Rabu, 30 Januari 2019

Sambut Pergantian Tahun, syiah adakan Majelis Zikir dan Doa bersama Warga Palu

Menurut Kantor Berita syiah ABNA, tiga hari setelah gempa, tsunami dan likuifaksi, tim relawan syiah dari Ahlul Bait Indonesia (ABI) Rescue turun ke Palu. Mereka membawa misi kemanusiaan membantu mengevakuasi korban dan memberi bantuan logistik.






Selama masa tanggap darurat para relawan berjibaku dalam membantu korban. Pengiriman bantuan melalui Makassar, karena jalur darat Kota Palu lumpuh total akibat bencana. Seluruh logistik  dibagikan ke wilayah palu, Sigi dan Donggala.

Sekjen DPP ABI Ahmad Hidayat al-Aidid, salah seorang tokoh penting syiah Indonesia dalam keterangannya menyebutkan, setelah masa tanggap darurat berakhir, DPW ABI dan tim ABI Rescue terus melakukan upaya pendampingan masyarakat dgn melakukan sejumlah rehabilitasi baik pisik maupun psikis. Ini tentunya akan menjadi keprihatinan bagi umat islam. Apakah dalam pendampingan pasca bencana tersebut, mereka akan menyebarkan syiah atau tidak. Karena sudah lazim bahwa syiah termasuk aliran yang gencar menyebarkan ideologinya dimanapun berada. Dan  momentum bencana adalah momentum yang pas untuk mereka bisa menyebarkan ajaran mereka.
"Pada masa itu itulah tim Abi rescue menetapkan dua daerah binaan untuk masa kerja yg bersifat menengah dan panjang. Yakni di desa walatana, kecamatan Dolo Selatan kabupaten Sigi. Di tempat ini ABI membuka kampung literasi." Ungkapnya.

"Selain itu, pada tanggal 29-30 Desember 2018 ABI juga berhasil mengadakan Kemah Literasi sekabupaten Sigi yang di buka oleh Ketua DPP ABI Habib Hasan Alaidrus dan Bupati Sigi yang diwakili oleh Kepada Dinas Perpustakaan dan kearsifan kab Sigi. Kegiatan literasi tersebut dihadiri oleh 129 peserta dari 10 kecamatan dan desa. Acara tersebut juga dilanjutkan dengan berdoa dan zikir sambil membaca doa jausyan Kabir." Tambah Ahmad Hidayat.

Disebutkan pula, tempat binaan kedua adalah di desa Panua kelurahan Tawaeli kota Palu. Daerah ini berada di pesisir pantai dan kerena itu seluruh rumah yg berada di pesisir tersapu oleh terjangan tsunami.

Ahmad Hidayat lebih lanjut menambahkan, "Setelah kurang lebih 3 bulan para relawan Abi (relawan syiah) bekerja di kedua tempat tersebut, masyarakat merasakan manfaat dari kehadiran para relawan Abi. Karena bukan saja masyarakat itu di bantu logistik tapi juga mendapat bantuan pembinaan keterampilan , mental dan spiritual keagamaan."

Dipenghujung tahun 2018, bersama dengan masyarakat setempat, DPP ABI mengadakan doa dan zikir dengan membaca doa jausyan Kabir dari jam 21.00 hingga jam 24.00 WITA. Majelis zikir dan doa tersebut dihadiri oleh pemerintah kecamatan dan desa serta sekitar 700-an warga setempat.
Sekjen DPP ABI Ahmad Hidayat al-Aidid dalam sambutannya menyebutkan bahwa doa Jausyan Kabir adalah warisan Nabi Muhammad saw yang terus berlanjut melalui Ahlulbait as hingga doa tersebut sampai ke Tawaeli Panau Palu, semua itu terjadi karena berkah dan Taufik dari Allah SWT yg harus disyukuri agar menjadi modal untuk meningkatkan Iman dan takwa kepada Allah SWT.


Ketua Umum DPP ABI Habib Hasan Alaidrus dalam tausiyahnya mengatakan bahwa senjata paling ampuh dalam menjalani hidup setelah beriman kepada Allah SWT dan mengikuti Nabi Saw serta mengenal para wali dari keluarga Nabi as adalah doa.

"Melalui doa Jausyan Kabir injlah insya Allah warga akan semakin kuat dan tangguh sambil terus memelihara ukhuwah Islamiyyah sembari menjaga agar jangan sampai warga kemasukan isu dan fitnah dari para Takfiri yang meniupkan kebencian tergadap sesama umat Islam." Ungkap Habib Hasan.  Ini yang selalu digaungkan oleh syiah. Mereka menganggap orang yang tidak menerima aliran syiah sebagai kelompok takfiri. Mereka terang-terangkan menyebarkan ajaran syiah.
"Mereka juga sering menyebutkan bahwa ziarah kubur, tahlil, maulidan , zikir dan doa seperti ini adalah bidah. Inilah ciri dasar kelompok Takfiri yg sebetulnya cikal bakal teroris." Tambah Ketua Umum DPP ABI tersebut.

Mereka akan mengelari umat islam yang sudah tahu syiah dan tidak menerima ajaranya dianggap radikal dan intoleran. Mereka akan takut jika berhadapan dengan muslim yang secara aqidah sudah kokoh dan tidak akan terpengaruh oleh ajaran keji syiah, seperi nikah mut’ah, mengkafirkan para sahabat dan kesesatan-kesesatan lain yang jika umat islam tahu pasti mereka akan waspada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar