Fakta Baru Kasus Syiah Sampang
Salah satu kejanggalan penting adalah nama pesantren "Misbahul Huda", yang diklaim sebagai pesantren milik Syiah asuhan Tajul Muluk baru muncul pasca pembakaran terjadi.
“Saya penduduk sini, mas. Saya tahu nama pesantren (Misbahul Huda,-red) itu dari wartawan. Diberi nama setelah dibakar, kata Roisul Hukama, adik Tajul yang sudah rujuk ke paham Sunni saat ditemui hidayatullah.com, Jumat pekan lalu.
Pendapat ini juga diakui Kepala Dusun Nangkernang, Ahmad Khamsah saat ditemui rombongan hidayatullah.com di lokasi pembakaran.
Seorang ulama Sampang mengatakan, penyebutan nama pesantren itu muncul justru dari sebuah media massa ternama di Jakarta.
Fakta lainnya adalah tempat yang menjadi sasaran massa, mirip sebuah musholla. Menurut Rois, umumnya di Madura, langgar kecil semipermanen ini didirikan di depan atau di samping rumah, digunakan untuk shalat. Bukan masjid atau pesantren.
“Saya sebut itu markas,” kata Rois.
“Bahkan terkadang juga dibuat gudang, “ ujar KH. Ali Karrar Sinhaji, Pimpinan PP Daruttauhid, Desa Lenteng, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan Madura.
Hanya masalah menjadi lain, ketika media besar menyebut ada sebuah pesantren dibakar.
Bupati Sampang, Noer Cahya sebelumnya juga sudah mengatakan, tidak pernah tercatat adanya pesanten Syiah di Sampang. “Di kantor Depag, di Bakesbangpol tidak terdaftar satu pesantren pun yang didirikan oleh Tajul Muluk,” katanya kepada hidayatullah.com tengah bulan lalu.
Lantas untuk tujuan apa dimunculkan nama pesantren Syiah Sampang, jika namanya saja tak tercantum dalam daftar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) dan Depag?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar