Jakarta
(SI ONLINE) - Ada empat syarat jika bila aliran Syiah dapat diterima di
kalangan Sunni. Apa itu?. Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama
Indonesia (MIUMI) Fahmi Salim Zubair mengatakan, agar Syi’ah bisa
berdampingan dengan komunitas Sunni, Syi’ah harus mengakui Al-Quran yang
ada saat ini dan menghentikan cercaan terhadap Sahabat dan istri Rasul
Saw.
“Ada empat syarat agar Syi’ah bisa berdamai dengan kalangan Sunni.
Pertama, akui secara tegas bahwa Al-Quran itu otentik (tidak mengalami
tahrif). Kedua, hentikan caci-maki terhadap sahabat-sahabat dan istri
Rasul Saw. Ketiga, Syiah tidak boleh menyebarkan fahamnya di tengah
komunitas Sunni. Keempat, mesti ada pengakuan terhadap hak-hak kaum
minoritas baik itu Sunni maupun Syiah”, paparnya dalam pertemuan dengan
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Senin (16/4/2012), di Jakarta.
Keterangan Fahmi itu dikutip dari pernyataan Yusuf Qaradhawi yang pernah
disampaikan pada para Mullah dan Ayatullah (ulama) Syi’ah di Iran.
Selain itu, MIUMI juga menyerahkan empat hasil riset kepada Dirjen Bimas
Islam, Abdul Jamil. Empat hasil penelitian yang diserahkan MIUMI
tersebut berisi, Pertama, buku tentang penelitian lapangan berjudul
“Syiah di Sampang” ditulis oleh Ahmad Rafi’i Damyanti. Kedua, buku
“Himpunan Fatwa dan Pernyataan Tokoh dan Ulama Indonesia” tentang
Syiah. Ketiga, kumpulan dokumentasi (kliping) buku-buku Syiah Indonesia
yang mencerca Sahabat dan istri Nabi Saw. Keempat, terbaru “Himpunan
Fatwa Dr. Yusuf Al Qaradhawi tentang Syiah”, terbitan tahun 2009.
Sementara itu, Ketua Umum Wahdah Islamiyah (WI) Zaitun Rasmin,
mengatakan, untuk menangkal arus dakwah Syiah, MIUMI akan menggelar
Muktamar Internasional Ulama Ahlul Sunnah se-Dunia di Jakarta.
“Harapan kami, MIUMI bisa bermitra dengan kementrian dan mendapat dukungan secara pribadi dari Pak Dirjen”, ujarnya berharap.
Menanggapi hal itu, Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abdul Jamil
berterimakasih kepada MIUMI atas terobosan, informasi serta solusi
intelektual berbasis ilmu dan riset yang disuguhkan MIUMI kepada umat.
“Terimakasih, informasi yang semula meraba dalam gelap kian terbuka.
Kesimpulannya, dengan menjembatani umat dan berupaya merangkul berbagai
lapisan, MIUMI sedang memasuki satu “wilayah kosong” yang hampir belum
disentuh saat ini. MIUMI, dengan pemikiran intelektualnya yang luar
biasa ini, merupakan trend baru yang dibutuhkan anak muda dalam rangka
konvergensi kekuatan-kekuatan Islam di Indonesia yang tidak tersekat
oleh ikatan ormas yang sudah ada”, ungkap Jamil.
Menutup pertemuan, Abdul Jamil berjanji akan menyampaikan hasil
penelitian tentang Syi’ah tersebut kepada Menteri Agama, Suryadharma
Ali, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar