SAMPANG, KOMPAS.com - Pengungsi Syiah asal Desa
Karang Gayam dan Desa Bluuran, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, sudah
sebulan tinggal di penampungan di gedung tenis indoor pasca-kerusuhan 24
Agustus 2012 lalu. Tak banyak perkembangan yang dialami mereka,
terutama soal tempat tinggal yang mereka tuju.
Beberapa tawaran
pemerintah seperti pemindahan sementara ke rumah susun (rusun) di
Sidoarjo, ditolak oleh warga. Relokasi ke wilayah lain serta
pengembalian ke desanya juga belum ada tanda-tanda keseriusan dari pihak
pemerintah.
Iklil Al Milal, adik kandung Tajul Muluk, pimpinan
Syiah Sampang mengatakan, sampai saat ini belum ada kejelasan penanganan
tempat tinggal warga Syiah. "Kami terus menunggu keputusan dari
pemerintah dimana sampai saat ini belum ada kejelasan. Kami sudah jenuh
tinggal di sini terus menerus," katanya, Senin (24/9/2012).
Satu
keinginan yang mereka tunggu-tunggu adalah kembali ke tanah kelahirannya
masing-masing. "Saya tidak paham mengapa keinginan kami untuk kembali
ke kampung halaman tak juga dipenuhi oleh pemerintah," imbuh Iklil.
Di
tempat terpisah, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Sampang Rudi Setyiadi menjelaskan, pihaknya masih akan berkoordinasi
dengan instansi lainnya untuk tawaran yang bisa diterima oleh warga
Syiah.
"Saya masih cari waktu yang tepat untuk merapatkan opsi-opsi yang bisa memberikan solusi bagi mereka warga Syiah," terang Rudi.
Sementara
jumlah pengungsi yang tinggal di penampungan terus berkurang. Data
terakhir jumlah pengungsi mencapai 289 orang terdiri dari laki-laki,
perempuan, anak-anak dan balita serta lanjut usia. Saat ini yang tersisa
tinggal 201 orang. Pengungsi yang meninggalkan penampungan terdiri dari
anak-anak yang melanjutkan pendidikannya ke luar kota dan ada pula yang
tidak betah tinggal di penampungan.
"Coba Anda rasakan betapa
jenuhnya berada di dalam penampungan seperti ini selama sebulan. Bahkan
akan sebagian yang mengalami depresi dan keluar dari penampungan,"
ungkap Iklil. Bagi yang tidak betah, memilih ikut familinya di luar kota
untuk hidup tenang.
Seperti yang diberitakan sebelumnya,
peristiwa kerusuhan antara penganut Syiah dan anti-Syiah di Kabupaten
Sampang, merenggut satu korban jiwa bernama Hamamah dan 49 rumah
penganut Syiah hangus dibakar. Tidak hanya itu, harta benda mereka juga
dijarah. Satu di antara lima tersangka yang sudah ditetapkan oleh polisi
adalah adik kandung Tajul Muluk, yakni Roisul Hulama dan sudah ditahan
di Mapolda Jawa Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar