lanjutan :
25. Fatimah adalah Tuhan yang berwujud seorang wanita
Amiril Mu’minin berkata : “Fatimah bukan wanita biasa melainkan seorang
wanita titisan Tuhan. Tapi dia memiliki sifat manusia seutuhnya. Ia
adalah Wanita dari kerajaan besar yang menampakkan diri dengan wujud
manusia bahkan dia adalah eksistensi tuhan yang berwujud seorang
perempuan. (Al Wasilah ilallah karangan Ibrahim Al Ansari hal-7)
26. Rukun Iman Agama Syi’ah
Rukun iman Agama Syiah berbeda dengan rukum iman Ahli Sunnah wal-Jamaah, karena rukun iman Syiah hanya lima perkara, yaitu:
- Beriman kepada keEsaan Allah – (التوحيد)
- Beriman kepada Keadilan – (العدل)
- Beriman kepada Kenabian – (النبوة)
- Beriman kepada Imam – (الامانة)
- Beriman kepada Hari Kiamat – (المعاه)
27. Para Nabi dan Rasul belum menyempurnakan agama ini.
Khumaini mengatakan bahwa para nabi dan rasul belum sempat
menyempurnakan syari’at dari langit (syari’at Allah). Menurut Khumaini,
para nabi dan rasul juga belum berhasil menancapkan tonggak-tonggak
keadilan di dunia ini. Adapun tokoh yang nantinya berhasil membumikan
keadilan secara sempurna, menurut Khumaini adalah Imam Mahdi (versi
Syi’ah) yang akan datang.
Klaim ini dilontarkan Khumaini saat merayakan hari kelahiran Al-Mahdi menurut versi Syi’ah pada 15 Sya’ban 1400H.
28. Nabi wafat akibat diracun oleh istrinya.
Didalam Tafsirul Iyasy 1/200, karya Muhammad bin Mahmud bin Iyasy
mengatakan -dengan dusta- bahwa Abu Abdillah Ja’far Ash Shidiq
rahimahullah pernah berkata: “Tahukah kalian apakah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam meninggal dunia atau dibunuh?” Sesungguhnya Allah
telah berfirman yang artinya: “Apakah jika dia (Muhammad) mati atau
dibunuh, kalian akan murtad?” (Ali Imran: 144). Beliau sebenarnya telah
diberi racun sebelum meninggalnya. Sesungguhnya dua wanita itu (Aisyah
dan Hafshah) telah meminumkan racun kepada beliau sebelum meninggalnya.
Maka kami menyatakan: “Sesungguhnya dua wanita dan kedua bapaknya (Abu
Bakar dan Umar) adalah sejelek-jelek makhluk Allah.”
29. Istri-istri Rasulullah adalah wanita keji.
- Dinukilkan secara dusta di dalam kitab Ikhtiyar Ma’rifatur Rijal karya
At Thusi hal. 57-60 bahwa Abdullah bin Abbas pernah berkata kepada
Aisyah: “Kamu tidak lain hanyalah seorang pelacur dari sembilan pelacur
yang ditinggalkan oleh Rasulullah…”
- Dalam kitab Haqqul Yaqin, Muhammad Baqir al-Majlisy hal. 519,
disebutkan dalam bahasa Perancis yang terjemahannya adalah: “Dan aqidah
kita (Syi’ah) adalah bebas dari empat berhala: Abu Bakar, Umar, Utsman
dan Mu’awiyah. Dan bebas dari empat berhala wanita: Aisyah, Hafsah,
Hindun dan Ummul Hakam. Serta bebas pula dari pengikut dan pendukung
mereka. Sesungguhnya mereka adalah sejelek-jelek makhluk ciptaan ALLAH
dimuka bumi.”
- Aisyah telah keluar dari iman dan menjadi penghuni jahannam. (Tafsirul Iyasi 2/243 dan 269)
- Aisyah digelari Ummusy Syurur (ibunya kejelekan) dan Ummusy Syaithan
(ibunya syaithan), hal ini dikatakan oleh Al Bayadhi di dalam kitabnya
Ash Shirathal Mustaqim 3/135 dan 161.
- Aisyah telah menggerakkan kaum muslimin untuk memerangi Utsman bin
Affan radhiyallahu ‘anhu (Minhajul Karamah hal. 112, karya Ibnu
Muthahhar Al Hilali).
- Aisyah sangat memusuhi dan membenci Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
‘anhu sampai meletuslah perang Jamal (An Nushrah hal. 229 karya Al
Mufid).
- Aisyah tidak mau bertaubat dan terus menerus memerangi Ali sampai meninggal. (At Talkhishusy Syafi hal. 465-468).
30. Ziarah ke kuburan al Husein lebih utama dari haji mabrur dan lainnya.
- Di dalam kitab Al-Irsyad hal.252 karya Al-Mufid bin Muhammad
An-Nu’man: “Ziarah kepada Al-Husain -yaitu kuburnya- radhiyallahu ‘anhu
kedudukannya seperti 100 kali haji mabrur dan 100 kali umrah.”
- Semakin parah lagi ketika mereka -dengan dusta- berkata bahwa Baqir
bin Zainal Abidin rahimahullah berkata: “Dan tidaklah keluar setetes air
mata pun untuk meratapi kematian Al-Husain, melainkan Allah akan
mengampuni dosa dia walaupun sebanyak buih di lautan.” Dalam riwayat
lain ada tambahan lafazh: “Dan baginya Al-Jannah.” (Jala`ul ‘Uyun 2
hal.464 dan 468 karya Al-Majlisi Al-Farisi)
- Dalam kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid V, hal
372) disebutkan, ((Dari Zaid asy-Syahham, dari Abu Abdillah ‘alaihi
salam berkata, “Barang siapa yang ziarah makam Abu Abdillah (Husain)
‘alaihi salam pada hari ‘Asyura sedang dia mengetahui hak-haknya,
seakan-akan dia telah menziarahi Allah di ‘Arsy-Nya”)).
31. Karbala lebih afdhol (utama) dari Ka`bah.
Hal ini tercantum dalam kitab Al Bihaar dari Abi Abdillah bahwasanya ia
berkata : Sesungguhnya Allah telah mewahyukan ke Ka`bah; kalaulah tidak
karena tanah Karbala, maka Aku tidak akan mengutamakanmu, dan kalaulah
tidak karena orang yang dipeluk oleh bumi Karbala (Husain), maka Aku
tidak akan menciptakanmu, dan tidaklah Aku meciptakan rumah yang mana
engkau berbangga dengannya, maka tetap dan berdiamlah kamu, dan jadilah
kamu sebagai dosa yang rendah, hina, dina, dan tidak congkak dan sombong
terhadap bumi Karbala, kalau tidak, pasti Aku telah buang dan lemparkan
kamu ke dalam Jahanam. [Kitab Al Bihaar : (10/107)]
32. Meriwayatkan hadits dari keledai.
Kebodohan terbesar dalam sejarah Ilmu Hadits didunia ini adalah
mengambil riwayat hadits dari binatang, terlebih lagi binatang itu
adalah KELEDAI!
Mengambil riwayat dari manusia yang tidak memenuhi syarat sebagai perawi
yang tsiqah saja bisa menjatuhkan derajat hadits menjadi dha’if (lemah)
atau Maudhu (palsu), apalagi jika perawi tersebut binatang? Belum lagi
syarat2 lainnya yang sangat ketat dan teliti.
Siapakah yang mengambil riwayat dari keledai?
Siapa lagi kalau bukan dari golongan pendusta dan orang2 bodoh, yaitu Syi’ah.
Ajibnya lagi riwayat tersebut terdapat dalam kitab shahih mereka yang
berjudul Al Kaafi, yaitu kitab paling shahih menurut agama Syi’ah
(seperti kitab Shahih Bukhari miliknya Ahlus Sunnah).
Bacalah riwayat dari mereka ini:
وَ رُوِيَ أَنَّ أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ ( عليه السلام ) قَالَ إِنَّ
ذَلِكَ الْحِمَارَ كَلَّمَ رَسُولَ اللَّهِ ( صلى الله عليه وآله ) فَقَالَ
بِأَبِي أَنْتَ وَ أُمِّي إِنَّ أَبِي حَدَّثَنِي عَنْ أَبِيهِ عَنْ
جَدِّهِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ مَعَ نُوحٍ فِي السَّفِينَةِ فَقَامَ
إِلَيْهِ نُوحٌ فَمَسَحَ عَلَى كَفَلِهِ ثُمَّ قَالَ يَخْرُجُ مِنْ صُلْبِ
هَذَا الْحِمَارِ حِمَارٌ يَرْكَبُهُ سَيِّدُ النَّبِيِّينَ وَ خَاتَمُهُمْ
فَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَنِي ذَلِكَ الْحِمَارَ .
Dan diriwayatkan bahwasanya Amiirul Mukminiin (‘alaihis salaam)
berkata : “Sesungguhnya keledai itu (yaitu keledai tunggangan beliau
shallallaahu ‘alaihi wa sallam) berkata kepada Rasulullah (shallallaahu
‘alaihi wa aalihi) : “Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya ayahku telah
menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari ayahnya :
Bahwasannya ia pernah bersama Nuh di dalam perahu. Maka Nuh bangkit
berdiri dan mengusap pantatnya, kemudian bersabda : ‘Akan muncul dari
tulang sulbi keledai ini seekor keledai yang akan ditunggangi oleh
pemimpin dan penutup para Nabi’. Dan segala puji bagi Allah yang telah
menjadikanku sebagai keledai itu” [kitab Al-Kaafiy, tepatnya pada jilid 1
halaman 237, pada Baab : Maa ‘indal-aimmah min silaahi Rasuulillah
shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wamataa’ihi [بَابُ مَا عِنْدَ
الْأَئِمَّةِ مِنْ سِلَاحِ رَسُولِ اللَّهِ ( صلى الله عليه وآله ) وَ
مَتَاعِهِ], hadits ke-9.].
Lihatlah, seekor keledai telah memerankan diri layaknya seorang perawi hadits dengan menggunakan lafadh : haddatsanii abiy…dst.
Inilah kejahilan kaum Syiah dalam beragama dan ilmu hadits. Siapa lagi
yang sampai detik ini belum mengetahui kesesatan agama Syi’ah?
33. Boleh melihat wanita-wanita yang sedang telanjang.
Fadhlullah berkata pada kitab Anikah juz 1 hal 66
“Seandainya wanita-wanita itu telah terbiasa keluar dengan berpakaian
renang maka diperbolehkan melihatnya. Sama juga halnya melihat aurat
yang dibuka sendiri oleh si perempuan, seperti di nude club atau kolam
renang, pantai dan sebagainya.”
34. Boleh menyetubuhi pelacur.
Jika anda bertanya : Apakah boleh seorang laki-laki menyetubuhi
seorang perempuan, lalu membiarkan perempuan itu pergi ke pelukan
laki-laki lain hanya dengan sekedar mengucapkan beberapa kata tentang
harga dan waktu atau tentang berapa kali, atau kalimat “ aku mut’ahkan
diriku kepadamu” (matta’tuka nafsi) tanpa saksi atau wali? Tanpa perlu
mempersoalkan apakah perempuan itu memiliki suami ataukah dia itu
pelacur? pasti akan dijawab berdasar pada sumber yang terkuat dan
terpercaya : boleh, silahkan lihat kitab Al Kafi jilid 5/540.
35. Boleh bermain sex dengan anak kecil.
Diperbolehkan mut’ah dan bercumbu dengan anak gadis bila sudah
berumur 9 tahun –dalam riwayat lain 7 tahun- dengan syarat tidak
memasukkan kemaluannya ke kemaluan anak perempuan itu karena ditakutkan
menjadi aib bagi keluarganya (karena sudah tidak perawan lagi). (Al Kafi
jilid 5 hal 462)
Komentar: bukan karena haram dan bukan karena tidak sesuai dengan
akhlak. Setelah membaca ini silahkan anda membayangkan masa depan akhlak
dan perilaku anak perempuan yang dalam umur sekecil ini telah mendapat
‘pengalaman sex” dengan melihat alat kelamin laki-laki dan melihat
gerakan-gerakan sex laki-laki, sedang laki-laki itu telah melakukan
segalanya kecuali jima’ (coitus), jima’ dimakruhkan dari depan saja,
berarti diperbolehkan lewat belakang (anal sex).
Apakah ada orang normal yang memperbolehkan seseorang berbuat
demikian pada anak perempuannya, atau saudaranya, bahkan pada seluruh
anak perempuan? Coba bayangkan perasaan anda jika sekiranya hal itu
terjadi pada anak perempuan anda! Anda hanya perlu membayangkan, tidak
lebih dari itu. Hal ini tidak dapat diterima oleh setan sekalipun,
bagaimana dikatakan bahwa yang demikian itu adalah perkataan para Imam
Ahlul Bait?
36. Diperbolehkan melihat kelamin seseorang dari kaca.
Mereka memperbolehkan melihat kelamin banci mana yang lebih menonjol
untuk kepentingan warisan, mereka berkata ia boleh melihat dengan kaca ,
yang dilihat adalah bayangan , bukan kemaluannya. (Al Kaafi 7-158).
37. Barang siapa haji maka akan dikunjungi Allah.
Barang siapa telah haji lebih 50 kali maka setiap hari Jum’at
dikunjungi oleh Allah. (Faqih man la Yahdhuruhul Faqih 2/217
Wasa’ilusyi’ah 11/127 ).
38. Meminta pertolongan kepada para Nabi dan Malaikat dalam sholat.
Ucapkan pada akhir sujudmu, “Ya Jibril, Ya Muhammad (diulang-ulang)!!
berikan saya kecukupan, sesungguhnya kalian berdua yang memberikan
kecukupan dan jagalah saya dengan izin Allah karena kalian berdua
menjaga saya” (Al kafi 2/406).
39. Meminta perlindungan kepada makhluk dan berbuat dengan nama makhluk.
Riwayat Al Kulaini. Dari Abi Abdillah ia berkata, Aku berlindung pada
Rasulullah dari kejelekan dan kebaikan yang kamu ciptakan. (Al Kafi
2/391).
Dari Ali Jafar ia berkata : Bila seseorang sedang sakit maka
ucapkanlah (dengan nama Allah, dengan Allah, dengan utusan Allah). (Al
Kafi 2/412).
40. Imamah menurut Syiah Rafidhoh.
Imamah adalah sebuah jabatan yang ditentukan dari Allah. Allah telah
memilih seorang Nabi dan menentukannya, begitu juga Allah memilih
seorang Imam dan mengangkatnya. (Ashlus Syiah wa ushuluha hal. 58).
Allah memilih Ali akan tetapi Ali berkata : “Tinggalkan saya dan cari
selain saya, cukup aku menjadi wakil/pembantumu itu lebih baik daripada
menjadi Imam/Khalifah.” Allah memilih Hasan tapi Hasan menyerahkan
kepemimpinan/imamah pada musuh bebuyutan syiah, yaitu Muawiyah. Dengan
itu maka Ali dan Hasan telah merontokkan prinsip Imamah dari pondasinya.
41. Anaknya Ali bin Abi Thalib adalah pezina.
Suatu ketika istri Amiril Mukminin datang dan berkata sambil menangis
: “Wahai Amiril mukminin sesungguhnya saya telah berzina, maka
bersihkanlah saya”. Ali pun berkata dengan suara keras, wahai para
manusia sesungguhnya Allah telah menjanjikan para Nabi dan Nabi
menjanjikanku untuk melarang orang yang terkena hukuman untuk melakukan
hukum cambuk, dan barang siapa punya kesalahan seperti perempuan ini
maka jangan ikut mencambuk. Maka seluruh manusia yang berkumpul di situ
pergi meninggalkan tempat selain Ali, Hasan dan Husein, lalu mereka
bertiga menghukum cambuk perempuan itu. Kulaini berkata : Termasuk yang
ikut pergi adalah Muhammad bin Ali bin Abi Tolib. (Al Kafi jilid 7 hal
178)
Hal ini sama seperti yang tercantum dalam Perjanjian Baru: Yohanes:
88:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit
berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak
berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan
itu.”
42. Para Imam Syi’ah dilahirkan melalui paha.
Imam Hasan Askari berkata : “Sesungguhnya kami para penerima wasiat
Imamah tidaklah dikandung di dalam perut melainkan di pinggang dan tidak
dilahirkan lewat rahim melainkan lewat paha sebelah kanan karena kami
titisan cahaya Allah yang bersih dan tidak terkena kotoran sama sekali”.
(Kamaluddin 390, 393 Biharul Anwar jilid 51 hal 2, 13,17, 26 , Itsbatul
Hudat jilid 3 hal 409,414 I’lamul Wara hal 394 Dala’ilul Imamah 264).
43. Penebusan dosa seperti kaum Nasrani.
Umar bin Yazid berkata : “Saya berkata pada Ali Abdillah As. Tentang
firman Allah Saw (Allah hendak mengampuni dosa-dosamu baik yang telah
lalu maupun yang akan datang)” Surat Al Fath ayat 2.
Ia berkata : “Dia tidak berdosa dan tidak pernah berniat untuk
berbuat dosa, tapi Allah membebankan dosa-dosa mereka pada Nabi,
kemudian Allah mengampuninya” (Biharul Anwar 17/76).
44. Imam Syi’ah lebih hebat dari Nabi.
Musa Al Kazim berkata : “ Sesungguhnya Allah murka pada kaum Syiah.
Kemudian Allah menyuruh saya memilih diri saya ataukah mereka, Maka demi
Allah, aku selamatkan mereka dari kemurkaan Allah” (Al Kafi 1/260).
45. Para imam adalah Allah.
Para imam adalah Asma’ul Husna (Nama Allah yang Mulia) mereka adalah
lidah Allah, Wajah Allah, Mata Allah, Pinggang Allah, merekalah tangan
Allah yang serba bisa. (Al Kafi jilid 1 hal 113).
46. Ali mengelola langit dan bumi.
Langit dan bumi diciptakan untuk Ali begitu juga Shiratal Mustaqim,
pintunya dan tali penghubung antara Allah dan hamba-hambanya seperti
para Rasul Nabi , para Haji dan para wali, (Al Wafi 8/224).
Allah telah menciptakan segala sesuatu di bumi ini dan menyerahkan
pengelolaannya kepada Ali dan keluarganya. Mereka dapat menghalalkan dan
mengharamkan apa saja yang mereka kehendaki, karena kehendak mereka
adalah kehendak Allah (Al Kaafi /365).
47. Al Qur’an yang sebenarnya lebih tebal.
Al-Quran diturunkan terdiri dari 17 ribu ayat (Al Kafi 2/463). Al
Majlisi dalam Mir’atul Uqul mengatakan bahwa riwayat ini terpercaya.
48. Para imam itu lebih utama dari para Nabi Allah dan malaikat.
Para Imam memiliki kedudukan mulia dan kekuasaan atas makhluk,
seluruh atom di alam ini tunduk pada mereka. Posisi ini tidak dicapai
oleh malaikat maupun para Nabi. (Kitab Al Hukumah Al Islamiyah karangan
Khomeini halaman 52)
49. Menyuruh tawassul kepada keluarga Ali.
Tak ada keselamatan kecuali kalian wahai keluarga Ali, tidak ada
tempat selain dari kalian wahai mata Allah yang melihat (Biharul Anwar :
94/37).
Kalian adalah kesembuhan utama dan obat yang menyembuhkan bagi yang
meminta kesembuhan pada kalian. Biharul Anwar jilid 94 hal 33.
Para Nabi bertawasul pada para imam dalam berbagai doa dan permintaan
mereka. Ketika Nabi Nuh hendak tenggelam, ketika Nabi Ibrahim dilempar
ke api, Nabi Musa hendak menyeberangi laut, Nabi Isa akan dibunuh oleh
orang Yahudi semuanya bertawasul dengan para Ahlul Bait untuk
keselamatan mereka (Biharal Anwar 26/325 Wasa’ilusyi’ah jilid 4 hal
1134).
Majlisi berkata : Allah hanya disembah, dikenal dan diesakan dengan perantaraan para Imam. Biharul Anwar jilid 23 hal 103.
Para imam berkata apabila kalian punya keinginan kepada Allah
tulislah sebuah tulisan pada sesobek kertas dan letakkan pada salah satu
kuburan keluarga Ali atau bungkus dan masukkan sedikit tanah yang
bersih dan letakkan di sebuah sungai, sumur yang dalam atau oase padang
pasir, pasti akan sampai pada Mahdi kemudian akan dia sendiri yang
mengkabulkan apa yang akan menjadi kehendakmu (Biharal Anwar 94/29).
Barang siapa berdoa kepada Allah dengan perantara Ahlul Bait maka
akan mendapatkan keuntungan dan sebaliknya sampai para Nabi pun
terkabulkan karenanya apabila bertawasul dengan Imam Ahlul Bait (Biharul
Anwar : 23/103).
50. Semua akibat dari perantara Imam.
Nabi Yunus dimakan ikan paus hanya karena dia mengingkari Imamah Ali
bin Abi Tolib, setelah dia percaya maka dikeluarkan oleh Allah. (Biharul
Anwar jilid 26 hal 333.)
Karena perantaraan Imam pohon bisa berbuah dan buah masak di pohon.
Karena perantaraan merekalah sungai mengalir, karena mereka pula hujan
turun dari langit dan rumput tumbuh di permukaan bumi. Jika tidak ada
para imam niscaya Allah tidak akan disembah.(Al Kafi jilid 1 hal 112).
Para Imam adalah Sholat yang diperintahkan oleh Allah. Dalam Al Kafi
diterangkan mengenai makna Ayat dalam surat Al Mudatsir ayat 42-43 .
Artinya : “Apa yang membuat kamu masuk dalam neraka saqor? Kita di dunia tidak pernah menunaikan sholat.”
Maknanya adalah : Kita tidak mengakui keimamahan Ali dan para Imam
dari keturunannya. Kita dulu tidak menjadi pengikut para Imam. (Al Kafi
jilid 1 hal 347-360).
Barang siapa mengenal para imam berarti beriman dan barang siapa mengingkari maka kafir (Al Kafi 1/144).
Sesungguhnya sayalah (Ali) yang ditugasi membagi masuknya orang ke surga dan neraka (Al Kafi : 1/ 153).
bersambung ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar