JAKARTA (Arrahmah.com)
– PERANG Suriah tidak lepas dari
rancangan Novus Ordo Seclorum. Kenapa Suriah yang dipilih oleh Zionis untuk
dihancurkan? Karena Suriah menunjukkan sikap perlawanan dengan Israel. Demikian
dikatakan Presidium MER C Joserizal Jurnalis dalam diskusi terbuka ‘Kenapa
Suriah’ di Universitas Yarsi, Rabu (26/6/2013).
Awal pemicu konflik Suriah, kata
Joserizal, berawal pada 11 Maret 2011. Ketika itu terjadi demo di sebuah kota
kecil bernama Daraa yang berada di dekat perbatasan Suriah-Yordania. Demo
tersebut dilakukan dalam rangka memperjuangkan demokrasi yang kemudian
diantisipasi oleh rezim dengan keras.
“Konflik lalu berkembang. Hingga
timbul gerakan perlawanan senjata terhadap Bashar Assad. Dalam perjalanan
waktu, demo yang damai berubah menjadi peperangan antara oposisi dan rezim,”
ujar Joserizal.
Namun Joserizal mengatakan
setidaknya ada tiga pihak dalam tubuh oposisi Suriah. Pertama Syrian National
Council (SNC), Free Syrian Army(FSA) pimpinan Salim Idris, dan FSA di lapangan
yang dibantu oleh “foreign fighters”, yakni Al Qaeda, Al Nusra dan lain
sebagainya. Meski dikenal sebagai gerakan perlawanan muslim, tapi dalam
pandangan Joserizal para mujahidin ini turut dibantu Israel dan AS dalam
menjatuhkan Assad.
“Kelompok oposisi ini dibantu oleh
AS, NATO, Israel, Saudi, Qatar, dan Turki,” kata Joserizal.
Untuk membuktikan perkataanya,
Joserizal menampilkan senjata buatan Israel yang diketemukan di front
perlawanan.
Di tempat terpisah relawan Hilal
Ahmar Society Indonesia, Abu Hilya, membantah pernyataan Joserizal. Selama
melakukan tugas satu bulan di Suriah, dia mengaku tidak menemukan adanya
bantuan Israel atau Amerika Serikat dalam perjuangan mujahidin.
“Tuduhan itu tidak benar sama sekali,” katanya
kepada Islampos.com, Rabu malam (27/6/2013), yang baru mendarat dari Suriah
beberapa jam setelah presentasi Joserizal Jurnalis di Universitas Yarsi.
Abu Hilya mencontohkan sulitnya
upaya mujahidin untuk mengalahkan tentara Suriah yang berada di atas gunung.
Sebab mujahidin hanya memiliki senjata AK 47 yang tidak mungkin dapat menembak
musuh-musuh yang berada jauh di atas mereka.
“Mujahidin mengatakan jika mereka
punya persenjataan lengkap, maka kekalahan tentara Suriah di gunung-gunung
hanya menunggu waktu. Tapi karena mereka hanya bermodalkan AK 47, tembakan
tidak pernah tepat sasaran,” jelasnya.
Menurutnya senjata-senjata para
mujahidin Suriah kebanyakan mereka dapat dari hasil rampasan perang (ghanimah) para
tentara Suriah yang berhasil dilucuti. “Sisanya mereka membeli di Irak,”
katanya.
(islampos)
- See more at:
http://www.arrahmah.com/news/2013/06/27/joserizal-fsa-dan-al-qaeda-dibantu-oleh-israel-dan-as-untuk-tumbangkan-bashar-asad.html#sthash.ui4KWnLE.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar