Pentolan Syiah Indonesia, Jalaluddin Rakhmat hadir sebagai pembawa ceramah Asyura dan pembaca kisah maqtal Imam Husein radhiyallahu anhu pada perayaan Asyura Syiah, Jum'at, 23 November 2012 di Makassar.
Majlis Duka yang dihadiri oleh kurang
lebih seribu orang ini diadakan di Ballroom Graha Pena Fajar, lt. 2, Jl.
Urip Sumoharjo Makassar dan mengambil tema "Dengan Semangat Al-Husein
Kita Bebaskan Al-Quds." Turut hadir dalam acara ini ketua umum IJABI
periode 2012-2016, Syamsuddin Baharuddin.
Ceramah Asyura
Dalam ceramah Asyura, Jalaluddin Rakhmat
menekankan beberapa hal, di antaranya bahwa ekspresi duka berupa
tangisan bukanlah sebuah kecengengan dan keputus-asaan, tapi tangisan
itu adalah ungkapan kepiluan hanya karena ajaran agama yang sejati telah digantikan oleh agama yang palsu.
Asyura ini diperingati oleh Syiah dan ditangisi oleh mereka untuk
menampakkan kembali agama yang telah dipenuhi dengan kelabu fitnah
sepanjang sejarah. Jadi menurut Jalaluddin Rakhmat agama Islam yang
dianut oleh kaum Muslimin selain Syiah adalah agama palsu dan sudah
dirubah-rubah.
"Tangisan adalah ungkapan kecintaan kita kepada Rasulullah dan Ahlul Bait" lanjut mahasiswa S3 PPs By Research UIN Alauddin ini.
Sahabat Nabi dalam penilaian tokoh Syiah
dari Bandung ini ada yang setia dan ada yang tidak setia, sebagai
contoh, ada seorang sahabat saking setianya kepada Nabi, namanya sampai
tidak terkenal dan bahkan jika dia menyebut namanya tidak ada yang
mengenalnya -Hasyim bin Mirqad adalah sahabat Nabi yang setia kepada
Nabi yang diklaim oleh Jalaluddin Rakhmat-, dan ajaibnya sahabat-sahabat
yang terkenal (seperti Abu Bakar, Umar dan Utsman-ed) adalah
sahabat-sahabat yang tidak setia kepada Rasulullah dan Ahlul Baitnya.
Selain itu, Jalaluddin Rakhmat juga
menilai Imam Bukhari -Ahli Hadis terbesar umat Islam- sebagai penyebar
fitnah sepanjang sejarah, karena dalam shahih-nya termuat hadis-hadis yang menurutnya mengurangi derajat Imam Ali radhiyallahu anhu.
Ma'tam
Prosesi ekspresi duka dengan
memukul-mukul badan dipandu oleh Tim Ma'tam IJABI dengan membawakan dua
lagu, masing-masing bait awalnya berbunyi, "Demi Husein Ya Tsarallah lisan suci wujud Qur'ani" dan "Ya Maqtuul Ya Mazhluum Ya Syahiid Ya Husein"
Menurut pantauan kami tidak semua yang
hadir pada acara itu memukul-mukul badan, mungkin mereka kader-kader
baru Syiah sehingga tidak melakukan itu namun mayoritas dari peserta
yang hadir melakukan itu dengan cara memukulkan salah satu telapak
tangan ke dada.
Kisah Maqtal Imam Husein
Kisah tentang pembunuhan Imam Husein radhiyallahu anhu di
Karbala yang disampaikan oleh Jalaluddin Rakhmat menurut kami ada yang
ditambah-tambah untuk mendramatisir kisah pembantaian tersebut. Misalnya
perkataan Imam Husein radhiyallahu anhu bahwa beliau tahu di
tanah mana dia akan dibunuh, pada jam berapa dan detik ke berapa.
Bukankah hal-hal yang akan datang dan belum terjadi hanya diketahui oleh
Allah, apalagi diketahui oleh Imam Husein sampai serinci itu.
Kaum Syiah yang mendengar kisah yang
dibacakan secara apik dan sangat dijiwai oleh Jalaluddin Rakhmat itu
menangis sejadi-jadinya, dan inilah yang akan menambah militansi mereka
dalam mendakwahkan Syiah dan menambah kebencian mereka kepada para
sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Bak Sang Nabi
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diberikan keistimewaan khusus oleh Allah subhanahu wata'ala,
air ludah beliau merupakan mukjizat kenabian, bisa dijadikan obat,
pernah suatu kali Nabi mengobati mata Ali bin Abi Thalib dengan air
ludah beliau, bahkan diriwayatkan jika Nabi ingin meludah maka para
sahabat berlomba untuk memperbutkan air ludah sang Nabi.
Keringat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam merupakan kumpulan tetes air yang bisa menjadi parfum, bahkan ibu dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu dengan sengaja mengambil keringat Nabi untuk dijadikan parfum.
Bahkan saking dikultuskannya oleh kaum Syiah, pernah beberapa mahasiswa HMI sekitar tahun 1997 bertamu ke rumah Jalaluddin Rakhmat di Bandung, namun ketika tiba di rumah, ternyata dia tidak ada di rumah, seorang mahasiswa melihat ada sepatu Jalaluddin Rakhmat di depan pintu, ia ambil kemudian ia masukkan ke dalam sepatu tersebut air genangan yang ada di jalanan, setelah itu ia kocok-kocok dan airnya ia masukkan ke dalam botol, dengan niat mengambil berkah dan meminumnya. na'udzubillah. Kisah ini valid, diceritakan oleh mantan Syiah, beliau merupakan mantan mahasiswa UNHAS Makassar, Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan, Jurusan perikanan, angkatan 1994, berinisial IZ.
Selain
itu, mereka juga menyodorkan cincin-cincin yang berbatu akik mereka
untuk didoakan dan ditiup oleh Jalaluddin Rakhmat, setelah itu
dikembalikan lagi kepada mereka, bahkan ketika Jalaluddin Rakhmat sudah
berada di atas mobil beberapa orang masih memanfaatkan kesempatan
tersebut untuk didoakan cincin-cincin berbatu akik milik mereka.
sumber: lppimakassar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar