Syiah di Jepara memiliki kebiasaan yang aneh. Mereka sengaja melakukan maulid, bareng dengan NU. Miqdad Turkan, seorang tokoh syiah Jepara, dalam acara peringatan Maulid Nabi Saw di Candi Banjaran Bangsri, Sabtu malam 9 Desember 2018.
“Meskipun dalam peringatan itu mereka melakukan aktifitas yang berbeda-beda dalam menunjukan rasa cintanya. Ada yang melakukan pengajian, ada seminar, ada terbangan dan sholawatan,” katanya di hadapan ratusan hadirin.
Miqdad berusaha membela diri: “Meski mazhab kita berbeda, meski pilihan politik kita berbeda. Tidak ada alasan kita tidak bersatu padu,”
Tokoh syiah asal Jepara itu mencontohkan apa yang dilakukan di pusat syiah yaitu Iran saat melakukan pekan persatuan Sunnah dan Syiah yang sudah dilakukan selama 38 tahun.
“Jika saja dua agama yang berbeda antara Islam dan Kristen, nabi Muhammad dan Isa as, ada persamaan dan perbedaan namun bisa duduk bersama. Tentunya jika sama-sama muslim meski mazhab berbeda maka kesempatan untuk bersatunya lebih besar dan lebih layak.” tambahnya.
MUI JEPARA HADIRI MAULID SYIAH
“Satu Islamnya pun mazhabnya berbeda. Itu sudah merupakan sunatulloh tidak akan bisa dijadikan satu mazhab, atau sama semua.” Ujar ketua MUI Jepara dalam ceramahnya.
Ulama yang juga dosen itu mengingatkan, bahwa karena cinta kita kepada Nabi Muhammad perbedaan bisa diatasi dan bisa berkumpul.
“Diakhirat nanti saat kita meninggal, malaikat tidak akan bertanya mazhabnya. Anda Syiah atau Sunny, tapi iman dan amal ibadahnya kita.” Tuturnya.
Kita duduk bersama dalam suasana damai, maka itulah arti dari Baldatun Thoyyibatun Warobbul Ghofur, harapan kita sebagai bangsa Indonesia.
Di akhir ceramahnya, tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jepara itu juga mengingatkan agar jangan mudah termakan hoax atau fitnah.
SYIAH MALUKU MENGADAKAN MAULID
Pada bulan Rabiul Awal di mana bulan mulia ini adalah hari kelahiran Nabi Muhammad Saw, syiah Maluku pun ikut mengadakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad 1440 H pada hari Ahad, 9 Desember 2018 di Masjid al-Musyafa, Batumerah kota Ambon. Meski telat perayaannya yang biasa diperingati oleh mayoritas kaum Muslimin pada tanggal 12 Rabiul Awal dan oleh Muslim Mazhab Syiah pada 17 Rabiul awal tetapi tidak mengurangi khidmat dan semangat mereka dalam rangka kecintaan kepada junjungan Mulia Nabi Agung Muhammad Saw.
Sebagai penceramah utama yaitu ustaz Abdullah Beik MA. Dia merupakan salah tokoh syiah lulusan Iran. Ini menunjukkan bahwa syiah dalam mengadakan maulid saja sampai mendatangkan tokoh dari Jakarta. Turut hadir pula Dr. Muhammad Rahayamtel selaku ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Ambon, dihadiri juga sebagai tamu undangan Kolonel Susilo yang mewakili Pangdam XVI Pattimura. Acara sampai dengan selasai berjalan dengan sangat lancar.
Menjadi catatan kita bahwa, pola di Jepara dan di Maluku hampir sama. Syiah mengadakan maulid. Mereka mengajak pihak non syiah yang mau. Mereka juga mengundang MUI untuk menghadirinya. Ini juga pola yang dilakukan di Iran. Mereka di beberapa kota mengadakan maulid bersama. Mereka membuat tipu daya, dan tipu daya Allah lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar