GP anshoronline :
Surabaya (GP Ansor Online): Dewan Pimpinan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Provinsi Jatim menyambut baik atas
diterbitkannya buku “Export Revolusi Syiah ke Indonesia” karya
Habib Achmad Zein Alkaf.
Pasalnya sejak 1984, MUI Pusat telah
merekomendasikan tentang faham atau aliran Syiah yang dipandang
mempunyai perbedaan pokok dengan Madzhab Suni (Ahlussunah Wal
Jamaah) yang dianut umat Islam Indonesia.
“Mengingat perbedaan pokok yang
menyangkut pemerintahan, MUI mengimbau kepada umat Islam
meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya faham yang didasarkan
atas ajaran Syiah,” tegas Ketua Umum DP MUI Provinsi Jatim KH
Abdusshomad Buchori, Minggu (10/1/2010).
Ketua PWNU Jatim KH Moh Hasan Mutawakil Alallah menambahkan,
yang disampaikan penulis Habib Achmad lewat bukunya memang benar
adanya. Yang menjadi sasaran bukan hanya mengancam aqidah umat
Islam yang merupakan mayoritas komponen bangsa ini, melainkan
juga konstitusi dan persatuan kesatuan Republik Indonesia (RI).
“Padahal jauh hari sebelum Khumaini dari Iran mengekspor
faham Syiah-nya ke Indonesia, pendiri NU KH Hasyim Asyari sudah
membentengi kaum nahdliyin dari Syiah. Yakni, menganjurkan agar
warga NU berpegang dengan salah satu dari empat Madzhab yang
tergabung dalam Ahlussunah Wal Jamaah, yakni Syafii, Maliki,
Hanafi dan Hambali,” tuturnya.
Selain ulama, PWNU meminta pemerintah juga turun tangan dalam
menangani masalah bahaya Syiah tersebut. Pasalnya, pihaknya
tidak menghendaki apa yang ada di Irak atau Iran (permusuhan
Syiah dan Suni) juga terjadi di Indonesia. “Ulama di kalangan NU
seluruh Jatim diimbau selalu membentengi warganya dari faham
yang menyesatkan dan memecah belah umat. Serta, terjebak dalam
gerakan fundamentalisme agama,” pungkasnya. [bj]
Surabaya, NU Online :
Yayasan Albayyinat melalui Ketua Bidang Organisasinya Habib Achmad
Zein Alkaf meluncurkan karya buku fenomenal ke-14 berjudul "Export
Revolusi Syiah ke Indonesia".
Buku ini pada edisi pertama peluncurannya dicetak sebanyak 5 ribu
eksemplar. Saat peluncurannya kemarin juga dihadiri ulama besar dari
Yaman bernama Habib Umar Bin Hafidz.
Buku setebal 312 halaman ini mengingatkan bahayanya aliran Syiah
Imamiyyah Itsna'asyariyyah (Madzhab Ahlul Bait) bagi Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), Menteri Agama, TNI/Polri, Badan Intelijen
Negara (BIN), para ulama NU dan Muhammadiyah dan seluruh umat Islam
Indonesia. "Buku ini penting bagi para pejabat dan ulama, agar tidak
terpengaruh aliran Syiah," ujarnya kepada
beritajatim.com
di kediamannya, Ahad (10/1).
Yayasan Albayyinat adalah organisasi sosial keagamaan bergerak dalam
bidang Dakwah Islammiyah berdasarkan Aqidah Ahlussunah Wal Jamaah.
Yayasan Albayyinat membantu pemerintah dalam mewaspadai gerakan dan
ajaran Syiah (saat ini menggunakan nama samaran Madzhab Ahlul Bait).
Penulis Habib Achmad Zein Alkaf yang kelahiran Kudus, 1 November
1942 juga merupakan anggota Komisi Fatwa MUI Jatim dan anggota
Syuriah PWNU Jatim.
"Buku ini membentengi pemerintah, ulama dan umat Islam dari aliran
sesat Syiah. Saat ini, banyak tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah yang
mulai membela Syiah.
Mereka tidak sadar telah dipengaruhi para pimpinan Syiah dari Iran,"
kata ulama yang kenal dekat Alm KH Ahmad Asrori Al-Ishaqi (Mursyid
Tarekat Qodiriyah wan Naqsabandiyah Jatim dan pengasuh Ponpes
Assalafi Al-Fitrah) ini.
Selain aliran Syiah dari Iran, menurut Habib Achmad, aliran sesat
lainnya yang wajib diwaspadai adalah Jaringan Islam Liberal (JIL)
dari Amerika, Ahmadiyah dari India dan Salafi/Wahabi dari Timur
Tengah.
"Jelang Muktamar NU ke-32 di Makasar, kami minta warga NU jangan
memilih pemimpin yang berafiliasi dengan Syiah. NU dengan Syiah
tidak bisa bekerjasama, karena bagaikan air dengan minyak,"
imbuhnya.
Apakah siap digugat jika ada pihak yang merasa tidak diterima dengan
tulisan di buku ini? "Albayyinat siap digugat dan diajak berdialog.
Jika tidak sependapat, silakan menulis saran atau bantahan,"
tegasnya.
Ketua PWNU Jatim KH Moh Hasan Mutawakil Alallah menyatakan apa yang
disampaikan penulis Habib Achmad lewat bukunya memang benar adanya.
Yang menjadi sasaran bukan hanya mengancam aqidah umat Islam yang
merupakan mayoritas komponen bangsa ini, melainkan juga konstitusi
dan persatuan kesatuan Republik Indonesia (RI).
"Padahal jauh hari sebelum Khumaini dari Iran mengekspor faham
Syiah-nya ke Indonesia, pendiri NU KH Hasyim Asyari sudah
membentengi kaum nahdliyin dari Syiah. Yakni, menganjurkan agar
warga NU berpegang dengan salah satu dari empat Madzhab yang
tergabung dalam Ahlussunah Wal Jamaah, yakni Syafii, Maliki, Hanafi
dan Hambali," tuturnya.
Selain ulama, PWNU meminta pemerintah juga turun tangan dalam
menangani masalah bahaya Syiah tersebut. Pasalnya, pihaknya tidak
menghendaki apa yang ada di Irak atau Iran (permusuhan Syiah dan
Suni) juga terjadi di Indonesia.
"Ulama di kalangan NU seluruh Jatim diimbau selalu membentengi
warganya dari faham yang menyesatkan dan memecah belah umat. Serta,
terjebak dalam gerakan fundamentalisme agama," pungkasnya. (mad)
KORANBOGOR.COM,SURABAYA:
Yayasan Albayyinaat mengeluarkan
buku berjudul "Export Revolusi Syiah ke Indonesia" yang berisi
tentang bahaya aliran Syiah bagi masyarakat, khususnya umat muslim
di Indonesia.
Buku yang ditulis Alhabib Achmad Zein Alkaaf yang menjabat Ketua
Bidang Organisasi Yayasan Albayyinaat itu diluncurkan di Surabaya,
Minggu, dengan dihadiri ulama asal Hadramaut, Yaman, Alhabib Umar
bin Hafid.
Dalam buku setebal 312 halaman itu, Zein mengingatkan bahaya aliran
Syiah Imamiyyah Itsna `Asyariyyah (Madzhab Ahlul Bait) bagi seluruh
umat Islam di Indonesia.
"Buku ini penting bagi para pejabat dan ulama, agar tidak
terpengaruh aliran Syiah," kata Zein mengenai buku yang dalam edisi
perdananya itu dicetak sebanyak 5.000 eksemplar.
Yayasan Albayyinat merupakan organisasi sosial keagamaan di bidang
dakwah Islammiyah berdasarkan akidah Ahlussunah wal Jamaah. Selama
ini Yayasan Albayyinat membantu pemerintah dalam mewaspadai gerakan
dan ajaran Syiah.
Sementara Zein hingga saat ini tercatat sebagai anggota Komisi Fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim dan tercatat dalam jajaran
Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim.
"Saat ini, banyak tokoh NU dan Muhammadiyah yang mulai membela
Syiah. Buku ini dapat membentengi pengaruh Syiah," katanya.
Sementara itu Ketua MUI Jatim, KH Abdusshomad Buchori menyambut baik
terbitnya buku berjudul "Export Revolusi Syiah ke Indonesia" karya
Achmad Zein Alkaaf itu.
Menurut dia, sejak 1984 MUI telah menyatakan, Syiah memiliki
perbedaan pokok dengan mazhab Ahlussunah Wal Jamaah yang dianut
mayoritas umat Islam di Indonesia.
"Mengingat perbedaan pokok menyangkut pemerintahan, MUI mengimbau
kepada umat Islam meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya faham
yang didasarkan atas ajaran Syiah," katanya.
Dukungan atas terbitnya buku itu juga disampaikan Ketua PWNU Jatim,
KH Hasan Mutawakil `Alallah. Menurut dia, apa yang disampaikan
penulis dalam buku itu memang benar adanya.
"Yang menjadi ancaman bukan hanya akidah Islam, melainkan juga
konstitusi dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata
pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo itu.
Menurut dia, KH Hasyim Asy`ari telah membentengi umat muslim
Indonesia dari ajaran Syiah dengan mendirikan organisasi NU pada
1926.
"Hingga saat ini warga nahdiyin masih berpegang teguh salah satu
dari empat mazhab yang Ahlussunah Wal Jamaah, yakni Syafi`i, Maliki,
Hanafi, dan Hambali," katanya.
PWNU meminta pemerintah juga turun tangan dalam menangani masalah
bahaya Syiah tersebut untuk menghindari terjadinya pergolakan
antarpenganut mazhab di Irak atau Iran merembet ke Indonesia.
(ant
“Saya sebagai pimpinan Dewan Syuro, punya hak untuk memutuskan. Ini menjadi keputusan untuk mendukung sistem AHWA. Dan, NU ini sistem komando, kalau ada yang melanggar ada sanksinya,” katanya lagi.
BalasHapusTidak Sepakat Sistem Voting, 22 Ulama Gelar Pertemuan di PWNU Jatim