Rabu, 02 Juli 2014

SYIAH JEPARA : DI JEPARA SUDAH ADA FATIMIYAH, SYIAH SUDAH PESAT TUMBUH

Anak adalah individu yang lemah. Tanpa pertolongan orang lain, ia tak akan dapat hidup dan memperoleh makan. Bila orang lain tak membantunya dan tak memenuhi kebutuhannya, ia akan mati. Orang-orang yang merawat bayi juga bertanggung jawab atas pendidikannya, termasuk pendidikan moral dan agama.
Apa yang diajarkan kedua orang tua terhadap anak-anaknya—juga lingkungan dan sarana yang disediakan bagi pertumbuhan dan pembinaan mereka—haruslah sedemikian rupa sehingga dapat mendorong sang anak memiliki sikap taat dan patuh. Rasa kasih sayang serta kelemahlembutan dalam kehidupan rumah tangga akan memberikan ketenangan, menciptakan ketentraman, mendidik, membentuk akhlak, dan memperbesar penerimaan serta kepatuhan anak.
Bila seorang ayah—yang merupakan simbol keadilan, ketertiban, dan kedisiplinan—sedangkan seorang ibu—yang merupakan simbol kasih sayang—berjalan bersama, saling memahami dan melaksanakan ketentuan dan tata tertib, niscaya akan menciptakan landasan yang baik bagi pendidikan akhlaq anak-anak mereka. Dengan demikian, mereka juga akan mampu meredam berbagai terpaan kuat bencana, petaka, dan berbagai pengaruh sosial terhadap anak-anak tersebut. Dikarenakan orang tua adalah figur yang sangat penting dan berpengaruh dalam perkembangan identitas dirinya.
Berbagai cara dan kebiasaan yang diperoleh seorang anak dalam lingkungan rumah tangga—seperti berinteraksi, sikap, dan rasa kasih sayang yang ia peroleh dari lingkungan tersebut—akan merasuk kedalam jiwanya. Sebab seorang anak akan tumbuh berdasarkan kebiasaan yang ia dapatkan di waktu kecil, misalnya perilaku ingin bebas, marah, dengki, tergesa-gesa, nafsu yang tak terkendali, gegabah, sifat keras dan tamak. Semua hal tersebut akan sulit dihilangkan ketika ia sudah dewasa. Bahkan akan menjadi tabiat yang berakar kuat.
Jadi masa kanak-kanak sangat penting bagi pembentukan kepribadian anak dimasa selanjutnya. Pada masa tersebut, seorang anak menyerap perilaku, kebiasaan, wawasan yang akan tertanam kuat dalam dirinya, yang akan berperan dalam pembentukan kepribadiannya. Pada tahap ini, anak akan lebih cepat menerima apa yang didengarnya dan lebih cepat dalam mempelajari dan mengikuti sesuatu, sehingga dia mampu menyimpan banyak perasaan, sensitivitas, pemikiran, kebiasaan, tradisi dengan cepat. Dan ini tak akan mampu dilakukan oleh orang yang sudah melampau tahap ini. Oleh karena itu disebabkan “lahan manusia” dalam diri anak—yang mencakup “lahan” kekuatan, kejiwaan, keruhanian, dan emosional—masih kosong dari ikatan dan pengaruh luar apapun. Jadi, periode masa kanak-kanak adalah masa yang sangat cepat dalam menerima pengaruh sesuatu. Dan di situlah peran penting orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama kepada anak sehingga dapat membentuk perilaku anak yang sesuai dengan ajaran agama Islam sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rosulullah saww yang merupakan suri tauladan semesta alam.
