Wawancara dengan Hartono Ahmad Jaiz (Wartawan senior dan Penulis buku-buku Islam)
Ada ulama sunni (Ahlus Sunnah) dari Iran yang diantar Dubes Iran di Jakarta, menjelaskan di kantor MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat di Jakarta Senin (20/2 2012), katanya keadaan Muslimin Ahlus Sunnah di Iran, baik-baik saja. Bagaimana pendapat Anda?
Bicara soal sunni di Iran, jelas penuh tragedi sejak Khumeini menang di Iran 1979. Para ulama sunni disembelihi atau dibunuh, masjid-masjid sunni dihancurkan, madrasah-madrasah sunni ditutup. Bahkan di Teheran, ibukota Iran, tidak ada masjid sunni sampai sekarang. Kalau Muslimin Ahlus Sunnah (Sunni) berjum’atan di hari Jum’at, maka khabarnya mereka ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Islam di Teheran. Sedangkan sinagog Yahudi dan gereja Nasrani menurut berita-berita, di Teheran itu banyak. Ini apa artinya, permusuhan Syiah terhadap Islam jelas nyata, melebihi negeri-negeri yang sering orang sebut sebagai kafir sekalipun. Misalnya London ibukota Inggris. Bahkan ada surat kabar Barat sendiri menyebut “ada Mekkah” di London, karena setiap Jum’at, kaum Muslimin yang berjum’atan tidak tertampung, hingga mereka shalat di jalan-jalan yang membelah pergedungan tinggi di kawasan perkotaan.
Anehnya, di Teheran negeri syiah, justru untuk mendirikan masjid sunni saja dihalangi. Sampai-sampai, syaikh Ali el Taskhiri seorang syaikh syiah Iran ditanya wartawan ‘El Syorouq’ di Al-Jaiazir, apa boleh sekarang ummat Islam Sunni mendirikan masjid di Teheran? Dijawab, sampai sekarang belum waktunya.
Apakah ada beritanya yang konkrit?
Ya ada. Sebagaimana diberitakan arrahmah.com dan lainnya ataupun sumber-sumber di luar negeri, tokoh spriritual Syiah, Ali el Taskhiri, Sekjen Perhimpunan Internasional Untuk Pendekatan Antar Mazhab Dalam Islam, menolak pembangunan sebuah masjid bagi kelompok SUNNI di ibukota IRAN, Teheran, sekalipun jumlah mereka di sana mencapai lebih dari 1 juta Muslim SUNNI.!!
El Taskhiri beralasan, bahwa penolakan itu dikarenakan situasi dan kondisi (sikon) yang kurang kondusif untuk mendirikan masjid bagi kaum SUNNI.
Dalam sejumlah keterangan yang disampaikannya kepada surat kabar ‘El Syorouq’ yang terbit di ALJAZAIR, ia mengatakan, sikonnya tidak memungkinkan untuk membangun masjid bagi Muslim SUNNI. Ia mengklaim, sebab penolakan itu bukan karena mereka itu adalah kelompok SUNNI tetapi hanya karena masalah teknis.!!
Menjawab pertanyaan surat kabar ALJZAIR itu seputar kapan waktu yang kondusif menurutnya untuk pembangunan masjid bagi kaum SUNNI, ia mengatakan, “Sikon seperti ini pasti akan selalu dipertimbangkan dan dipelajari oleh setiap pemerintah dan baru akan melakukannya begitu momennya sudah tepat.”
Sebelumnya, El Taskhiri telah melontarkan kritikan pedas terhadap Syaikh Yusuf Al Qaradhawi dengan menuduh yang terakhir telah memunculkan pertikaian di antara kaum Muslimin.
Kritikan itu sendiri terkait dengan upaya Al Qaradhawi menyingkap rencana IRAN untuk menyebarkan paham Syiah di negeri-negeri Islam berpenganut SUNNI.
Apakah ada buku mengenai para ulama Sunni di Iran yang dibunuhi pemerintah Syiah?
Daftar nama-nama ulama sunni di Iran yang dibunuhi dan masjid-masjid sunni yang dihancurkan serta madrasah sunni yang ditutup ada di buku LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) di Jakarta. Sebelum tahun 2000 telah diterbitkan buku tentang ratusan ulama yang dibantai di Iran zaman kekuasaan Khumeini, dan masjid-masjid Ahlis Sunnah yang dihancurkan di Iran. Daftar nama para Ulama Sunni yang dibantai dan masjid-masjid Sunni yang dihancurkan itupun dicantumkan dengan jelas disertai riwayat singkatnya. Daftar kekejaman syiah di Iran itu ditulis dalam buku Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran (Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran) oleh Abu Sulaiman Abdul Mun’im bin Mahmud al-Balusy, diterjemahkan dan diterbitkan LPPI Jakarta, 1420H/ 1999.
Apakah agama lain selain Islam (sunni) juga dihancurkan tempat ibadahnya?
Seperti saya sebutkan tadi, di balik kedholiman itu justru gereja Kristen ataupun sinagog Yahudi serta sekolahan-sekolahan Kristen pun ada di Teheran, tetapi masjid Ahlus Sunnah tidak boleh ada satupun di Teheran. Sehingga orang Islam (Sunni) apabila berjum’atan harus ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di Teheran. Itulah yang perlu sekali difahami, bahwa syi’ah lebih kejam dan tidak toleran terhadap Islam dibanding orang kafir sekalipun.
Sebegitu ganasnya kebengisan Syi’ah di Iran terhadap para Ulama Sunni, Masjid-masjid Sunni; bahkan maraji’ (buku-buku rujukan/ referensi) Sunni pun dibersihkan alias dimusnahkan. Namun anehnya di Indonesia, perguruan tinggi Islam (negeri) dan Muhammadiyah justru menerima dengan welcome terhadap referensi dari Iran, bahkan Iran telah memiliki 12 Iranian Corner di perguruan-perguruan tinggi Islam (negeri) dan Muhammadiyah di Indonesia. Perpustakaan-perpustakan Iran di perguruan tinggi Islam di Indonesia yang berjumlah 12 tempat itu alhamdulillah telah dimusnahkan oleh Allah Ta’ala yang satu Iranian Corner yaitu di UMJ (Universitas Muhammadiyah Jakarta) ketika terkena musibah jebolnya tanggul Situ Gintung di Cierendeu Tangerang Banten, Jum’at shubuh, 1 Rabi’ul Akhir 1430H/ 27 Maret 2009.
Rektor UMJ tampak meratapi karena kerugiannya mencapai 9-10 miliar rupiah, di antaranya Iranian Corner itu. Kalau memang dia sayang-sayang terhadap Islam Sunni, maka barangkali mau mengingat Allah, mengakui bahwa jelas di antara upayanya itu adalah menyuntikkan kesesatan dan penyesatan.
Apakah penghancuran masjid masih berlangsung juga?
Penghancuran masjid masih berlangsung?
Sejumlah situs telah menyebutkan, masjid Abu Hanifah dan madrasah Qur`an yang dikelolanya di kota Zabil -di mana penduduknya adalah mayoritas SUNNI- telah dihancurkan akhir bulan Agustus lalu. Sementara tidak satu pun media-media massa resmi pemerintah menyoroti kejadian tersebut. Pun, belum ada satu informasi dikeluarkan terkait sebab-sebab dihancurkannya masjid dan madrasah tersebut, demikian pula dengan para pelaku aksi pengrusakan itu. Penghancuran Masjid SUNNI di Iran, nahimunkar.com, 31 Januari 2012 .
Bahaya apa lagi yang diperkirakan akan merusak Ummat Islam terutama Indonesia?
Di samping kekejaman dan keganasan itu mereka juga menyuntikkan ajaran sesat syiah lewat Iranian Corner yakni perpustakaan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Masih pula ada kejahatan dari Iran berupa banyaknya penyelundupan narkoba yang sangat membahayakan.
Dengan demikian, setidaknya ada empat cara paham sesat syi’ah menyerang umat Islam Indonesia. Pertama, melalui penetrasi budaya seperti Tabot atau Tabuik di Bengkulu dan Sumbar. Kedua, melalui penetrasi nikah mut’ah. Ketiga, penetrasi intelektual antara lain melalui lulusan Universitas Qom, Iran. Keempat, melalui penyelundupan narkoba.
Bagaimana gambaran bahayanya narkoba dan ajaran nikah mut’ah yang diselundupkan dari Iran?
Nikah mut’ah dan narkoba itu jelas membahayakan sekali. Salah seorang anggota Badan Penanggulangan Narkotika Iran, Fathimah Rustami, mengungkapkan bahwa pendataan terakhir yang dilakukan oleh lembaga nasional tersebut menemukan fakta bahwa jumlah pengguna narkotika di Iran mencapai 1,2 juta jiwa, dengan rata-rata usia mereka 32 tahun ke bawah. Jenis narkotika yang paling banyak dikonsumsi oleh para pelajar dan pemuda adalah heroin dan opium. Peningkatan pesat jumlah pecandu narkotika juga berakibat membengkaknya penderita Aids. Sebanyak 77,5 % penderita Aids dari kalangan pecandu narkoba atau sebesar 19435 orang, tertulari virus HIVS lewat jarum suntik. Inilah realita negeri para pecandu seks bebas atas nama kawin mut’ah. Jika seks bebas dilegalkan atas nama ajaran agama, Syiah Imamiyah, tentu narkotika dan miras menjadi bumbu penyedapnya. Jika penderita Aids akibat kecanduan narkoba sedemikian besarnya, bagaimana lagi dengan para penderita aids akibat seks bebas? Tentulah jumlahnya juga semakin besar. (muhib al-majdi/arrahmah.com, Selasa, 20 Desember 2011)
Ada yang lebih dari itu?
Ya. Yang perlu diperhatikan betul, syiah itu adalah ancaman bagi Ummat Islam bangsa Indonesia ini. Seorang mantan pengikut Syi’ah, Roisul Hukama, pernah mengatakan bahwa Revolusi seperti yang terjadi di Iran, juga tengah dipersiapkan kalangan Syi’ah di Indonesia. Salah satunya dengan menanam kader-kader Syiah di berbagai ormas dan pemerintahan. Ini merupakan konspirasi global. Apalagi, doktrin Imamah merupakan suatu kewajiban bagi paham sesat Syi’ah ini, sehingga Imamah menjadi sesuatu yang wajib dan harus diperjuangkan.
Mereka masih dalam jumlah kecil saja sudah berani mencaci sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pakai spiker.
Apakah masalah besar ini sudah disadari oleh para ulama ataupun tokoh dan ormas Islam?
Ya. Katib ‘Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Malik Madani, kepada hidayatullah.com, Kamis, (16/02/2012) mengemukakan beberapa hal tentang syiah.
• Sekarang sudah ada ormas-ormas resmi Syiah, mereka berani mencaci para Sahabat dan istri Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) di tempat umum dengan pengeras suara.
• Bahkan di Bondowoso, mereka sudah adzan versi Syiah dengan tambahan “Hayya ‘ala khairil amal”.
• Bahkan mereka juga mengatakan istri Nabi, A’isyah sebagai sayyidah-nya ahli nereka
• PBNU telah membuat instruksi dari tingkat pusat hingga ranting untuk membentengi umat, khususnya warga NU dari paham Syiah.
Jadi bagaimana tentang pengakuan ulama sunni dari Iran yang didatangkan ke MUI dengan didampingi Dubes Iran di Jakarta itu?
Ya, itu sudah dapat dibaca gelagatnya. Itu persekongkolan orang dalam MUI dengan syiah Iran, hingga seorang wakil sekjen MUI pun mengaku, “Asal tahu saja, diskusi ini, sesungguhnya adalah atas prakarsa Umar Syihab,” kata KH. Tengku sebagaimana dilansir situs voa-islam. Di dalam MUI memang ada yang bergerilya untuk “jualan” Syiah, paling kurang ada dua orang: Umar Shihab dan Muhyidin Junaidi. Makanya sampai pernah ditulis dalam situs: Syi’ah Memusuhi Islam Bersekongkol dengan Para Pengkhianat.
Bagaimana ceritanya?
Yang lebih menyedihkan terutama bagi Ummat Islam Indonesia, di saat Ummat Islam (Sunni) dimusuhi oleh syi’ah di pusatnya di dunia yakni Iran, justru oknum MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat berbangga bekerjasama dengan Iran dalam bidang riset/ penelitian (agama). Surat kabar yang mewawancarainya (Republika) pun tampak membeberkan dengan lantangnya.
Sebagian wawancara Republika dengan orang MUI sebagai berikut:
MUI telah mencoba melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan organisasi-organisasi Islam di luar negeri.
Beberapa waktu lalu, kami diundang ke Irak dan telah menandatangani kerja sama dengan Pusat Kajian Alquran di Irak yang berpusat di Karbala. Walaupun berbeda mazhab, kita ingin sama-sama sharing untuk meningkatkan metodologi hafalan Alquran. Kami bertemu dengan tokoh di Irak, baik Suni maupun Syiah. Bahkan, mereka sangat mengapresiasi kunjungan kita ke Irak di tengah-tengah situasi kemanan yang menurut berita internasional kurang kondusif.
Kita ingin menjalin kerja sama dengan umat Islam walaupun berbeda aliran/mazhab. Kita sadar bahwa musuh-musuh Islam selalu berupaya melemahkan Islam dengan mengadu domba antara Syiah dan Sunni. Kita tak mau itu terjadi. Syiah itu tak seperti Ahmadiyah karena Syiah adalah mazhab yang diakui dunia Islam.
(Pada bagian lain dikemukakan):
MUI juga akan melakukan riset bersama di Iran tentang peradaban Islam. Mereka bisa melakukan riset mengenai peran MUI dalam merekatkan ukhuwah Islamiyah dan ormas-ormas Islam di Indonesia. (Republika, KH Muhyiddin Junaidi MA, Umat Harus Waspadai Konspirasi Musuh
Minggu, 13 Februari 2011 pukul 11:47:00).
Komentar Anda?
Seharusnya, MUI jangan mudah ditunggangi oleh oknum-oknum yang membahayakan aqidah Ummat Islam demi kepentingan pribadi. Kalau caranya seperti itu, maka pertanggungan jawab kelak di akherat akan sangat berat. Sedang di dunia ini saja Ummat Islam tidak akan percaya. Sehingga mereka rugi dua, di dunia dan akherat, bila tidak bertaubat. Tetapi barangkali peringatan ini tampaknya tidak enak. Memang sebenarnya perkataan ini bukan nasihat tetapi protes keras. Harap difahami. Terimakasih. Semoga Allah meridhoi kami dan Ummat Islam yang teguh memegangi aqidah ahlus sunnah dan berjuang memberantas aliran sesat syiah dan semacamnya.
Terimakasih atas kesediaan waktunya.
Ya, sama-sama. Semoga bermanfaat dan diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amien.
Ada ulama sunni (Ahlus Sunnah) dari Iran yang diantar Dubes Iran di Jakarta, menjelaskan di kantor MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat di Jakarta Senin (20/2 2012), katanya keadaan Muslimin Ahlus Sunnah di Iran, baik-baik saja. Bagaimana pendapat Anda?
Bicara soal sunni di Iran, jelas penuh tragedi sejak Khumeini menang di Iran 1979. Para ulama sunni disembelihi atau dibunuh, masjid-masjid sunni dihancurkan, madrasah-madrasah sunni ditutup. Bahkan di Teheran, ibukota Iran, tidak ada masjid sunni sampai sekarang. Kalau Muslimin Ahlus Sunnah (Sunni) berjum’atan di hari Jum’at, maka khabarnya mereka ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Islam di Teheran. Sedangkan sinagog Yahudi dan gereja Nasrani menurut berita-berita, di Teheran itu banyak. Ini apa artinya, permusuhan Syiah terhadap Islam jelas nyata, melebihi negeri-negeri yang sering orang sebut sebagai kafir sekalipun. Misalnya London ibukota Inggris. Bahkan ada surat kabar Barat sendiri menyebut “ada Mekkah” di London, karena setiap Jum’at, kaum Muslimin yang berjum’atan tidak tertampung, hingga mereka shalat di jalan-jalan yang membelah pergedungan tinggi di kawasan perkotaan.
Anehnya, di Teheran negeri syiah, justru untuk mendirikan masjid sunni saja dihalangi. Sampai-sampai, syaikh Ali el Taskhiri seorang syaikh syiah Iran ditanya wartawan ‘El Syorouq’ di Al-Jaiazir, apa boleh sekarang ummat Islam Sunni mendirikan masjid di Teheran? Dijawab, sampai sekarang belum waktunya.
Apakah ada beritanya yang konkrit?
Ya ada. Sebagaimana diberitakan arrahmah.com dan lainnya ataupun sumber-sumber di luar negeri, tokoh spriritual Syiah, Ali el Taskhiri, Sekjen Perhimpunan Internasional Untuk Pendekatan Antar Mazhab Dalam Islam, menolak pembangunan sebuah masjid bagi kelompok SUNNI di ibukota IRAN, Teheran, sekalipun jumlah mereka di sana mencapai lebih dari 1 juta Muslim SUNNI.!!
El Taskhiri beralasan, bahwa penolakan itu dikarenakan situasi dan kondisi (sikon) yang kurang kondusif untuk mendirikan masjid bagi kaum SUNNI.
Dalam sejumlah keterangan yang disampaikannya kepada surat kabar ‘El Syorouq’ yang terbit di ALJAZAIR, ia mengatakan, sikonnya tidak memungkinkan untuk membangun masjid bagi Muslim SUNNI. Ia mengklaim, sebab penolakan itu bukan karena mereka itu adalah kelompok SUNNI tetapi hanya karena masalah teknis.!!
Menjawab pertanyaan surat kabar ALJZAIR itu seputar kapan waktu yang kondusif menurutnya untuk pembangunan masjid bagi kaum SUNNI, ia mengatakan, “Sikon seperti ini pasti akan selalu dipertimbangkan dan dipelajari oleh setiap pemerintah dan baru akan melakukannya begitu momennya sudah tepat.”
Sebelumnya, El Taskhiri telah melontarkan kritikan pedas terhadap Syaikh Yusuf Al Qaradhawi dengan menuduh yang terakhir telah memunculkan pertikaian di antara kaum Muslimin.
Kritikan itu sendiri terkait dengan upaya Al Qaradhawi menyingkap rencana IRAN untuk menyebarkan paham Syiah di negeri-negeri Islam berpenganut SUNNI.
Apakah ada buku mengenai para ulama Sunni di Iran yang dibunuhi pemerintah Syiah?
Daftar nama-nama ulama sunni di Iran yang dibunuhi dan masjid-masjid sunni yang dihancurkan serta madrasah sunni yang ditutup ada di buku LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) di Jakarta. Sebelum tahun 2000 telah diterbitkan buku tentang ratusan ulama yang dibantai di Iran zaman kekuasaan Khumeini, dan masjid-masjid Ahlis Sunnah yang dihancurkan di Iran. Daftar nama para Ulama Sunni yang dibantai dan masjid-masjid Sunni yang dihancurkan itupun dicantumkan dengan jelas disertai riwayat singkatnya. Daftar kekejaman syiah di Iran itu ditulis dalam buku Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran (Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran) oleh Abu Sulaiman Abdul Mun’im bin Mahmud al-Balusy, diterjemahkan dan diterbitkan LPPI Jakarta, 1420H/ 1999.
Apakah agama lain selain Islam (sunni) juga dihancurkan tempat ibadahnya?
Seperti saya sebutkan tadi, di balik kedholiman itu justru gereja Kristen ataupun sinagog Yahudi serta sekolahan-sekolahan Kristen pun ada di Teheran, tetapi masjid Ahlus Sunnah tidak boleh ada satupun di Teheran. Sehingga orang Islam (Sunni) apabila berjum’atan harus ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di Teheran. Itulah yang perlu sekali difahami, bahwa syi’ah lebih kejam dan tidak toleran terhadap Islam dibanding orang kafir sekalipun.
Sebegitu ganasnya kebengisan Syi’ah di Iran terhadap para Ulama Sunni, Masjid-masjid Sunni; bahkan maraji’ (buku-buku rujukan/ referensi) Sunni pun dibersihkan alias dimusnahkan. Namun anehnya di Indonesia, perguruan tinggi Islam (negeri) dan Muhammadiyah justru menerima dengan welcome terhadap referensi dari Iran, bahkan Iran telah memiliki 12 Iranian Corner di perguruan-perguruan tinggi Islam (negeri) dan Muhammadiyah di Indonesia. Perpustakaan-perpustakan Iran di perguruan tinggi Islam di Indonesia yang berjumlah 12 tempat itu alhamdulillah telah dimusnahkan oleh Allah Ta’ala yang satu Iranian Corner yaitu di UMJ (Universitas Muhammadiyah Jakarta) ketika terkena musibah jebolnya tanggul Situ Gintung di Cierendeu Tangerang Banten, Jum’at shubuh, 1 Rabi’ul Akhir 1430H/ 27 Maret 2009.
Rektor UMJ tampak meratapi karena kerugiannya mencapai 9-10 miliar rupiah, di antaranya Iranian Corner itu. Kalau memang dia sayang-sayang terhadap Islam Sunni, maka barangkali mau mengingat Allah, mengakui bahwa jelas di antara upayanya itu adalah menyuntikkan kesesatan dan penyesatan.
Apakah penghancuran masjid masih berlangsung juga?
Penghancuran masjid masih berlangsung?
Sejumlah situs telah menyebutkan, masjid Abu Hanifah dan madrasah Qur`an yang dikelolanya di kota Zabil -di mana penduduknya adalah mayoritas SUNNI- telah dihancurkan akhir bulan Agustus lalu. Sementara tidak satu pun media-media massa resmi pemerintah menyoroti kejadian tersebut. Pun, belum ada satu informasi dikeluarkan terkait sebab-sebab dihancurkannya masjid dan madrasah tersebut, demikian pula dengan para pelaku aksi pengrusakan itu. Penghancuran Masjid SUNNI di Iran, nahimunkar.com, 31 Januari 2012 .
Bahaya apa lagi yang diperkirakan akan merusak Ummat Islam terutama Indonesia?
Di samping kekejaman dan keganasan itu mereka juga menyuntikkan ajaran sesat syiah lewat Iranian Corner yakni perpustakaan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Masih pula ada kejahatan dari Iran berupa banyaknya penyelundupan narkoba yang sangat membahayakan.
Dengan demikian, setidaknya ada empat cara paham sesat syi’ah menyerang umat Islam Indonesia. Pertama, melalui penetrasi budaya seperti Tabot atau Tabuik di Bengkulu dan Sumbar. Kedua, melalui penetrasi nikah mut’ah. Ketiga, penetrasi intelektual antara lain melalui lulusan Universitas Qom, Iran. Keempat, melalui penyelundupan narkoba.
Bagaimana gambaran bahayanya narkoba dan ajaran nikah mut’ah yang diselundupkan dari Iran?
Nikah mut’ah dan narkoba itu jelas membahayakan sekali. Salah seorang anggota Badan Penanggulangan Narkotika Iran, Fathimah Rustami, mengungkapkan bahwa pendataan terakhir yang dilakukan oleh lembaga nasional tersebut menemukan fakta bahwa jumlah pengguna narkotika di Iran mencapai 1,2 juta jiwa, dengan rata-rata usia mereka 32 tahun ke bawah. Jenis narkotika yang paling banyak dikonsumsi oleh para pelajar dan pemuda adalah heroin dan opium. Peningkatan pesat jumlah pecandu narkotika juga berakibat membengkaknya penderita Aids. Sebanyak 77,5 % penderita Aids dari kalangan pecandu narkoba atau sebesar 19435 orang, tertulari virus HIVS lewat jarum suntik. Inilah realita negeri para pecandu seks bebas atas nama kawin mut’ah. Jika seks bebas dilegalkan atas nama ajaran agama, Syiah Imamiyah, tentu narkotika dan miras menjadi bumbu penyedapnya. Jika penderita Aids akibat kecanduan narkoba sedemikian besarnya, bagaimana lagi dengan para penderita aids akibat seks bebas? Tentulah jumlahnya juga semakin besar. (muhib al-majdi/arrahmah.com, Selasa, 20 Desember 2011)
Ada yang lebih dari itu?
Ya. Yang perlu diperhatikan betul, syiah itu adalah ancaman bagi Ummat Islam bangsa Indonesia ini. Seorang mantan pengikut Syi’ah, Roisul Hukama, pernah mengatakan bahwa Revolusi seperti yang terjadi di Iran, juga tengah dipersiapkan kalangan Syi’ah di Indonesia. Salah satunya dengan menanam kader-kader Syiah di berbagai ormas dan pemerintahan. Ini merupakan konspirasi global. Apalagi, doktrin Imamah merupakan suatu kewajiban bagi paham sesat Syi’ah ini, sehingga Imamah menjadi sesuatu yang wajib dan harus diperjuangkan.
Mereka masih dalam jumlah kecil saja sudah berani mencaci sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pakai spiker.
Apakah masalah besar ini sudah disadari oleh para ulama ataupun tokoh dan ormas Islam?
Ya. Katib ‘Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Malik Madani, kepada hidayatullah.com, Kamis, (16/02/2012) mengemukakan beberapa hal tentang syiah.
• Sekarang sudah ada ormas-ormas resmi Syiah, mereka berani mencaci para Sahabat dan istri Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) di tempat umum dengan pengeras suara.
• Bahkan di Bondowoso, mereka sudah adzan versi Syiah dengan tambahan “Hayya ‘ala khairil amal”.
• Bahkan mereka juga mengatakan istri Nabi, A’isyah sebagai sayyidah-nya ahli nereka
• PBNU telah membuat instruksi dari tingkat pusat hingga ranting untuk membentengi umat, khususnya warga NU dari paham Syiah.
Jadi bagaimana tentang pengakuan ulama sunni dari Iran yang didatangkan ke MUI dengan didampingi Dubes Iran di Jakarta itu?
Ya, itu sudah dapat dibaca gelagatnya. Itu persekongkolan orang dalam MUI dengan syiah Iran, hingga seorang wakil sekjen MUI pun mengaku, “Asal tahu saja, diskusi ini, sesungguhnya adalah atas prakarsa Umar Syihab,” kata KH. Tengku sebagaimana dilansir situs voa-islam. Di dalam MUI memang ada yang bergerilya untuk “jualan” Syiah, paling kurang ada dua orang: Umar Shihab dan Muhyidin Junaidi. Makanya sampai pernah ditulis dalam situs: Syi’ah Memusuhi Islam Bersekongkol dengan Para Pengkhianat.
Bagaimana ceritanya?
Yang lebih menyedihkan terutama bagi Ummat Islam Indonesia, di saat Ummat Islam (Sunni) dimusuhi oleh syi’ah di pusatnya di dunia yakni Iran, justru oknum MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat berbangga bekerjasama dengan Iran dalam bidang riset/ penelitian (agama). Surat kabar yang mewawancarainya (Republika) pun tampak membeberkan dengan lantangnya.
Sebagian wawancara Republika dengan orang MUI sebagai berikut:
MUI telah mencoba melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan organisasi-organisasi Islam di luar negeri.
Beberapa waktu lalu, kami diundang ke Irak dan telah menandatangani kerja sama dengan Pusat Kajian Alquran di Irak yang berpusat di Karbala. Walaupun berbeda mazhab, kita ingin sama-sama sharing untuk meningkatkan metodologi hafalan Alquran. Kami bertemu dengan tokoh di Irak, baik Suni maupun Syiah. Bahkan, mereka sangat mengapresiasi kunjungan kita ke Irak di tengah-tengah situasi kemanan yang menurut berita internasional kurang kondusif.
Kita ingin menjalin kerja sama dengan umat Islam walaupun berbeda aliran/mazhab. Kita sadar bahwa musuh-musuh Islam selalu berupaya melemahkan Islam dengan mengadu domba antara Syiah dan Sunni. Kita tak mau itu terjadi. Syiah itu tak seperti Ahmadiyah karena Syiah adalah mazhab yang diakui dunia Islam.
(Pada bagian lain dikemukakan):
MUI juga akan melakukan riset bersama di Iran tentang peradaban Islam. Mereka bisa melakukan riset mengenai peran MUI dalam merekatkan ukhuwah Islamiyah dan ormas-ormas Islam di Indonesia. (Republika, KH Muhyiddin Junaidi MA, Umat Harus Waspadai Konspirasi Musuh
Minggu, 13 Februari 2011 pukul 11:47:00).
Komentar Anda?
Seharusnya, MUI jangan mudah ditunggangi oleh oknum-oknum yang membahayakan aqidah Ummat Islam demi kepentingan pribadi. Kalau caranya seperti itu, maka pertanggungan jawab kelak di akherat akan sangat berat. Sedang di dunia ini saja Ummat Islam tidak akan percaya. Sehingga mereka rugi dua, di dunia dan akherat, bila tidak bertaubat. Tetapi barangkali peringatan ini tampaknya tidak enak. Memang sebenarnya perkataan ini bukan nasihat tetapi protes keras. Harap difahami. Terimakasih. Semoga Allah meridhoi kami dan Ummat Islam yang teguh memegangi aqidah ahlus sunnah dan berjuang memberantas aliran sesat syiah dan semacamnya.
Terimakasih atas kesediaan waktunya.
Ya, sama-sama. Semoga bermanfaat dan diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amien.
sumber : suara-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar