“Warga desa guyangan, kecamatan Bangsri Jepara, baik dari kalangan NU, Muhammadiyah maupun Syiah mengadakan acara peringatan asyura untuk mengenang kesyahidan Sayyidina Husain as cucunda tercinta Nabi Muhammad saww yang gugur Syahid di Karbala, Minggu siang (30/08/2020).” Itu salah satu klaim media syiah yang mengabarkan bahwa mereka sukses mengelar acara asyuro. Syiah memang berusaha untuk menjadi mazhab ketiga setelah NU dan Muhammadiyah yang sudah eksis dari zaman Indonesia belum lahir. Kuncinya adalah, jika NU dan Muhammadiyah tidak terusik dengan syiah, maka mereka bisa melancarkan dakwahnya.
Lain cerita jika NU dan Muhammadiyah menentang, tamatlah riwayat dakwah syiah. Kita bisa lihat fakta di Madura, NU yang terusik dengan dakwah syiah, akhirnya sekarang syiah terusir dari sampan. Bahkan warga Cuma memberi 2 pilihan: tobat dari syiah dan boleh pulang, atau tetap syiah tapi tidak boleh masuk ke wilayah mereka.
Adapun dengan muhammadiyah, banyak tokoh-tokoh muhammadiyah yang secara terang-terangan menolak ajaran syiah. Kasus terakhir, syiah berusaha mencari panggung di Gedung Muhammadiyah pusat, akan tetapi adanya penolakan dari warga muhammadiyah, akhirnya mereka keder dan mundur. Di beberapa daerah, tokoh Muhammadiyah menjadi pelopor penolakan ajaran syiah karena syiah sudah melenceng dari sunnah rasulullah SAW.
Di sebuah kota kecil di kaki gunung Prau, seorang warga muhammadiyah mempunyai menantu seorang syiah. Warga mengetahui setelah beberapa kali diminta untuk menyampaikan materi di sebuah masjid desa tersebut menggiring ke doktin syiah. Akhirnya dai syiah tersebut diboikot oleh takmir karena mengajak pada ajaran syiah. Setelah diselidiki, ternyata dai syiah tersebut adalah lulusan Iran dan menjadi agen syiah.
Kembali ke Jepara, syiah menyampaikan bahawa itu adalah Acara warga RT 05 RW 05 di masjid RasululAdhom pada siang itu di awali dengan pembacaan surat al Fatihah, kalam Ilahi, Maktam (syair duka) Imam Husain , cermah inti dan di lanjutkan dengan pembacaan maqtal atau kronologis kejadian di Karbala dan di akhiri dengan pembacaan doa ziarah pada Imam Husain as. Acara syiah tapi diklaim sebagai acara warga.
Lebih dari 350 warga sekitar menghadiri acara tersebut, tidak hanya orang-orang syiah saja melainkan Jamaah NU dan Muhammadiyah juga ikut menghadirinya. Mereka berbondong-bondong bersatu untuk menyampaikan bela sungkawa mereka atas tragedi yang menimpa keluarga Rasulullah saww. Ini klaim yang perlu dibuktikan, apakah benar warga Muhammadiyah benar-benar hadir atau hanya klaim. Acara itu diketuai Nur Alim, salah satu tokoh ustad syiayh di daerah tersebut. (Ahmad Hasyim dari tim faktasyiah)