Senin, 03 Juni 2013

Mujahidin Suriah Hargai 800 Juta Untuk Tebusan Satu Jenazah Tentara Syiah Hizbullah

Bumi Syam | Laporan Khusus – Pidato Hasan Nasrallah yang menjanjikan kemenangan untuk kelompok Syiah di Suriah telah mendapat jawaban dari para Mujahidin Suriah.
Setelah berhasil menghabisi lebih dari 100 orang tentara Syiah Hizbullah di Qusayr, Para Mujahidin juga menuntut Hasan Nasrallah membayar mahal atas mayat-mayat tentara Syiah Hizbullah yang ingin ditebusnya.
Fakta ini didapatkan langsung Tim Media pertama Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) di bawah koordinasi Bumisyam.com dalam perjalanan jurnalistiknya.
“Satu jenazah milisi Syiah Hizbullah harus ditebus seharga U$ 80.000 untuk setiap orangnya,” kata seorang Mujahidin yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Bumisyam.com di Suriah, Senin (27/5/2013).
Sejak hari Minggu (26/05/2013), ratusan jenazah milisi Syiah Hizbullah telah ditebus dari tangan Mujahidin Suriah. Satu jenazah tentara syiah tersebut jika dirupiahkan berjumlah kurang lebih Rp 800 Juta Rupiah per jenazah.
Mujahid ini mengakui, pertempuran dahsyat antara milisi Syiah Hizbullah-tentara rezim Asad dengan seluruh elemen Mujahidin di Qushair berlangsung semakin dahsyat.
“Militer rezim Asad yang dibantu milisi Syiah Hizbullah menggempur Mujahidin di Qushair lewat serangan udara dan darat dari berbagai arah.” Jelasnya lagi
Lebih 100 orang milisi Syiah Hizbullah dan bala tentara Asad tewas. Mujahid ini menjelaskan, kecamuk perang hebat di Qushair, Homs, dekat perbatasan Suriah-Libanon, yang sudah berlangsung lebih sepekan telah menewaskan banyak milisi Syiah Hizbullah dan tentara rezim Asad.
“Tapi, alhamdulilah, dengan pertolongan Allah, sebagaimana pertempuran sebelum-sebelumnya, lebih 100 milisi Syiah dan tentara Asad tewas.” Ia kembali menambahkan.
Jika dikalkulasikan, kurang lebih sekitar satu trilyun rupiah didapatkan oleh Mujahidin Suriah dari total penebusan mayat tentara Syiah Hizbullah.
Rep : Tim Media FIPS
Red : Abdul Aziz Al Makassary
sumber : bumisyam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar