Dua berita menyangkut Said Aqil Siradj
berkaitan dengan Iran dan syiah (aliran sangat sesat dan sangat kejam
terhadap Islam berpusat di Iran), merupakan bukti yang tidak dapat
dibantah lagi. Karena di antaranya justru yang memberitakan adalah situs
resmi PBNU, nu.or.id.
Seloain itu, yang juga jadi pertanyaan, apakah PBNU telah berkomplot dengan syiah dan Iran?
Menurut Cholil Nafis, diam-diam, Ketua
Umum PBNU Said Aqil Siradj membuat nota kesepahaman (MoU) dengan
Universitas al-Mustafa al-’Alamiyah, Qom, Iran. Dokumen kerjasama di
bidang pendidikan, riset dan kebudayaan itu dilakukan tanpa
sepengetahuan dan persetujuan Dewan Syuriah PBNU. Dokumen tertanggal 27
Oktober 2011 itu dibuat dalam dua bahasa, Persia dan Indonesia.
Simak saja berita ini, bagaimana
rekayasa Said Aqil Siradj selaku pengurus PBNU sejak Gus Dur masih
hidup, dalam menyeret PBNU ke Iran dan Syiah. Sampai dengan cara tidak
mengaku segala alias berdusta, walau tertangkap basah.
Inilah beritanya.
PBNU Terima Pendaftaran Beasiswa ke Iran
Jumat, 15/04/2005 12:52
Jakarta, NU Online
Biro Urusan Kerjasama Beasiswa PBNU untuk Timur Tengah yang dipimpin oleh KH Said Aqil Siradj kali menerima pendaftaran beasiswa� program S2 di Iran yang akan diambil sebanyak 5 orang.
Biro Urusan Kerjasama Beasiswa PBNU untuk Timur Tengah yang dipimpin oleh KH Said Aqil Siradj kali menerima pendaftaran beasiswa� program S2 di Iran yang akan diambil sebanyak 5 orang.
�Surat harus sudah sampai di PBNU
maksimal tanggal 24 April dan kemudian akan dilakukan test secepatnya
karena pada bulan Juli sudah kuliah di Iran,� tandas Dawam Sukardi yang
mengurusi masalah pengiriman beasiswa ini.
Jurusan yang dapat diambil adalah
filsafat dan agama. Dalam hal ini penjurusan ditentukan oleh nilai test
yang diperoleh. Test akan dilakukan sendiri oleh atase kebudayaan Iran
yang ada di Indonesia.
Jika group pertama ini berhasil dan
sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan maka pada tahun depan pihak
Iran berjanji untuk menambah peserta menjadi 15 orang mahasiswa.
Terdapat beberapa universitas seperti Universitas Qum dan model
pendidikan Islam model pesantren yang bahkan lebih bagus kualitasnya.
Peluang beasiswa ini terbuka bagi
laki-laki dan perempuan. Namun demikian, Dawam mengungkapkan bahwa
karena Iran merupakan Negara Syiah, maka sebaiknya Laki-laki saja yang
pergi ke sana.
Tentang kekhawatiran para kader NU
tersebut menjadi Syiah Dawam mengakuinya �Ada kekhawatiran dari beberapa
kyai yang memberitahukan lewat SMS tentang hal tersebut, tetapi PBNU
setelah melalui pertimbangan yang mendalam memiliki keyakinan hal
tersebut tak akan terjadi.�
Dalam hal ini, mereka akan memberikan
beasiswa penuh, yaitu mulai biaya kuliah termasuk living cost, tetapi
nampaknya karena jumlah yang diberikan terbatas, mungkin untuk kebutuhan
tertentu mungkin mahasiswa yang bersangkutan harus menyediakan sendiri.
Persyaratan yang dibutuhkan adalah foto
coyp ijazah, akte kelahiran, transkrip nilai SKKB, Curriculum Vitae,
rekomendasi dari PCNU dan foto warna 4 X 6 sebanyak 5 lembar.
Permohonan beasiswa dapat dikirimkan ke
Biro Urusan Kerjasama Beasiswa PBNU untuk Timur Tengah Gedung PBNU Lt IV
Jln. Kramat Raya No. 164 Jakarta Pusat 10430 Telp (021) 3908424 ext
4423 atau hubungi Sdr Dawam Sukardi di HP 08561023524.(mkf)
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,2960-lang,id-c,warta-
Nah, Said Aqil Siradj tertangkap basah kerjasama dengan Syiah
Maunya mengelak, namun karena tertangkap basah kerjasama dengan syiah, ya sudah.
Inilah berita tentang
ketidak jujuran Said Aqil Siradj yang ke sekian kalinya.
Dewan Syariah PBNU Batalkan Kerjasama dengan IranSabtu, 11 Februari 2012Hidayatullah.com–Dewan Syuriah PBNU dikabarkan telah membatalkan kerjasama dengan Iran. Kabar ini disampaikan HM. Cholil Nafis, Wakil Ketua Bahtsul Masail PBNU kepadawww.hidayatullah.com, (11/02/2012), Sabtu pagi.Menurut Cholil Nafis, diam-diam, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj membuat nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas al-Mustafa al-’Alamiyah, Qom, Iran. Dokumen kerjasama di bidang pendidikan, riset dan kebudayaan itu dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan Dewan Syuriah PBNU. Dokumen tertanggal 27 Oktober 2011 itu dibuat dalam dua bahasa, Persia dan Indonesia.“Said Aqil menandatangani MoU itu bersama Muhammad Zain (Ketua Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffaz PBNU) dan Ahmad Mubarok dari Partai Demokrat,” kata Cholil.Kata Cholil, sebelumnya Said Aqil selalu menyangkal adanya MoU tersebut. Namun, ketika ditunjukkan dokumen itu, Said Aqil tidak bisa mengelak lagi. Pada Desember 2011 lalu, MoU itu pun dibatalkan oleh Dewan Syuriah PBNU.Cholil mengatakan, MoU itu dibatalkan karena diputuskan secara sepihak tanpa musyawarah. Lagi pula, katanya, PBNU menilai Iran bukanlah pihak yang tepat untuk diajak kerjasama, khususnya dengan NU.*Foto: diambil dari masdurohman.blogspot.comRep: Surya Fachrizal GintingRed: Cholis Akbar/ Hidayatullah.comIlustrasi oleh jpnn.comsumber : nahimunkar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar