Bagaimana kehidupan kaum Syiah dinegeri
Saudi Arabia? Berikut pengalaman saya selama tinggal hampir dua tahun di
kota Dammam, ibukota propinsi timur Saudi, dimana mayoritas kaum Syiah
10-15 persen dari 28 juta penduduk Saudi tinggal di kota ini dan
kota-kota kecil sekitarnya, seperti al Qathif, al Hasa, dan al Khobar.
Cerita ini berdasar pengalaman pribadi berinteraksi dengan orang-orang Syiah yang saya lihat dan saya temui, kebetulan saya bekerja sebagai therapist di klinik seorang dokter yang berpaham Syiah juga, walau cenderung liberal, mungkin karena lama menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Banyak pasiennya yang tentu orang-orang Syiah. Dari merekalah saya bisa sedikit mengorek cerita, dengan sedikit obrolan. Selain itu dapat cerita dari teman-teman TKI yang berprofesi menjadi driver atau penjaga toko dan mempunyai bos orang Syiah juga.
Arti Syiah
Syiah menurut bahasa Arab bermakna 'pembela atau pengikut seseorang' atau 'setiap orang yang berkumpul diatas suatu perkara' (Azhari Tadzzhibul Lughah, III/61, Azzabidi Tajul Arus, V/405). Adapun menurut terminologi syariah dapat diartikan, 'Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau (Ibnu Hazm, Al-Fishal fil Milal wal Ahwa wan Nihal, II/113). Walau dalam sejarahnya terpecah menjadi beberapa sekte, namun yang sering diangkat dan menjadi perdebatan adalah sekte Imamiyah atau Rafidhah.
Aman
Sebagai kaum 'minoritas' di negeri yang dianggap Wahabi bagi sebagian orang, kaum Syiah relatif aman dalam beraktivitas hariannya. Dalam bekerja atau ibadah. Ada beberapa masjid Syiah berdiri dikota-kota propinsi timur ini, meski ada beberapa yang ditutup oleh pemerintah karena alasan yang saya tidak tahu. Walau ada riak-riak kecil demonstrasi seperti yang terjadi di kota Qathif akhir tahun lalu yang menimbulkan korban jiwa, namun secara umum terlihat adem ayem. Bandingkan dengan kaum Sunni yang menjadi minoritas dinegeri-negeri mayoritas Syiah.
Sholat Jumat tidak Wajib
Pada awal-awal tinggal di Dammam, saya merasa heran ketika adzan sholat Jumat telah dikumandangkan, masih banyak orang Arab yang nyantai di tinggal dirumah (saya tinggal diapartemen yang banyak dihuni orang-orang lokal). Setelah mencari tahu apa alasannya, saya baru ngeh' ternyata berbeda dengan kaum Sunni yang mewajibkan laki-laki untuk Jumatan, dalam Syiah dinamakan ikhtiyaary, boleh memilih sholat Dhuhur atau sholat Jumat.
Nikah Mutah'
Seperti yang pernah saya tulis tahun lalu, sekitar bulan Juni atau Juli adalah saat maraknya kawin kontrak atau mutah'. Mayoritas pasien yang pernah saya tangani pernah berlibur ke Indonesia, dan sangat hapal nama-nama Jakarta, Puncak, Bogor, Sukabumi, Bandung, dimana di beberapa daerah tersebut banyak kawin kontrak, antara turis Arab dan wanita-wanita lokal.
Banyak Nama Ali dan Husain
Lazimnya penduduk Saudi Arabia, banyak nama anak lelaki yang menggunakan nama Nabi dan sahabatnya, seperti Muhammad atau Ahmad, Abu Bakar, Umar, Usman atau Ali. Namun dikalangan kaum Syiah, nama yang paling populer tentu saja Ali atau anak beliau terutama Hussain. Jangan berharap ada nama Abu Bakar, Umar dan Usman untuk anak laki-laki dikalangan mereka.
Itu saja beberapa yang bisa saya ceritakan, masih banyak cerita lain sebenarnya, seperti sholat wajib mereka yang hanya tiga waktu, tata cara sholatnya, bagaimana bila mereka saling bertemu, beberapa toko di Qathif sudah berani tetap buka ketika adan dikumandangkan. Namun yang pasti betapa susahnya menyatukan antara Sunni dan Syiah, karena jelas ada perbedaan tajam pada hal-hal pokok dalam agama ini. Seperti minyak dan air. Wallahu'alam...
Dammam, 02/05/2013
tambahan dari kolom komentar :
Djie Enk02 Mei 2013 22:29:57
di bahrain banyak banget orang syiahnya..begitupun rekan kerja saya dan mereka2 ini jg keluarga2nya ada jg yg sebagian di saudi daerah timur jg, seperti dammam, qatif khobar dll. -tidak ada nama aisyah untuk wanitanya. -kalau buka puasa akan lebih lama setidaknya 15 menit setelah adzan. berbeda dengan muslim suny yg harus menyegerakan buka puasa setelah mendengar adzan. dan yg paling rame adalah perayaan asyura. banyak cerita yg saya dapat selama tinggal bersama mereka, terlalu sensitif kadang kalau saya tulis semua hehehe...
Nessma Zweina Majid03 Mei 2013 00:50:19
saya suka mantengin tv Al zahra(Tv syiah yg disiarkan dari Karbala-Iraq)..kalo azan ada beda dulu lafasnya.. trus kalo ada cermah dimasjid..mereka seperti bukan sedang ceramah agama tapi lebih seperti sedang konser ..ada tepuk tangan,ada gerakan seperti tari saman..yg menepuk dada secara serempak...jadi suaranya memang keras banget karena dilakukan oleh ribuan orang.. saya rasa hanya dg dakawahlah..agar mereka tidak menyimpang terlalu jauh.. http://www.youtube.com/watch?v=FulPwb_BmzM
Balas
sumber : http://www.kompasiana.com/www.warungaqiqah.com/fakta-menarik-kaum-syiah-di-saudi_551f6dda813311f0379df076
Cerita ini berdasar pengalaman pribadi berinteraksi dengan orang-orang Syiah yang saya lihat dan saya temui, kebetulan saya bekerja sebagai therapist di klinik seorang dokter yang berpaham Syiah juga, walau cenderung liberal, mungkin karena lama menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Banyak pasiennya yang tentu orang-orang Syiah. Dari merekalah saya bisa sedikit mengorek cerita, dengan sedikit obrolan. Selain itu dapat cerita dari teman-teman TKI yang berprofesi menjadi driver atau penjaga toko dan mempunyai bos orang Syiah juga.
Arti Syiah
Syiah menurut bahasa Arab bermakna 'pembela atau pengikut seseorang' atau 'setiap orang yang berkumpul diatas suatu perkara' (Azhari Tadzzhibul Lughah, III/61, Azzabidi Tajul Arus, V/405). Adapun menurut terminologi syariah dapat diartikan, 'Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau (Ibnu Hazm, Al-Fishal fil Milal wal Ahwa wan Nihal, II/113). Walau dalam sejarahnya terpecah menjadi beberapa sekte, namun yang sering diangkat dan menjadi perdebatan adalah sekte Imamiyah atau Rafidhah.
Aman
Sebagai kaum 'minoritas' di negeri yang dianggap Wahabi bagi sebagian orang, kaum Syiah relatif aman dalam beraktivitas hariannya. Dalam bekerja atau ibadah. Ada beberapa masjid Syiah berdiri dikota-kota propinsi timur ini, meski ada beberapa yang ditutup oleh pemerintah karena alasan yang saya tidak tahu. Walau ada riak-riak kecil demonstrasi seperti yang terjadi di kota Qathif akhir tahun lalu yang menimbulkan korban jiwa, namun secara umum terlihat adem ayem. Bandingkan dengan kaum Sunni yang menjadi minoritas dinegeri-negeri mayoritas Syiah.
Sholat Jumat tidak Wajib
Pada awal-awal tinggal di Dammam, saya merasa heran ketika adzan sholat Jumat telah dikumandangkan, masih banyak orang Arab yang nyantai di tinggal dirumah (saya tinggal diapartemen yang banyak dihuni orang-orang lokal). Setelah mencari tahu apa alasannya, saya baru ngeh' ternyata berbeda dengan kaum Sunni yang mewajibkan laki-laki untuk Jumatan, dalam Syiah dinamakan ikhtiyaary, boleh memilih sholat Dhuhur atau sholat Jumat.
Nikah Mutah'
Seperti yang pernah saya tulis tahun lalu, sekitar bulan Juni atau Juli adalah saat maraknya kawin kontrak atau mutah'. Mayoritas pasien yang pernah saya tangani pernah berlibur ke Indonesia, dan sangat hapal nama-nama Jakarta, Puncak, Bogor, Sukabumi, Bandung, dimana di beberapa daerah tersebut banyak kawin kontrak, antara turis Arab dan wanita-wanita lokal.
Banyak Nama Ali dan Husain
Lazimnya penduduk Saudi Arabia, banyak nama anak lelaki yang menggunakan nama Nabi dan sahabatnya, seperti Muhammad atau Ahmad, Abu Bakar, Umar, Usman atau Ali. Namun dikalangan kaum Syiah, nama yang paling populer tentu saja Ali atau anak beliau terutama Hussain. Jangan berharap ada nama Abu Bakar, Umar dan Usman untuk anak laki-laki dikalangan mereka.
Itu saja beberapa yang bisa saya ceritakan, masih banyak cerita lain sebenarnya, seperti sholat wajib mereka yang hanya tiga waktu, tata cara sholatnya, bagaimana bila mereka saling bertemu, beberapa toko di Qathif sudah berani tetap buka ketika adan dikumandangkan. Namun yang pasti betapa susahnya menyatukan antara Sunni dan Syiah, karena jelas ada perbedaan tajam pada hal-hal pokok dalam agama ini. Seperti minyak dan air. Wallahu'alam...
Dammam, 02/05/2013
tambahan dari kolom komentar :
Djie Enk02 Mei 2013 22:29:57
di bahrain banyak banget orang syiahnya..begitupun rekan kerja saya dan mereka2 ini jg keluarga2nya ada jg yg sebagian di saudi daerah timur jg, seperti dammam, qatif khobar dll. -tidak ada nama aisyah untuk wanitanya. -kalau buka puasa akan lebih lama setidaknya 15 menit setelah adzan. berbeda dengan muslim suny yg harus menyegerakan buka puasa setelah mendengar adzan. dan yg paling rame adalah perayaan asyura. banyak cerita yg saya dapat selama tinggal bersama mereka, terlalu sensitif kadang kalau saya tulis semua hehehe...
Nessma Zweina Majid03 Mei 2013 00:50:19
saya suka mantengin tv Al zahra(Tv syiah yg disiarkan dari Karbala-Iraq)..kalo azan ada beda dulu lafasnya.. trus kalo ada cermah dimasjid..mereka seperti bukan sedang ceramah agama tapi lebih seperti sedang konser ..ada tepuk tangan,ada gerakan seperti tari saman..yg menepuk dada secara serempak...jadi suaranya memang keras banget karena dilakukan oleh ribuan orang.. saya rasa hanya dg dakawahlah..agar mereka tidak menyimpang terlalu jauh.. http://www.youtube.com/watch?v=FulPwb_BmzM
Balas
sumber : http://www.kompasiana.com/www.warungaqiqah.com/fakta-menarik-kaum-syiah-di-saudi_551f6dda813311f0379df076
Tidak ada komentar:
Posting Komentar