Selasa, 02 Juli 2013

FUUI: Tak Aneh Jalal Masuk PDI-P, tapi Umat Islam Perlu Waspada!

Hidayatullah.com--Menjelang Pemilihan Legislatif (pileg) yang akan berlangsun tahun depan telah bermunculan calon-calon legislatif (caleg) yang beraneka ragam latar belakangnya. Umat Islam diminta waspada dan hati-hati memilih calon.
“Kita memang amati dan terlihat beberapa tahun terakhir ini kaum yang mengaku minoritas mulai bergeser dan lebih memilih jalur parlemen sebagai wakil rakyat dalam memperjuangkan keberadaannya.Itu mereka manfaatkan karena peluangnya ada dan sangat terbuka,”ujar Ketua FUUI KH.Athian Ali Dai kepada hidayatullah.com, Senin malam (06/05/2013).
Lebih lanjut Athian mengatakan bahwa jalur parlemen tersebut mereka pilih karena dianggap lebih strategis dan mempunyai sasaran yang jelas yakni ikut serta dalam pembuatan berbagai kebijkan yang akan melindungi kelompoknya. Hal ini sambungnya,ditempuh karena mereka beranggapan sering merasa kalah dalam tataran praktis dilapangan,sehingga melalui jalur legislatif suara mereka akan lebih didengar.
Sementara disinggung soal pencalonan menjadi anggota legislatif oleh pentolan dari kalangan yang mengaku kelompok minoritas yang selama ini mengaku korban ketidakadilan hukum seperti Syiah dan Ahmadiyah,Athian mengaku tidak merasa aneh. Ia melihat memang tepat jika mereka pilih parpol berlambang kepala banteng tersebut.
“Memang tidak salah jika PDIP menjadi tempat bernaung dan berjuang bagi mereka,” ujarnya.
Apalagi, menurutnya,  beberapa partai yang getol pembela Syiah dan Ahmadiyah, selalu berdalih alasan HAM, bukan kesesatannya.
Seperti diketahui, beberapa media  mengabarkan Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Dr Jalaluddin Rakhmat  masuk dalam Daftar Calon Sementara (DCS) dari PDI P.
"Karena hanya PDI Perjuangan yang saya lihat dan saya nilai membela kaum minoritas," kata Ustad Jalal saat berbincang dengan Rakyat Merdeka Online, Jumat (03/05/2013).
Menurut tokoh Syiah yang juga dikenal pakar komunikasi itu,  ia tak memilih partai-partai Islam, ia menuduh, selama ini partai-partai Islam tidak pernah menjadikan isu pembelaan terhadap kaum minoritas sebagai isu utama politiknya.
Athian menduga mereka-mereka ini sengaja di rekrut sebagai caleg sebagai alat untuk mendulang suara saja.
“Sulit membayangkan jika wakil rakyat nantinya diisi oleh orang-orang demikian.Selama ini saja kita merasa umat Islam tidak terwakili,apalagi nanti. Boleh jadi pemikiran pluralisme akan semakin berkembang,” sambungnya.
Untuk itu ia berharap umat Islam lebih waspada,lebih cerdas dan bisa memilah wakil rakyat yang hendak di pilih nantinya.Hal itu menurutnya karena pertanggungjawabannya dunia akherat atas pilihan yang diambil. Selain itu ia juga berharap umat Islam tersadar untuk tidak sekedar menjadi alat mendulang suara saja dan ketika hendak membuat kebijakan,umat sering kali dilupakan.
Ia juga mengajak umat untuk senantiasa berharap pada pertolongan Allah semata.Mengingat jika terlalu berharap pada pertolongan manusia sering kali mengecewakan. Problem umat yang demikian komplek selayaknya tidak saja diserahkan pada manusia semata dalam menyelesaikannya.*
sumber : hidayatullah.com
Rep: Ngadiman Djojonegoro
Red: Cholis Akbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar