Senin, 14 Oktober 2019

Syiah melakukan Sosialisasi Buku Manifesto ABI di Jawa Barat


Syiah mengalami tuduhan anti pancasila. Mengapa? Karena dalam ajaran syiah ada konsep wilayah, yang mana pusat kekuasaan syiah ada pada imam mereka. Sementara ini karena imam mereka sedang bersembunyi maka syiah bersepakat bahwa imam mereka sedang digantikan oleh imam sementara mereka. Imam sementara mereka ada di Iran. Mestinya semua syiah harus tunduk pada imam sementara mereka yaitu imam Khomeini di Iran. Bagaimana dengan syiah yang tidak berada di Iran?
Mereka harus tunduk kepada siapa?




Ini menjadi dilemma bagi syiah di Indonesia. Disisi lain mereka harus tunduk pada pancasila, namun juga harus tunduk pada imam mereka. Makanya mereka pusing dan harus buat bantahan tentang ajaran wilayah mereka. Lahirlah buku manifesto mereka.
Pengurus syiah Wilayah Ahlulbait Indonesia Jawa Barat (DPW ABI JABAR) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Buku Manifesto ABI sekaligus refleksi menyambut peringatan HUT RI Ke-74 dengan tema “Merawat Kebhinekaan Menjaga Keutuhan Bangsa” di Rumah Makan Sidang Reret Bandung. Senin, 19 Agustus 2019.
Asep, Ketua DPW ABI Jawa Barat menjelaskan: “Tujuan kegiatan ini merupakan sharing ide dan gagasan tentang upaya bersama dalam menguatkan kebhinekaan, mendorong lahirnya generasi baru yang membela kebhinekaan (pluralisme) Indonesia sebagai benteng persatuan dan kesatuan republik.”
“Selain itu, tujuan dari kegiatan ini adalah sosialisasi dan diskusi buku Manifesto ABI sebagai upaya Ormas Ahlulbait Indonesia menumbuhkan toleransi, persatuan serta kebhinekaan,” tutur ketua DPW ABI Jawa Barat.
Turut hadir sebagai narasumber dalam acara ini adalah, Kesbangpol Jawa Barat, Imam Soleh (Budayawan Jawa Barat) dan ustaz Husein Muhammad Alkaff (Dewan Syura ABI).
Sumber : media resmi syiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar