Minggu, 25 Agustus 2013

Kenapa Media Syiah Berbahaya, Inilah Contohnya



  • Gerilya Misionaris Syi’ah Dibidang Media
 Menuding hadits Muslim ada yang palsu dan hadits Bukhori ada yang menjijikkan
Ketika Ustadz Husen Alatas menjawab sebuah pertanyaan dari pendengar yang dibacakan pembawa acara Rasil AM720 (Radio Silaturahim di Cububur Jakarta Timur), yang terjadi pada Selasa malam (sekitar jam 23:00 wib) tanggal 25 Oktober 2011 (28 Dzulqa’dah 1432H), Ustadz Husen Alatas kala itu pernah mengatakan salah satu hadits riwayat Muslim dengan tudingan sebagai hadits palsu. Yaitu, hadits yang isinya antara lain mengatakan bahwa “orang tua Nabi di neraka”.
Juga, ada satu hadits riwayat Bukhari yang dikatakannya menjijikkan. Yaitu, salah satu hadits yang mengatakan bahwa “Fathimah datang ke Nabi Muhammad dan berkata agar Nabi bersikap adil kepada istri-istrinya sebagaimana kepada Aisyah, dan ketika Fathimah datang kepada Nabi Muhammad, beliau sedang berada di pangkuan Aisyah”.
Menurut Husen Alatas, Bukhari dan Muslim hanya mengumpulkan riwayat. Sedang yang menentukan shahih atau tidaknya hadits adalah ulama rabbaniyyin berdasarkan Al-Qur’an dan akal, tanpa menyebut siapa yang dia maksud ulama rabbaniyyin itu.
Dengan kenyataan melecehkan hadits Shahih Muslim dan Shahih Bukhari tanpa landasan yang dapat dipertanggung jawabkan itu, maka dalam musyawarah Ulama dan Umat Islam yang diselenggarakan FUUI di Bandung Ahad 30 Jumadal Awwal 1433/22 April 2012 diputuskan pula poin tentang bahaya penerbitan dan media massa pro syiah.
Inilah beritanya.
***
Memperingatkan bahaya penerbitan dan media massa pro syiah
Bahaya penerbitan dan media massa pro syiah telah diingatkan dalam musyawarah ulama dan umat Islam yang diselenggarakan FUUI (Forum Ulama Umat Islam) di Bandung, Ahad 30 Jumadal Awwal 1433/22 April 2012. (lihat Hasil lengkap Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia tentang Langkah Strategis Hadapi Aliran Sesat Syi’ah http://nahimunkar.com/hasil-lengkap-musyawarah-ulama-dan-ummat-islam-indonesia-tentang-langkah-strategis-hadapi-aliran-sesat-syiah/ )
Dalam rekomendasinya disebutkan:
  • Memperingatkan masyarakat terhadap bahaya penerbit-penerbit yang terindikasi terlibat   gerakan syiah; seperti Mizan, Al Huda Jakarta, Al Bayan dll
  • Memperingatkan Masyarakat terhadap media cetak dan elektronik yang terindikasi mensponsori gerakan syiah di Indonesia : antara lain TV Al Hadi, Radio Rasil, Majalah Syiar dll
Masalah media massa yang terindikasi pro syiah tersebut sempat mendapatkan perhatian dan komentar, karena ada yang menjelaskan bahwa habib Zen Al-Kaf dari Al-Bayyinat Surabaya yang juga hadir dalam musyawarah ini telah menyatakan dalam seminar tentang syiah di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) beberapa waktu lalu bahwa Radio Rasil di Cibubur Jakarta mengusung faham syiah.
Dijelaskan pula bahwa ketika Ustadz Husen Alatas menjawab sebuah pertanyaan dari pendengar yang dibacakan pembawa acara Rasil AM720, yang terjadi pada Selasa malam (sekitar jam 23:00 wib) tanggal 25 Oktober 2011 (28 Dzulqa’dah 1432H), Ustadz Husen Alatas kala itu pernah mengatakan salah satu hadits riwayat Muslim dengan tudingan sebagai hadits palsu. Yaitu, hadits yang isinya antara lain mengatakan bahwa “orang tua Nabi di neraka”. Juga, ada satu hadits riwayat Bukhari yang dikatakannya menjijikkan. Yaitu, salah satu hadits yang mengatakan bahwa “Fathimah datang ke Nabi Muhammad dan berkata agar Nabi bersikap adil kepada istri-istrinya sebagaimana kepada Aisyah, dan ketika Fathimah datang kepada Nabi Muhammad, beliau sedang berada di pangkuan Aisyah”.
menurut Husen Alatas, Bukhari dan Muslim hanya mengumpulkan riwayat. Sedang yang menentukan shahih atau tidaknya hadits adalah ulama rabbaniyyin berdasarkan Al-Qur’an dan akal, tanpa menyebut siapa yang dia maksud ulama rabbaniyyin itu.
Sementara itu, mengenai Ustadz Zen Al-Hady, yang juga pernah menjadi nara sumber di Rasil AM 720, masyarakat sudah lama mengenali beliau sebagai misionaris Syi’ah, antara lain melalui kedudukannya sebagai Dewan Pembina di Yayasan Fathimah yang bermarkas di Jalan Batu Ampar III No.14, Condet, Jakarta Timur 13520. Yayasan Fathimah adalah salah satu dari sekian puluh Yayasan Syi’ah yang bertebaran di Indonesia.
Sikap Pendukung Radio RASIL Pro Syiah dan Seperti Sikap Media KAFIR
Pada era 1990-an saya aktif mengikuti kajian-kajian yang dibawakan ust. Husin Alatas di majlis ta’lim daerah Cawang serta di tempat lain.
Pernah pada kajiannya ust. Husin mengangkat tema tentang kedustaan beberapa hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh RA. Serta sosok seorang “Abu Hurairoh” yang meriwayatkan begitu banyak hadist dari Nabi Salallahu Alaihi Wassalam sedang beliau bersama Nabi dalam waktu yang singkat.
Jika ust. Husin berhalangan hadir, maka yang memberikan kajian digantikan oleh ust Usman Shihab (belakangan saya ketahui bahwa beliau adalah salah satu tokoh syiah). (umarabduh.blog.com, eyangheri March 3rd, 2012 1:55 am).
***
BILA DIPERHATIKAN dengan seksama, sikap para pendukung Radio Silaturahim (RASIL) yang dikatakan pro syi’ah oleh umat Islam sepertinya agak mirip dengan sikap media kafir terhadap perjuangan bangsa Palestina. Sebagian media kafir cenderung menyebut perjuangan bangsa Palestina yang sedang mempertahankan tanah airnya dengan label pemberontak.
Begitu juga dengan para pendukung Radio Silaturahim (RASIL). Ketika sejumlah umat Islam memergoki di radio tersebut ada misionaris syi’ah yang sedang menjajakan kesesatan, kemudian temuan itu ditulis dalam sebuah situs, dan diikuti oleh sejumlah situs atau blog lainnya, justru oleh pendukung Radio Silaturahim dilabeli macam-macam.
Ada yang melabeli fitnah, ghibah, membuka aib seseorang, merupakan tuduhan keji, mempercayai kabar yang datangnya dari orang fasik, mengolok-olok, dan sebagainya. Sehingga para pendukung RASIL yang pro syi’ah ini menyarankan agar melakukan tabayyun, berdialog, dan datang ke RASIL.
Begitulah gaya pendukung kesesatan yang sombong dan belum mendapat hidayah. Radio Silaturahim (RASIL) adalah media publik, yang bisa diakses oleh siapa saja yang punya pesawat radio di rumahnya atau di kendaraannya. Secara khusus, Radio Silaturahim (RASIL) memposisikan diri sebagai radio dakwah Islam. Maka, ketika umat Islam memergoki radio tersebut sedang berselingkuh dengan penjaja paham sesat syi’ah laknatullah, dan melaporkannya kepada umat Islam pada umumnya melalui situs atau blog atau media apa saja, pantaskah tindakan tersebut disebut fitnah dan sebagainya?
Jelas tidak. Karena apa-apa yang dilakukan nahimunkar dan pengelola situs Islam lainnya adalah sedang menjaga akidah umat Islam. Ibarat bangsa Palestina yang sedang mempertahankan tanah airnya dari caplokan Israel.
Para pembela RASIL yang pro Syi’ah ini juga berani mempertahankan kesesatannya dengan membawa-bawa ayat Al-Qur’an serta hadits Nabi. Mereka ini seperti penganut paham sesat lainnya (LDII, NII KW9 dan sebagainya) yang gemar mempermainkan ayat dan hadits Nabi untuk menakut-nakuti lawan bicaranya. Kalau lawan bicaranya kurang menguasai, pastilah dibikin keok sehingga mereka punya alasan untuk membenar-benarkan kesesatannya (justifikasi kesesatan).
Cara-cara tersebut memang lazim ditempuh oleh para penganjur kesesatan. Bahkan mereka berani menantang mubahalah segala macam. Namun sering kali, ketika tantangan itu dijabanin, mereka tunggang langgang seperti kucing dikejar anjing. Tapi, jika didiamkan saja, maka mereka cenderung bekoar-koar seperti jurkam partai politik saat pemilu yang isinya bohong melulu.
Kalau RASIL memang serius dengan dakwah Islamnya, bukan sekedar menempelkan label Islam, tetapi isinya bisa syi’ah, tarekat sesat, bid’ah dan sebagainya, seharusnya mereka berterimakasih karena telah diingatkan oleh sesama muslim. Seharusnya mereka segera menyadari dan meminta maaf kepada umat Islam. Namun itu sama sekali tidak dilakukan. Pendukung Rasil justru ibarat mendorong-dorong agar ‘orang Palestina’ yang sepantasnya melakukan tabayyun ke ‘Israel’ dan berdialog. Maksudnya, mungkin supaya bisa disuruh tutup mulut.
Kesimpulan bahwa RASIL pro Syi’ah memang ada dasarnya. Selain ucapan para ustadz syi’ah yang dijadikan narasumber RASIL, juga bisa diperoleh dari para pendukung RASIl yang berusaha mengomentari tulisan berkenaan dengan RASIL dan syi’ah. Di Eramuslim, misalnya, meski tulisan berjudul Radio Silaturahim Pro Syi’ah? sudah tidak dipublikasikan, namun tetap melahirkan sejumlah komentar untuk surat klarifikasi yang dipublikasikan situs tersebut.
Salah satunya, datang dari seorang pendukung RASIL dengan nama alias Sidik12Cikeas yang bermaksud membela, namun dalam pembelaannya itu ia sekaligus memberikan informasi bahwa ia banyak mendengar soal Syiah di Rasil. Selengkapnya sebagai berikut:
Assalamu alaikum wr wb,
Salam sejahtera semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Saya seorang muslim. Saya mulai mendengarkan rasil sejak -+ 1 tahun lalu. Saya banyak mendengar soal Syiah di Rasil, bahkan saya pernah ikut aksi solidaritas Palestine yang digagas warga Syiah di Monas.
Awalnya saya sempat berfikir bahwa radio ini adalah radionya Syiah, namun setelah saya mendengarkan terus siaran-siarannya (khususnya Ustadz Husen Alatas) saya tidak pernah sekalipun mendengar beliau berlebihan memuji Imam Ali atau menghujat sahabat Abu Bakar As Shidiq, Umar bin Khatab juga Usman bin Affan. Saya berkeyakinan bahwa Rasil dan Ustadz Husen bukanlah seorang Syiah.
Terutama ketika dalam satu kesempatan off air (acara Maulid Masjid Silaturahim) beliau bersumpah dan mengajak orang yang menuduhnya Syiah untuk membawa keluarganya di tengah lapang, kemudian berdoa semoga Allah menurunkan laknatNya kepada beliau dan keluarganya bila mana beliau seperti yang dituduhkan (Syiah) dan begitu juga sebaliknya.
Yang sering saya dengar adalah soal kerisauan beliau kepada saudara kita yang sering membid’ah kan saudara yang lain.
Banyak ilmu yang di share Ust Husen dari soal zakat hingga ibadah Haji, dari soal tanggung jawab suami kepada Istri hingga masalah jihad.
Semoga ini bisa menjadi kesaksian (kecil) soal identitas Rasil dan Ust Husen. Hingga saat ini saya berkeyakinan bahwa tidak ada yang Ust Husen sampaikan kecuali kebenaran Islam.
I love Islam, I love every moslim. Satukanlah kami ya Allah dalam ke iman an  hanya kepada Mu. Tumbuhkanlah cinta diantara kami hamba Mu ya Allah. Allahu Akbar.
Dari pembelaan seseorang dengan nama alias Sidik12Cikeas tadi, justru semakin membuat kita yang jeli bertambah kuat dugaannya, bahwa RASIL memang Pro syi’ah. Sosok Sidik12Cikeas ini seperti mahasiswa Indonesia yang belajar agama di Barat. Mereka begitu terpukau, karena profesor yang mengajarkan Islam di sana pengetahuan Islamnya lebih tinggi dibanding sang mahasiswa. Sehingga, ketika dibelokkan kepada kesesatan berfikir, liberalisme dan sebagainya, tidak begitu terasa. Bahkan lebih parah lagi, mereka tidak merasa telah mempelajari yang salah; justru merasa superior karena merasa telah mempelajari Islam yang lebih baik, lebih modern, lebih maju, lebih toleran, dari orang lain. Begitulah prosesnya. Pertama-tama terpukau, lama-lama tersesat.
Dalam hal kesaksian tentang ustadz Husin Alatas, ada sebuah komentar yang dipublikasikan di umarabduh.blog.com yang dikirim oleh sosok bernama alias eyangheri. Sosok ini (eyangheri March 3rd, 2012 1:55 am) mengaku pernah menjadi peserta aktif pada pengajian di daerah Cawang, Jakarta Timur. Selengkapnya sebagai berikut:
Pada era 1990-an saya aktif mengikuti kajian-kajian yang dibawakan ust. Husin Alatas di majlis ta’lim daerah Cawang serta di tempat lain.
Pernah pada kajiannya ust. Husin mengangkat tema tentang kedustaan beberapa hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh RA. Serta sosok seorang “Abu Hurairoh” yang meriwayatkan begitu banyak hadist dari Nabi Salallahu Alaihi Wassalam sedang beliau bersama Nabi dalam waktu yang singkat.
Jika ust. Husin berhalangan hadir, maka yang memberikan kajian digantikan oleh ust Usman Shihab (belakangan saya ketahui bahwa beliau adalah salah satu tokoh syiah).
Demi ALLAH yang jiwa saya berada di genggamanNYA, pengalaman tersebut di atas saya alami sendiri. Mengenai kesimpulan, masing-masing menilai sendiri.
Dari komentar eyangheri di atas, kita memperoleh informasi bahwa ustadz Husin Alatas sudah sejak 1990-an menjajakan syi’ah, dan salah satu cirinya adalah merendahkan kedudukan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairoh.
Komentar dari eyangheri sekaligus juga sudah mementahkan pembelaan seorang pendukung RASIL bernama Muhammad Hadi Alathas di box komentar eramuslim, sebagai berikut:
Ayah saya, Hamzah Alatas salah satu pengisi Rasil, beliau bukan syiah, dan kami juga keluarga masjid Al Hawi Cililitan. Habib Rizieq FPI, mengisi juga di Rasil, dan beliau juga bukan syiah. Jadi ini bisa dikategorikan fitnah dong?
Logika terbalik sudah digunakan oleh Muhammad Hadi Alathas. Mengapa disebut demikian? Kalau Hamzah Alatas bukan syi’ah tetapi mengerti syi’ah, tentu ia merasa gerah karena di radio tempatnya berdakwah ada gerakan syi’ah. Kecuali bila ia bukan syi’ah sekaligus tidak paham syi’ah, maka ia layak dikategorikan jahil. Tetapi bila ia mengaku bukan syi’ah sekaligus mengerti syi’ah namun diam saja ada gerakan syi’ah, itu namanya taqiyah atau berdusta.
Meski di RASIL ada narasumber bernama Hamzah Alatas yang mengaku bukan syi’ah, bahkan ada Habib Rizieq FPI yang dikatakan bukan syi’ah, bukan berarti keberpihakan RASIL terhadap syi’ah bisa dianulir. Selama RASIL membiarkan dan atau menyetujui ada pesan-pesan syi’ah di dalamnya, maka tetap saja RASIL dapat diposisikan sebagai radio yang pro syi’ah.
Bila diibaratkan dengan keberadaan mesjid atau mushalla di kompleks pelacuran, tentu aktivitas pelacurannya tetap HARAM meski ada mesjid atau mushalla di tengah-tengah mereka. Boleh jadi, mesjid atau mushalla itu hanya dijadikan tameng oleh praktisi prostitusi dengan harapan tidak diganyang masyarakat.
Begitu juga dengan RASIL. Boleh jadi narasumber yang dikatakan bukan syi’ah itu sekedar dijadikan tameng untuk menutupi wajah syi’ah RASIL yang sebenarnya. Atau, boleh jadi, narasumber yang dikatakan bukan syi’ah itu sedang bertaqiyah, padahal sesungguhnya mereka itu berpaham sesat syi’ah laknatullah.
Ibarat kata pepatah, sekelompok burung itu cenderung berteman atau bergerombol dengan sejenisnya. Burung gereja bergerombol dengan burung gereja. Kelelawar bergerombol dengan sesama kelawar hidup di dalam gua yang gelap. Syi’ah dengan syi’ah, atau yang menyerupainya.
Gambar oleh: flickr.com
sumber : (haji/tede/nahimunkar.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar