Komunitas syiah ini melakukan kerja sama antar daerah. Edi Pranoto dalam hal ini sebagai penyedia lahan untuk pembuatan kolam. Sedangkan budidaya ikan akan dikelola oleh Wahyono. Keduanya telah merencanakannya secara matang karena melihat adanya peluang pasar yang cukup menjanjikan.
“Setiap hari, setidaknya sebagaimana yang kita lihat di sekeliling kita, baik pasar tradisional maupun pasar modern, rumah makan biasa maupun restoran, membutuhkan ketersediaan ikan cukup besar. Ini juga sebagai efek adanya kebutuhan masyarakat pada umumnya akan konsumsi ikan sebagai pasokan protein hewani dalam pemenuhan kebutuhan makanan.” Kata Wahyono.
“Jadi jika kita mampu menyediakannya dalam skala besar, otomatis keuntungan dari budidaya ikan ini akan mampu mengangkat sisi perekonomian kita. Dengan begitu, diharapkan akan lebih maksimal pengabdian kita nantinya dalam perjuangan untuk umat,” sambung Wahyono.
Sementara itu Bapak Abdul Aziz seorang syiah, yang menjabat sebagai sekretaris DPD ABI Purbalingga yang ditemui secara terpisah menyatakan kegembiraannya dan menyambut antusias akan kerjasama kadernya dengan kader DPD ABI Banjarnegara dalam pengembangan potensi sebagai hasil dari Monev di Banjarnegara.
“Ini adalah kerjasama produktif antar kader DPD ABI Jawa Tengah bagian selatan. Kami berharap, kegiatan-kegiatan semacam ini terus dikembangkan, dan diikuti pula oleh teman-teman dari DPD lainnya demi meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.” Katanya.
Ini menunjukkan bahwa syiah, sekarang sedang bergerak. Tidak hanya di bidang dakwah, mereka juga menggarap bidang ekonomi. Mengingat sebuah program dan proyek pasti membutuhkan pendanaan. Syiah sebagai sebuah gerakan dengan banyak proyek dakwah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Ini harus menjadi perhatian umat islam. Jika nantinya syiah bisa berkembang maka potensi terjadinya konflik di masyarakat sangat besar. Ajaran aqidah syiah yang berbeda menjadi pontensi konflik di depan mata.
Jika umat islam menghormati para sahabat radliallahu anhum, maka syiah melaknat para sahabat dan menentang kebijakannya. Ini sudah terbukti dengan adanya konfik di Pekalongan, di Sampang Madura, di Jember jawa timur dan juga di Bangil. Mari selamatkan aqidah umat islam dari penyimpangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar