Minggu, 29 Desember 2019

Acara Pelantikan Ormas Syiah Periode 2019-2024


Jakarta, Jumat 27/12/2019 – Dewan Pengurus  Pusat ormas syiah Abi melantik tim formatur periode 2019 – 2024 di gedung Islamic Cultural Center, Jakarta. Kegiatan ini menindaklanjuti dari hasil muktamar 2019 pada akhir November lalu. Gedung ICC merupakan salah satu pusat pengendali kegiatan dakwah syiah di Indonesia. Gedung yang berkamuflase sebagai pusat kebudayaan tersebut sejatinya adalah pusat dakwah syiah. Hampir semua ritual syiah diadakan di situ. Intesitasnya bisa per pekan atau bulanan.

Zahir Yahya selaku Ketua Umum DPP ABI melantik langsung jajaran pengurus mulai dari Wakil Ketua Umum yang diamanatkan kepada Ahmad Hidayat,  Sekretaris Jenderal oleh Sayyid Ali Ridho, Wakil Sekretaris Jenderal Arif Ambari dan segenap jajaran pengurus lainnya. Hampie semua pengurus tersebut adalah tokoh-tokoh syiah yang sudah tidak diragukan kapasitasnya dalam dakwah syiah. 





Acara dihadiri oleh lebih dari 50 orang pengikut syiah dari berbagai unsur pengurus dan majelis taklim. Umar Shahab selaku Ketua Dewan Syura ormas memberikan sambutannya, juga Hassan Alaydrus selaku Ketua Umum DPP ABI sebelumnya yang menjabat dua periode. Acara diakhiri dengan potong tumpeng sebagai simbol dimulainya kepengurusan baru dan sesi foto bersama. Ini menjadi PR bagi pengurus baru dalam menjalankan program dakwah syiah di Nusantara. 

Senin, 09 Desember 2019

Maulid Syiah Di Pusat Syiah Jakarta


Jakarta, Peringatan Maulid Nabi biasa dirayakan oleh sebagian besar kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Secara umum peringatan ini dilaksanakan sepanjang bulan Rabiul Awal, namun di Indonesia peringatan Maulid terkadang juga bukan hanya di bulan Rabiul Awal. Menurut Ahlusunah, kelahiran Nabi Muhammad jatuh pada 12 Rabiul Awal, sedang Syiah mempercayai jatuh pada 17 Rabiul Awal, kesemuanya merunut pada sejarah. Maka, karena perbedaan ini, di Iran yang mayoritasnya adalah Syiah menjadi momen perbedaan ini sebagai pekan persatuan antara Sunni dan Syiah.







Maulid Nabi adalah bentuk kecintaan umat Muslim kepada Nabinya, tradisi memperingati hari lahir  manusia agung ini sudah begitu mengakar di masyarakat Indonesia, bahkan sudah ada bertahan selama ratusan tahun. Islamic Culutal Center yang ada di Jakarta setiap tahunnya selalu mengadakan peringatan Maulid ini dengan semarak.



Acara dihadiri oleh lebih dari seribu kaum muslimin muslimat, Sunni dan Syiah. Menjadi pembicara dalam acara ini adalah Dr. Andy Hadiyanto, ketua Asosiasi Dosen Agama Islam Universitas seluruh Indonesia dan Dr. Muhsin Labib Assegaf (Ketua Komisi Bimbingan dan Dakwah Dewan Syura Ahlulbait Indonesia), salah satu tokoh syiah.



Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam acara ini meliputi pembacaan Alquran, ceramah keagamaan, bazar, simtu dhurar, pembacaan al-Barjanzi, pemotongan kue, kembang api dan lain-lain. Ini menjadi dilematis bagi syiah, sama ingin merayakan mauled tapi hari yang diyakininya beda. Sementara yang merayakan mauled adalah muslim yang lebih ramah terhadap syiah. Sumber persoalan itu adalah bahwa mauled yang diyakini sunni, tidak dipercayai oleh sumber syiah. Bagi syiah, dalam soal sejarah pun mereka punya jalur sendiri yang sangat beda dengan syiah.
Hasil dakwah syiah: Pesantren Sunni dan Syiah mengelar acara bersama di Jepara

3 November 2019, Jalin Damai dan Gusdurian Jepara kembali mempertemukan dua pesantren beda mazhab. Yaitu memperjumpakan pesantren Sunni (Ahlussunnah wal jamaah) yang diwakili Pondok Pesantren Hasyim Asyari Bangsri dan pesantren Syiah Ahlulbait Darut Taqrib Jepara, Kamis (31/10/2019).






Ikfina Maufuriyah selaku ketua panitia memberikan sambutan di Pesantren Darut Taqrib Krapyak Jepara. Ini merupakan salah satu pesantren syiah di Jepara.
Sementara itu wakil dari Pesantren Hasyim Asyari KH. Nuruddin Amin ‘Gus Nung’ dalam sambutannya menyatakan rasa gembira karena menurutnya Jika kita ingin toletansi secara hakiki kita harus bergaul dalam kehidupan sehari-hari secara langsung.
“Saya sangat mendukung dan memberikan apresiasi terkait kegiatan ini, semoga hubungan yang terjalin adalah hubungan yang lebih substansif bukan sekedar basa basi,” katanya.


Gus Nung yang juga wakil pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Jepara itu mengatakan bahwa pesan damai lintas iman itu sudah biasa disampaikan dalam banyak kesempatan kepada para santri baik dalam pengajian maupun praktek pergaulan di dalam pesantren.


“Bahkan pesantren kami pernah dijadikan tempat life in untuk menginap lintas iman. Seperti remaja dari gereja Katolik Kudus, gereja Mortoyudan Magelang. Dengan tahu kehidupan santri di pondok pesantren akan terjadi interaksi kehidupan bersmaa meski hanya satu atau dua malam,” pungkasnya.
Wakil Pesantren Darut Taqrib, Alam Firdaus mengatakan bahwa melukis Indonesia yang cantik ini tidak bisa mengabaikan warna-warna yang ada karena pasti akan monoton dan tidak indah lagi.


“Tapi kita harus menggabungkan warna- warna yangg ada, baik ras, suku, budaya, keagaman, pemikirna dan lain sebagainya,” katanya.
Menurut pengajar alumni Qum Iran ini, “Karena para santri akan menjadi agen-agen toleransi yang menciptakan Indonesia yang indah ini” pungkasnya.
Acara sore itu agendanya adalah bedah buku karya dosen UNISNU Fathur Rohman yang berjudul Syiah dan Nasionalisme Indonesia. Sebuah buku hasil penelitian di pesantren Darut Taqrib, upaya menolak kalangan tertentu yang menuduh Syiah tidak nasionalis.


Acara yang dihadiri tak kurang dari seratus orang itu, dilanjutkan dengan salat berjamaah yang diimami ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jepara KH. Mashudi. Makmumnya ada yang bersedekap (Sunni) ada juga yang lurus tangannya dan memakai turbah (Syiah). Dilanjutkan dengan maulid bersama gabungan santri Hasyim Asyari dan santri Darut Taqrib
Sebagai wujud persatuan dan kebersamaan, diakhiri dengan makan kepungan ala santri dan ditutup dengan futsal antara para santri dan para guru dari kedua pesantren
Pesantren bermazhab Syiah yang berdiri sejak tahun 1999 itu menjadi objek penelitian dosen kelahiran Kudus beberapa tahun lalu.


Bedah buku dengan tema besar ‘Pesan Damai dari Pesantren’ itu terselenggara atas kerja sama Jalin Damai Jepara, Gusdurian Jepara dan pesantren Sunni (Ahlussunnah wal jamaah) yakni Pondok Pesantren Hasyim Asyari Bangsri dan pesantren Syiah Ahlulbait Darut Taqrib Jepara.


Dalam pemaparannya, Fathur Rohman mengatakan bahwa setelah bertemu langsung dengan pengurus pesantren dan pengikut mazhab Ahlulbait, dirinya menemukan kontradiksi antara kenyataan di lapangan dengan apa yang dibicarakan di media sosial.


“Saya sering menemukan tuduhan miring terkait Syiah di media sosial namun setelah mengecek di lapangan justru saya temukan sebaliknya. Tuduhan mereka yang tidak benar,” katanya.


Kedua, lanjutnya, jika kita hadap-hadapkan antara Syiah dan HTI yang sama-sama punya rujukan di luar Indonesia, keberagaman mereka sehari-hari justru berbeda. Budaya dan tampilan mereka juga berbeda.
“Semakin ke dalam menelusuri Syiah saya temukan justru kesamaan dengan umumnya Muslimin di nusantara. Orang Syiah juga tahlilan, yasinan, maulidan dan lain sebagainya. Mereka seperti masyarakat Jepara khususnya dan Muslimin Indonesia umumnya,” lanjutnya.


Semakin sering bertemu, lanjutnya, mereka tidak pernah mengajak kami menjadi Syiah, kami tetap sebagai NU.


Pembicara lain, Ning Kamilia Hamidah, dari Pati mengatakan bahwa buku yang ditulis merupakan buku yang mendialogkan dan bukan jenis buku yang biasanya menjustifikasi mazhab Syiah.


“Banyak buku yang lebih membandingkan satu mazhab dengan yang lain dan akhirnya menggiring ke arah penyesatan, justifikasi. Namun buku ini berbeda, inilah kelebihannya” kata duta perdamaian itu.


 “Mungkin amaliahnya berbeda jika diamati secara lebih dekat, namun dalam pergaulan tidak menimbulkan perbedaan yang mencolok. Justru tercipta keserasian,” katanya.


Pengajar di Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Kajen Pati itu menegaskan bahwa perbedaan jika dipahami dengan baik akan bisa didialogkan tapi berbahaya jika salah memahami arti perbedaan.


Pembicara yang lain, Pendeta Danang Kristiawan dari GITJ Jepara, bahwa dirinya sebagai orang Kristen memandang kawan-kawan Muslim itu hanya dua, yaitu yang mau bergaul dengan Kristen dan yang tidak mau. Dan setelah ia telusuri, bahwa Kristen Menonit yang dia yakini, memiliki kedekatan dengan Syiah terutama yang di Iran.


“Sering terjadi pertukaran pelajar antara pelajar Qum dan Kristen Toronto di kanada. Syiah dan Kristen menonit memiliki kedekatan sejarah,” katanya.
Pendeta asli Jepara itu pernah menitipkan mahasiswanya di pesantren Darut Taqrib intuk live In, agar tahu kehidupan pesantren.


“Saya masih ingat pesan ustaz Miqdad ke mahasiswa yang saya titipkan, bahwa beliau berharap setelah pulang dari pesantren agar menjadi orang Kristen yang baik karena sudah diperkaya dengan ilmu, kawan dan pengalaman baru,” lanjutnya.


Menurutnya, perjumpaan yang baik bukan sekedar saya dan engkau tapi menjadi kita yaitu menjalin persahabatan.
Sedangkan pembicara terakhir, Miqdad Turkan, yang juga pengasuh pesantren mengatakan bahwa penulis buku yang sore itu dibedah adalah orang yang berani.


“Karena berani mengungkap suatu hal penting yang dituduhkan miring banyak kalangan kepada Syiah. Dan memang yang kami tampilan dan sampaikan seperti itu apa adanya. Jangan-jangan penulisnya syiah?” disambut tawa hadirin.


Ulama asal Krasak Bangsri itu menandaskan bahwa dirinya sangat terkesan, ketika acara sore itu diberi judul Pesan Damai dari Pesantren, membedah buku yang berjudul Syiah dan Nasionalisme Indoneisa dan bertempat pula di pesantren Syiah Darut Taqrib. Ini momen yang sangat langka dan jarang, katanya, bahkan tidak terjadi di tempat lain selain di kota ukir Jepara.
“Kami tidak punya keinginan menjadikan orang lain sebagai Syiah, tapi kami ingin agar orang memahamai syiah dengan benar, dari sumber aslinya,” harapnya.


Lulusan Qum Iran itu merasa heran, karena orang-orang pintar yang dekat dengan Syiah dituduh sebagai Syiah, tapi tidak dengan orang Syiah yang dekat dengan NU kemudian dituduh sebagai Nahdiyin.


“Saya ambil kesimpulan jika ingin pintar belalah Syiah karena banyak tokoh-tokoh nasional dan pintar-pintar juga dituduh Syiah meski pun mereka bukan seorang Syiah. Seperti Nazaruddin Umar, Said Aqil, Buya Syafii, Lukman Hakim Saifuddin, Quraish Shihab dan lainnya,” pungkasnya disambut tawa hadirin.


Keakraban antara Sunni dan Syiah sore itu semakin terasa kala salat berjamaah Maghrib yang diikuti baik Sunni dan Syiah sedangkan yang memgimami Kiai Mashudi, ketua MUI Jepara.
Selepas salat diadakan majlis maulidurasul kolaborasi santri Sunni dan Syiah dilanjut makan kepungan bersama satu nampan ala pesantren. diolah dari beberapa sumber 


sumber :
https://5news.co.id/…/membuka-sekat-curiga-dua-pesantren-d…/
http://www.darut-taqrib.org/…/pesan-damai-dari-pesantren-d…/

Ormas Syiah mengadakan Muktamar Ke-3 Pada November 2019



Jakarta – Ahlulbait Indonesia (ABI) adalah sebuah organisasi masyarakat (ormas) syiah yang menjadi wadah bagi masyarakat Syiah di Indonesia. Pada Jumat, 29 November sampai dengan 1 Desember 2019 ABI telah melaksanakan muktamarnya yang ke-3.

Sebelum dimulainya muktamar nasional, acara diawali dengan seminar yang diisi oleh narasumber tokoh besar nasional, yaitu Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Yudilatif, PhD dan Dr. Muhsin Labib, MA dengan membahas tema “Peran Ormas Islam dalam Membangun Strategi Kebudayaan Nasional”. Kegiatan dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an, Indonesia raya, dan dibuka  langsung oleh perwakilan Kementrian Agama Republik Indonesia, Dr. Juraidi, MA sebagai Direktur Penerangan Agama Islam Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Sejatinya syiah mengundang menteri Agama, dan bahkan broadcast yang disebarkan sudah dimuat. Tapi menteri agama tidak hadir. Entah disengaja atau tidak. Jika menteri agama hadir, ini tentu menjadi senjata syiah dakwah ke umat Islam. Ini loh, menteri agama saja hadir dalam acara syiah, masak kami dianggap sesat.

Perwakilan dari kemenag,  Dr. Juraidi setelah memberikan sambutan beliau kemudian memukul gong sebagai tanda dimulainya acara yang berskala Nasional ini.

Muktamar ke-3 ini dihadiri kurang lebih 134 orang dari berbagai perwakilan, baik DPW, DPD seluruh Indonesia dan Badan Otonom ABI seperti MAI dan Pandu ABI. Ini menjadi tanda bahwa syiah dengan agenda dakwahnya relative berhasil. Meski dalam prakteknya mereka masih minoritas, tapi ini bias menjadi alat dakwah bahwa mereka ada dan eksis loh. Buktinya ada ormas syiah di kota tersebut. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari di Hotel Horison Arcadia bilangan Jakarta Pusat ini menghasilkan pimpinan baru yang dipilih secara langsung oleh para muktamirin. Ustaz Dr. Zahir Yahya terpilih sebagai Ketua Umum DPP ABI periode 2019-2024, sebelumnya jabatan ketua umum oleh Ustaz Hassan Alaydrus yang menjabat selama 2 periode.






Abdullah Beik sebagai ketua panitia acara mengatakan, “dengan adanya kegiatan ini kami berharap semakin mempererat tali silaturahmi antar sesama anggota ABI serta bisa menambah wawasan dalam mencermati perbedaan sehingga menimbulkan kehidupan yang dinamis”. Seperti kita ketahui bahwa ormas syiah ini menjadi ormas kedua terbesar setelah sebelumnya IJABI yang juga menjadi ormas syiah nasional. Ijabi dan abi adalah dua sayap syiah dalam menjalankan misi dakwahnya, menyebarkan ajaran syiah di muslim Indonesia meski belakangan ini dakwah syiah mulai redup karena adanya penolakan dari tokoh masyarakat terhadap ajaran syiah yang penuh dengan caci maki, laknat dan kesesatan2 aqidah lainnya.

Minggu, 20 Oktober 2019

Syiah Pringsewu dan Relawan Gandum Sahabat Mengadakan Baksos Bersama


Syiah Pringsewu, Lampung bersama Gandum Sahabat mengadakan kegiatan berbagi sembako di Lampung, 25 Agustus 2019.

Sekretaris DPD ABI, ormas syiah cabang Pringsewu dan Team Relawan Gandum Sahabat akan bersama-sama membagikan beras kepada fakir miskin dan janda tua dalam rangka silaturrahmi sekaligus berkhidmat kepada masyarakat.
Andi Aprinaldi mengatakan, kali ini ada beberapa daerah yang dalam list menerima beras yaitu: Pajaresuk, Padang bulan, Padang Suryo, Gumukrajin, Tambahsari, Wonosiri.

“Untuk bulan ini tercatat 20 warga dari 6 desa yang masing-masing telah menerima bantuan 10 Kg beras dari kita”. Papar Andi selaku ketua syiah Pringsewu.




Andi kembali menuturkan bahwa kegiatan ini dilakukan setiap Minggu terakhir pada tiap bulan nya. “InsyaAllah kegiatan ini akan dilakukan kembali tepatnya diakhir bulan September.” Tambahnya.

“Semoga apa yang kami lakukan ini dalam rangka mengikuti Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya serta mendapatkan ridha Allah swt.” Pungkasnya.
Sumber : media syiah

Syiah Jateng adakan PTM Angkatan Pertama


Syiah Jawa Tengah mengadakan Pendidikan Tingkat Menengah (PTM) angkatan ke-1 tahun 2019, bertempat di Husainiyyah Almahdi Semarang, Jumat (23/08/2019). Husainiyyah ini adalah satu pusat kegiatan syiah di Jawa Tengah. Untuk kegiatan ritual dalam sekala kecil akan dilakukan di sini. Jika acara bersifat besar dan mendatangkan banyak massa, maka syiah akan menyewa gedung pertemuan atau hotel. 



Nur Kholis selaku ketua syiah Jateng dalam sambutannya mengatakan bahwa hal yang paling mendasar untuk seorang kader (syiah) adalah menjadi kader (syiah) yang baik sehingga bisa melanjutkan ke tingkat selanjutnya.
“Karena PTM adalah kelanjutan dari PTD, agar terus meniti jenjang pengkaderan dan menjadi kader handal di tengah masyarakat,” kata Nur Kholis, salah satu tokoh syiah di Semarang.
Menurutnya, para kader syiah yang ikut PTM adalah para pengurus ABI di daerah masing-masing yang kedepannya menjadi harapan untuk perkembangan syiah yang berperan aktif. “Terimakasih atas terlaksananya PTM kali ini, saya hanya berharap para peserta bisa berperan maksimal dan memaanfaatkan sisa waktu yang ada dari para trainer untuk kemajuan ormas ABI kedepan,” pungkasnya.
Sementara itu, Jawad dari Dewan Pimpinan Pusat ormas syiah ABI saat membuka acara siang hari itu, di awal sambutannya menyampaikan ayat; “Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku “jika”sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan (memberimu air yang mengalir?” (QS: Al-Mulk:30)
Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Baitnya adalah sumber air dan air adalah sumber kehidupan, “Air adalah sesuatu yang sangat berharga di bumi. Air adalah harapan bagi insan, air adalah sumber kehidupan maka ketika mata air mengering maka binasalah manusia,” tuturnya.
Menurutnya, air adalah wujud suci imam Mahdi. Dalam doa Ahad disebutkan bahwa nama-nama Allahlah yang menghidupkan itu. Ketika kita memenuhi panggilan Allah dan RasulNya, berarti kita menghidupkan diri kita karena manusia cenderung kepada kesucian.
“Imam mahdi adalah harapan, dengan adanya harapan maka sesunguhnya manusia senantiasa hidup. Maka Mahdawiyah sebagai ideologi kita merupakan kelebihan kita, agar senantiasa hidup dan berbuat amal baik dalam mengisi penantian,” tambahnya.
Maka seharusnya, lanjutnya, semua kegiatan kita adalah upaya menghidupkan, termasuk kegiatan PTM ini. Kita harus selalu mengaitkan semua gerak kita dengan kehidupan yang menghidupkan.”Yaitu kegiatan yang mendekatkan kita kepada harapan,”
Teruslah berharap akan lutf  dan bantuan Allah agar senantiasa dalam harapan di masa penantian yang penuh berkah ini, pungkasnya. Kita mengetahui bahwa syiah saat ini dalam masa penantian imam Mahdi mereka. Karena imam yang ke 12 bagi mereka sedang bersembunyi dan akan muncul di akhir zaman, menjadi pemimpin mereka dalam mengalahkan musuh-musuh syiah. Banyak kegiatan mereka yang dilakukan adalah dalam rangka penantian imam mereka.
PTM angkatan pertama Jateng itu diikuti oleh tiga puluh kader yang telah mengikuti PTD dan lulus monev. Berasal dari beberapa DPD yang bada di Jawa Tengah, dan berlangsung selama tiga hari, 23-25 Agustus. 
Sumber : media syiah

Syiah Ketapang Bakti Sosial


Kaum syiah Ketapang mengadakan bakti sosial (baksos) berbagi air bersih di Jawi Ketapang, Kalimantan Barat. Selasa 20 Agustus 2019.
Mohrizal Khanafi menuturkan, dalam kegiatan Baksos ini syiah Ketapang bergabung bersama komunitas bakti sosial lintas agama Ketapang, dan Greja GPIB Ketapang. Ini termasuk menjadi ciri syiah, mereka biasanya mengadakan acara bersama dengan kelompok lain agama. Jika bekerja sama dengan kaum muslimin pada umumnya mereka akan mendapat penolakan. Karena akan ketahuan belang aqidahnya. Jika bekerja sama dengan lain agama maka agama lain tidak mengerti tentang konsep aqidah islam yang benar menurut Allah dan Rasul NYa. 


“Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyikapi susahnya masyarakat di desa Sungai Jawi untuk mendapatkan air minum di karenakan musim kemarau panjang.” Ujar Mohrizal Khanafi selaku Ketua syiah Ketapang.
“Dan Air yang dibagikan sebanyak 19.000 liter di 4 titik desa sungai Jawi yaitu: RT 9, Penage, Sungai Nipah dan Segak,” tambahnya.
Mohrizal Khanafi berharap, ada donatur yang bisa membantu untuk membeli air bersih lagi, mengingat masih banyak daerah-daerah lain yang belum dapat pembagian air.
“Kami berharap supaya pemerintah Ketapang hadir dalam rangka menyikapi kemarau panjang terkait susahnya mendapatkan air minum di Ketapang.” Pungkasnya.
Ini bagian dari strategi syiah dalam dakwah. Mereka melakukan kegiatan social. Otomatis masyarakat akan simpati atau setidaknya tidak memusuhi. Mengingat, jika mereka hanya mendakwahkan ajaran syiah saja, masyarakat akan pobi terhadap ajaran syiah. Mengingat sekarang masyarakat sudah tahu bahwa ajaran syiah adalah ajaran yang penuh dengan kebencian dan caci maki. Ajaran sesat yang oleh MUI harus diwaspadai dan oleh MUI Jawa Timur sudah difatwakan sesat.  

Senin, 14 Oktober 2019

HARI RAYA SYIAH, IED GHADIR 1440 H DI JAKARTA


Syiah memiliki hari raya khusus. Tidak sebagaimana umat Islam. Rasulullah SAW telah menetapkan bahwa umat islam memiliki dua hari raya, yaitu Hari Raya Idul Fitri Dan Hari Raya Idul Adha. Namun syiah justru punya hari raya lain.
Hari raya tersebut lebih agung dari pada 2 hari raya pada umat Islam. Kapan itu? 18 Zulhijah adalah hari yang bersejarah dalam syiah, hari ini setelah lebih dari 1400 tahun yang lalu perisatiwa monumental bagi syiah. Hari itu terus dikenang dan diperingati oleh Syiah. Selasa, 20 Agustus 2019 adalah jatuhnya 18 Zulhijah dalam penanggalan Hijriyah, kaum Syiah Jakarta memperingati hari besar Idul Ghadir di Husainiyah Al-Huda, Islamic Cultural Center, pusat kegiatan syiah di Indonesia yang disupport oleh Iran. Penceramahnya pada tahun ini adalah Ustaz Miftah Fauzi Rakhmat, seorang tokoh anak dari pendiri IJABI. 





Ini menjadi strategi syiah, agar perpecahan di kalangan syiah yang sudah terbagi menjadi 2, yaitu syiah local yang dimotori oleh Jalaludin rahmat dan berkiblat ke Libanon, dan syiah keturunan Arab yang berkiblat ke Iran. Perbedaan itu sangat terlihat dalam pelaksanaan ritual-ritual khas syiah. Syiah ijabi misalnya tidak melakukan demo jumat terakhir bulan Ramadan. Dan masih banyak perbedaan yang lainnya. Kalian mengira mereka bersatu, padahal hati mereka terpecah, itulah yang terjadi jika persatuan tidak dilandasi dengan kesatuan akidah sebagaimana yang terjadi pada generasi Rasulullah dan para sahabatnya, radliayallahu ajmain.

Syiah melakukan Sosialisasi Buku Manifesto ABI di Jawa Barat


Syiah mengalami tuduhan anti pancasila. Mengapa? Karena dalam ajaran syiah ada konsep wilayah, yang mana pusat kekuasaan syiah ada pada imam mereka. Sementara ini karena imam mereka sedang bersembunyi maka syiah bersepakat bahwa imam mereka sedang digantikan oleh imam sementara mereka. Imam sementara mereka ada di Iran. Mestinya semua syiah harus tunduk pada imam sementara mereka yaitu imam Khomeini di Iran. Bagaimana dengan syiah yang tidak berada di Iran?
Mereka harus tunduk kepada siapa?




Ini menjadi dilemma bagi syiah di Indonesia. Disisi lain mereka harus tunduk pada pancasila, namun juga harus tunduk pada imam mereka. Makanya mereka pusing dan harus buat bantahan tentang ajaran wilayah mereka. Lahirlah buku manifesto mereka.
Pengurus syiah Wilayah Ahlulbait Indonesia Jawa Barat (DPW ABI JABAR) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Buku Manifesto ABI sekaligus refleksi menyambut peringatan HUT RI Ke-74 dengan tema “Merawat Kebhinekaan Menjaga Keutuhan Bangsa” di Rumah Makan Sidang Reret Bandung. Senin, 19 Agustus 2019.
Asep, Ketua DPW ABI Jawa Barat menjelaskan: “Tujuan kegiatan ini merupakan sharing ide dan gagasan tentang upaya bersama dalam menguatkan kebhinekaan, mendorong lahirnya generasi baru yang membela kebhinekaan (pluralisme) Indonesia sebagai benteng persatuan dan kesatuan republik.”
“Selain itu, tujuan dari kegiatan ini adalah sosialisasi dan diskusi buku Manifesto ABI sebagai upaya Ormas Ahlulbait Indonesia menumbuhkan toleransi, persatuan serta kebhinekaan,” tutur ketua DPW ABI Jawa Barat.
Turut hadir sebagai narasumber dalam acara ini adalah, Kesbangpol Jawa Barat, Imam Soleh (Budayawan Jawa Barat) dan ustaz Husein Muhammad Alkaff (Dewan Syura ABI).
Sumber : media resmi syiah.

70 MAHASISWA BARU DI KAMPUS SEKOLAH SYIAH JAKARTA


Kampus sebuah sekolah tinggi syiah mengadakan kegiatan untuk mahasiswa baru mereka. Kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kampus(OPAK) bertema “Membuka Pandangan Mahasiswa Baru Tentang Multikultural” yang diikuti tujuh puluh lima peserta(calon mahasiswa/i) dari berbagai kota digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) STFI Sadra di aula Al Mustafa, Selasa(13/08/2019).






Kegiatan OPAK yang akan berlangsung selama lima hari ini memuat berbagai agenda berupa pengenalan kampus dan struktur kepengurusan STFI Sadra, pengenalan organisasi-organisasi yang ada di kampus STFI Sadra, pelatihan-pelatihan seperti pelatihan dasar kepemimpinan, dan pelatihan keorganisasian melalui konsep kebersamaan. Kegiatan ini juga akan diisi dengan game-game kreatif dan seru untuk melatih konsentrasi, kerjasama tim dan meningkatkan kreatifitas siswa.
Penyelenggaraan OPAK merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan yang dilakukan kampus STFI Sadra sebagai sarana penyambutan mahasiswa baru dan syarat pengesahan seorang mahasiswa/i sebuah sekolah tinggi atau universitas termasuk STFI Sadra. Hal ini jauh berbeda dengan metode pengenalan kampus ala OSPEK yang sering kali diwarnai aksi perpeloncoan dengan beragam cerita seram terkait perlakuan para senior dan tak jarang menimbulkan kecemasan bagi mahasiswa baru.
Sementara itu, pelaksanaan kegiatan OPAK ini bertujuan untuk membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai moral kepada calon mahasiswa/i STFI Sadra agar dapat beradaptasi dengan kampus baru, mengenalkan mahasiswa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kampus, menanamkan kehidupan kampus yang tersirat dalam Tri Darma perguruan tinggi kepada mahasiswa baru STFI Sadra, membangun karakter dan jiwa kepemimpinan dalam diri mahasiswa baru dan menjalin silaturahim antar semua mahasiswa khususnya sesama mahasiswa baru.
Semoga berbekal kegiatan OPAK tersebut mahasiswa/i baru dapat mempersiapkan diri untuk menyambut dunia baru perkuliahan.
Sumber : Sadranews

MENGAPA SYIAH DI INDONESIA BISA TETAP EKSIS


Wahyu Iryana, Doktor Sejarah Sunni yang Meneliti Syiah
Ujian promosi doktor yang digelar pada 13 Agustus 2019 adalah momentum berharga bagi sahabat Wahyu Iryana, yang lahir di Jatibarang, 12 Januari 1984. Wahyu Iryana adalah anak seorang petani, dari pasangan Bapak Rasijan dan Ibu Carsinah. Pada 2015 Wahyu Ngangsu kaweruh di program doktoral Ilmu Sejarah UNPAD, Wahyu mampu mempertahankan disertasi tentang gerakan Syiah di Jawa Barat (Abad ke-16 hingga Abad ke-20) dengan nilai sangat memuaskan.






Wahyu menganalisis mengapa gerakan Syiah masih tetap eksis di Indonesia padahal mayoritas masyarakat Indonesia itu adalah Sunni ? Ia juga mengungkapkan bahwa penelitian yang terkait gerakan perkembangan Syiah khususnya di Jawa Barat sangat layak dikaji lebih dalam, terlebih lagi Jawa Barat merupakan penduduk terbanyak di Indonesia. Konsep dakwah Taqiyah yang sudah dijalankan oleh Syiah menjadikan perkembangan gerakan Syiah tidak bisa dideteksi secara jelas sehingga Syiah dengan leluasa mengembangkan gerakannya.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perkembangan Syiah di Jawa Barat dari Abad ke-16 hingga abad ke-20. Dampak Revolusi Iran terhadap penyebaran Syiah di Jawa Barat (1979-2001) dan respon institusi dan Ormas Islam terhadap Syiah.
Sedangkan metode penelitian yang digunakan oleh Wahyu adalah metode penelitian sejarah, yaitu penelitian yang mempelajari peristiwa atau kejadian masa lampau berdasarkan jejak-jejak yang dihasilkan, melalui empat tahap yaitu:heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Teori pertama yang digunakan adalah teori konflik yang berasal dari gagasan Lewis A. Coser. Ia berpendapat bahwa konflik merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan, dan pemeliharaan struktur sosial untuk menguatkan. Kedua, teori fungsional dari William F Ogburn untuk menjelaskan perkembangan Syiah. Ketiga, teori challenge and response dari Arnold Joseph Toynbee untuk menjelaskan tanggapan dan respon ormas Islam terhadap Syiah.
Berdasarkan penelitian tersebut Wahyu Iryana menyimpulkan bahwa: pertama, kemunculan komunitas orang-orang yang datang dari Hadhramaut (Yaman) dan Persia ke Nusantara yang beraliran Syiah ditenggarai karena adanya pembantaian oleh Dinasti Muawiyah yang sedang berkuasa saat itu.
Komunitas orang-orang Arab dikenal dengan sebutan orang-orang perahu oleh penduduk Nusantara. Mereka kemudian mendarat di wilayah Maemon, Medan. Sumatra, di Peurlak Aceh, dan mengembangkan jalan dakwah ke pulau Jawa melalui jalur pesisir. Ketika Malaka dikuasai Portugis pada 1511, orang-orang Syiah migrasi ke Pulau Jawa tepatnya ke wilayah kekuasan Kerajaan Demak dan Kesultanan Cirebon. Salah satunya adalah Syech Abdul Djalil, dari murid-murid Syech Abdul Djalil inilah Syiah menyebar ke Jawa Barat. Singkatnya pada 1872 komunitas Arab menyebar ke seluruh daerah di Jawa Barat.
Kedua, Gerakan Revolusi 1979 di Iran telah memberikan angin segar bagi berkembangnya Syiah di Indonesia dan meluas ke Jawa Barat melalui gerakan intelektual kaum muda di kampus-kampus, adanya program beasiswa ke Qom, Iran dan kemunculan organisasi taktis Syiah yaitu IJABI dan ABI.
Ketiga, adanya respon dari institusi pemerintah dan Ormas lain terkait sikap terhadap Syiah adalah bentuk reaksi terhadap berbagai dinamika sosial yang berkembang di Masyarakat. Pro dan kontra terkait Syiah sudah ada sejak awal kemunculan Syiah.
Sejak tahun 2012 sampai sekarang Wahyu Iryana Bekerja di Jurusan Sejarah Peradaban Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Sejak Mahasiswa ia aktif di PMII Jabar, Ansor Kota Bandung dan hingga kini berkhidmat di PWNU Jabar.
Buku yang pernah ditulisnya adalah Fenomena Petani (2012), Kidung Bumi Segandu (2013), Sejarah Pergerakan Nasional (2014), Bersama KH. Zamzami Amin Babakan Cirebon menulis buku Baban Kana: Perang Nasional Kedondong Cirebon 1802-1919 (2015), Roman Sejarah Momi Kyoosyutu (2017). Bersama Supali Kasim menulis kumpulan Cerpen Lelaki yang Tubuhnya Habis di Makan Ikan-ikan Kecil (2017), Kumpulan Puisi Langit Seduwure Langit (2018), dan tulisannya pernah dimuat pada Surat Kabar Pikiran Rakyat dan Republika.
Jurnal yang pernah ditulisnya adalah The Mythology Of Kampung Naga (Community Jurnal of Relegious Studies (BJRS) Al-Albab Jurnal Borneo, 2014), Perjuangan rakyat Cirebon-Indramayu melawan imprialisme (Jurnal Atsaqofah UIN Bandung, 2017), Eksistensi Syiah Mendayung diantara Politik dan Kekuasaan (Proseding 60 tahun Seminar Sejarah se-Indonesia UGM, Ombak 2017 ), Tradition and Leadership in Shia (Proceedings of Internastional Conference on Islam in Sooutheast Asia ( IC-ISEA), 2017), Protes Sosial Petani Indramayu pada Masa Jepang (1942-1945) dan Perjuangan MA. Sentot pada Masa Revolusi Fisik di Indramayu (1945-1949) (Jurnal Patanjala 2016 dan 2018). The Existence of Shia in Indonesia Between Tradition and Power of Government (Jurnal Paramita, 2018).

ACARA SYIAH DI TANGERANG


Pada Hari Senin - Selasa, 05 - 06 Agustus 2019, sebuah lsm syiah, Dana Mustadhafin kembali bekerjasama dengan PT Angkasa Pura 2 dalam Program Bina Lingkungan Sektor Kesehatan berupa pemberian 400 Kacamata Baca Gratis bagi para pelajar SMPN 2 Kota Tangerang dan SMPN 1 Teluknaga Kab. Tangerang.

Ini menunjukkan bahwa dakwah syiah sekarang ini sengaja dibarengkan dengan program-program social kemasyarakatan. Mengingat, jika syiah langsung mendakwahkan ajarannya, maka akan mendapat penolakan masyarakat. Selama syiah hanya membantu masyarakat tanpa ada pamrih dan ada penyebaran dakwah syiah secara terselubung, maka kemungkinan terjadi konflik bisa jadi kecil. Namun jika syiah dibalik bantuannya kepada masyarakat ada unsur dakwah syiah, maka lama kelamaan akan tercium juga.



Selasa, 30 Juli 2019

Syiah Kalimantan Barat Adakan Training Mahdawiyah


Dewan Pengurus syiah Kalimantan Barat adakan training Mahdawiyah dengan tema “Membangun Kesadaran Individu dan Komunitas dalam Mempersiapkan Diri Menyambut Kezuhuran Imam Zaman”.
Terlaksananya acara ini atas kerjasama dengan lembaga Al-Hikmah pusat short course ICC. Selain training Mahdawiyah ada juga kajian Epistemologi yang diselenggarakan selama 3 hari di Yayasan Amirul Mukminin Pontianak  pada Senin, 19 Juli 2019. Ini merupakan yayasan syiah yang ada di Pontianak dan menjadi sentral kegiatan syiah di Kalimantan Barat.Turut hadir sebagai pengisi materi Abdillah Ba’abud dan dihadiri oleh lebih dari 70 peserta.





Hakim menuturkan, Tujuan acara ini adalah agar Ikhwan-ikhwan syiah memiliki keseragaman dalam pemahaman konsep mahdawiyah dalam basis pergerakan.
 “Acara ini adalah kedua kali diselenggarakan yang harapannya, kegiatan tersebut diagendakan menjadi kegiatan tahunan menyeluruh sampai ke DPD-DPD.” Papar Hakim yang juga menjabat sebagai Sekretaris ormas syiah ABI Kalimantan Barat.
“Acara ini sangat mencerahkan, Alhamdulillah kami mendapatkan pengetahuan baru dan juga memahami esensi penantian. Sebagaimana yang dikatakan narasumber, esensi penantian adalah menjalankan taklif, taklif sendiri ada dua yaitu taklif personal dan taklif komunal.” Pungkasnya.
Ini menjadi bukti bahwa syiah juga eksis di Kalimantan. Mereka bergerak melalui wadah yayasan dan juga ormas. Ini harus menjadi perhatian pemerintah. Perkembangan syiah, sekecil apapun, jika tidak ada antisipasi akan timbul konflik sesama anak bangsa.

Syiah Nusa Tenggara Barat Adakan Sosialisasi Buku Manifesto ABI

Syiah Nusa Tenggara Barat mengadakan sosialisasi buku Manifesto ABI, Minggu, 14 Juli 2019 di sekretariat DPW ABI NTB. Acara dihadiri oleh para pengurus dan anggota ormas syiah NTB serta MAI NTB. Peserta yang mengikuti sosialisasi ini lebih dari 20 orang.




Diharapkan dengan sosialisasi buku Manifesto ABI pengurus, anggota dan para pengikut syiah NTB lebih jelas pemahamannya akan pandangan dan sikap Ormas ABI akan Ketuhanan, Kenabian, Kebangsaan, Nasionalisme dan Kemanusiaan.  Buku Manifesto ABI menegaskan bahwa Ormas syiah Indonesia adalah sebuah ormas yang mewadahi dan memfasilitasi kepentingan dan memperjuangkan hak-hak para pengikut Syiah di Indonesia. ABI yang baru berdiri 10 tahun perlu untuk mengeluarkan sebuah manifesto sebagai pandangan berbangsa dan bertanah air, sebagai sebuah sikap pandangan resmi ormas yang sifatnya menyeluruh dan orisinal sebagai sebuah sikap dan pandangan ABI. Ini juga menjadi jawaban sebagai tudingan bahwa syiah sudah pasti kiblatnya adalah Iran. Sebuah dilema bagi syiah di Indonesia. Mereka secara politik diharuskan merujuk kepada marja mereka yang notabene sebagai wakil imam ghaib mereka. Di satu sisi, mereka tinggal di Indonesia yang tidak bermazhab syiah. Mereka harus taat kepada pemerintah, atau taat kepada marja mereka yang notabene ada di Negara lain, dan secara politik juga berbeda dengan politik di Indonesia. 
STRATEGI EKONOMI SYIAH DI INDONESIA
Selain acara sosialisasi, juga diadakan pembentukan pengurus dan persiapan sosialisasi koperasi ke dinas koperasi provinsi Nusa Tenggara Barat. Koperasi yang akan dibentuk ini diberi nama “Maju Bareng”. Unit usaha ini akan bergerak sebagai koperasi konsumsi dan produksi. Menurut Subhan selaku ketua syiah ABI NTB, tujuan dari terbentuknya koperasi ini adalah dengan harapan selain sebagai salah satu penggerak ekonomi para pengikut syiah juga sebagai salah satu penunjang operasional gerak dakwah syiah di NTB. 
Budi Susanto, SP terpilih sebagai ketua Koperasi Maju Bareng, dengan sekretaris Maryam al-kaff, dan bendahara Hamid Basyir. Selanjutnya pembahasan mengenai AD/ART koperasi Maju Bareng sampai acara selesai. Sebagai sebuah ormas yang agresif mendakwahkan syiah, memerlukan dana besar untuk mengenalkan syiah ke masyarakat. Karena support dari pengikut syiah yang masih sedikit maka mereka harus mencari cara agar dapat mendapatkan dana operasional, dan akhirnya mereka menghidupkan koperasi. 
Jangan tunggu syiah membesar, mari bentengi keluarga dan lingkungan  kita dari ajaran sesat syiah. Ajaran yang ghuluw dalam mencintai Ahlul Bait dan begitu meremehkan para Sahabat RA.

RESENSI BUKU YANG MEMBUAT SYIAH PANIK



Persekutuan Iran, Israel dan Amerika Serikat

Hubungan Rahasia Tiga Negara di Balik Hura-Hara Timur Tengah

Trita Parsi, Pustaka Attin, 2018

364 Hal., A5, Soft Cover
------------------------------------------
Dengan akses terhadap dokumen rahasia-negara-tingkat-tinggi di masing-masing negara dan wawancara terhadap tidak kurang dari 130 pejabat tinggi dari masing-masing negara—sebagai analis, saksi dan pelaku sejarah—buku ini memberikan informasi yang berharga untuk memperbaiki pandangan kita tentang apa yang sesungguhnya terjadi di Timur Tengah selama lebih dari setengah abad ke belakang.
Ketergantungan pragmatis Iran pada Israel—yang mampu  memberikan Iran akses terhadap persenjataan produk Amerika dan perbaikan hubungan diplomatik—misalnya, membuat kita tidak bisa percaya terhadap keseriusan Iran dalam isu pembebasan wilayah Baitul Maqdis yang dihuni oleh warga Palestina.
Bagi Israel sendiri, Iran merupakan sekutu alami bagi Negara Yahudi, misalnya, sebagai negara yang sama-sama non-Arab di Timur Tengah dan sebagai konsekwensi logis dari sebuah doktrin kebijakan luar negeri yang dikenal dengan istilah “doktrin periperial”—pertama kali diperkenalkan oleh Perdana Menteri Israel, David Ben-Gurion.
Doktrin ini—“periperial” artinya “wilayah pinggiran”—mengungkapkan persepsi Negara Yahudi tentang ketidakmampuannya membangun hubungan damai dengan negara-negara di lingkaran-dalam Arab-Timur Tengah yang mendorongnya untuk membangun aliansi dengan negara-negara di pinggiran wilayah Timur Tengah, yaitu, Iran di sisi Timur, Ethiopia di sisi selatan, dan Turki di sisi utara.
Di sisi lain, sebagai negara yang berpopulasi warga Yahudi terbesar di Timur Tengah setelah Israel sendiri, Iran merupakan negara yang sangat kecil kemungkinanya untuk mendapatkan serangan militer-nuklir dari Israel.        
Maka, hubungan Israel, Iran, dan Amerika Serikat adalah sebuah keniscayaan yang didikte hukum-besi geopolitik dan kepentingan nasional masing-masing negara.



Israel membutuhkan Iran sebagai sesama negara ‘terasing-non-Arab’ di tengah-tengah negara Arab di wilayah Timur Tengah yang sama-sama memiliki kecenderungan konfrontatif dengan negara Arab; Iran membutuhkan Israel untuk mendapatkan akses diplomatik dan suplai persenjataan dari Amerika Serikat; dan Amerika Serikat berkepentingan atas relasi kedua negara ini—sebagai kekuatan regional di Timur Tengah—untuk menjaga kepentingan Amerika Serikat itu sendiri di Timur Tengah.
Reviewer (Pengulas):

Imam Sopyan (Bidang Kaderisasi PC Pemuda Persis Jatiasih - Bekasi)

Link acara di youtube : https://www.youtube.com/watch?v=8j1S_XLkvQU

Tokoh Syiah Miqdad Turkan Muncul Pada Wisuda Madin Alhasanain Jepara



Madrasah Diniyah Alhasanain, sebuah madrasah syiah di Desa Guyangan Kecamatan Bangsri mengadakan acara akhirussanah (kenaikan kelas) dan wisuda. Acara yang dimulai jam dua siang itu dihadiri sesepuh setempat, pengurus madrasah, para guru, ketua yayasan Darut Taqrib Jepara, Abdun Nasir yang juga ketua DPD ABI Jepara, dan Ustaz Miqdad Turkan. Selasa, (25/06/2019).
Miqdad Turkan memberikan tausiyah di hadapan ratusan hadirin. Nasihat yang disampaikan ditujukan kepada tiga kalangan; santri, orang tua santri dan juga para guru.



Kepada para santri, tokoh syiah itu menyampaikan bahwa santri harus berilmu terlebih dahulu untuk menggapai cita-cita di dunia dan meraih keselamatan di akhirat.
“Untuk para santri supaya giat belajar agar tercapai cita-cita yang kalian inginkan, karena Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa menginginkan dunia maka dengan ilmu dan barang siapa menginginkan akhirat juga dengan ilmu.”
Menurutnya, anak-anak adalah aset masa depan orang tua. “Mereka penerus kalian, merekalah yang akan mendoakan kalian kelak ketika kalian sudah tiada.” Tegasnya.
Sementara nasihat untuk para guru, tokoh Syiah Jawa Tengah itu mengatakan bahwa tugas para guru amatlah mulia, Alquran menyebutkan bahwa guru itu penghidup manusia karena memberi kehidupan berupa pengetahuan. “Barangsiapa yang menghidupkan satu orang saja maka seakan-akan ia telah menghidupkan manusia semua.” (Almaidah:32).
“Para Guru mengemban tugas yang mulia. Ini adalah pahala bagi seorang pendidik maka hendaklah kalian bersabar, istiqomah, insyaAllah keberkahan Allah akan diturunkan pada kalian.” Pungkasnya
Acara pun selesai jam 4 sore. Wisuda kelulusan para santri ditutup dengan dibagikannya piagam kelulusan sebagai tanda bahwa gerbang pengetahuan makin terbuka untuk diraih lebih tinggi lagi.
Ini menunjukkan bahwa pengkaderan syiah di Jepara sudah dimulai dari usia dini. Jika yang belajar di madrasan tersebut anak-anak syiah, mungkin tidak terlalu meresahkan. Namun jika yang ikut belajar adalah anak-anak muslim sunni, maka ini akan menjadi bom waktu yang suatu saat akan meledak. Mengingat dalam doktrin aqidah syiah, banyak pokok-pokok ajaran yang bertentangan dengan ajaran islam seperti melaknat para Sahabat RA, meremehkan kaum muslimin diluar mereka. Di beberapa tempat ajaran syiah menjadi sumber pertikaian dan konflik karena aqidah sesat mereka. Mari bentengi anak-anak kita dari paham syiah.

Sumber : DarutTaqrib


Syiah Dki Jakarta Adakan Halalbihalal Di Puncak Bogor

Pengikut syiah DKI Jakarta yang tergabung dalam ABI mengadakan acara hahalbihalal pada tanggal 21 – 23 Juni di Grand SMESCO Hills di Cisarua, Bogor. Acara dihadiri juga oleh seluruh Dewan Pimpinan Daerah, perwakilan Muslimah Syiahb Indonesia), ABI Rescue dan Pandu Syiah.




Selain halalbihalal diadakan juga rihlah untuk mempererat silaturahmi dan koordinasi antar anggota syiah wilayah Jakarta. Peserta berjumlah kurang lebih 75 orang. Ini merupakan tokoh-tokoh inti syiah yang mereka aktif mendakwahkan syiah melalui ormas bentukan mereka yaitu ABI.
Wicaksono, selaku koordianator acara mengatakan, “Intinya tujuan diselenggarakan acara ini adalah bagaimana kita memanfaatkan momentum Idulfitri ini sebagai titik balik kita bersama untuk kembali bisa semangat dan memupuk harapan untuk perubahan yang lebih baik kita bersama dalam wadah organisasi.”
Sebagaimana kita ketahui bahwa syiah di Indonesia dalam mewadahi kegiatan-kegiatannya diwadahi 2 ormas besar, yaitu IJABI dan ABI. Selain itu syiah sebagian berdakwah melalui yayasan-yayasan kecil. Namun jika mengadakan event, biasanya akan bekerja sama satu dan yang lainnya. Diprediksi ke depan, syiah akan menjelma menjadi parpol jika mereka sudah memiliki kekuatan suara yang signifikan. Sebagaimana di beberapa Negara di timur tengah, syiah secara politik bisa masuk ke dalam lingkaran kekuasaan dan mempengaruhi regulasi yang bisa mempermudah jalan dakwah dan penyebaranan ajaran mereka.

Senin, 24 Juni 2019

TIDAK ITIKAF, UMAT SYIAH JUSTRU DEMO


Demo syiah Pontianak 




Demo syiah Samarinda 
Demo syiah Kalimantan Barat digelar oleh beberapa organisasi Solidaritas Internasional al-Quds pada Jumat (31/05/09) di taman Tugu Digulis Pontianak. Dimulai sejak pukul 16.00, sekitar 150-an massa aksi tersebut meneriakkan yel-yel anti penjajahan di bumi Palestina. Di Samarinda jiga digelar oleh Umat Muslim Peduli Palestina yang dikoordinasi oleh Habib Ahmad Syahab. Mereka meneriakkan yel-yel anti Israel dan AS. Aksi itu berlangsung di Simpang Empat Jl. Dr. Sutomo pada hari menjelang buka puasa.  



Demo syiah 2019 Di Semarang
Ratusan pengikut syiah di Semarang, Jawa Tengah menggelar demonstrasi besar untuk memperingati Yaumul Quds al-Alami pada Jumat (31/05/19). Mereka meneriakkan yel-yel anti Israel dan AS. Demo dihadiri pengikut syiah dari Jepara, Demak, Kendal dan juga Solo dan sekitarnya. Ini adalah agenda rutin syiah di Jateng khususnya dan syiah pada umumnya.




Demo Syiah 2019 Di Sulawesi Tengah
Al-Quds Day atau Hari Solidaritas untuk rakyat Palestina dilaksanakan setiap Jumat terakhir di Bulan Ramadan. Al-Quds Day dilaksanakan di seluruh dunia secara serentak oleh para pengikut syiah. 

Pencetus utamanya adalah tokoh syiah khomeini. Syiah mengklaim peduli dengan pembebasan Palestina juga melakukan aksi solidaritas yang dilaksanakan di sejumlah kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Makassar, Semarang dan Surabaya, dan lain-lain.

Menurut Mahadin, selaku koordinator Al-Quds Day wilayah Sulteng, “persoalan dukungan atau solidaritas terhadap penjajahan bangsa Pelestina, bukanlah persoalan agama semata. Tetapi, Ia adalah persoalan kemanusiaan. Karena semua penjajahan atas kepentingan apapun, tidak dibenarkan oleh hati nurani manusia. Karena itu, rakyat Palestina yang terdiri dari beberapa agama, seperti Nasrani, Yahudi dan Islam menolak keras penjajahan Amerika dan Israel bukan karena persoalan agama. Dan mayoritas rakyat di berbagai negara mengutuk dan melaknat gerakan zionisme Israel dan sekutunya. Laknat Israil, Mampus Amerika!!”.
Solidaritas Hari Al-Quds di Sulteng ini terselenggara atas kerjasama : 
1. Himpunan Pemuda Alkhairaat Sulteng, 
2. ABI Sulteng, 
3. IJABI Sulteng, 
4. SAPMA Sulteng, 
5. HMI Cab. Palu, dan 
6. ICMI Muda Sulteng. 

Ini tanda bahwa syiah bisa menggalang beberapa ormas. Atau bisa juga ormas tersebut sudah disusupi kader syiah. Jika demo dilakukan sendiri akan sangat berat dan jumlahnya tentunya akan sangat sedikit. Di beberapa daerah memang bisa melibatkan beberapa ormas kecil. 


LAMPUNG 



PALEMBANG 



SORONG 



JAKARTA 





Minggu, 23 Juni 2019

GELIAT SYIAH JOGJA

SYIAH JOGJA: Diskusi Panel "Masa Depan Palestina" di Yogyakarta

Dalam rangka Hari Solidaritas Internasional untuk Al Quds, kami RausyanFikr Institute mengadakan diskusi panel bertema " Peran Indonesia dan Iran untuk Masa Depan Palestina di Yogyakarta pada Selasa, 28 Mei 2019.
Pembicara /panelis yang kami undang : 
1. Dr. Siti Mutiah Setiawati, MA ( Dosen HI, Fisipol UGM)
2. Dr. H. Robby Habiba Abror, M. Hum
( Ketua Prodi Aqidah dan Filsafat FUPI UIN Sunan Kalijaga, 
Ketua MPI, PW.Muhammadiyah DIY)
Bagi kita bangsa Indonesia sudah jelas keberpihakan kita pada kemerdekaan Palestina yang diwakili semua Presiden yang pernah memerintah negara kita termasuk Presiden Jokowi sekarang ini, demikian pernyataan Ibu Siti Mutiah, untuk Iran sendiri, kata beliau adalah negara yang paling konsisten membela Palestina di Timur Tengah. Ditegaskan lagi bahwa Iran adalah negara yang jelas sikapnya bagi perlawanan terhadap simbol kapitalisme barat yang tampak pada pakaian model perempuan Iran yang tidak menampakkan perhiasannya dan Iran hidup praktis tanpa hutang uang dari Barat
Dr. Abror memandang belum ada penyelesaian yang komprehensif bagi Palestina, ada sisi yang perlu didekontruksi dari dusta sejarah Zionisme. Ali Khamenei, Pemimpin Spiritual Iran saat ini sangat tenang dalam menghadapi tekanan Amerika saat ini sebagai sponsor utama Israel dalam pemindahan Ibu Kota Israel ke Yerussalem, Amerika mengancam perang ke Iran dengan mengirim Kapal induknya tetapi Rahbar ( Imam Ali Khamenei) dengan tenang menyatakan bahwa kita tidak akan perang, sebuah sikap yang luar biasa yang tidak mudah.
Muhammadiyah kata Pak Abror sebagai organisasi tempat beliau aktif dengan jelas mendukung Palestina dengan secara rutin ikut membantu rakyat Palestina mungkin untuk bantuan dana dari ormas di Indonesia termasuk yang sangat besar dan rutin.
Pada akhirnya kondisi Palestina saat ini kata Pak Abror seperti orang yang babak belur dipukul di dalam rumahnya, setelah itu kita keluarkan dari rumahnya dan diobati setelah itu kita masukkan lagi dalam rumahnya dan kemudian mereka dipukul lagi dalam rumahnya.
Palestina adalah masalah kemanusiaan, mereka harus berdaulat sebagai bangsa yang merdeka, tidak boleh ada penjajahan diatas dunia ini sebagaimana dalam Mukaddimah / Pembukaan UUD 1945 kita.
Kita semua yang berdiri bersama Palestina adalah wujud sikap anti penjajahan dan semoga itu menjadi modal dasar untuk juga menjaga bangsa kita dari dominasi kapitalisme global yang dapat menggunakan jalan apa saja untuk menjaga kepentingan mereka termasuk perang proxy.
Insya Allah tampaknya Pemerintah kita sangat memahami konteks utama persoalan ini. Oleh karena itu sekalipun prospek kedaulatan Palestina cukup berat saat ini tetapi kemampuan Indonesia dan Iran memainkan perannya masing-masing akan menjadikan daya tawar kedua negara semakin hari semakin diperhitungkan, dan mata dunia juga semakin menyaksikan bahwa kekuatan ruhani masyarakat Palestina akan menjadi ruh utama dari jiwa dan spirit pembebasan Alquds.
Terima kasih
A.M. Safwan - RausyanFikr Institute

Catatan redaksi : syiah menjadikan Palestina sebagai salah satu sarana kampanye mencari dukungan. Syiah mengganggap bahwa dalam membela palestina maka kita harus mengesampingkan perbedaan. Mereka mencari moment agar umat lengah dan ikut dengan propaganda syiah. 
\