Pada akhir tahun kemarin, komunitas syiah di pelosok negri
merayakan 40 hari kematian Husain ra. Tak ketinggalan, salah satu basis syiah
di Jawa Tengah juga mengadakannya. Bagi muslim sunni, ritual tersebut jika
dilakukan di yayasan mereka tidak menjadi sorotan.
Di sinilah ironinya. Di saat MUI pusat sedang berjuang
membersihkan pengurus MUI dari dai-dai susyi ( sunni syiah), tapi di Jepara MUI
justru hadir dalam ritual syiah. Apa yang akan terjadi di masyarakat awam, jika
‘ulamanya’ justru menjadi pendukung acara kesesatan.
Demikian juga Bupati yang nota bene adalah ahlu sunnah. Beberapa
tahun ke depan Jepara akan banyak banyak pengikut syiahnya dan semakin subur. Bahkan,
baru-baru ini diadakan acara kumpul
yayasan-yayasan syiah dalam rangka menghadapi tantangan dakwah syiah. Mereka menyusun
strategi, bagaimana mengelabuhi masyarakat agar tertipu dengan slogan syiah
syiah yaitu persatuan (lihat : http://www.darut-taqrib.org/berita/2015/05/20/dari-jepara-menuju-islam-damai .
Padahal mereka hendak merubah ideologi Ahlul sunnah ke dalam syiah rafidah yang
ajarannya penuh dengan laknat terhadap para sahabat RA.
Berikut foto sebagai bukti berita di atas :
tampak Bupati dan MUI Jepara hadir dalam ritual tersebut
Sudah menjadi ciri syiah indonesia, melukai diri dengan mendonorkan darahnya, sebagai ganti dari menyiksa diri, krn diindonesisa tidak memungkinkan dilakukan penyiksaan badan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar