Majlis Ta’lim Fathimiyah mempunyai program pengajian rutin
setiap dua minggu sekali, dengan lokasi bergantian diberbagai mushola yang ada
di kecamatan Bangsri. Kemarin, Ahad 21 November 2010 berlokasi di Mushola
Al-Husaini Candi, Banjaran dan acara dimulai tepat jam 14.00 sampai 16.00.
Lebih dari 150 akhwat anggota Fathimiyah hadir siang itu, karena
acara kali ini sekaligus merayakan Idul Ghodir. Setelah pembukaan acara
dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, tahlil, puisi untuk Imam
Ali as, dilanjutkan Ceramah inti yang disampaikan Ustadzah. Khodijah dan
diakhiri ziarah kepada Imam Ali as.
Suasana sejuk mengiringi siang menjelang sore itu, ustadzah
Khodijah mengawali ceramahnya dengan menyebutkan keutamaan-keutamaan Imam Ali
as. Diantaranya; Imam Ali as adalah satu-satunya orang yang lahir didalam
Ka’bah, Imam Ali juga seorang pemberani sehingga rela menggantikan Rosulullah
untuk tidur di tempat tidurnya saat Rosulullah diam-diam meninggalkan kota
Mekkah untuk berhijrah. Imam Ali as juga pemegang bendera perang Dan selalu
mendapat kemenangan ketika berada di bawah kepemimpinannya.
Dalam kesempatan itu ustadzah Khodijah menyebutkan beberapa
hadits Rosulullah yang berkenaan dengan keutamaan Imam Ali as,
diantaranya: “Aliun minni wa ana min ‘Ali†(Ali dariku Dan aku
dari Ali). “Anta minni bimanzilati Haruna min Musa illa annahu la
nabiya ba’di†(Kedudukanmu, wahai Ali disisiku seperti kedudukan Harun
disisi Musa hanya saja tidak ada nabi setelahku). “Ana madinatul ilmi wa
Aliun babuha, faman arodal madinah falya’tiha min babiha†(Aku adalah
kotanya ilmu Dan Ali adalah pintunya, barang siapa ingin masuk ke kota, maka
harus mendatangi pintunya). Dan banyak lagi hadis lain yang meriwayatkan
tentang keutamaan beliau.
Berkenaan dengan Ghodir Khum beliau mengatakan, ketika
Rosulullah haji wada’, Rosulullah memanggil seluruh kaum muslimin Dan dikumpulkan
di sebuah tempat yang bernama Godir Khum/telaga Khum. Yang mana jatuh tepat
pada tanggal 18 Zulhijah. Disana Rosulullah menyampaikan bahwa pengganti beliau
setelah tiada adalah Imam Ali as. Dalam hadist beliau menyatakan “Man
kuntu maulhu fa hadza ‘Aliyun maulahu….†(barang siapa menjadikanku
pemimpinnya maka inilah Ali juga pemimpinnya….).
Selanjutnya ustadzah Khodijah melanjutkan, kita yang mengaku
pecinta Ahlul bayt harus tahu hari raya Ghodir Khum. Kita juga harus memegang
teguh dua peninggalan Rosulullah yaitu Al-Qur’an Dan Ahlulbayt. Karena kita
tak punya amal apapun yang bisa diandalkan di akhirat, sehingga bakti kita,
cinta kita pada Ahlul Bayt haruslah yang utama dalam hidup kita. Imam Ali as
Dan keluarga Rosulullah adalah orang-orang pilihan yang mampu hidup dalam
kezuhudan, ketaqwaan, jadi ketika kita mengaku pecinta mereka kita juga harus
bisa meniru seperti mereka dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam hal
makanan, dan pakaian, mereka hanya makan makanan sederhana dan sering dalam
kelaparan karena lebih mengutamakan orang lain. Mereka juga berpakaian apa
adanya, bahkan sayidah Fathimah memberikan baju barunya untuk pengemis. Memang
kita hidup dalam zaman yang sangat mengedepankan life style, tapi apakah gaya
hidup yang ditawarkan di televisi itu sesuai dengan ajaran Ahlul Bayt? Lalu
apakah kita masih layak menjadi pengikut dan pecinta Ahlul Bayt ketika
kehidupan kita tidak sesuai dengan apa yang mereka ajarkan?
Kita harus bertekad sungguh-sungguh untuk memperbaiki diri sebagai
pecinta Ahlul bayt dengan melakukan segala perintah Allah Dan menjauhi larangan
Allah, karena ajal kita selalu mengikuti kita, kapan saja Allah bisa mengambnil
nyawa kita. Apakah kita sudah mempunyai bekal untuk di akhirat? Imam Ali as
mengatakan, bahwa di alam barzakh itu sangat menakutkan, kalau amal kita di
dunia ini jelek maka kita akan dihimpit oleh kuburan kita dan kita pun akan
susah dalam menjawab pertanyaan malaikat tentang siapa Tuhan kita, Nabi kita,
sampai 500 tahun lamanya baru kita bisa menjawabnya. Dikarenakan akibat maksiat
yang kita lakukan, maka ketika sakaratul maut akan mengalami rasa sakit yang
sangat sehingga kita kehilangan hafalan-hafalan selama kita didunia.
Sebelum menutup ceramahnya, ustadzah Khodijah menyebutkan amalan
hari Ghodir Khum. Diantaranya:
1. Berpuasa
2. Mandi kemudian sholat sunnah 2 rekaat sebelum dhuhur dengan bacaan Al-Fatehah, kemudian al-ikhlas, ayat kursi, dan al-qodr masing-masing sepuluh kali.
3. Membaca Doa Nudbah
4. Memberi sedekah
5. Memberi makan kepada yang berpuasa
6. Saling mengucapkan selamat kepada kaum muslimin yang ditemui, dengan mengucapkan“Allahummaj’alna minal mutamassikina biwilayati Amiril Mu’minin wal aimmati asâ€
7. Menggembirakan sesama mukmin dengan memberi.
1. Berpuasa
2. Mandi kemudian sholat sunnah 2 rekaat sebelum dhuhur dengan bacaan Al-Fatehah, kemudian al-ikhlas, ayat kursi, dan al-qodr masing-masing sepuluh kali.
3. Membaca Doa Nudbah
4. Memberi sedekah
5. Memberi makan kepada yang berpuasa
6. Saling mengucapkan selamat kepada kaum muslimin yang ditemui, dengan mengucapkan“Allahummaj’alna minal mutamassikina biwilayati Amiril Mu’minin wal aimmati asâ€
7. Menggembirakan sesama mukmin dengan memberi.
Sumber : www.darut-taqrib.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar