beritajatim.com :
Surabaya (beritajatim.com) - Yayasan Albayyinat
melalui Ketua Bidang Organisasinya Habib Achmad Zein Alkaf
meluncurkan karya buku fenomenal ke-14 berjudul "Export Revolusi
Syiah ke Indonesia".
Buku ini pada edisi pertama peluncurannya dicetak sebanyak 5 ribu
eksemplar. Saat peluncurannya kemarin juga dihadiri ulama besar dari
Yaman bernama Habib Umar Bin Hafidz.
Buku setebal 312 halaman ini mengingatkan bahayanya aliran Syiah
Imamiyyah Itsna'asyariyyah (Madzhab Ahlul Bait) bagi Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), Menteri Agama, TNI/Polri, Badan Intelijen
Negara (BIN), para ulama NU dan Muhammadiyah dan seluruh umat Islam
Indonesia. "Buku ini penting bagi para pejabat dan ulama, agar tidak
terpengaruh aliran Syiah," ujarnya kepada beritajatim.com di
kediamannya, Minggu (10/1/2010).
Yayasan Albayyinat adalah organisasi sosial keagamaan bergerak dalam
bidang Dakwah Islammiyah berdasarkan Aqidah Ahlussunah Wal Jamaah.
Yayasan Albayyinat membantu pemerintah dalam mewaspadai gerakan dan
ajaran Syiah (saat ini menggunakan nama samaran Madzhab Ahlul Bait).
Penulis Habib Achmad Zein Alkaf yang kelahiran Kudus, 1 November
1942 juga merupakan anggota Komisi Fatwa MUI Jatim dan anggota
Syuriah PWNU Jatim.
"Buku ini membentengi pemerintah, ulama dan umat Islam dari aliran
sesat Syiah. Saat ini, banyak tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah yang
mulai membela Syiah.
Mereka tidak sadar telah dipengaruhi para pimpinan Syiah dari Iran,"
kata ulama yang kenal dekat Alm KH Ahmad Asrori Al-Ishaqi (Mursyid
Tarekat Qodiriyah wan Naqsabandiyah Jatim dan pengasuh Ponpes
Assalafi Al-Fitrah) ini.
Selain aliran Syiah dari Iran, menurut Habib Achmad, aliran sesat
lainnya yang wajib diwaspadai adalah Jaringan Islam Liberal (JIL)
dari Amerika, Ahmadiyah dari India dan Salafi/Wahabi dari Timur
Tengah.
"Jelang Muktamar NU ke-32 di Makasar, kami minta warga NU jangan
memilih pemimpin yang berafiliasi dengan Syiah. NU dengan Syiah
tidak bisa bekerjasama, karena bagaikan air dengan minyak,"
imbuhnya.
Apakah siap digugat jika ada pihak yang merasa tidak diterima dengan
tulisan di buku ini? "Albayyinat siap digugat dan diajak berdialog.
Jika tidak sependapat, silakan menulis saran atau bantahan,"
tegasnya.
[tok/ted]
ANTARA News :
Surabaya (ANTARA News) - Yayasan
Albayyinaat mengeluarkan buku
berjudul "Export Revolusi Syiah ke
Indonesia" yang berisi tentang
bahaya aliran Syiah bagi masyarakat,
khususnya umat muslim di Indonesia.
Buku yang ditulis Alhabib Achmad
Zein Alkaaf yang menjabat Ketua
Bidang Organisasi Yayasan
Albayyinaat itu diluncurkan di
Surabaya, Minggu, dengan dihadiri
ulama asal Hadramaut, Yaman, Alhabib
Umar bin Hafid.
Dalam buku setebal 312 halaman itu,
Zein mengingatkan bahaya aliran
Syiah Imamiyyah Itsna `Asyariyyah
(Madzhab Ahlul Bait) bagi seluruh
umat Islam di Indonesia.
"Buku ini penting bagi para pejabat
dan ulama, agar tidak terpengaruh
aliran Syiah," kata Zein mengenai
buku yang dalam edisi perdananya itu
dicetak sebanyak 5.000 eksemplar.
Yayasan Albayyinat merupakan
organisasi sosial keagamaan di
bidang dakwah Islammiyah berdasarkan
akidah Ahlussunah wal Jamaah. Selama
ini Yayasan Albayyinat membantu
pemerintah dalam mewaspadai gerakan
dan ajaran Syiah.
Sementara Zein hingga saat ini
tercatat sebagai anggota Komisi
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Jatim dan tercatat dalam jajaran
Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul
Ulama (PWNU) Jatim.
"Saat ini, banyak tokoh NU dan
Muhammadiyah yang mulai membela
Syiah. Buku ini dapat membentengi
pengaruh Syiah," katanya.
Sementara itu Ketua MUI Jatim, KH
Abdusshomad Buchori menyambut baik
terbitnya buku berjudul "Export
Revolusi Syiah ke Indonesia" karya
Achmad Zein Alkaaf itu.
Menurut dia, sejak 1984 MUI telah
menyatakan, Syiah memiliki perbedaan
pokok dengan mazhab Ahlussunah Wal
Jamaah yang dianut mayoritas umat
Islam di Indonesia.
"Mengingat perbedaan pokok
menyangkut pemerintahan, MUI
mengimbau kepada umat Islam
meningkatkan kewaspadaan terhadap
masuknya faham yang didasarkan atas
ajaran Syiah," katanya.
Dukungan atas terbitnya buku itu
juga disampaikan Ketua PWNU Jatim,
KH Hasan Mutawakil `Alallah. Menurut
dia, apa yang disampaikan penulis
dalam buku itu memang benar adanya.
"Yang menjadi ancaman bukan hanya
akidah Islam, melainkan juga
konstitusi dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI)," kata
pengasuh Pondok Pesantren Zainul
Hasan, Genggong, Probolinggo itu.
Menurut dia, KH Hasyim Asy`ari telah
membentengi umat muslim Indonesia
dari ajaran Syiah dengan mendirikan
organisasi NU pada 1926.
"Hingga saat ini warga nahdiyin
masih berpegang teguh salah satu
dari empat mazhab yang Ahlussunah
Wal Jamaah, yakni Syafi`i, Maliki,
Hanafi, dan Hambali," katanya.
PWNU meminta pemerintah juga turun
tangan dalam menangani masalah
bahaya Syiah tersebut untuk
menghindari terjadinya pergolakan
antarpenganut mazhab di Irak atau
Iran merembet ke Indonesia.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar