Prof Dr Kang Jalal menuduh Abu Bakar As Shiddiq mengabaikan hadits,
tapi seperti biasanya, kita harus meneliti lebih jauh sebelum menerima
pernyataan Prof Dr Kang Jalal. Jangan percaya begitu saja pada Profesor
kita ini.
Dalam menganalisa fiih sahabat, Prof Dr Kang Jalal menyimpulkan
bahwa para sahabat sering mengabaikan sunnah Nabi shallallahu alaihi
wasallam. Katanya :
Pada tahap pertama, para Al Khulafa Ar
Rasyidin selain Ali, tampaknya lebih memustakan perhatian pada ayt-ayat
Al Qur’an (atau ruh ajaran al Qur’an) dengan agak mengabaikan
(kadang-kadang menafikan) hadis. Di bawah ini saya kutipkan berbagai
riwayat berkenaan dengan sikap Al Khulafa Ar Rasyidin pada hadits
(sunnah). Dahulukan Akhlak di atas Fikih hal 166
Kemudian Prof Dr
Kang Jalal menukilkan beberapa riwayat, Insya kami akan membahasnya
satu persatu. Kita mulai dari no 2, yaitu nukilan dari Tazkiratul Huffaz
tentang Abubakar membakar hadis. Kami telah jelaskan bahwa nukilan itu
diedit, pada akhir riwayat Ad Dzhahabi jelas-jelas mengatakan bahwa
riwayat ini dhaif. Kemudian ada riwayat lagi yang dinukil oleh Prof Dr
Kang Jalal, juga dari Tazkiratul Huffaz, yaitu:
Al Dhahabi
meriwayatkan bahwa Abu Bakar mengumpulkan ornag setelah Nabi wafat dan
berkata,: “ Kalian meriwayatkan hadis Rasulullah Saw. Yang kalian
pertengkarkan. Nanti orang-orang setelah kalian akan lebih bertikai
lagi. Janganlah meriwayatkan satu hadis pun dari Rasulullah Saw. Jika
ada yang bertanya kepada kalian, jawablah: Di antara Anda dan kami ada
Kitab Allah, halalkanlah apa yang dihalalkannya, dan haramkanlah apa
yang diharamkannya.
Dari sini nampak Abu Bakar melarang
periwayatan hadits, yaitu yang dituduhkan oleh Prof Dr Kang Jalal
terhadap Abu Bakar. Riwayat ini menjadi bukti bagi klaimnya, yaitu
Abubakar melarang periwayatkan hadits. Tapi jangan percaya begitu saja
pada bukti-bukti Prof Dr Kang Jalal, karena bukan sekali dua kali Prof
Dr Kang Jalal menipu pembaca.
Kita lihat langsung ke sumber referensi, yaitu Tazkiratul Huffaz:
ومن
مراسيل بن أبي مليكة أن الصديق جمع الناس بعد وفاة نبيهم فقال: إنكم
تحدثون عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أحاديث تختلفون فيها والناس بعدكم
أشد اختلافا فلا تحدثوا عن رسول الله شيئا، فمن سألكم فقولوا بيننا وبينكم
كتاب الله فاستحلوا حلاله وحرموا حرامه.
Riwayat yang dinukil oleh
Prof Dr Kang Jalal diawali dengan kata : min marasil, yaitu mursal. Ibnu
Abi Mulaikah tidak pernah bertemu dengan Abubakar As Shiddiq, maka
riwayatnya dibilang mursal, yaitu riwayat yang putus sanadnya di awal,
atau bisa dinyatakan dengan definisi lain, yaitu seorang tabi’in yang
meriwayatkan hadits langsung dari Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam. Riwayat mursal adalah tertolak, karena ada satu perawi yang
putus, dan tidak disebutkan identitasnya. Maka riwayat ini tertolak.
Tapi
selama menghujat sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, riwayat
dusta pun boleh digunakan. Inilah kaedah tak tertulis yang “dipegang
erat-erat” oleh para ulama syiah. Prof Dr Kang Jalal yang pernah menjadi
murid para ulama syiah di Qum, menerapkan kaedah ini dengan baik pada
tulisan-tulisanya. Tak heran, Prof Dr Kang Jalal adalah seorang yang
cerdas dan mudah menerima pelajaran baru. Sayangnya dia belajar di
tempat yang keliru, tempat para ulama yang hobi menipu, akhirnya jadilah
dia seperti sekarang ini.
Tepat di bawah riwayat itu, Ad Dzahabi menuliskan:
فهذا
المرسل يدلك أن مراد الصديق التثبت في الأخبار والتحري لا سد باب الرواية،
ألا تراه لما نزل به أمر الجدة ولم يجده في الكتاب كيف سأل عنه في السنة،
فلما أخبره الثقة ما اكتفى حتى استظهر بثقة آخر ولم يقل حسبنا كتاب الله
كما تقوله الخوارج.
Riwayat mursal ini menunjukkan bahwa yang
dimaksud oleh As Shiddiq adalah berhati-hati dan meneliti dalam menerima
riwayat, bukan menutup pintu periwayatan sama sekali, bukankah engkau
melihat ketika menghadapi kasusu warisan nenek, dan Abu Bakar tidak
mendapatkan hal itu dalam Al Qur’an, bagaimana Abu Bakar mencari
jawabannya dari sunnah, ketika ada orang terpercaya memberitahukan
riwayat hadits padanya, dia tidak puas, dan bertanya pada orang
terpercaya lainnya, dan tidak mengatakan cukuplah bagi kami kitab Allah,
seperti kaum khawarij.
Meskipun Prof Dr Kang Jalal menukil dari
Tazkiratul Huffaz, tapi ketika keterangan ini tidak mendukung tujuannya,
yaitu menghujat sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, maka
keterangan ini tidak dinukil, karena akan mengubah pandangan pembaca
dari tujuan utama Prof Dr Kang Jalal.
sumber : hakekat.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar