Hidayatullah.com--Menjelang
Pemilihan Legislatif (pileg) yang akan berlangsun tahun depan telah
bermunculan calon-calon legislatif (caleg) yang beraneka ragam latar
belakangnya. Umat Islam diminta waspada dan hati-hati memilih calon.
“Kita memang amati dan terlihat beberapa tahun terakhir ini kaum yang
mengaku minoritas mulai bergeser dan lebih memilih jalur parlemen
sebagai wakil rakyat dalam memperjuangkan keberadaannya.Itu mereka
manfaatkan karena peluangnya ada dan sangat terbuka,”ujar Ketua FUUI
KH.Athian Ali Dai kepada hidayatullah.com, Senin malam (06/05/2013).
Lebih lanjut Athian mengatakan bahwa jalur parlemen tersebut mereka
pilih karena dianggap lebih strategis dan mempunyai sasaran yang jelas
yakni ikut serta dalam pembuatan berbagai kebijkan yang akan melindungi
kelompoknya. Hal ini sambungnya,ditempuh karena mereka beranggapan
sering merasa kalah dalam tataran praktis dilapangan,sehingga melalui
jalur legislatif suara mereka akan lebih didengar.
Sementara disinggung soal pencalonan menjadi anggota legislatif oleh
pentolan dari kalangan yang mengaku kelompok minoritas yang selama ini
mengaku korban ketidakadilan hukum seperti Syiah dan Ahmadiyah,Athian
mengaku tidak merasa aneh. Ia melihat memang tepat jika mereka pilih
parpol berlambang kepala banteng tersebut.
“Memang tidak salah jika PDIP menjadi tempat bernaung dan berjuang bagi mereka,” ujarnya.
Apalagi, menurutnya, beberapa partai yang getol pembela Syiah dan Ahmadiyah, selalu berdalih alasan HAM, bukan kesesatannya.
Seperti diketahui, beberapa media mengabarkan Ketua Dewan Syura
Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Dr Jalaluddin Rakhmat masuk
dalam Daftar Calon Sementara (DCS) dari PDI P.
"Karena hanya PDI Perjuangan yang saya lihat dan saya nilai membela kaum minoritas," kata Ustad Jalal saat berbincang dengan Rakyat Merdeka Online, Jumat (03/05/2013).
Menurut tokoh Syiah yang juga dikenal pakar komunikasi itu, ia tak
memilih partai-partai Islam, ia menuduh, selama ini partai-partai Islam
tidak pernah menjadikan isu pembelaan terhadap kaum minoritas sebagai
isu utama politiknya.
Athian menduga mereka-mereka ini sengaja di rekrut sebagai caleg sebagai alat untuk mendulang suara saja.
“Sulit membayangkan jika wakil rakyat nantinya diisi oleh orang-orang
demikian.Selama ini saja kita merasa umat Islam tidak terwakili,apalagi
nanti. Boleh jadi pemikiran pluralisme akan semakin berkembang,”
sambungnya.
Untuk itu ia berharap umat Islam lebih waspada,lebih cerdas dan bisa
memilah wakil rakyat yang hendak di pilih nantinya.Hal itu menurutnya
karena pertanggungjawabannya dunia akherat atas pilihan yang diambil.
Selain itu ia juga berharap umat Islam tersadar untuk tidak sekedar
menjadi alat mendulang suara saja dan ketika hendak membuat
kebijakan,umat sering kali dilupakan.
Ia juga mengajak umat untuk senantiasa berharap pada pertolongan
Allah semata.Mengingat jika terlalu berharap pada pertolongan manusia
sering kali mengecewakan. Problem umat yang demikian komplek selayaknya
tidak saja diserahkan pada manusia semata dalam menyelesaikannya.*
sumber : hidayatullah.com
Rep: Ngadiman Djojonegoro
Red: Cholis Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar