Rabu, 15 Juli 2020

HABIS DIAJAK JALAN2 KE IRAN, 8 DOSEN PT INDONESIA DIAJAK KERJA SAMA DENGAN SEKOLAH SYIAH


Sekolah syiah STFI Sadra menerima kunjungan sejumlah dosen dari berbagai kampus untuk melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama antar lembaga dalam beragam bidang pendidikan, penelitian dan lainnya di ruang rapat lantai 4 kampus STFI Sadra Jakarta, Jumat (21/2/2020)
Pertemuan yang dibuka pukul 9.00 WIB tersebut dihadiri oleh Dr. Hossein Mottaghi (Ketua Yayasan Hikmat Al Mustafa), Dr. Kholid Al Walid (Ketua STFI Sadra), para deputi dan  sejumlah dosen dari Universitas Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, IAIN Syeikh Nurjati Cirebon, IAI Cipasung, Universitas Paramadina, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Brawijaya Surabaya.




MoU tersebut terkait kerjasama yang hendak dilakukan berupa pertukaran dosen, pertukaran pelajar, penyelenggaraan seminar dan konferensi internasional, melakukan proyek penelitian kolaboratif dan kegiatan pelatihan, dan melakukan kursus singkat tentang bahasa dan budaya Persia.
Dalam sambutannya, Dr. Hossein Mottaghi menyampaikan apresiasi kepada sejumlah dosen yang telah menunjukkan semangat dan keseriusannya dalam mengikuta program Short Course di Iran di tengan ancaman perang dan ketegangan antara Amerika dan Iran kala itu. Ia berharap para dosen tersebut dapat memberikan informasi yang sesungguhnya mereka saksikan secara langsung di Iran kepada masyarakat Indonesia yang jauh berbeda dengan pemberitaan media-media khususnya Media Sosial.
Sementara Dr. Kholid Al Walid dalam kesan pesannya mengungkapkan bahwa hal penting dari perjalanan para dosen mengikuti Short Course di Iran ialah untuk melihat fakta dan hakikat Iran secara langsung yang tentunya jauh berbeda dengan apa yang diberitakan di media-media selama ini. Kemungkinan ini adalah tindak lanjut dari program kampanye syiah yaitu secara rutin mengundang akademisi berkunjung ke Iran dalam rangka mengkampanyekan islam syiah. Karena itu, diperlukan pelaksanaan program pertukaran dosen dan mahasisiwa untuk menggali ilmu pengetahuan di sana. Bukan saja mempelajari ilmu agama bahkan bisa diupayakan untuk mempelajari bidang lain seperti teknologi. Semoga berkat program semacam ini hubungan umat Islam Indonesia dan Iran dapat terjalin erat.
Sebagaimana diketahui, beberapa pekan yang lalu sejumlah dosen tersebut melakukan studi banding dan penelitian terkait berbagai hal dengan mengikuti program Short Course di Iran selama kurang lebih dua pekan. Dalam kesan pesan yang disampaikan, mereka sangat terkesan dan kagum atas realitas kehidupan religi, politik dan sosial di Iran yang disaksikan dari dekat. Kehidupan rakyat Iran yang kompak anti pemerintahan Amerika dan Israel yang zalim, dunia pendidikan Hauzah yang unik dan mengagumkan, serta kemajuan teknologi Iran. Karena itu mereka sangat heran dengan pemberitaan media-media khususnya di Indoneisa selama ini tentang Iran. Sebab, seringkali ketika disebut nama Iran, justru isu-isu negatif mengenai Syiah yang bermunculan dan tidak sesuai dengan fakta yang mereka lihat secara langsung di sana.
Ini menunjukkan bahwa Iran dan syiah tidak main-main dalam mengelola target dakwah. Mereka membidik orang-orang berpengaruh agar menyebarkan ide syiah ke para pengikutnya. Namun usaha mereka akan gagal jika kita selaku umat islam tetap menyadari kesesatan syiah. Seberapa gigih syiah berdakwah, jika kita sudah punya benteng maka syiah akan mental dengan sendirinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar