederhana terbuat dari kayu. Menafkahi ketiga anaknya bukan hal mudah bagi Tuminah, apalagi ia hanya bekerja serabutan dengan penghasilan tak tentu.
Rumah yang ditinggalinya pun semakin hari semakin tak layak huni. Kayunya yang mulai lapuk dimakan rayap, genteng yang pecah-pecah, membuat Tuminah mulai resah. Namun apa daya, keterbatasan ekonomi membuatnya tak bisa melakukan apa-apa.
Beruntung, ada masyarakat yang peduli. Himpunan Komunitas Peduli Umat (HIKDMAT)(ini merupakan LSM Syiah, lokal Jepara. Jika di bogor ada PERMABI, di Malang ada JUSYAN, penulis)  Jepara bersama LINMAS, BANSER Desa Plajan dan masyarakat sekitar berinisiatif membantu Tuminah. Program “Bedah Rumah” Tuminah pun mereka kerjakan secara bertahap.
Singkat cerita, program Bedah Rumah ini rampung pada hari Minggu, 19 November 2017. Tuminah pun tak kuasa menahan bahagia melihat rumah yang tadinya hampir roboh kini telah disulap menjadi tembok yang kokoh. “Alhamdulillah,” ucap syukur Tuminah.
Ustad Miqdad (ini merupakan salah satu tokoh syiah di jepara yang paling berpengaruh. Dia sering diundang menjadi pembicara di acara2 syiah di berbagai tempat) selaku pembina HIKDMAT menegaskan, bakti sosial yang dilakukan sekaligus untuk memotivasi masyarakat di tempat lain agar peduli dengan tetangga yang membutuhkan.
“Di manapun kita membangun, tujuannya agar masyarakat bangkit dan bekerja sama membantu masyarakat sekitar. Bangkit bersama secara mandiri menyelesaikan masalah di lingkungannya, dan tidak harus bekerja sama dengan kami,” katanya.
“Kita disatukan dalam satu pemikiran yaitu kesamaan dalam kemanusiaan. Berbuat baiklah demi kebaikan itu sendiri bukan karena alasan apa pun,” pungkasnya.
Selaku ketua HIKDMAT, Abdullah mengatakan, aksi-aksi sosial yang dilakukan tidak berafiliasi dengan kepentingan-kepentingan politik tertentu, agama, maupun madzhab-madzhab tertentu. “Tapi murni membantu mereka yang kurang beruntung atas nama kemanusiaan,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan dari BANSER Desa Plajan mengatakan, Bedah Rumah ini sekaligus untuk menjalin silaturahmi dan kerja sama yang lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di hari-hari yang akan datang.
Program Bedah Rumah yang dilakukan HIKDMAT selama ini berjalan karena adanya kepercayaan para donatur dan swadaya masyarakat yang memiliki semangat untuk membantu sesama.


Begitulah dakwah syiah di lapangan. Mereka tidak akan berhenti mendakwahkan ajaran sesatnya. Segala cara di tempuh. Rumah mereka bangunkan, tapi jangan salah, aqidah anda hendak mereka robohkan. Bangkitlah para dai dan aktifis islam!! ( Ahmad Hasyim, Nov 2017)

BEDAH BUKU ISLAM TUHAN SAMPAI KE KALIMANTAN JUGA.

Setelah sebelumnya berkeliling Jawa dan sudah merambah ke Makassar dan Lampung, maka bulan ini sampai ke Kalimantan. Tokoh syiah dan juga pengusaha asal Solo yang aktif mennyebarkan buku-buku syiah ke seluruh Indonesia ini, kami ini mengandeng NU. Jika sebelumnya biasanya diadakan di UIN, maka di Kalimantan tidak. Berikut adalah liputan dari media syiah yang sudah kami edit seperlunya:





Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat Melayu menyelenggarakan talkshow dan bedah buku “Islam Tuhan, Islam Manusia; Agama dan Spiritualitas di Zaman Kacau” di aula Kementerian Agama, Sabtu, 18 November 2017.
Abdul Mukti, dosen IAIN Pontianak sekaligus Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalbar mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, talkshow dan bedah buku karya cendekiawan Muslim, Dr. Haidar Bagir, ini sangat dibutuhkan para pemuda zaman sekarang. “Sehingga para pemuda dapat mengkaji suatu permasalahan lebih mendalam dan mengkritisinya tanpa kekerasan,” ujarnya.
Khusus untuk buku “Islam Tuhan, Islam Manusia,” Abdul Mukti menyarankan agar buku yang mengajarkan toleransi dan cinta kasih ini dibaca oleh generasi muda. “Generasi muda harus kembali membangun praktisi literasi yang kuat, sehingga memiliki kekuatan untuk membaca realitas maupun kekuatan untuk memberi solusi-solusi terhadap permasalahan,” pungkasnya.
“Islam Tuhan, Islam Manusia” ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan Dr. Haidar Bagir yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku. “Sebagai  sebuah pengingat karena saya akan memasuki usia 60 tahun,” ujar Haidar Bagir.
Dr. Haidar Bagir yang juga penggagas Gerakan Islam Cinta dalam buku yang diterbitkannya itu menawarkan pendekatan intra-Islam dengan bentuk penafsiran postmodernisme, relativisme mazhab, Islam Wasathiyah dan antaragama, peradaban, dan budaya dalam toleransi, hingga akhirnya menawarkan solusi bagi problem dunia dan ketunabudayaan berdasarkan pendekatan cinta ala sufisme. (M/Z)

Toleransi inilah yang akan menjadi pintu masuk ajaran syiah kepada masyarakat sunni. Jika aqidah sesat mendapatkan toleransi dan dibiarkan berkembang, maka akan muncul konflik di tempat itu. Kita bisa melihat di Pekalongan, Sampang, Jember dan Bogor. Jika syiah dengan terang-terangan menyebarkan ideologinya, maka sudah pasti akan mendapatkan penolakan dari masyarakat. Mengingat perbedaan sunni syiah adalah perbedaan dalam masalah pokok. Syaikh Yusuf Qardawi yang pernah setuju dengan gagasan pendekatan dua kelompok tersebut, menarik kembali sikapnya karena di lapangan terjadi pelanggaran kesepakatan yaitu kelompok syiah mendakwahkan ajarannya di komunitas sunni dalam rangka mencari pengikut. (Ahmad Hasyim, 28 Nov 2017, Jakarta)