Aksi
Penolakan Seminar 38 Tahun Kemenangan Revolusi SYIAH Iran
Aksi kembali digelar, kali
ini oleh Ormas Islam, di depan Gedung Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta
Selatan. Aksi tersebut sebagai bentuk penolakan atas kegiatan Seminar 38 Tahun
Kemenangan Revolusi Islam Iran 1979-2017 bertajuk ‘Revolusi kami adalah ledakan
cahaya’ yang berlangsung di Gedung ICC pada pukul 18.30 wib, Jumat 17 Februari
2017.Aksi yang berlangsung selama 2 jam tersebut berjalan kondusif. Koordinator aksi sekaligus sekretaris ANNAS Jakarta mengatakan, seminar tersebut sangat berbahaya bagi umat Islam di Indonesia, sebab itu merupakan kegiatan-kegiatan Syi’ah.
“Hati-hati terhadap ICC, karena ICC ini kalau kita ibaratkan, sebagai buah semangka, kulitnya hijau (Tulisan Arab warna hijau), isinya merah (Darah). Hentikan! Hentikan seminar ini karena berbahaya bagi umat Islam di Indonesia,” tegas Nurdin Hamdani dalam orasinya.
Di sela-sela berjalannya aksi, Nurdin Hamdani saat ditanyai wartawan mengatakan, melalui ICC mereka (orang syiah) melakukan penyebaran atau virus ajaran syiah terhadap pribumi-pribumi umat Islam di Indonesia.
“Mereka melalui ICC ini menyebarkan dan mengkampanyekan ajaran syiah di seluruh Indonesia. Coba lihat, ada hubungan terhadap budaya-budaya syiah di Indonesia dengan ICC ini," kata Nurdin.
Selain itu, Nurdin Hamdani juga meminta kepada pihak pemangku wewenang di Jakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, agar ICC segera dibubarkan jika Indonesia ingin damai dan tidak terjerumus dalam ajaran-ajaran syiah.
“Kami menganjurkan agar ICC ini dibubarkan kalau Indonesia ingin aman, selamat, dan sejahtera,” pungkasnya.
Dalam undangan seminar tersebut dihadirkan beberapa narasumber. Selain Dr. Hakimelahi sebagai Direktur ICC Jakarta, juga Dubes Republik Islam Iran untuk Indonesia, Dr. Valiullah Mohammadi, dan anggota DPR RI, Dr. Jalaluddin Rakhmat.
SUMBER : Klikanggran.com
Jalaluddin Rakhmat Sebut Revolusi Iran
Syiah Cocok Diterapkan di Indonesia
JAKARTA, Pentolan Syiah Indonesia, Jalaluddin
Rakhmat menyarankan Indonesia meniru revolusi yang dilakukan Khomeini di Iran
tahun 1979. Menurutnya cara tersebut tepat dibanding revolusi menegakkan
syariat Islam yang dikampanyekan kelompok tertentu.“Revolusi yang dilakukan Imam Khomeini di Iran global dan universal, tidak partikular. Jadi cocok bila digunakan di Indonesia,” katanya saat seminar “Kemenangan Revolusi Iran 1979-2017” di aula Islamic Cultural Centre Jakarta, Jum’at (17/2/2017).
Anggota Komisi VIII DPR RI itu menilai bila revolusi tujuannya hanya menegakkan syariat Islam tidak menarik perhatian dunia. Hanya menguntungkan umat Islam saja.
“Menegakkan syariat Islam kerjaannya dimanapun hanya menumbangkan pemerintahan yang ada. Tak peduli pemerintahannya zalim atau engga. Itu hanya membuat masyarakat dunia empati,” ujarnya.
Jalal melanjutkan, bila mengikuti cara Khomeini dapat menarik simpati dan perhatian dunia. Karena yang diperjuangkannya nilai-nilai kemanusiaan dan menghapus penindasan.
Seperti diketahui, dalam sejarah Revolusi Iran tahun 1979 yang dilakukan Khomeini, banyak umat Islam disiksa dan dibunuh bila tidak mau memeluk agama Syiah.
Sumber : voa-islam.com
LPAS Bersama Ormas Islam di Jakarta Geruduk Peringatan Revolusi Syiah Iran
SYIAH SESAT. Panglima Laskar Pemburu Aliran Sesat
(LPAS) Makassar, Ustad Abu Bakar Asshiddiq (kanan), ikut hadir mengecam
kegiatan kaum Syiah yang berlangsung di Islamic Cultural Center, Jakarta
Selatan, Jumat (17/2). Foto: Istimewa
Sejumlah aktivis ormas Islam mendatangi Islamic
Cultural Center (ICC), Jalan Buncit Raya, Jakarta Selatan, Jumat (17/2) sore
kemarin.
Mereka mengecam penyelenggaraan dialog bertema
“Seminar 88 Tahun Kemenangan Revolusi Islam Iran 1979-2017”, yang diadakan oleh
kaum Syiah.
Panglima Laskar Pemburu Aliran Sesat (LPAS) Makassar,
Ustad Abu Bakar Asshiddiq bersama dengan beberapa anggotanya dari Kota
Makassar, turut hadir menggeruduk lokasi yang menjadi markas utama penganut
paham Syiah itu.
Para pejuang Islam itu melakukan orasi di luar gedung
dan menyuarakan akan ancaman paham Syiah.
Aksi tersebut mendapat pengawalan ketat dari
aparat kepolisian sehingga berjalan tertib dan selesai pada malam hari.
Sebagaimana Majelis Ulama Indonesia (MUI) beberapa
waktu yang lalu, telah mengeluarkan fatwa akan kesesatan aliran
Syiah.
Adapun dalam acara yang berlangsung di ruang aula itu,
menghadirkan Direktur ICC Jakarta Hakimelahi, Dubes Iran untuk Indonesia
Valiullah Mohammadi, serta pentolan Syiah Indonesia, yang juga anggota DPR RI,
Jalaluddin Rakhmat.
Sumber : Harianamanah.com, Jakarta
Dua Tahun Pemerintahan Jokowi, Dubes Iran: Hubungan Indonesia-Iran Sangat Erat
Jakarta- Duta Besar Iran untuk Indonesia, Valilullah Muhammadi mengaku sejak dua tahun pemerintahan Jokowi hubungan Indonesia dan Iran sangat erat. Hal itu dibuktikan dengan beberapa kunjungan kenegaraan dan kerjasama kedua negara di berbagai sektor.“Dalam kesempatan ini saya menyampaiakn bahwa dalam hubungan dua tahun terakhir antara Iran dan Indonesia sangat erat serta perkembangan yang cukup pesat dan signifikan,” katanya dalam diskusi ‘Seminar 88 Tahun Kemenangan Revolusi Islam Iran’ pada Jumat (17/02) di Gedung ICC Jakarta.
Dia juga mengatakan bahwa keakraban antara Iran dan Indonesia ditunjukkan dengan kunjungan Iran ke Jakarta. “Begitu sebaliknya, kunjungan presiden Indonesia pada bulan desember lalu,” tuturnya.
Valilullah juga mengungkapkan dalam berbagai pertemuan, khususnya pertemuan presiden telah dilakukan berbagai kesepakatan dan berbagai kerjasama yang sangat baik yang tidak akan lama lagi dilakukan.
“Dan perminyakan, bahan bakar, minggu ini sudah dimulai diekspor dari Iran ke Indonesia. Begitu juga kerjasama lain dilakukan dalam minggu ini,” ungkapnya.
Dan hal keilmuan, kata dia, juga ada kesepakatan antara Iran dan Indonesia untuk melakukan peningkatan di bidang keilmuan antar perguruan tinggi Indonesia-Iran.
“Kerjasama di bidang keilmuan antara perguruan tinggi Indonesia dan Iran, ada tukar menukar beasiswa antar dua negara. Rektor UI juga sudah mendatangi Iran untuk menyepakati kerjasama di bidang ilmu pengetahuan,” tukasnya.
Reporter: Taufiq Ishak
Editor : Syafi’i Iskandar
Sumber : kiblat.net
Aswaja Gelar Demo Anti Syiah
Aksi yang diikuti 15 orang itu dipimpin ole Nurdin Hamdani. Mereka menolak diselenggarakannya seminar 38 Tahun Revolusi Iran di gedung ICC. Rencananya dihadiri oleh Dubes Iran dan Jalaludin Rahmat.
Sebanyak satu pleton personel Polres Jakarta Selatan, dan 15 personel Polsek Pasar Minggu yang dipimpin Kasat Intel Polres Jakarta Selatan. (dus)
SUMber: https://idnews.co.id/aswaja-gelar-demo-anti-syiah/
GALERI FOTO-FOTO :
selama ketua umum NU dan MUHAMMADIAH tidak mengluarkan statement larangan, maka saya pribadi tdk peduli dg pendapat siapapun, termasuk admin nya ini..hehehe
BalasHapusyg jadi pertanyaan admin nya ini NU atau MUHAMMADIAH, hemmm atau tidak keduanya..?
sangat disayangkan jika mengaku ngaku sebagai ASWAJA..
wallahu a'lam
Standar benar dan salah bukan NU atau Muhammadiyah........karena itu hanya sebuah ormas...tapi yang menjadi standar kebenaran adalah sesuai dengan Al quran dan sunnah gak, sesuai dengan ijma ulama rabbani atau tidak.........cara berpikir anda sudah salah, maka pendapat anda jadi salah
BalasHapus