Perayaan
asyuro 2016 baru saja selesai. Masyarakat Indonesia ada berbeda sikap, ada yang
pro dan ada yang kontra. Kami meneliti, ada banyak kota besar yang menjadi
basis syiah terjadi penolakan. Berikut laporan dari admin blog ini yang sudah
mengumpulkan data penolakan syiah di berbagai tempat di Indonesia. cukuplah ini
sebagai bukti bahwa Syiah di tolak oleh masyarakat Indonesia kecuali sedikit
orang saja.
MAKASSAR, Sedikitnya 50 ormas yang menamakan
diri Petisi 50, menolak rencana perayaan Asyura ala Syiah yang akan digelar di
Makassar, Sulawesi Selatan.
50 ormas yang terdiri dari lembaga LBH, LSM pengurus masjid, dan organisasi
Islam membacakan petisi mereka bersama, di Coffeholic by Sija Makassar, Sabtu
(8/10/2016).
Dalam petisinya itu, ormas-ormas tersebut mengecam perayaan Asyura oleh Syiah
karena dianggap sebagai ajaran yang sesat dan menyesatkan.
"Perayaan Asyuro kelompok Syiah kerap kali mengumandangkan orasi
penghinaan dan pelecehan kepada istri dan sahabat Rasulullah secara
bersama-sama," kata Syamsul Umar, Koordinator Umum ormas.
Ia pun dengan tegas melarang perayaan asyuro syiah kapan dan di mana pun karena
dianggap bisa menimbulkan perpecahan antarumat dan mengancam stabilitas NKRI.
"Kami tidak main-main dengan apa yang kami sampaikan. Kami berkumpul atas
dasar aqidah iman kami, bahwa kami menolak Syiah," tegasnya.
Mereka juga mengimbau kepada pemerintah provinsi, pemerintah kota, Polda
Sulsel, dan Kodam VII Wirabuana tak memberikan izin untuk pelaksanaan kegiatan
itu.
"Kami menyerukan dan meminta kepada aparat keamanan dalam hal ini Kapolda
Sulsel beserta jajarannya dan Pangdam VII untuk tidak mengeluarkan izin
keamanan juga tempat perayaan asyura," kata dia.
Para ormas juga mengancam akan mengambil tindakan sendiri jika imbauan mereka
tidak diindahkan.
"Kami akan cegah jangan sampai izin itu keluar. Namun jika pihak terkait
bersikukuh untuk memberikan izin tempat dan keamanan, maka kami akan
membubarkan acara itu apapun caranya," tegasnya.
SUMBER : Lingkarmedia.com
Adapun Penolakan umat di Kendari Sultra adalah sebagai berikut :
Allahu Akbar! Warga Kendari Bubarkan Perayaan Asyura Syiah
Ratusan warga Kota Kendari bersama sejumlah ormas Islam mendatangi Hotel Kubra di Jalan Edi Sabara Kendari, Selasa (11/10/2016) sore. Mereka menolak kegiatan peringatan Asyuro yang digelar penganut Syiah di hotel tersebut.
Warga datangi hotel Kubro tempat berlangsungnya peringatan asyuro syiah (Kompas.com)
Warga meminta kegiatan peringatan asyuro oleh syiah itu dihentikan karena meresahkan masyarakat.
Selain meneriakkan tuntutan pembubaran dan memekikkan takbir di depan hotel, warga juga sempat berusaha masuk ke aula tempat berlangsungnya acara tersebut. Namun, petugas polisi menghalau aksi tersebut.
Pimpinan Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi) Sultra, Nunung Siagi selaku penyelenggara acara tersebut mengatakan bahwa meskipun pihaknya penganut Syiah, namun bukanlah syiah yang sesat seperti kabar yang beredar di tengah masyarakat.
Kapolres Kendari AKBP Sigit Hariadi yang hadir di lokasi kemudian memediasi kedua belah pihak. Hasil mediasi, menurutnya, akan dibawa ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kendari.
Akhirnya, warga pun pulang dan kegiatan peringatan asyuro oleh Syiah dihentikan. (Ibnu K/Tarbiyah.net)
Warga Bubarkan Perayaan Hari Asyura Kaum Syiah di Kendari
Selasa, 11 Oktober 2016
EMPO.CO, Kendari - Ratusan warga Kota Kendari mendatangi Hotel Kubra di Jalan Edi Sabara, Kelurahan Lahundape, By Pass Kendari, pada Selasa sore, 11 Oktober 2016. Masyarakat yang didominasi warga sekitar hotel itu menolak kegiatan peringatan Hari Asyura oleh kaum Syiah.
Menggunakan sepeda motor serta mobil, warga mengepung hotel sembari berteriak-teriak agar kelompok Syiah menghentikan aktivitasnya. Warga juga memekikkan takbir. Pantauan Tempo, ratusan polisi disiagakan di sekitar lokasi untuk mencegah pertikaian.
Abu Dihyah, seorang warga yang ikut berunjuk rasa, mengatakan kegiatan perayaan Hari Asyura tidak boleh dibiarkan berlanjut. Menurut dia, kegiatan kelompok Syiah sudah meresahkan. "Mereka ini sudah jelas sesat, tidak boleh kita biarkan. Saya menyesalkan kenapa polisi membiarkan acara ini berlangsung," ujar Abu Dihyah
Pemimpin kegiatan perayaan Hari Asyura, Nunung Siagi, membanta ajaran Syiah dikatakan sesat. "Intinya, kita di sini saling menghargai kepercayaan orang lain. Kami juga tidak pernah mengusik kepercayaan siapa pun. Selama kami tidak mengusik keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kami tidak pernah takut," katanya.
Kepala Kepolisian Resor Kendari Ajun Komisaris Besar Sigit Hariadi, yang memediasi kedua belah pihak, mengatakan polisi tidak masuk terlalu dalam terhadap persoalan itu karena berkaitan dengan keyakinan. "Kami di sini cuma bertugas untuk mengamankan agar tidak terjadi benturan di antara dua kelompok," tutur Sigit.
Untuk menghindari perselisihan, kata dia, polisi memediasi dua kelompok yang berseberangan. Hasil mediasi disepakati bahwa perayaan Hari Asyura dihentikan. Polisi menyerahkan persoalan ini kepada Majelis Ulama Indonesia Kota Kendari.
Manajer Umum Hotel Kubra Abdul Majid mengaku tak tahu-menahu tentang kegiatan tersebut. Menurut dia, laporan yang disampaikan kepada pihak hotel hanya menyebutkan bahwa kegiatan itu berupa silaturahmi biasa. "Tidak mungkin kami tolak, kan di pikiran kami ini cuma halalbihalal," ucap Majid.
ROSNIAWANTY FIKRI
Link : http://www.kabarmakkah.com/2016/10/lakukan-perayaan-sesat-di-hari-asyura.html