Dalam sejarah Imam Ali bin Abi Tholib, yang mana sejak kecil diasuh dan dibimbing oleh Rosulullah saww, yang mana seluruh sifat-sifat kemanusiaan dan kemuliaan tampak nyata pada sosok lelaki agung ini. Pribadi agung ini merasa bangga dengan pendidikan yang diperolehnya semasa kecil.Beliau menceritakan kepada kita tentang kekayaan spiritual yang didapatkan semasa kanak-kanak dan beliau juga bangga terhadap pembimbingnya yang agung yaitu Rosulullah saww. semua kecenderungan akal dan perasaan Imam Ali telah terpuaskan semasa kanak-kanak dalam pangkuan Nabi saw. Rosulullah saww telah memuaskan Imam Ali lansung dari mata air cinta dan kasih sayang beliau serta memberinya pelajaran akhlak dan memerintahkannya untuk mengikutinya.
Akan tetapi, banyak realita yang kita hadapi sekarang ini, banyak orang tua yang sibuk bekerja, karena tuntutan ekonomi, berangkat pagi dan pulang tengah hari, mereka meningggalkan anak-anak mereka, banyak orang tua  juga yang tidak peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Mereka menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya pada sekolah, karena mereka berpikir bahwa sekolah satu-satunya yang bertugas meberikan pendidikan pada seorang anak. Selain itu, banyak orang tua lupa bahwa harapan-harapan mereka terhadap anak tidak mungkin terwujud kecuali mereka memberi suri teladan yang baik. Orang tua tidak bisa mengaharapkan anaknya jujur, sementara mereka sendiri suka berbohong. Sangat aneh, orang tua mengaharapkan anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang sholeh, sementara mereka tidak pernah sholat dan memabaca Al-Qur’an. Semua itu dikarenakan suri tauladan sangat penting dalam proses pendidikan anak.
Oleh karena itu, Islam memberi tuntunan pada umatnya untuk meletakkan pendidikan agama sejak pra nikah, masa prenatal, sejak lahir bahkan sepanjang hayat. Seperti salah satu contoh Agama Islam menganjurkan ketika anak lahir di dunia hendaknya mengumandangkan azan di telinga kanannya dan iqomah di telinga kirinya, yang dengan ini berarti pendidikan agama terhadap anak telah dimulai sejak saat itu. Jiwa anak yang masih bersih dan begitu juga saraf dan otaknya yang masih lembut, pada awal kehidupannya telah dikenalkan kepada suara lembut kumandang azan dan iqomah.
Menyadari pentingnya penanaman nilai-nilai agama terhadap anak, sangat diharapkan bagi orang tua untuk melakukan pengajian-pengajian untuk menimba ilmu agama agar dapat memberi teladan yang baik kepada anaknya, cara mendidik anak, dan lain sebagainya dalam rangka menanamkan nilai-nilai agama terhadap anak apalagi disaat zaman yang serba canggih, teknologi mutakhir, dan akses informasipun mudah di dapat. Maka dari itu, tepat pada tanggal 25 ktober 1995, Habib Husein Bafagih dan Syarifah Muzna mendirikan Fathimiyah. Dan alhmadulillah mendapat sambutan yang baik dari pecinta Ahlul bayt di sekitar Bangsri hingga sampai sekarang mempunyai anggota sekitar 200 orang. walaupun memang sering jatuh bangun tapi alhamdulillah masih tetap eksis dan semangat dari hari ke hari, dengan adanya pengajian rutin tiap 2 bulan sekali dan diadakannya peringatan-peringatan besar Ahlul bayt dan yang lainnya.
Visi dan misi Fathimiyah
1. menyambung tali silaturahmi antar sesama
2. meningkatkan rasa kebersamaan
3. meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang ajaran-ajaran mazhab Ahlul bayt
4. meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt
Program-program Fathimiyah
1. mengadakan pengajian tiap 2 minggu sekali bergilir dari mushola ke mushola
2. mengadakan peringatan-peringatan  wiladah dan syahadah para ma’sumin
3. mengadakan peringatan syahadah Imam Husein khusus akhwat se-Jawa Tengah
4. mengadakan peringatan Milad Sayyidah Fathimah se-Jawa Tengah
5. mengadakan bakti sosial
6, mengadakan training untuk anak-anak di bulan Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar