Hidayatullah.com—Seorang
pria mirip mantan orang dekat Saddam Hussein muncul dalam rekaman
video di situs Partai Baath, mengajak rakyat melawan dominasi
pemerintah Syiah Iraq.
Dilansir oleh Reuters (08/04/2012),
rekaman video yang diunggah ke situs Partai Baath, partai Saddam
Hussein yang sekarang dinyatakan ilegal, menunjukkan sosok Izzat
Ibrahim Al Douri mengenakan seragamnya era Saddam dan duduk di depan
bendera lama Iraq.
“Kita harus memulai lagi dari awal dengan
segera … untuk membangun kembali partai revolusioner Baath,” katanya,
dalam video yang disiarkan dalam rangka ulang tahun Partai Baath ke-65.
Izzat
Ibrahim Al Douri adalah mantan ketua Partai Baath saat Saddam Hussein
berkuasa. Ia menjadi satu-satunya pejabat era Saddam dengan pangkat
tertinggi yang belum berhasil ditangkap Amerika Serikat dan pemerintah
Syiah Iraq bentukan AS. Washington mengiming-imingi hadiah sebesar
USD10 juta bagi siapa saja yang berhasil menangkap Al Douri. Pria tua
itu termasuk dalam daftar 55 warga Iraq yang paling dicari oleh militer
Amerika Serikat. Namanyanya berada di urutan ke-6.
“Setiap
orang dapat mendengar suara bahaya bergema setiap hari yang mengancam
negeri ini,” katanya dalam video yang berdurasi satu jam itu, lansir Associated Press.
Al
Douri juga mengkritik pemerintah negara-negara Arab yang mendukung
pemerintah Syiah Iraq, dan mengecam mereka karena ikut memusuhi para
pejuang Iraq yang berperang melawan invasi militer Amerika Serikat.
Sebagaimana diketahui, pemerintah AS menuding Al Douri menjadi komandan
yang mengorganisir para pejuang Iraq yang disebut sebagai pemberontak.
“Sembilan
tahun telah berlalu sejak invasi dan pendudukan (AS-red) dan para
pengkhianat ini telah memunggungi perlawanan para pejuang Iraq,” kata Al
Douri.
Al Douri pada saat yang sama memperingatkan
negara-negara Muslim Arab, atas apa yang disebutnya sebagai “invasi
Safavid” di kawasan itu, merujuk pada pengaruh Syiah Iran yang semakin
kuat dalam pemerintah Iraq sekarang ini.
“Kami tunjukkan di
depan mata dan di genggaman tangan Anda, bahwa musuh Safavid dari
Persia hari ini telah berdiri depan pintu,” kata Al Douri menegaskan.
Al
Douri mengatakan, Partai Dakwah Islam –partai Syiah tempat Perdana
Menteri Nuri Al Maliki bernaung– “telah mengumumkan Iraq sebagai
ibukota Syiah, dan ia menyeru kepada para pemimpin negara-negara Arab
agar mengakui realita itu.”
Al Douri pernah dikabarkan telah
mati atau tertangkap lebih dari satu kali. Pada rekaman video yang
dirilis tahun 2009, ia mengirimkan pesan serupa, menyeru agar para
pejuang Muslim Iraq bangkit melawan Syiah lewat jalur politik.
Peringatan
bahaya Syiah di Iraq oleh Al Douri ini kiranya bukan isapan jempol
semata. Terbukti, hanya beberapa jam setelah Amerika Serikat menarik
hampir seluruh pasukannya pada akhir Desember 2011, Al Maliki
mengeluarkan surat perintah penangkapan atas Al Hashimi. Pemimpin
pemerintahan Iraq yang dikuasai Syiah, Perdana Menteri Nuri Al Maliki,
mengumumkan Wakil Presiden Tariq Al Hashimi sebagai tersangka otak aksi
terorisme di Iraq dan mengendalikan pasukan berani mati penentang
pemerintah. Al Hashimi adalah satu dari segelintir politisi Muslim yang
berada di pemerintahan sebagai perwakilan dari warga Muslim Iraq. Al
Hashimi kemudian mengungsi ke wilayah Kurdistan.
Pemimpin
Wilayah Otonomi Kurdistan Massoud Barzani, seperti halnya pemerintah
Turki, mengecam dominasi politik kelompok Syiah di Iraq. Belum lama ini
Barzani sengaja terbang ke Washington menemui para pemimpin Amerika
Serikat untuk mengadukan Syiah Iraq yang berusaha menguasai penuh
pemerintahan Iraq dan menagih komitmen Gedung Putih yang berjanji akan
mempertahankan persatuan Iraq setelah menarik pasukannya dari negeri
1001 malam itu.
Barzani mengatakan bahwa Nuri Al Maliki, yang
naik ke kursi perdana menteri dengan dukungan penuh dari Washington,
memerintah di Iraq seperti seorang diktator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar