Demonstrasi anti-rezim Saudi kembali digelar di provinsi timur negara
ini setelah pasukan keamanan menangkap seorang ulama Syiah terkemuka.
Menurut Kantor Berita ABNA, Ahad (8/7), para demonstran berunjuk rasa di
kota Qatif di Provinsi Awamiyah setelah Sheikh Nemr al-Nemr ditangkap
dan ditahan oleh aparat sehari sebelumnya Ulama Syiah itu cedera ketika
pasukan rezim al-Saud menembaki mobilnya.
Pekan lalu, al-Nemr
memperingatkan bahwa penahanan dirinya kemungkinan akan meningkatkan
protes di wilayah timur, yang menjadi pusat aksi unjuk rasa selama lebih
dari setahun.
Sabtu (7/7) pasukan Saudi menangkap seorang
aktivis bernama Saleh al-Ashwan di rumahnya di Riyadh, tanpa surat
perintah. Sampai saat ini, belum diketahui keberadaan dan kondisi Saleh.
Sejak
Februari 2011, warga Saudi menggelar demonstrasi secara rutin di
wilayah timur, khususnya di Qatif dan Awamiya. Mereka menuntut
pembebasan seluruh tahanan politik, kebebasan berekspresi dan
berkonsentrasi, serta pemberantasan diskriminasi yang meluas terhadap
warga Muslim Syiah.
Namun, sejak November 2011, setelah pasukan
keamanan Saudi menembak mati lima pengunjuk rasa dan mencederai banyak
lainnya, tuntutan demonstran berubah menentang kekuasaan rezim al-Saud.
Kementerian
Dalam Negeri Saudi merilis pernyataan pada tanggal 5 Maret 2011, yang
melarang "segala bentuk demonstrasi, pawai atau protes, dan konsentrasi,
karena yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah Islam,
nilai-nilai dan tradisi masyarakat Saudi, dan mengganggu ketertiban umum
serta merugikan kepentingan publik."
sumber : abna.ir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar